Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENENTUAN KOORDINAT STASIUN GNSS CORS GMU1 DENGAN KOMBINASI TITIK IKAT GPS GLOBAL DAN REGIONAL Sri Rezki Artini
PILAR Vol. 10 No. 1 (2014): PILAR 10032014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stasiun GNSS CORS bekerja dengan menangkap sinyal-sinyal dari satelit GNSS secara terus menerus setiap hari yang dapat memberikan koreksi koordinat pada pengukuran posisi menggunakan  receiver  GNSS . Stasiun GNSS CORS ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan posisi relatif, baik secara real-time maupun post processing. Di Jurusan Teknik Geodesi FT-UGM terdapat stasiun GNSS CORS yaitu GMU1 sudah beroperasi sejak tahun 2009. Penelitian ini mendefinisikan ulang koordinat stasiun GMU1 menggunakan data pengamatan GNSS selama tujuh hari yaitu tanggal 14 Juli 2012 sampai dengan tanggal 20 Juli 2012 menggunakan kombinasi titik ikat global IGS dan regional. Pengolahan menggunakan software ilmiah GAMIT/GLOBK. Hasil penelitian ini berupa panjang baseline beserta ketelitiannya. Baseline yang terbentuk dari stasiun BORB ataupun baseline yang menuju stasiun BORB memiliki simpangan baku lebih besar yaitu rata-rata simpangan bakunya sebesar 13,81 mm. Hasil penelitian ini juga diperoleh nilai koordinat kartesian 3D dari stasiun GNSS CORS GMU1 pada tahun 2012 menggunakan kombinasi titik ikat global dan regional adalah X (m) = -2200206,970 m ± 26,06 mm; Y (m) = 5924895,455 m ± 26,13 mm; Z (m) = -855932,576 m ± 191,11mm.Perbedaan koordinat yang dihasilkan project global dan project kombinasi adalah hingga fraksi centimeter.
PENGGUNAAN TITIK IKAT GPS REGIONAL DALAM PENDEFINISIAN STASIUN AKTIF GMU1 YANG DIIKATKAN PADA ITRF 2008 Sri Rezki Artini
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengukuran titik-titik di permukaan bumi memerlukan titik acuan yang dapat memberikan ketelitian tinggi dalam fraksi milimeter yaitu menggunakan stasiun aktif. Stasiun aktif ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan posisi relatif, baik secara real-time maupun post processing. Di Jurusan Teknik Geodesi FT-UGM terdapat stasiun aktif yaitu GMU1 sudah beroperasi sejak tahun 2009. Penelitian ini mendefinisikan ulang koordinat stasiun GMU1 menggunakan data pengamatan GNSS selama tujuh hari yaitu tanggal 14 Juli 2012 sampai dengan tanggal 20 Juli 2012 menggunakan kombinasi titik ikat global IGS dan regional. Pengolahan menggunakan software ilmiah GAMIT/GLOBK. Hasil penelitian ini berupa nilai koordinat kartesian 3D dari stasiun aktif GMU1 pada tahun 2012 dan kecepatan posisi menggunakan titik ikat GPS Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi adalah X (m) = -2200206,97464 m ± 2,34 mm; Y (m) = 5924895,45494 m ± 5,78 mm; Z (m) = -855932,54785 m ± 1,39 mm.Dapat dilihat simpangan baku yang dihasilkan dari hasil pengolahan dengan menggunakan titik ikat regional sampai fraksi milimeter. Kecepatan posisi stasiun aktif GMU1 tahun 2012, yaitu VX = -0.00016 mm/tahun ± 0.28734 m; Vy = 0.09916 mm/tahun ± 0.52493 m; Vz = -0.10729 mm/tahun ± 1,39 m. Nilai simpangan baku yang dihasilkan memiliki nilai yang lebih besar dari pada nilai kecepatan posisinya.
