Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Desain Modifikasi Struktur Gedung Hotel Sun Royal Menggunakan Sistem Balok Prategang dan Sistem Ganda Ni Putu Ary Yuliadewi; I Gusti Putu Raka; Faimun Faimun
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (871.986 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.45877

Abstract

Perencanaan Gedung Hotel Sun Royal yang terletak di kabupaten Badung, Bali setinggi 5 lantai yang menggunakan sistem beton bertulang konvensional pada keseluruhan lantai akan dimodifikasi menjadi 15 lantai yang dirancang dengan menggunakan beton bertulang pada keseluruhan lantai serta menggunakan beton prategang pada lantai 15 yang akan di desain menjadi ballroom tanpa ada struktur kolom di tengah ruangan sehingga ballroom menjadi lebih luas dan nyaman. Karena jika menggunakan balok beton bertulang yang akan menghasilkan dimensi yang lebih besar. Perencanaan gedung hotel Sun Royal ini menggunakan sistem ganda. Sistem ganda adalah salah satu sistem struktur yang beban gravitasinya dipikul bersama oleh rangka utama sedangkan beban lateralnya dipikul bersama oleh rangka utama dan dinding struktur. Rangka utama dan dinding struktur didesain sebagai Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan Dinding Geser. Perencanaan akan memenuhi persyaratan keamanan struktur berdasarkan RSNI 1726:2018, RSNI 2847:2018 dan SNI 1727:2013. Dari hasil analisa yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa balok prategang pada atap memiliki dimensi sebesar 650×1000 mm dan gaya prategang awal sebesar 2500 kN. Kehilangan gaya prategang yang di alami oleh balok sebesar 20,9% dan tebal dinding geser sebesar 50 cm dengan special boundary element pada ujung-ujung dinding geser tersebut. Pondasi menggunakan tiang pancang diameter 60 cm dengan kedalaman 25 meter.
Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Isabella Tower Bekasi Menggunakan Elemen Pracetak dan Hollow Core Slab dengan Sistem Ganda Diana Dwi Yunita; I Gusti Putu Raka; Faimun Faimun
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.399 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.45902

Abstract

Isabella Tower Bekasi pada kondisi sebenarnya dibangun dengan menggunakan metode konvensional dengan ketinggian 20 lantai. Gedung tersebut difungsikan sebagai hunian atau tempat tinggal. Gedung hunian tersebut akan dilakukan perancangan menggunakan elemen pracetak. Perencanaan struktur gedung ini didesain menggunakan sistem ganda dengan kategori seismik E. Rangka utama didesain sebagai sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktur beton khusus. Hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh bahwa rangka atau frame utama gedung mampu menahan beban lateral X dan Y yang masing masing bernilai  sebesar 29.95% dan 34.73%, sehingga persyaratan untuk sistem ganda terpenuhi. Perencanan elemen pracetak didasarkan pada tiga kondisi, yakni saat pengangkatan, sebelum komposit, dan setelah komposit. Digunakan tebal plat hollow core menggunakan tebal sebesar 15 cm. Dimensi balok terbesar ialah 50 x 70 cm dan dimensi kolom terbesar ialah 70 x 70 cm. Dalam perencanaan struktur gedung ini harus mengacu pada bagunan tahan gempa terbaru yakni, SNI 2847:2013, SNI 1727:2013, RSNI 2847:2018, RSNI 1726:2018, dan referensi lainnya. Pada tugas akhir ini  membahas perancangan struktur gedung Isabella Tower Bekasi, sehingga akan menghasilkan perencanaan yang berisikan spesifikasi dan gambar yang sesuai dengan perencanaan struktur yang mengacu pada peraturan atau standarisasi yang berlaku.
Pemanfaatan Limbah Kerang Hijau (Perna Viridis L.) Sebagai Bahan Campuran Kadar Optimum Agregat Halus Pada Beton Mix Design Dengan Metode Substitusi Alfred Edvant Liemawan; Tavio Tavio; I Gusti Putu Raka
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.878 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.8927

Abstract

Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan. Tetapi hal tersebut berbanding lurus dengan kebutuhan material yang semakin meningkat, salah satunya adalah kebutuhan material untuk pembuatan beton. Dalam tugas akhir ini dibahas tentang material substitusi pengganti semen yang ramah lingkungan, salah satunya menggunakan cangkang kerang. Cangkang kerang yang dipakai adalah cangkang kerang hijau (Perna Viridis L.) Cangkang kerang  mengandung senyawa yang terkandung dalam semen. Untuk itu diharapkan cangkang kerang dapan dijadikan substitusi semen yang baik. Hasil pengujian kuat tekan beton pada umur 7, 14 dan 28 hari dengan variasi 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% kekuatan optimum 28 hari terjadi pada variasi 5% yaitu sebesar 20.98 MPa. Hasil rerata pengujian modulus elastisitas beton berturut-turut adalah, 41098.54 MPa, 26751.93 MPa, 24438.51 MPa, 18016.02 MPa dan 5375.01 MPa.  Disamping itu serbuk cangkang kerang juga memberikan pengaruh pada berat volume beton, dengan berat volume paling ringan terjadi pada variasi beton 20% pada umur 14 hari dengan berat 9.710 kg.
Desain Modifikasi Struktur Gedung Apartemen One East Surabaya Menggunakan Struktur Flat Slab Dengan Penambahan Shear Wall Firly Ayu Agus Dian; Tavio Tavio; I Gusti Putu Raka
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.34000

