Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Infrastructure Health Monitoring System (SHM) Development, a Necessity for Maintance and Investigation Priyo Suprobo; . Faimun; Arie Febry
International Conference on Engineering and Technology Development (ICETD) 2013: 2nd ICETD 2013
Publisher : Bandar Lampung University (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.431 KB)

Abstract

Failure of Kutai Bridge already give Indonesia civil engineer a blow in face. The failure which bring cause human accident make a new challenge to Indonesia civil engineer not to wait till failure but to safe before the construction failure. By the development in sensor and monitoring technology the idea become more realistic. Structure Healthy Monitoring (SHM) become new idea to detect, to monitor and to find out the reliability of structure. The development and research in Indonesia for SHM till now are presented and compared to other country. SHM research are need to predict behaviour of bridge by using data from monitoring to gain healthy condition.
Infrastructure Health Monitoring System (SHM) Development, a Necessity for Maintance and Investigation Priyo Suprobo; . Faimun; Arie Febry
International Conference on Engineering and Technology Development (ICETD) 2013: 2nd ICETD 2013
Publisher : Bandar Lampung University (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.431 KB)

Abstract

Failure of Kutai Bridge already give Indonesia civil engineer a blow in face. The failure which bring cause human accident make a new challenge to Indonesia civil engineer not to wait till failure but to safe before the construction failure. By the development in sensor and monitoring technology the idea become more realistic. Structure Healthy Monitoring (SHM) become new idea to detect, to monitor and to find out the reliability of structure. The development and research in Indonesia for SHM till now are presented and compared to other country. SHM research are need to predict behaviour of bridge by using data from monitoring to gain healthy condition.
Infrastructure Health Monitoring System (SHM) Development, a Necessity for Maintenance and Investigation Priyo Suprobo; . Faimun; Arie Febry
International Journal of Engineering Science and Technology Development (IJEST) Vol 1, No 3 (2013): December
Publisher : University of Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.896 KB)

Abstract

Failure of Kutai Bridge already gives Indonesia civil engineer a blow in face. The failure which bring cause human accident make a new challenge to Indonesia civil engineer not to wait till failure but to safe before the construction failure. By the development in sensor and monitoring technology the idea become more realistic. Structure Healthy Monitoring (SHM) become new idea to detect, to monitor and to find out the reliability of structure. The development and research in Indonesia for SHM till now are presented and compared to other country. SHM research is needed to predict behavior of bridge by using data from monitoring to gain healthy condition. 
Studi Perbandingan Analisis Respon Spektra dan Time History untuk Desain Gedung Dilla Ayu Laila Nurul Bayyinah; Faimun Faimun
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.114 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.21617

Abstract

Untuk memperhitungkan pengaruh gaya lateral akibat gempa terhadap struktur bangunan biasanya dihitung dengan 2 (dua) pendekatan, yaitu analisis statik (statik ekivalen), analisis dinamik (respon spektra dan time history). Pengaruh gempa rencana pada struktur bertingkat banyak dengan ketinggian lebih dari 10 tingkat atau 40 m harus ditinjau sebagai pengaruh beban dinamik dan analisisnya harus didasarkan pada analisis dinamis (SNI 1726 2012). Saat ini banyak studi yang membahas tentang analisis linier spektra. Pada penelitian ini, akan dibandingkan analisis linier respon spektra dan linier time history. Gedung didesain dengan analisis respon spektra kemudian desain tersebut dievaluasi dengan analisis linier time history. Data gempa untuk time history menggunakan 3 (tiga) rekaman gempa yaitu gempa Kobe (Jepang, 1995), Imperial Valley (California, 1979) dan Tabas (Iran, 1978). Dari ketiga data gempa tersebut diambil yang nilai terbesar. Hasil studi menunjukkan adanya perbedaan antara kedua analisis tersebut. Nilai base shear respon spektra lebih besar dibandingkan analisis linier time history. Presentase penurunan nilai base shear dari 3 (tiga) gempa dengan analisis linier time history terhadap respon spektra yaitu sebesar 4,69 % Kobe - x ; 11,32% Kobe -y; 62,4 % Imperial Valley - x ; 83,046 % Imperial Valley - y; 8,1 % Tabas -x dan 12,1 % Tabas - y. Hasil simpangan dengan respon spektra aman terhadap simpangan ijin, kemudian dievaluasi dengan analisis linier time history masih dalam kategori aman tapi pada simpangan arah - x, gempa imperial valley melebihi simpangan respon spektra dan arah y di beberapa lantai melebihi respon spektra. Data simpangan menunjukkan bahwa gempa imperial valley menyebabkan simpangan terbesar dari ketiga gempa yang ditinjau. Hasil desain dituangkan dalam gambar.
Evaluasi Kinerja Gedung Menggunakan Base Isolation Tipe High Damping Rubber Bearing (HDRB) Pada Modifikasi Gedung J-Tos Jogjakarta Dengan Perencanaan Analisa Pushover Wiki Andrian; Faimun Faimun; Endah Wahyuni
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1108.853 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26356