PENDEFINISIAN STATION GNSS CORS GMU1 YANG DIIKATKAN TERHADAP TITIK IKAT GPS REGIONAL DAN GLOBAL ( 1-6 ) Sri Rezki Artini
PILAR Vol. 13 No. 1 (2018): Pilar: Maret 2018
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stasiun GNSS CORS dapat digunakan sebagai titik acuan dalam menentukan posisi relatif baik secara real time maupun post processing. Titik acuan ini digunakan untuk pengukuran titik-titik di permukaan bumi. Dalam pengukuran ini diperlukan ketelitian tinggi yaitu sampai fraksi milimeter. Dalam penelitian ini, stasiun GNSS CORS yang digunakan adalah stasiun GNSS CORS GMU1 yang sudah beroperasi sejak tahun 2009 yang terletak di Gedung Fakultas Teknik Jurusan Teknik Geodesi (Lantai Tiga) Universitas Gadjad Mada Yogyakarta, Indonesia. Penelitian ini mendefinisikan ulang koordinat stasiun GNSS CORS GMU1 menggunakan data pengamatan GNSS selama tujuh hari yaitu tanggal 14 Juli 2012 sampai dengan tanggal 20 Juli 2012 menggunakan kombinasi titik ikat stasiun global IGS dan regional.Ttitik ikat stasiun global IGS yang digunakan dalam penelitian ini yaitu DGAR, GUAM, IISC, KARR, KUNM, PIMO, dan TOW2. Sedangkan titik ikat stasiun Regional yang digunakan adalah BAKO, CJPR, CDNP, CSRJ, SAMP, CBAL dan CBIT. Pengolahan data menggunakan software ilmiah GAMIT/GLOBK. Hasil penelitian ini berupa nilai koordinat kartesian 3D dari stasiun GNSS CORS GMU1 pada tahun 2012 dan kecepatan posisinya. Koordinat hasil pengolahan yaitu X (m) = -2200206,97088 m ± 26,08 mm; Y (m) = 5924895,45433 m ± 26,30 mm; Z (m) = -855932,55993 m ± 192,51 mm. Dapat dilihat simpangan baku yang dihasilkan dari hasil pengolahan kombinasi titik ikat stasiun Global IGS dan regional adalah sampai fraksi milimeter.
ANALISIS NILAI CHI-SQUARE DAN KETELITIAN HARIAN NORTH EAST DAN UP STATION GNSS CORS GMU1 ( 1-8 ) Sri Rezki Artini
PILAR Vol. 14 No. 1 (2019): Pilar: Maret 2019
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi pengukuran dan pemetaan, seperti cara penentuan titik melalui Global Positioning System (GPS) dan komputerisasi pengolahan, penyajian dan penyimpanan data, pelaksanaan pengukuran dan pemetaan dapat digunakan untuk kepentingan ilmiah dengan menggunakan acuan yaitu stasiun aktif GNSS CORS. Dalam penelitian ini, stasiun aktif GNSS CORS yang digunakan adalah stasiun GNSS CORS GMU1 yang terletak di Gedung Fakultas Teknik Jurusan Teknik Geodesi (Lantai Tiga) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia. Penelitian ini menganalisis nilai chi-square dan membahas mengenai ketelitian harian dari stasiun GNSS GMU1. Hasil akhir juga diketahui nilai chi-square masing-masing doy dan nilai wrms dari ketelitian harian stasiun aktif ini dalam rangka pendefinisian ulang koordinat stasiun GNSS CORS GMU1 yaitu menggunakan data pengamatan GNSS selama tujuh hari yaitu tanggal 14 Juli 2012 sampai dengan tanggal 20 Juli 2012 menggunakan empati titik ikat stasiun regional yang ada di Pulau Jawa dan Pulau Bali yaitu BAKO, CJPR, CDNP, dan CSRJ. Pengolahan data menggunakan software ilmiah GAMIT/GLOBK. Nilai chi-square yang kecil pada awal file menunjukkan nilai apriori dan constraint konsisten terhadap data yang diproses yaitu pada doy 196 sebesar 0,093. Ketelitian harian pada komponen North yaitu nilai wrm sebesar 2,1 mm. Nilai wrms untuk komponen East sebesar 5,4 mm. Sedangkan ketelitian harian pada komponen Up stasiun aktif GMU1 yaitu nilai wrms tersebut adalah sebesar 5,7 mm. Secara keseluruhan, hasil pengolahan untuk stasiun aktif GMU1 menunjukkan bahwa seluruh komponen wrms mempunyai nilai kurang dari 10 mm. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada data outliers pada pengamatan tersebut.
