Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

IMPROVEMENT REFRACTORY QUALITY OF ALUMINA SILICATE FOR BRASS SMELTING WITH INFILTRATION TECHNIQUE Irwansyah, Ferli S.; Juliandri, Juliandri; Hastiawan, Iwan; Rahardjo, Soewanto; Septawendar, Rifki
Jurnal Zeolit Indonesia Vol 9, No 1 (2010)
Publisher : Jurnal Zeolit Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.935 KB)

Abstract

Requirement of refractory materials for manufacturing industry and metal smelting is increasing along technology development. Brass smelting needs a larger size ceramic crucible which is known by the name “kowi”. Therefore, it needed a refractory material from local raw materials are higher quality, which has a low porosity, high density, and high mechanical strength. In this study was conducted increasing refractory quality of alumina silicate as a material for manufacturing a brass smelting kowi by infiltration technique. The raw materials such as kaolin, alumina, and magnesium oxide that has been determinate composition were brooded, printed, half-baked burned, infiltrated with a various concentrations, and then burned again, physical and chemical characteristic testing, and also used a Scanning Electron Microscope (SEM) to show morphology of refractory alumina silicate that have been infiltrated. The result showed that refractory alumina silicate was increase the qualities with porosity value of 11,36%, density value of 2,34 kg/m3, water absorbent of 4,85%, and mechanical strength of 129,072 kg/cm2 which can be used as “kowi” material for brass smelting industry.
PEMISAHAN LANTHANUM DARI LIMBAH HASIL PENGOLAHAN TIMAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDAPAN BERTINGKAT Hastiawan, Iwan; Firmansyah, Fajar; Juliandri, Juliandri; Eddy, Diana Rakhmawaty; Noviyanti, Atiek Rostika
Chimica et Natura Acta Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.439 KB) | DOI: 10.24198/cna.v4.n2.10678

Abstract

Di Indonesia mineral  mengandung unsur tanah jarang terdapat di dalam mineral bawaan pada komoditas utama terutama emas dan timah. Unsur tanah jarang sesuai namanya merupakan unsur yang langka, di alam berupa senyawa kompleks fospat dan karbonat. Lanthanum merupakan unsur dengan nomor atom 57 dan termasuk dalam golongan unsur tanah jarang ringan. Lanthanum oksida digunakan secara ekstensif pada aplikasi lampu karbon, terutama di industri perfilman untuk lampu studio dan proyeksi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kadar lanthanum oksida yang diperoleh dari hasil pemisahan dengan menggunakan metode pengendapan bertingkat. Langkah pertama adalah destruksi dengan menggunakan natrium hidroksida. Lalu pembentukan tanah jarang klorida dengan penambahan asam klorida. Selanjutnya pengendapan selektif  untuk memisahkan tanah jarang hidroksida. Kemudian pemisahan lanthanum  dengan cara pengendapan bertingkat menggunakan ammonium hidroksida. Pengendapan dilakukan dalam  tingkatan pH yang berbeda. Lantanum hidroksida dilarutkan dengan asam nitrat untuk kemudian diendapkan dengan penambahan asam oksalat. Selanjutnya dilakukan kalsinasi pada suhu 1000°C selama 2 jam untuk pembentukan lanthanum oksida. Lanthanum oksida dianalisis dengan menggunakan SEM-EDX. Hasil karakterisasi SEM-EDX menunjukkan bahwa lanthanum oksida yang diperoleh dengan menggunakan metode pengendapan bertingkat mempunyai kadar sebesar 86,59%. Efisiensi dari metode pengendapan bertingkat dengan menggunakan ammonium hidroksida sebesar 64,57%.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI 1,4,7-TRIAZASIKLONONANA-1,4,7-ASAM TRIASETAT (NOTA) SEBAGAI LIGAN DALAM SENYAWA KOMPLEKS SEDIAAN RADIOTERAPI Setiawan, Duyeh; Hastiawan, Iwan
Chimica et Natura Acta Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.668 KB) | DOI: 10.24198/cna.v2.n1.9145