Abstract

Abstrak Gedung Apartemen One East Surabaya merupakan gedung yang difungsikan sebagai hunian vertikal yang dibangun di kawasan perumahan. Apartemen One East sendiri merupakan gedung dengan struktur 31 lantai yang memiliki tipe tipikal sehingga mulai dari lantai 4 ke atas mempunyai konfigurasi denah yang sama. Gedung ini dibangun dengan beton bertulang menggunakan metode cor ditempat sehingga memerlukan waktu pengerjaan yang relatif lama. Dalam pengerjaannya pun, seringkali kurang memerhatikan ketelitian dan faktor kenyamanan seperti tinggi ruang bebas sehingga hasil pengerjaan tidak maksimal. Pada Desain struktur gedung apartement One East ini akan di desain ulang dengan menggunakan struktur Flat Slab. Rangka utama akan didesain sebagai Sistem Rangka Gedung dan dinding struktur didesain sebagai dinding struktur beton khusus. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan didapatkan ringkasan bahwa rangka utama gedung mampu menahan beban lateral arah X dan Y yang masing-masing arah sebesar 8,41% dan 4,85% sehingga syarat Sistem Rangka Gedung terpenuhi. Analisa harga terhadap perbedaan tebal pelat dilakukan untuk mengetahui efektivitas pemilihan tebal pelat yang efisien dan ekonomis. Dari hasil analisa tersebut didapatkan bahwa biaya pembuatan Option 1 (t pelat=350 mm, t drop panel =100 mm) menghasilkan harga pembuatan sebesar Rp74.553.887 dan biaya pembuatan Option 2 (t pelat=250 mm, t drop panel =200 mm) menghasilkan harga pembuatan sebesar Rp66.499.595. Sehingga dalam pembuatannya Option 2 dapat menghemat biaya pembuatan pelat sebesar 10,803%.
Kajian metode penentuan kekuatan momen retak tiang pancang spun pile Candra Irawan; I Gusti Putu Raka; Priyo Suprobo
Journal of Civil Engineering Vol 35, No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20861206.v35i1.7790

Abstract

This paper describes the results of a study carried out experimentally on the determination of the moment strength of spun pile piles. The methods used are visual observation, load-displacement curve evaluation, and tensile strain analysis. The experimental results show that a load of data taken is a little late between 3 and 9 % compared to the results based on load-displacement curve. The crack load accuracy results from the load-deflection curve analysis were validated by the PC bar tensile strain reading. The deflection at crack read on the load-deflection curve is the same as the deflection at the start of the tensile strain jump on the PC bar.
Pengaruh Beban Berulang terhadap Lebar Retak Pelat Beton Satu Arah dengan Pendekatan Mekanika Retakan Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo; I Gusti Putu Raka; Priyo Suprobo
Jurnal Teknik Sipil Vol 11 No 1 (2004)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2004.11.1.3

Abstract

Abstrak. Masalah lebar retak merupakan hal yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Rumusan yang ada masih menunjukkan penyebaran yang lebar dan pengaruh beban berulang terhadap lebar retak dianggap belum memuaskan. Hal ini telah diungkapkan oleh beberapa peraturan internasional seperti Eurocode 2 dan ACI 318. Analisis tentang pengaruh beban berulang terhadap lebar retak pelat beton satu arah dengan pendekatan mekanika retakan akan mengamati pengaruh variasi tegangan baja, angka tulangan, dan beban berulang. Analisis tinggi retak awal (ξi ) dan laju perambatan retak (ξi = f(fs,N)) pada material komposit (beton bertulang) akan dibahas dalam menentukan lebar retak. Perhitungan lebar retak merupakan pengembangan rumusan hasil eksperimen (A. Carpinteri) dan peneliti lain dalam menentukan rumusan usulan. Studi parameter dilakukan terhadap pelat beton dengan memperhitungkan faktor intensitas tegangan KIC akibat kombinasi beban aksial / momen, dan hasilnya menunjukkan bahwa parameter tegangan baja dan beban berulang merupakan parameter yang penting. Ternyata pada tegangan baja tertentu (fs/fy = 0,6) dan beban berulang diatas nilai tertentu (N >8.560.000 kali), beban berulang (N) mempengaruhi lebar retak dengan fungsi logaritma pangkat (w = 0,1267 log 0,2495) sampai kondisi batas lelah (N = 10.000.000 kali).Abstract. The problem of crack width is the case that must be observed further. The formula available still shows wide scatter and the effect of repeated loading to crack width regarded that it has not satisfied yet. This case has been expressed by some international rules such as Euro code 2 and ACI 318. The analyze about the effect of repeated loading to crack width on one-way slab with fracture mechanic approach will observe the effect of the variation of the steel stress, the reinforcement ratio and the repeated loading. The analyze of the initial crack depth (ξi) and the crack growth rate (ξi = f(fs,N)) on composite material (reinforced concrete) will be discussed to determine the crack width. The crack width calculation is the development of the result of experiment (A.Carpinteri) and other observer to determine proposed formula Parameter study is done to the concrete slab by calculating the stress intensity factor KIC due to the axial / moment load combination, and the result shows that the steel stress and the repeated loading parameter are the important parameter. In fact in the steel stress (fs/fy= 0,6) and the repeated loading above certain value (N > 8.560.000 times), the repeated loading effect the crack width with power logarithmic function (w = 0,1267 log 0,2495) until fatigue limit state (N = 10.000.000 times).
Comparison of Compressive and Tensile Strengths of Dry-Cast Concrete with Ordinary Portland and Portland Pozzolana Cements Rasyiid Lathiif Amhudo; Tavio Tavio; I Gusti Putu Raka
Civil Engineering Journal Vol 4, No 8 (2018): August
Publisher : Salehan Institute of Higher Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (813.253 KB) | DOI: 10.28991/cej-03091111