PENDEFINISIAN ULANG NILAI KOORDINAT DAN KECEPATAN PERGERAKAN STATION AKTIF GNSS CORS GMU1 ( 6-11 ) Sri Rezki Artini
PILAR Vol. 13 No. 2 (2018): Pilar: September 2018
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi CORS berkembang mengingat keperluan positioning metode RTK terkendala kualitas koreksi differencing yang semakin menurun terhadap jangkauan jarak dan juga waktu yang digunakan untuk akuisisi data terutama setting up receiver di base station. Pengoperasian CORS bisa menggunakan satu atau beberapa stasiun referensi GNSS yang beroperasi secara terus menerus 24 jam tidak terputus. Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM sudah mengoperasikan stasiun aktif GMU1 sejak tanggal 27 Juni 2009. Stasiun aktif tersebut dipasang dengan posisi tetap di atas gedung Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM menggunakan antena Leica AT504GG dengan tipe choke ring yang berfungsi untuk menangkap sinya-sinyal satelit GPS maupun GLONASS. Antena tipe ini dapat meminimumkan efek multipath. Sedangkan tipe receiver stasiun aktif GMU1 yaitu JPS LEGACY dengan nomor seri 00084 dihubungkan ke ethernet menuju PC-webserver dan kemudian dihubungkan dengan LAN-internet. Dari PC-webserver ini user dapat mengunduh data RINEX stasiun aktif GMU1 melalui website layanan CORS. Dengan adanya layanan ini, akan didefinisikan koordinat stasiun aktif GNSS GMU1 serta kecepatan pergerakan stasiun aktif GMU1. Penelitian ini menggunakan doy 196 sampai dengan doy 202 tahun 2012 dengan sampling rate 30 detik. Hasil yang diperoleh adalah nilai koordinat stasiun GNSS GMU1 komponen X yaitu -2200210,82078 m; komponen Y yaitu sebesar 5924899,04121 m; dan komponen Z yaitu sebesar -855936,94699 m. Kecepatan pergerakan stasiun GNSS GMU1 yang diperoleh adalah Vx sebesar -0,00030 m/tahun; Vy sebesar 0,00015 m/tahun; dan Vz sebesar -0,00011 m/tahun.
UJI KUAT LENTUR PROFIL BAJA RINGAN GALVALUM TIPE C YANG DI GROUTING DENGAN VARIASI MORTAR Fadhila Firdausa; Sri Rezki Artini; Ahmad Syapawi; Puryanto Puryanto
Rekayasa Sipil Vol 14, No 3 (2020)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2020.014.03.2

Abstract

Cold form steel is one type of material that is currently experiencing very rapid development. The advantages of the using cold form steel are so many, one of which is the light weight and high quality steel. This is an added value for cold form steel. But one of the weakness in cold form steel profile is the buckling effect. So that additional fillers are needed so that cold form steel has resistance with buckling effect. Mortar is a filler that is often used in construction. Therefore this research will be discuss the analysis of grouting mortar to prevent buckling effect in the cold form steel profile. And then the grouting mortar that will be used uses a variation of cement to sand as big as 1:1, 1:2, 1:3 and 1:4. From the results of the compressive strength of the mortar obtained compressive strength of 1: 1 has the greatest compressive strength of 30 Mpa. And then for the flexural test, the steel beam with mortar variation 1: 1 has the greatest resistance of 9558 Newton, with the smallest deflection value of 8 mm and the greatest stress of 19.47 Mpa, when compared to steel beams with variations of 1: 2, 1: 3, 1: 4 and steel beams without fillers.  
