Ira Mutiara Anjasmara
Departemen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisis Deformasi Gunung Raung Menggunakan Teknologi Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar (DInSAR) Rani Fitri Febriyanti; Ira Mutiara Anjasmara
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1082.236 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.25018

Abstract

Gunung Raung merupakan salah satu gunung api aktif Indonesia yang terletak di bagian timur pulau Jawa. Erupsi yang terjadi menyebabkan adanya perubahan (deformasi) pada permukaan gunung Raung. Deformasi yang ada pada permukaan gunung Raung dapat diukur dengan berbagai teknologi, salah satunya yaitu menggunakan teknologi DInSAR. Hasil menunjukkan bahwa metode two-pass dan three-pass teknologi DInSAR dapat di terapkan untuk mengetahui deformasi pemukaan gunung Raung, yang menunjukkan terjadinya deformasi mayoritas ada di kaldera gunung Raung. Dari kedua metode, nilai LOS displacement yang dihasilkan memiliki nilai yang sama pada kaldera bagian utara dan selisih relatif kecil, yakni 1 mm pada kaldera bagian selatan. Sedangkan perbedaan terdapat pada kaldera bagian timur dan barat, yang memiliki selisih hasil cukup besar, yakni ~40 mm. Metode three-pass interferometry dapat menunjukkan hasil deformasi yang signifikan di banding dengan metode two-pass, yang dapat dilihat di kaldera bagian timur dan barat, jika dikaitkan dengan kondisi geologi gunung Raung yang mengalami aktivitas dari bulan Agustus 2015 hingga awal tahun 2016 menurut laporan PVMBG. Meskipun begitu untuk mengetahui besar nilai deformasi yang akurat perlu dilakukan pengukuran secara langsung di lapangan.
Pemodelan Geoid Kota Surabaya Menggunakan Metode Direct Numerical Integration, Fast Fourier Transform, dan Least Square Collocation Wahyunan Andika; Ira Mutiara Anjasmara
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.961 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.46245

Abstract

Earth Gravitational Model 2008 merupakan (EGM2008) model geoid yang didapatkan dengan kombinasi data terestrial, data altimetri dan data gayaberat airborne. Pemanfaatan data EGM2008 untuk pemodelan geoid di Indonesia ketelitiannya masih rendah. Dalam memodelkan geoid terdapat 3 metode yaitu Direct Numerical Integration, Fast Fourier Transform dan Least Square Collocation. Kota Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia belum memiliki model geoid lokal dikarenakan kurangnya data gayaberat lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk memodelkan geoid Kota Surabaya dengan ketiga metode tersebut dengan menyertakan data gayaberat terestris dan membandingkan hasil geoid ketiga metode tersebut. Metodologi penelitian ini yaitu dengan menggunakan data gayaberat terestris, kemudian diolah menjadi geoid lokal. Data tersebut kemudian di-plot menggunakan aplikasi Generic Mapping Tools. Hasil dari model geoid Kota Surabaya dengan kontribusi 143 data gayaberat terestris untuk metode Direct Numerical Integration mempunyai nilai maksimal 29.8444 m, nilai minimal 28.3959 m, standar deviasi 0.3206 m, metode Fast Fourier Transform mempunyai nilai maksimal 29.8615 m, nilai minimal 28.4094 m, standar deviasi 0.3215 m, dan metode Least Square Collocation mempunyai nilai maksimal 29.8785 m, nilai minimal 28.4229 m, standar deviasi 0.3223 m.
Analisis Deformasi Berdasarkan Pergeseran Titik Pengamatan GPS di Kota Surabaya Andika Mauradhia; Ira Mutiara Anjasmara; Susilo Susilo
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1156.703 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.44592