Abstract

Perkembangan penelitian mengenai penggunaan ligan makrosiklik dalam beberapa tahun terakhir cukup pesat. Hal ini didasarkan pada sifatnya yang relatif stabil membentuk senyawa kompleks dengan ion logam valensi dua atau tiga. Di bidang kesehatan, ligan tersebut digunakan untuk sediaan radioterapi dalam bentuk senyawa kompleks radioisotop. Salah satu ligan makrosiklik yang berpotensi adalah 1,4,7-triazasiklononana-1,4,7-asam triasetat (NOTA). Penelitian ini bertujuan memperoleh ligan makrosiklik NOTA untuk pembuatan senyawa kompleks radioisotop. Metode sintesis didasarkan pada reaksi antara 1,4,7-triazasiklononana asam triklorida dengan larutan asam bromo asetat dalam litium hidroksida-etanol pada suhu 40-50oC dan pH10-11 yang diaduk selama lima hari. Selanjutnya serbuk putih dikarakterisasi dengan spektrometer IR dan 1H-NMR serta kemurniannya dengan uji titik dekomposisi. Spektrum IR menunjukkan adanya vibrasi pada panjang gelombang 3434, 2905, 1602, 1437 dan 1160 cm-1. Spektrum 1H-NMR menunjukkan pergeseran kimia pada 3,22 dan 3,74 ppm. Hasil uji titik dekomposisi adalah 259oC. Setelah membandingkannya dengan literatur menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan diduga NOTA dengan rendemen 23,69%.
SYNTHESIS N-PHENYLAMINEDITHIOCARBAMATE AS CHELATING AGENT IN SOLVENT EXTRACTION Fatimah, Soja Siti; Musfiroh, Vera; Zackiyah, Zackiyah; Bahti, Husein H.; Hastiawan, Iwan; Permanasari, Anna
Chimica et Natura Acta Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.559 KB) | DOI: 10.24198/cna.v2.n3.9160

Abstract

Dithiocarbamate derivatives is a versatile ligand that contain two atoms of sulfur as a strong electron donor. It combines with metals. N-phenylaminedithiocarbamate has synthesized and applied in solvent exctration. Synthesis carried out with addition carbon disulphide to N-phenylamine and concentrated pottasium hydroxyde in metanol. The result was characterized by spectroscopy 1H-NMR, 13C-NMR, FTIR, Elemental Analysis, that showed molecular structure was significant. Applied N-Phenylaminedithiocarbamate in solvent extraction showed precent of result Cu(II), Co(II), Cr(III) and Ni (II) were 90.45% - 99.99% at pH 4-9.
SINTESIS PARTIKEL NANO TITANIUM DIOKSIDA PADA KAIN KATUN DAN APLIKASINYA SEBAGAI MATERIAL SELF-CLEANING Eddy, Diana Rakhmawaty; Lestari, Mastuti Widi; Hastiawan, Iwan; Noviyanti, Atiek Rostika
Chimica et Natura Acta Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.386 KB) | DOI: 10.24198/cna.v4.n3.10923

Abstract

Katun merupakan salah satu serat alami yang sering digunakan sebagai bahan pakaian. Namun sebagian besar orang-orang sangat sibuk dengan pekerjaan dan tidak mempunyai waktu untuk membersihkan pakaiannya sehari-hari. Maka dari itu perlu dilakukan pengembangan sifat kain katun yang dapat mendekomposisi sendiri kotoran yang mengenainya, atau self-cleaning. Partikel nano TiO2 dengan sifat fotokatalitiknya mampu memberikan sifat self-cleaning pada kain katun. Sintesis partikel nano TiO2 pada kain katun dilakukan dengan metode sonokimia. Titanium Tetraisopropoksida (TTIP) digunakan sebagai prekursor partikel nano TiO2. Dalam penelitian ini dilakukan variasi konsentrasi TTIP dengan cara memvariasikan volume penambahan TTIP (0,1; 1; 2; 3,1; dan 4,2 mL) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pengembanan partikel nano TiO2 pada kain katun dan aktivitas self-cleaning-nya. Katun-TiO2 terbukti mempunyai aktivitas self-cleaning yang dapat menghilangkan sendiri noda Rhodamin B baik dengan bantuan sinar matahari maupun lampu UV. Katun-TiO2 2 (volume TTIP 2 mL) mempunyai aktivitas menurunkan konsentrasi larutan Rhodamin B terbaik, yaitu sebesar 96,932% pada lampu UV dan 32,890% pada tempat gelap. Sedangkan kain katun blanko hanya menurunkan konsentrasi larutan Rhodamin B sebesar 8,647% pada radiasi lampu UV dan 2,800% pada tempat gelap. Berdasarkan analisis SEM diketahui bahwa partikel nano telah terdistribusi pada permukaan kain katun walaupun masih terdapat agregrat di beberapa bagian. Analisis XRD menunjukkan bahwa partikel nano TiO2 baik yang terbentuk pada kain katun maupun dalam bentuk padatan mempunyai fase anatase dengan ukuran kristal 14,05 nm.
KARAKTERISTIK 188Re- HIDROKSIAPATIT UNTUK SINOVEKTOMI RADIASI Setiawan, Duyeh; Hastiawan, Iwan
Chimica et Natura Acta Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.859 KB) | DOI: 10.24198/cna.v3.n1.9166

