Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Optimisasi Economic Dispatch pada Sistem Kelistrikan Jawa Bali 500 kV menggunakan Differential Evolutionary Algorithm Anesya Violita; Ardyono Priyadi; Robandi Robandi
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.543 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.172

Abstract

Optimisasi besarnya pembangkitan untuk dapat memenuhi kebutuhan beban dengan biaya seminimal mungkin merupakan salah satu masalah tersendiri dalam suatu operasi sistem tenaga listrik. Permasalahan ini sendiri lebih dikenal dengan istilah Economic Dispatch (ED). Optimisasi ED ini sendiri sudah banyak dilakukan dengan berbagai macam metode Artificial Intelligence (AI). Untuk tugas akhir ini, metode AI yang dicoba untuk diaplikasikan pada optimisasi ED ini yakni Differential Evolutionary (DE) Algorithm. DE Algorithm ini akan dicoba diaplikasikan pada sistem kelistrikan Jawa-Bali 500 kV kemudian hasilnya dibandingkan dengan metode lainnya yakni Lagrange dan  PSO. Hasilnya metode DE Algorithm terbukti mampu menemukan solusi optimal dari permasalahan ED dengan penghematan biaya sebesar Rp. 104,76  juta/jam atau 1,545 % dibandingkan dengan metode PSO, dan penghematan biaya pembangkitan sebesar Rp. 1.167,72 juta/jam atau 14,892 % dibandingkan metode Lagrange. Sebagai referensi, metode DE Algorithm ini juga akan disimulasikan pada sistem tenaga listrik IEEE-30 bus yang hasilnya juga akan dibandingkan dengan hasil yang didapatkan apabila menggunakan metode Lagrange dan PSO. Hasil yang didapat juga mampu membuktikan bahwa metode Differential Evolutionary (DE) Algorithm juga mampu menemukan solusi lebih optimal dengan penghematan biaya sebesar 0,06 $/jam atau sekitar 0,008 % dibandingkan metode PSO, dan penghematan biaya sebesar 23,47 $/jam atau 2,92 % dibandingkan dengan metode Lagrange.
Estimator Parameter Tegangan Jaringan Tiga Fasa Berbasis D-SOGI PLL Iwan Setiawan; Mochammad Facta; Ardyono Priyadi; Mauridhi Hery Purnomo
Jurnal Teknologi Elektro Vol 16 No 2 (2017): (May - Agustus) Majalah Ilmiah Teknologi Elektro
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.417 KB) | DOI: 10.24843/MITE.2017.v16i02p15

Abstract

Phase locked loop (PLL) adalah sebuah sistem umpan balik yang memegang peran penting dalam sistem-sistem konverter terkoneksi jaringan listrik. Fungsi utama PLL adalah mendapatkan beragam informasi parameter jaringan yaitu seperti phase dan magnitude tegangan. Informasi-informasi tersebut selanjutnya digunakan sebagai dasar proses sinkronisasi peralatan dengan jaringan listrik. Tujuan utama paper ini adalah memodelkan sekaligus membandingkan unjuk kerja salah satu jenis PLL yang dikenal dengan nama Dual Second Order Generalized Integrator Phase-Locked Loop dengan SRF-PLL yaitu sebuah PLL yang relatif standar. Berdasarkan hasil simulasi, unjuk kerja D-SOGI PLL dalam keadaan tunaknya lebih unggul dibandingkan SRF-PLL terutama untuk kondisi jaringan listrik tiga phase tidak seimbang.
Analysis of Under-frequency Load Shedding (UFLS) Relay Setting during Disturbances Irrine Budi Sulistiawati; Angga Budi Prastyo; Abraham Lomi; Ardyono Priyadi
International Journal of Smart Grid and Sustainable Energy Technologies Vol 3 No 2 (2019): IJSGSET
Publisher : Department of Electrical Engineering, Institut Teknologi Nasional Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.315 KB) | DOI: 10.36040/ijsgset.v3i2.2292