Abstract

Indonesia adalah negara kepulauan yang dikelilingi oleh Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Laut Filipina, dan Lempeng Pasifik. Interaksi antar lempeng tersebut menyebabkan Indonesia rawan akan bencana gempa bumi, gunung api, dan tsunami. Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur sekaligus kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Salah satu ancaman bencana di wilayah Surabaya berasal dari sesar Kendeng. Aktivitas dari sesar ini dapat menyebabkan deformasi di Kota Surabaya sehingga menimbulkan terjadinya gempa bumi. Maka dari itu, perlu adanya pengamatan deformasi secara berkala di Kota Surabaya pada titik-titik yang telah ditentukan. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengamatan deformasi adalah metode Global Navigation Satellite System (GNSS) menggunakan data Global Positioning System (GPS).Dari hasil dan analisis pengolahan data GPS, diperoleh nilai besar dan arah kecepatan pergeseran. Pergeseran horizontal titik-titik pengamatan GPS di Kota Surabaya dominan menuju ke arah tenggara dengan rentang nilai kecepatan pergeseran antara 1,034 cm/tahun hingga 5,674 cm/tahun. Kecepatan pergeseran horizontal terkecil terjadi  pada BM16 dan terbesar pada BM23. Pada pergeseran vertikal, titik-titik selain BM23, BM29, dan BM24 mengalami subsidence dengan rentang nilai kecepatan pergeseranan antara -0,19 cm/tahun hingga -5,769 cm/tahun. Kecepatan pergeseran vertikal terkecil terjadi pada CSBY dan terbesar pada BM02.
Penerapan Metode Permanent Scatterers Interferometry Synthetic Aperture Radar (PS-InSAR) untuk Analisis Deformasi Gunungapi (Studi Kasus : Gunungapi Sinabung) Sajidah Salsabil; Ira Mutiara Anjasmara; Estu Kriswati
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.44938

Abstract

Di Indonesia terdapat 129 gunungapi yang masih aktif, salah satunya adalah Gunungapi Sinabung. Sepanjang tahun 2017 tercatat Gunungapi Sinabung mengalami erupsi-erupsi kecil akibat aktivitas magma. Pada gunungapi yang sedang aktif akan terjadi perubahan bentuk permukaan tanah yang disebut sebagai deformasi permukaan. Untuk memantau deformasi dapat digunakan berbagai macam metode, antara lain metode geodetik dengan menggunakan pengamatan GPS dan pengolahan data SAR dengan  teknik PS-InSAR. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui deformasi yang terjadi pada gunungapi menggunakan metode PS-InSAR dengan  validasi menggunakan data GPS. Data SAR yang digunakan, terdiri dari 27 citra Sentinel 1A tipe SLC dengan tanggal akuisisi 2 Januari hingga 28 Desember 2017. Hasil dari PS-InSAR menunjukkan line of sight (LOS) velocity rate yang terjadi berkisar pada -40,400 mm/tahun sampai dengan 30,800 mm/tahun dengan simpangan baku berkisar pada 1,400 mm/tahun sampai dengan 31,800 mm/tahun.
Studi Anomali Gayaberat Free Air di Kota Surabaya Enira Suryaningsih; Ira Mutiara Anjasmara
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.334 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24357

Abstract

Model Geoid Global EGM (Earth Gravitational Model) 2008 merupakan model geoid yang didapatkan dari informasi anomali gayaberat free-air dengan grid 2.5 menit. Grid tersebut dibentuk dari kombinasi data terestrial, turunan altimetri dan data gayaberat dari airborne. Akan tetapi, pengukuran gayaberat di Indonesia masih jarang dilakukan hingga saat ini dan kontribusi nilai gayaberat untuk EGM 2008 di Indonesia kurang. Oleh karena itu, tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui anomali gayaberat free air di Kota Surabaya berdasarkan pengukuran data insitu serta data anomali gayaberat free air EGM 2008. Metodologi penelitian tugas akhir ini yaitu dengan pengambilan data insitu di Kota Surabaya, kemudian diolah menjadi anomali gayaberat free air. Data tersebut di-plotting menggunakan aplikasi Generic Mapping Tools. Data anomali gayaberat free air dari EGM 2008 juga di-plotting menggunakan GMT. Berdasarkan pengolahan dan analisis data insitu didapatkan bahwa nilai anomali gayaberat free air berkisar antara -25 mGal – 20 mGal. Sedangkan nilai anomali gayaberat free air dari EGM 2008 berkisar antara -30 mGal – 10 mGal.
Application of PS-InSAR Method for the Land Subsidence Analysis Using StaMPS (Case Study : Gresik Regency) Rizki Fahrudin Ulin; Muhammad Taufik; Ira Mutiara Anjasmara
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2019): The 3rd Geomatics International Conference (GEOICON) 2018
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.889 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2019i2.5307