Abstract

Sinovektomi radiasi adalah cara alternatif yang efektif dari sinovektomi bedah untuk terapi radang sendi atau rheumatoid arthritis. Kerugian utama sinovectomi radiasi adalah kebocoran radioaktivitas dari sendi yang diperlakukannya. Beberapa cara untuk meminimalisasi kebocoran radioaktivitas diantaranya adalah memilih radioisotop dengan waktu paruh pendek, menggunakan partikel pembawa radioaktif dengan ukuran yang sesuai. Karakteristik hasil penandaan hidroksiapatit (HAp) dengan radioisotop 188Re menggunakan stano klorida dan natrium oksalat, serta biodistribusi pada tikus normal merupakan tujuan penelitian ini. Prosedur penandaan hidroksiapatit dengan 188Re telah berhasil didapatkan kondisi optimum menggunakan 40 mg HAp, pH 1, 4 mg stano klorida, 1 mg natrium oksalat dan waktu inkubasi selama 45 menit dalam suhu kamar. 188Re-HAp mempunyai sifat larutan koloid berwarna putih, stabil mempertahankan kemurnian radiokimia sebesar 95% setelah 4 hari bila disimpan dalam larutan asam askorbat (10 mg/mL, pH 5). Injeksi intra-artikular pada tikus jenis wistar normal menunjukkan akumulasi sebesar 96,43% dari 188Re-HAp di persendian setelah penyuntikan 24 jam dengan total kumulatif kebocoran radioaktivitas adalah 3,75%.
EKSTRAKSI BIJIH NIKEL DAN BESI DARI SAMPEL LATERIT MENGGUNAKAN PEMANGGANGAN BATUBARA DAN PELINDIAN ASAM KLORIDA Hastiawan, Iwan; Arundana Dj, Andi Agrah; Rakhmawaty E, Diana
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2012: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2012
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenggunaan nikel dan besi telah digunakan sejak 3500 SM, tapi pertama kali diisolasi dan diklasifikasikan sebagai suatu unsur kimia pada tahun 1751 oleh Axel Fredrik Cronstedt. Logam besi dan nikel di alam terdapat dalam berbagai bentuk mineral, tetapi yang utama diantaranya hanyalah dua yaitu sulfide dan oksida. Di Indonesia, bijih nikel laterit ini menyebar pada beberapa lokasi di Kalimantan, Sulawesi, Kep. Maluku dan Papua. Sampel tanah laterit yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Sorowako, Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengekstraksi bijih besi dan nikel laterit dengan menggunakan metode piro-hidrometalurgi. Tanah laterit digerus sampai berukuran -200 mesh lalu dipanggang dengan batubara kemudian dikarakterisasi dengan XRF dan AAS, setelah itu diekstraksi dengan asam klorida dengan variasi 1 N, 2 N, 3 N, dan 4 N pada suhu 90oC kemudian dikarakterisasi dengan AAS kembali, dan residu dari sampel pelarutan, dilarutkan kembali menggunakan penambahan asam perklorat dan asam florida. Pelarutan sampel yang dipanggang pada suhu 900oC selama 60 menit dan menggunakan konsentrasi asam klorida 4 N memberikan hasil ekstraksi terbaik nikel 94,62 % dan besi 92,60 %.
Pengaruh Surfaktan Biner Cetil Trimetil Amonium Bromida (CTAB)- Hexametilen Triamin (HMT) pada Pembentukan Perak Nanorods menggunakan Katalis Natrium Hidroksida Atiek Rostika Noviyanti; Iwan Hastiawan; Akrajas Ali Umar; Diana Rakhmawaty Eddy; Gani Abdilah
Al-Kimia Vol 5 No 1 (2017): June
Publisher : Study Program of Chemistry - Alauddin State Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/al-kimia.v5i1.2843