SIMULASI FUSI CITRA IKONOS-2 PANKROMATIK DENGAN LANDSAT-7 MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN METODE PAN-SHARPEN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS CITRA DALAM UPAYA PEMANTAUAN KAWASAN HIJAU (Studi Kasus Sekitar Kawasan Bandara Ngurah Rai-Badung Bali) I Wayan Krisna Eka Putra; Romy Fadly; Sri Rezki Artini
Media Komunikasi Geografi Vol. 15 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v15i1.11424

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menghasilkan citra yang memiliki kualitas lebih baik untuk memudahkan pemantauan kawasan hijau di sekitar kawasan Badara Ngurah Rai-Badung Bali. Data yang digunakan dalam proses fusi citra ini yaitu citra Ikonos-2 pankromatik (resolusi spasial 1 m) dan Landsat-7 multispektral  (resolusi spasial 30 m).  Metode yang digunakan dalam proses fusi citra ini yaitu Pan-Sharpen. Hasil yang diperoleh berupa citra berwarna dengan resolusi 1 meter yang lebih mudah didigitasi untuk pemantauan luas kawasan hijau.
PENGENALAN SISTEM AGRIVOLTAIC SEBAGAI TEKNOLOGI PERTANIAN MODERN PADA PETANI SAYURAN DI GANDUS Yurni Oktarina; Tresna Dewi; Sri Rezki Artini; Siproni Umar
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 5 No 4 (2022): APTEKMAS Volume 5 Nomor 4 2022
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36257/apts.v5i4.6144

Abstract

The goal of the 2022 Leading Applied Community Service (PKM) program in the Gandus-Palembang sub-district is to help farmers (partners) by providing and applying appropriate technology, specifically solar cell technology as renewable energy, so that farmers (partners) can recognize and use solar energy as an alternative energy in agriculture (agrivoltaic). In this activity, an automatic plant watering system based on solar energy was developed and distributed directly to farmers through socialization in the form of lectures and demonstrations or the practice of making and maintaining solar cell modules. Farmers greatly appreciate this activity and hope that it will be repeated in the future.
ANALISIS PLOT TIME SERIES KOMPONEN NORTH, EAST, DAN UP STASIUN GNSS CORS GMU1 YANG DIIKATKAN TERHADAP TITIK IKAT GPS REGIONAL DI PULAU JAWA DAN PULAU BALI Sri Rezki Artini; Fadhila Firdausa; Citra Dewi
PILAR Vol. 17 No. 2 (2022): Pilar: September 2022
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of GNSS technology in Indonesia is so rapid along with the development of modern basic control point systems. In this development, control points are used for reference in positioning. The system is known as the CORS (Constinuosly Operating Reference System). At the UGM Yogyakarta Geodetic Engineering campus, the development of the GNSS CORS station which began in 2009 has continued to operate, namely the GNSS CORS GMU1 station. The method used in this study was the method of binding network to eight regional control points using doy 196 data to doy 202 in 2012. Considering the definition of the GNSS GMU station as a reference control point is very important, it is necessary to redefine and daily accuracy North, East and Up of the station. The purpose of this study was to obtain a daily accuracy value from the station. Wrms value for North component was 1.4 mm, East component was 4 mm and Up component was 6.7 mm.
A PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM SEBAGAI BAHAN TAMBAH ASPHALT CONCRETE-WEARING COURSE (AC-WC) DENGAN VARIASI SUHU PENCAMPURAN Amiruddin; Novia Arinda Filantropie; Shafa Layla Ramadhani; Sri Rezki Artini
PILAR Vol. 18 No. 1 (2023): Pilar: Maret 2023
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Styrofoam is one of the many wastes that comes from buying electronic equipment or used food containers. The use styrofoam as an additive in the asphalt mixture aims to determine whether the addition of styrofoam can increase the characteristic value of the asphalt mixture, but it can also reduce styrofoam and increase the use value of thestyrofoam. The purpose of this study was to determine the value of the asphalt mixture marshall test with the addition of styrofoam whether it met the requirements and identify the effect of the Asphalt Concrete - Wearing Course (AC-WC) mixture using Styrofoam at various temperatures. This study used styrofoam with levels of 6%, 6.5% and 7% with variations in mixing temperature of 140°C, 150°C, 160°C and 170°C. From the test results and the results of the Marshall characteristic analysis, it was found that the use of temperature variations mixing on styrofoam , namely the higher the mixing temperature, the stability value will increase but with the addition of styrofoam into the asphalt mixture it can cause a decrease in the stability value compared to asphalt mixtures without styrofoam.