Warga dusun Tlogo menghasilkan beragam usaha mulai dari makanan ringan khas Jogja, jamu-jamu tradisional, hingga bibit budidaya lele. Kendala yang dihadapi oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) di Dusun Tlogo yang notabene sebagai mitra pengabdian saat ini adalah melemahnya semangat produksi olahan makanan ringan oleh ibu-ibu KWT, diantaranya pandemi, permodalan untuk bahan dasar makanan ringan serta teknologi yang digunakan dalam memproduksi masih konfensional. Pisang merupakan salah satu jenis buah-buahan yang dapat diolah berbagai macam varian makanan, namun yang beredar di pasaran olahan pisang hanya itu-itu saja. Hal ini menjadi alasan orang-orang cenderung bosan dengan olahan pisang, padahal pisang memiliki banyak sekali manfaat dalam tubuh jika dikonsumsi secara teratur. Namun tidak jarang masyarakat yang tidak menyukai buah pisang, dan bosan dengan olahan pisang. Sedangkan pisang bukan buah yang musiman, sehingga ketika tidak segera dikonsumsi akan membusuk. Dari kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan telah memberikan solusi yaitu menumbuhkan kembali semangat ibu-ibu yang tergabung dalam KWT, untuk berinovasi dalam produk olahan makanan ringan dalam hal ini berbahan dasar pisang dengan teknologi pengolahan dan pemasaran. Target yang dicapai adalah masyarakat menjadi kreatif dan bisa membuat produk aneka olahan berbahan dasar pisang untuk dijadikan salah satu ide untuk dijadikan peluang berwirausaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan mampu berwirausaha dalam membuat makanan ringan. Untuk itu kegiatan pengabdian memberdayakan kelompok wanita tani untuk mengembangkan produk berbahan baku pisang dengan bantuan teknologi modern diyakini mampu meningkatkan produktivitas olahan. Dengan hal tersebut dapat mengubah wawasan tentang variasi menu pisang yang kaya, akan menarik perhatian dan minat masyarakat untuk mengonsumsi olahan makanan berbahan dasar pisang. Selain itu, dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat kelompok wanita tani di musim krisis ekonomi seperti sekarang ini