Abstract

Base isolation merupakan salah satu alat peredam gempa yang banyak digunakan pada dunia konstruksi, salah satunya pada Gedung J-Tos Jogjakarta. Pada studi ini akan dianalisa  kinerja gedung tersebut dengan melakukan perencanaan gempa pada daerah gempa kecil kemudian hasil analisys tersebut digunakan untuk mendesain bagunan pada daerah gempa kuat dengan menambahkan base isolation tipe high damping rubber bearing (HDRB) pada dasar bangunan selanjutnya dilakukan analisa pushover. Gedung dimodifikasi pada jumlah lantainya yang sebelumnya 6 lantai menjadi 8 lantai. Dari hasil perhitungan analisa struktur. Displacement pada gedung yang menggunakan HDRB lebih besar dari pada gedung yang menggunakan sistem fixed-base yaitu akibat beban gempa dinamik displacement meningkat 66,97% untuk arah x dan 57,53% untuk arah y, Simpangan antar lantai (Δ) pada gedung yang menggunakan HDRB lebih kecil dari pada gedung yang menggunakan sistem fixed-base yaitu akibat beban gempa dinamik Δrata-rata tereduksi 82,52% untuk arah x dan 78,08% untuk arah y, Dari hasil analisa pushover, level kinerja gedung denganisolasi berdasarkan ATC-40, FEMA 356 dan FEMA 400 adalah B (Operational)
Desain Modifikasi Perancangan Struktur Gedung The Alton Apartment Semarang Menggunakan Metode Pracetak Muhammad Aziz Mubarok; Bambang Piscesa; Faimun Faimun
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.58094

Abstract

Gedung The Alton Apartment Semarang merupakan bangunan tipe hunian yang memiliki 30 lantai dan 2 basement, dengan ketinggian bangunan 96 meter, menggunakan metode cor ditempat. Sehingga memerlukan waktu pelaksanaan relatif lama, juga hasil yang kurang presisi. Dalam perkembangan teknologi, menuntut adanya efisiensi dari segi kecepatan, mutu dan biaya. Salah satu alternatif menggunakan metode pracetak. Beton pracetak memiliki beberapa keunggulan. Antara lain, kemudahan dalam pengerjaan, kecepatan dalam pelaksanaan, dan kontrol kualitas yang baik. Sehingga dalam tugas akhir ini, dilakukan modifikasi gedung The Alton Apartment Semarang menjadi 20 lantai dan 1 basement menggunakan metode beton pracetak yang diterapkan pada balok, plat, dan kolom. Metode pracetak memiliki perhatian khusus pada sambungan, karena sambungan pada beton pracetak tidak semonolit beton cast in situ. Dalam Tugas Akhir ini, perencanaan struktur gedung The Alton Apartment Semarang mengacu pada peraturan SNI 2847:2019, PCI Handbook 6th Edition dan SNI 1726:2019. Untuk menyambung setiap tulanganya, menggunakan reinforcement splice technology berupa spiral confined yang terbuat dari tulangan polos, yang telah dikembangkan di Indonesia sejak tahun 2014. Gedung The Alton Apartment berlokasi di kabupaten Semarang, memiliki Kategori Desain Seismik (KDS) D, direncanakan menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus serta dinding struktural.
Desain Modifikasi Struktur Tower Caspian Apartemen Grand Sungkono Lagoon Menggunakan Sistem Balok Prategang dan Sistem Ganda Nyoman Adisurya Wijaya; Faimun Faimun; I Gusti Putu Raka
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.58417

