Fajar Sri Lestari Pangukir
Departemen Perencanaan Wilayah Dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Studi Simulasi Numerik dan Eksperimental Pengaruh Penambahan Fin Berbentuk Setengah Silinder Tegak Lurus Aliran yang Dipasang pada Bagian Bawah Plat Absorber Berbentuk V Terhadap Efisiensi Kolektor Surya Pemanas Udara Fajar Sri Lestari Pangukir; Djatmiko Ichsani
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1103.023 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.20120

Abstract

Energi fosil termasuk energi yang tidak dapat diperbaruhi sehingga keberadaannya lama kelamaan akan habis. Energi surya termasuk energi terbarukan yang mudah didapat dan ramah lingkungan terutama Indonesia. Energi ini dapat dikonversi menjadi energi termal menggunakan kolektor surya.. Kolektor surya (solar collector) merupakan alat yang memanfaatkan energi radiasi matahari untuk diserap oleh plat penyerap selanjutnya dipindahkan ke fluida kerja yakni udara atau air. Untuk meningkatkan efisiensi termal kolektor surya dengan meningkatkan koefisien konveksi, turbulensi aliran di dalam duct kolektor surya. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan gangguan aliran berupa obstacle dan fin agar memperluas area perpindahan panas. Pemilihan diameter fin yakni 6,8,10 mm berbentuk setengah silinder serta jarak fin terhadap obstacle yakni 0,25L;0,5L;0,75L dilakukan dengan metode simulasi numerik menggunakan software Fluent 6.3.26 dan software GAMBIT 2.4.6. Hasil permodelan didapatkan diameter fin 6 mm dan jarak 0,5L paling optimum selanjutnya dilakukan studi eksperimen untuk menguji pengaruh fin terhadap performansi dan efisiensi kolektor surya. V corrugated absorber plate, obstacle berbentuk segitiga dengan sudut tekuk 300. Pengambilan data eksperimen dilakukan dengan menvariasikan laju aliran massa dari 0,002 kg/s hingga 0,008 kg/s dengan kenaikan tiap 0,002 kg/s dan intensitas radiasi yakni 431 Watt/m2 dan 575Watt/m2. Hasil yang didapatkan dari penelitian tugas akhir ini adalah nilai energi berguna yang dihasilkan (Q) paling tinggi dihasilkan pada laju aliran massa sebesar 0,006 kg/s dengan intensitas radiasi 575 Watt/m2 yakni 68,331 Watt dan efisiensi paling ditinggi yakni 0,867 pada 0,006 kg/s dengan intensitas radiasi sebesar 431 Watt/m2 dan penurunan tekanan sebesar 29 Pascal.
Identifikasi Aliran Nilai Tambah Komoditas Unggulan Buah Naga di Kabupaten Banyuwangi Ayu Sri Lestari; Eko Budi Santoso
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.943 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.32485

Abstract

Buah naga merah merupakan komoditas unggulan Indonesia dengan produksi terbesar di Banyuwangi. Produksi buah naga di Banyuwangi pada 2014 mencapai 28.819 ton dengan luas lahan 1.152 ha. Kualitas buah naga Banyuwangi telah diakui dalam skala nasional dibuktikan dengan perolehan SERTIFIKAT PRIMA-3 tahun 2010 oleh Kelompok Tani Berkah Naga dan Kelompok Tani Surya Naga tahun 2013. Namun, potensi buah naga tersebut belum dimanfaatkan dengan optimal untuk meningkatkan nilai tambah. Pemasaran dilakukan dalam bentuk buah segar tanpa adanya pengolahan pada pusat pelayanan. Tujuan pemasaran yaitu pasar lokal (5%), pasar luar kabupaten (25%), pasar provinsi (40%) dan ekspor ke luar negeri (30%). Hal ini menunjukkan ketidakefektifan pusat pelayanan berbasis komoditas buah naga sehingga menimbulkan adanya kebocoran wilayah dan hilangnya nilai tambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aliran nilai tambah komoditas unggulan buah naga yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis deksriptif kualitatif dan kuantitatif dengan menghitung jumlah dan rata-rata. Identifikasi dilakukan di 5 (lima) kecamatan sentra penghasil buah naga di Kabupaten dengan jumlah produksi terbesar yaitu Kecamatan Tegaldlimo, Purwoharjo, Bangorejo, Siliragung dan Pesanggaran. Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa bahwa aliran nilai tambah di tiap kecamatan penghasil buah naga memiliki kesamaan karakteristik, yaitu dari petani ke pengepul dan sebagian besar dijual dalam bentuk buah segar. Pengepul dapat mengumpulkan rata-rata 5-6 ton per hari dari 6-7 petani. Target pasar bagi komoditas buah naga adalah pada 3 lokasi utama yaitu pasar lokal dan PKL, pasar di pusat pelayanan, dan di luar wilayah. Selain itu, penghasilan panen buah naga terbesar oleh petani mencapai 17 ton pada lahan seluas 2 ha. Sedangkan hampir 75% responden menyatakan bahwa luas lahan yang dimiliki untuk tanaman buah naga yaitu seluas 0,25 ha. Panen buah naga dilakukan 35 hari sekali setelah proses penanaman batang selama 8 bulan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Malaria pada Ibu Hamil di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat Ayu Sri Lestari; Mutiah Salamah
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.944 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.8098

Abstract

Depkes RI pada tahun 2009 menyatakan bahwa Annnual Parasite Incidence (API) untuk kasus malaria tertinggi berada di Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 27,66 per 1.000 penduduk. Malaria dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi pada ibu hamil, diantaranya adalah edema paru, anemia, gagal ginjal, berat badan lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, bahkan kematian baik pada ibu hamil maupun pada janin. Hasil Mass Blood Survey (MBS) pada tahun 2008 menyatakan bahwa Provinsi Nusa Tenggara merupakan provinsi dengan jumlah ibu hamil yang positif terjangkit malaria tertinggi, yaitu sebanyak 624 orang. Hasil analisis karakteristik menunjukkan bahwa dari 274 ibu hamil di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat 31% diantaranya terjangkit penyakit malaria. Mayoritas ibu hamil yang terjangkit penyakit malaria adalah ibu hamil yang tinggal di pedesaan dan tidak bersekolah. Hasil analisis regresi logistik biner menunjukkan bahwa rumah panggung, atap ijuk/rumbia, atap seng, dan lantai semen plesteran retak menjadi faktor yang secara signifikan mempengaruhi penyakit malaria pada ibu hamil dengan masing-masing nilai resiko sebesar 6,447; 6,290; 3,356; 2,778. Peluang ibu hamil dapat terjangkit malaria jika tinggal di rumah panggung, menggunakan atap ijuk/rumbia, dan lantai semen plesteran adalah sebesar 0,91.