Abstract

Load changes on the system will affect the system stability itself. Load demand that exceeds the generated power will cause the system frequency to decline. Therefore, a load shedding procedure is required to improve the frequency. This research focuses on how to design a load shedding scheme that is activated by the operation of under frequency relay. There are two scenarios to analyze the system performance with a simulation, which are losing power on line about 128 MVA and generator loss power about 192 MVA. Those scenarios result in a decrease in the system frequency to 47.48 Hz and 47.90, respectively. After the load shedding scenario is performed, the frequency became an increase in the range of 51.54 Hz and 49 Hz within a few seconds.
Pengaruh Penambahan SCES terhadap Critical Clearing Time dengan Metode Critical Trajectory Talitha Puspita Sari,; Rakaditra Astungkara; Ardyono Priyadi; Vita Lvstianingrum
SinarFe7 Vol. 2 No. 1 (2019): Sinarfe7-2 2019
Publisher : FORTEI Regional VII Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keandalan dan kontinuitas merupakan aspek penting pada suatu sistem kelistrikan. Ketersediaan suplai listrik dan sistem yang terinterkoneksi merupakan salah satu penunjang, namun hal ini menyebabkan kestabilan pada sistem menjadi semakin rumit sehingga kestabilan transien menjadi hal utama yang diperhitungkan. Gangguan pada sistem seperti arus hubung singkat tiga fasa dapat menyebabkan sistem menjadi tidak stabil dan generator kehilangan sinkron, oleh karena itu Critical Clearing Time (CCT) harus diperhitungkan untuk menjaga sistem tetap stabil. CCT merupakan waktu maksimum gangguan dapat ditoleransi. Sistem proteksi yang beroperasi setelah batas nilai CCT dapat menyebabkan gangguan lain pada sistem. CCT diperoleh menggunakan metode critical trajectory. Untuk memperbaiki nilai CCT pada sistem, maka perlu ditambahkan Super Capacitor Energy Storage (SCES). SCES dapat menyimpan dan mensuplai listrik dalam jumlah besar secara simultan sehingga dapat menjadi solusi untuk memperbaiki nilai CCT. Pada penelitian ini dapat diketahui jika penambahan SCES yang dimodelkan secara matematis dapat memperbaiki nilai CCT dari sistem.
Pengaruh Penambahan Super Capacitor Energy Storage (SCES) Terhadap Peningkatan Kestabilan Transien Menggunakan Metode Critical Trajectory Berbasis Losing Synchronism Ardyono Priyadi; Arief Riambodo; Talitha Puspita Sari; Soedibyo
SinarFe7 Vol. 2 No. 1 (2019): Sinarfe7-2 2019
Publisher : FORTEI Regional VII Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gangguan arus hubung singkat tiga fasa merupakan salah satu gangguan transien yang harus segera diisolir untuk mencegah terjadinya kehilangan sinkronisasi pada pembangkit dan agar sistem tetap stabil. Critical clearing time (CCT) merupakan waktu maksimal pemutusan yang diperbolehkan untuk mengisolasi gangguan agar sistem tetap stabil. Pemasangan Sistem penyimpanan energi super kapasitor pada sistem adalah salah satu cara untuk meningkatkan nilai CCT pada sistem. Super capacitor energy storage (SCES) adalah salah satu penyimpan energi yang mampu mensuplai dan menyimpan tenaga listrik dalam jumlah besar dengan cepat. SCES dapat meningkatkan nilai CCT dengan cara meredam osilasi yang ditimbulkan oleh gangguan 3 fasa. Dengan nilai CCT yang lebih besar, maka waktu operasi dari sistem proteksi lebih panjang . Hasilnya, sistem akan tetap stabil setelah gangguan diisolasi dan hal ini dapat meningkatkan kestabilan transien dari sistem. Dengan penentuan nilai SCES yang optimal pada sistem maka akan didapatkan nilai CCT yang lebih besar dari waktu operasi sistem proteksi yang ada. Sehingga pada penelitian ini akan dilakukan optimasi nilai SCES untuk memperbaiki kestabilan transien sistem tenaga listrik. menggunakan metode Critical Trajectory berbasis Losing Synchronism
Estimator Parameter Tegangan Jaringan Tiga Fasa Berbasis D-SOGI PLL Iwan Setiawan; Mochammad Facta; Ardyono Priyadi; Mauridhi Hery Purnomo
Jurnal Teknologi Elektro Vol 16 No 2 (2017): (May - Agustus) Majalah Ilmiah Teknologi Elektro
Publisher : Program Studi Magister Teknik Elektro Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MITE.2017.v16i02p15

Abstract

Phase locked loop (PLL) adalah sebuah sistem umpan balik yang memegang peran penting dalam sistem-sistem konverter terkoneksi jaringan listrik. Fungsi utama PLL adalah mendapatkan beragam informasi parameter jaringan yaitu seperti phase dan magnitude tegangan. Informasi-informasi tersebut selanjutnya digunakan sebagai dasar proses sinkronisasi peralatan dengan jaringan listrik. Tujuan utama paper ini adalah memodelkan sekaligus membandingkan unjuk kerja salah satu jenis PLL yang dikenal dengan nama Dual Second Order Generalized Integrator Phase-Locked Loop dengan SRF-PLL yaitu sebuah PLL yang relatif standar. Berdasarkan hasil simulasi, unjuk kerja D-SOGI PLL dalam keadaan tunaknya lebih unggul dibandingkan SRF-PLL terutama untuk kondisi jaringan listrik tiga phase tidak seimbang.