Abstract

Gedung Tower Caspian terdiri atas 50 lantai dan 3 basement yang pada kondisi sebenarnya dibangun menggunakan metode beton bertulang konvensional pada keseluruhan lantainya. Pada tugas akhir ini struktur Tower Caspian akan dimodifikasi ulang menjadi 20 lantai dengan 1 basement yang dirancang dengan menggunakan beton bertulang pada keseluruhan lantai dan direncananakan menggunakan atap datar dengan dak beton yang akan difungsikan sebagai roof garden dan aktivitas semi outdoor yang tumpu menggunakan balok prategang pada lantai 19 yang akan di desain menjadi ballroom tanpa ada struktur kolom di tengah ruangan sehingga ballroom menjadi lebih luas dan nyaman. Karena jika menggunakan balok beton bertulang yang akan menghasilkan dimensi yang lebih besar. Perencanaan Tower Caspian ini menggunakan sistem ganda. Sistem ganda adalah salah satu sistem struktur yang beban gravitasinya dipikul bersama oleh rangka utama sedangkan beban lateralnya dipikul bersama oleh rangka utama dan dinding struktur. Rangka utama dan dinding struktur didesain sebagai Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan Dinding Geser. Dari hasil Analisa yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa balok prategang pada atap arah memanjang dan melintang memiliki dimensi sebesar 500 x 1100 mm dan gaya prategang sebesae 3000 kN. Kehilangan gaya prategang yang di alami oleh balok sebesar 18.7% dan tebal dinding geser sebesar 40 cm. Pondasi menggunakan tiang pancang diameter 60 cm dengan kedalaman 40 meter.
Studi Perancangan Bangunan Tahan Gempa dan Tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat Cavell Aulia Demitha Putri; Faimun Faimun
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.65280

Abstract

Tsunami adalah bencana alam berupa gelombang air dengan periode panjang, yang salah satu penyebabnya ialah gempa bumi tektonik. Sebagai negara yang berada di antara pertemuan tiga lempeng tektonik; Indo – Australia, Eurasia, dan Pasifik, hal tersebut menyebabkan kawasan Indonesia rentan terjadi gempa bumi tektonik hingga tsunami. Tsunami destruktif dapat memberikan berbagai dampak terhadap apapun yang dilaluinya; baik infrastruktur maupun jiwa penduduk. Sehingga, dibutuhkan suatu bangunan yang mampu menahan gempa bumi hingga tsunami bagi penduduk Indonesia untuk meminimalisir dampak yang tersebut. Bangunan vertikal yang didesain harus memenuhi standar dan kriteria bangunan tahan tsunami. Dalam SNI 1727 – 2020 dan FEMA P – 646, dijelaskan bahwa level kinerja minimal suatu bangunan yang layak digunakan sebagai bangunan tahan tsunami ialah pada level Immediate Occupancy. Maka, dalam perencanaan penulisan ini akan digunakan metode Performance Based Design (PBD) yang ditunjang dengan analisa non – linier berupa Pushover Analysis, guna mengetahui level kinerja suatu bangunan. Desain bangunan vertikal tahan gempa dan tsunami pada penulisan ini direncanakan di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Konstruksi yang digunakan ialah baja bersistem bracing eksentris atau Eccentrically Braced Frames (EBF), dengan sistem sambungan berupa Reduced Beam Section (RBS). Dari hasil analisis dan perhitungan, didapatkan tebal pelat lantai yang digunakan adalah 10 cm serta 9 cm. Untuk profil yang digunakan, yaitu dimensi bracing WF 400 x 400 x 25 x 30, dimensi balok induk WF 800 x 300 x 14 x 26 dan WF 800 x 300 x 14 x 22, dimensi balok link WF 700 x 300 x 15 x 28, dimensi balok anak WF 350 x 250 x 9 x 14, dimensi kolom WF 500 x 500 x 70 80, WF 400 x 400 x 30 x 50 dan WF 400 x 400 x 25 x 30. Spun pile berdiameter 80 cm digunakan sebagai pondasi yang dipancang pada kedalaman 18 m serta 20 m.
Studi Perancangan Bangunan Tahan Gempa dan Tsunami di Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat Patricia Mayang Putri; Faimun Faimun
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.65572