Abstract

Concrete is the most widely used construction material in the world. Along with the increasing economic needs in the development of construction, precast technology has become a primary solution that leads to the industrialization. The use of precast concrete system offers several advantages, such as rapid erection, higher product quality, lower project cost, better sustainability, and improved occupational health and safety. In general, there are two casting methods used in concrete placement, namely wet- and dry-castings. The dry-cast concrete has also been used for its advantages particularly in precast concrete industries, e.g. its rapid hardening time for fast mold removal (it significantly increases the plant productivity). The use of Portland Pozzolana Cement (PPC) as a replacement to Ordinary Portland Cement (OPC) has become increasingly popular for the past decade. Hence, its application in dry-cast method needs to be further investigated for its mechanical properties such as its compressive and splitting tensile strengths. An experimental work was carried out to examine the properties of dry-cast concrete using both types of cements (PPC and OPC). The development of its compressive strength was also monitored at 1, 7, 14, 21, 28, and 56 days of age. The splitting test was conducted to describe the tensile strength of dry-cast concrete. The observation of crack and failure behaviour of all concrete specimens were also carried out.
PROPERTI MEKANIK TARIK BAJA WIRE O 3.2 MM DAN PC BAR O 7.1 MM SEBAGAI TULANGAN PADA TIANG PANCANG BETON PRATEKAN SPUN PILE Candra Irawan; I Gusti Putu Raka; Faimun Faimun; Rudy Djamaluddin; Priyo Suprobo; Gambiro Soeprapto
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 3 No 1 (2018): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 3 Issue 1, April 2018
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.805 KB) | DOI: 10.21009/SPEKTRA.031.09

Abstract

Abstrak Paper ini menyajikan properti mekanik tarik baja tulangan wire berdiameter 3.2 mm dan PC bar berdiameter 7.1 mm yang digunakan sebagai tulangan transversal dan longitudinal untuk tiang pancang beton pratekan spun pile. Pembebanan aksial tarik dilakukan menggunakan mesin Universal Testing Machine (UTM). Regangan tarik yang terjadi pada baja tulangan dibaca oleh sensor strain gauge yang ditempel pada bagian sisi luar baja tulangan. Beban tarik dan regangan baja tulangan direkam menggunakan alat data logger. Hasil pengujian tarik ini berupa kurva hubungan antara tegangan dan regangan. Analisis kurva tersebut menghasilkan modulus elastisitas PC bar adalah 230 GPa dan wire dan 220 GPa. PC bar memiliki tegangan leleh 1404 MPa dan tegangan ultimit 1469 MPa. Regangan saat leleh PC bar 0.007 dan regangan ultimitnya 0.023. Sedangkan wire memiliki tegangan ultimit 712 MPa. Nilai elongasi wire dan PC bar adalah 2.0% dan 8.7%. Kata-kata kunci: properti mekanik tarik, PC bar, wire, spun pile. Abstract This paper presents the tensile mechanical properties of the 3.2 mm in diameter of the wire and 7.1 mm in diameter of PC bars used as transverse and longitudinal reinforcement for prestressed spun piles. The axial tensile loading is carried out on using Universal Testing Machine (UTM) machine. The tensile strain was occurring in the reinforcing steel read by the strain gauge sensor attached to the outer side of the reinforcing steel. The tensile load and reinforcement steel strain are recorded using the data logger. The result of this tensile test is a curve of the stress and strain relationship. The elastic modulus of PC bar and the wire is 229577 MPa and 219774 MPa. The yield and ultimate stress of the PC bar are 1404 MPa and 1469 MPa. The yield and ultimate strain are 0.007 and 0.023, respectively. Wire 3.2 mm has a 712 MPa ultimate stress. The value of wire and PC bar elongation is 2.0% and 8.7%, respectively. Keywords: tensile mechanical property, PC bar, wire, spun pile.