Abstract

Land Subsudence often occurs in various regions around the world, especially big cities and coastal areas. The poor impact of land subsidence may the destruction of a region's infrastructure which caused by excessive water taking for industrial use and existing soil forming structures in the area. Therefore, it is necessary to find various inventions with the aim to mitigate natural disasters accurately. Along with the development of technology, then used adequate technology that has wide area capability. The selection of PS-InSAR method based on Radar becomes the best solution because it has good accuracy and decrease the decorrelation effect. The method used by PS-InSAR in the process of land subsidence in Gresik Regency using StaMPS at the same time with the decrease of ground level between -49.35 mm / year to 54,95 mm / year. Bungah Sub-district has the maximum value from the period before May 2015 to January 2016.
Deformation Analysis of Bromo Mountain Caused by Eruption Activity in December 2015-February 2016 Using Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar (DInSAR) Imelda Vinny Aprillisa; Muhammad Taufik; Ira Mutiara Anjasmara
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2019): The 3rd Geomatics International Conference (GEOICON) 2018
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (975.321 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2019i2.5298

Abstract

Bromo mountain is one of the most active volcanoes in East Java. In December 2015 - January 2016 the Center for Volcanology and Geological Hazard Mitigation detected increased activities on Bromo mountain. The existence of volcanic activities cause a deformations on the surface of Bromo mountain. The existing deformations on the surface of Mount Bromo can be measured with various technologies such as using DInSAR. In this study, the analysis of deformation on the surface of Mount Bromo are done by DInSAR processing using two-pass method and using five Sentinel-1A satellite imagery in November 2015, December 2015, January 2016, February 2016, and March 2016 and DEM SRTM 30 meters. The results show that the two-pass method of DInSAR can reflect the increased activities in Bromo mountain that cause the deformation of the surface where the majority of deformations occur at the caldera of Bromo mountain. From this method, the result of LOS (Line of Sight) displacement value indicates that the maximum subsidence occured in December 2015 - January 2016 with the value -20 mm s / d -60 mm it indicates if there were some increased activities on the crater of Bromo mountain in December 2015 to January 2016. While the maximum uplift occurred in February 2016 - March 2016 with the value 0 mm s / d 40 mm it indicates if the activities on the crater of Bromo mountain was decreasing. However, in order validate the accurate value of deformation, it is necessary to compare with other measurements or measuring directly in the field
Analysing Peatland Subsidence in Pelalawan Regency, Riau Using DInSAR Method Ruli Dwi Susanti; Ira Mutiara Anjasmara
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2019): The 3rd Geomatics International Conference (GEOICON) 2018
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.383 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2019i2.5308

Abstract

Indonesia is known as a country that have the largest peatland in Southeast Asia. Peatland is often used in agricultural, plantation and settlement purposes. Before, peatland must be drained as one procedure of land clearing activity. However, an error during this process often comes and cause some problems such as drought, subsidence and even forest fire. A characteristic of peatland, irrewetable, making peatland is very hard to be wet after getting dry. This research is aiming to observe peatland subsidence in Pelalawan Regency, Riau using SAR data Sentinel 1-A. The method that we use is Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar (DInSAR). Beside Sentinel 1-A, DEM STRTM is used to remove topographic effect. Temporal baseline in this research is about one year between two acquisition data. The first pair of data is acquired in June 2015 and June 2016. While the second pair of data is acquired in June 2016 and July 2017. By using two pass DInSAR method, the process will yield two images of Line of Sight (LOS) Displacement during each period. The first DInSAR (June 2015-June 2016) reveals that the highest subsidence that occur in peatland is about 109,113 mm and the highest uplift is about 108,089 mm. The second DInSAR (June 2016-July 2017) reveals that the highest peat subsidence is about 251,842 mm and the highest uplift is about 73,715 mm.