Abstract

Mataram sebagai salah satu kota di Indonesia tempat dua lempeng aktif dunia bertemu memiliki potensi gempa bumi tinggi yang menyebabkan tsunami terjadi. Berdasarkan data yang ada, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mengalami dua kali peristiwa gempa dengan diikuti datangnya tsunami, tepatnya pada tanggal 10 April 1815 dengan air laut naik setinggi 3,5 meter dan pada tanggal 19 Agustus 1977 dengan air laut naik setinggi 15 meter. Dimana bencana yang terjadi pada tanggal 19 Agustus 1977 tersebut memakan banyak korban, seperti 107 orang meninggal, 54 orang menghilang, 1125 orang terluka, serta total kerugian akibat kerusakan yang terjadi sebesar Rp 239.474.000,-. Kemudian berdasarkan peraturan yang ada, evakuasi penyelamatan terhadap bencana tersebut dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal. Dimana evakuasi vertikal merupakan suatu bentuk penyelamatan dalam waktu singkat tetapi belum banyak digunakan karena bangunan harus memenuhi kriteria bangunan evakuasi sesuai peraturan yang berlaku, seperti performance level bangunannya harus berada pada Immediate Occupancy yang didapatkan melalui analisa statik non-linear dengan menggunakan analisis pushover. Kemudian dari analisa yang telah dilakukan diperoleh hasil, yaitu: tebal pelat lantai atap 12 cm, tebal pelat lantai 15 cm, dimensi BA 250x350, dimensi BI1 dan BI5 400x600, dimensi BI2 dan BI3 350x500, dimensi BI4 300x350, dimensi BI6 450x650, dimensi BI7 300x400, dimensi K1 1000x1000, dimensi K2 900x900, dimensi K3 800x800, tebal dinding geser 30 cm, diameter bored pile 80 cm dengan kedalama 20 m, dan dimensi sloof 300x400.
Studi Eksperimen Balok Sandwich Glass Fiber Reinforcement Panel – Foam (GFRP-Foam) pada Rumah Sederhana 2 Lantai Dwi Mide Febriyan; Faimun Faimun; Priyo Suprobo
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.236 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18882

Abstract

Gempa Sumatera Barat (2009) dan Mentawai (2010) telah menewaskan lebih dari 400 jiwa dan menyebabkan sedikitnya 88.000 kerusakan berat pada bangunan-bangunan yang ada. Diketahui bahwa kerusakan tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah akibat dari berat struktur bangunan yang konvensional. Preliminary desain menggunakan metode grafis dari H. G. Allen cukup akurat untuk mendapatkan dimensi panel komposit balok sandwich GFRP-Foam dengan beban rencana yang ditentukan. Program bantu elemen hingga menghasilkan analisa tegangan yang terjadi pada model panel balok sandwich. Beberapa pengujian terhadap model dari panel balok sandwich mengguakan FPB telah dilakukan untuk mendapatkan perilaku mekanis balok terhadap beban gravitasi. Pengujian menunjukkan bahwa balok berperilaku elastis hingga beban 500 kg dan keruntuhan terjadi ketiak beban mencapai 800 kg.. Hasil pengujian tersebut mengarah pada kesimpulan bahwa panel balok dengan 4 lapis fiberglass combo mat untuk masing – masing skin dan dengan dimensi balok 140 mm x 240 mm dengan bentang 3 meter memadai untuk menahan beban rencana dari rumah sederhana 2 lantai