Abstract

Nanoparticles have different physical properties and more interesting than that of bulk material. Nanoparticles are highly preferred for applications in various technologies as a catalyst, the raw material of electronic components, and as an antimicrobial agent. The aim of the research is synthesize of silver nanorods.  The effect of a binary surfactant CTAB-HMT on the morphology and homogeneity were investigated using UV/Vis spectrophotometer, TEM, and XRD. Base on the UV/Vis spectra and TEM morphology, silver nanoparticles have two types, spherical and rods shapes.  The best product of nanorods was obtained  at the composition of CTAB 0.15 M : HMT 0.15 M. The structure of nanorods obtained were face center cubic (fcc).
KARAKTERISTIK GEL TITANIUM TUNGSTAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PELEPASAN RENIUM-188 Duyeh Setiawan; M . Basit; Iwan Hastiawan
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir Volume 16 Nomor 1 Januari 2013
Publisher : Website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.878 KB) | DOI: 10.17146/gnd.2013.16.1.473

Abstract

Gel titanium tungstat (TiW) merupakan bahan matriks generator 188W/188Re untuk produksi radioisotop renium-188 (188Re). Gel titanium tungstat diperoleh dengan cara mereaksikan titanil dan tungsten dari kelimpahan isotop alam. Karakteristik gel titanium tungstat yang dikontrol meliputi perbandingan mol Ti:W, pH dan reaksi pemanasan, merupakan tujuan penelitian yang akan dipelajari. Pembuatan gel dilakukan dengan cara “Pre-formed” menggunakan sasaran WO3 non radioaktif. Sasaran WO3 dibuat larutan amonium tungstat (NH4)2WO4 direaksikan dengan titanium tetraklorida (TiCl4), diperoleh kondisi optimum terjadi bentuk gel pada perbandingan mol Ti:W = 1:0.7, pH 6 dan reaksi pemanasan pada suhu 60 oC.Ge. l berwarna putih dikeringkan pada suhu 80 oC dan 130 oC selama tiga jam.Karakterisasi dengan X-RD menunjukkan bahwa sifat gel menunjukkan bentuk struktur amorf. Identifikasi dengan FTIR diperoleh puncak-puncak serapan pada 3600-3000 cm-1 dari gugus –OH yang berikatan dengan titanium dan ikatan W-OH ditunjukkan pada serapan 1600 cm-1 yang lemah, puncak lain pada serapan 600-1100 cm-1 untuk serapan dari W-O. Identifikasi menggunakan metode SEM diperoleh bentuk butiran kasar, rapuhdan homogen. Gel yang telah diiradiasi dalam reaktor pada fluks neutron » 104 n/cm2/s selama 89 jam, dipaking dalam kolom yang dilengkapi “sintered glass”. Radionuklida 188Re yang terbentuk dielusi dengan larutan NaCl 0,15 M pH 5, diperoleh hasil elusi (yield) 60 %, mempunyai kemurnian radiokimia lebih besar 95 %.
IMPROVEMENT REFRACTORY QUALITY OF ALUMINA SILICATE FOR BRASS SMELTING WITH INFILTRATION TECHNIQUE Ferli S. Irwansyah; Juliandri Juliandri; Iwan Hastiawan; Soewanto Rahardjo; Rifki Septawendar
Jurnal Zeolit Indonesia Vol. 9 No. 1 (2010)
Publisher : Jurnal Zeolit Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Requirement of refractory materials for manufacturing industry and metal smelting is increasing along technology development. Brass smelting needs a larger size ceramic crucible which is known by the name "kowi". Therefore, it needed a refractory material from local raw materials are higher quality, which has a low porosity, high density, and high mechanical strength. In this study was conducted increasing refractory quality of alumina silicate as a material for manufacturing a brass smelting kowi by infiltration technique. The raw materials such as kaolin, alumina, and magnesium oxide that has been determinate composition were brooded, printed, half-baked burned, infiltrated with a various concentrations, and then burned again, physical and chemical characteristic testing, and also used a Scanning Electron Microscope (SEM) to show morphology of refractory alumina silicate that have been infiltrated. The result showed that refractory alumina silicate was increase the qualities with porosity value of 11,36%, density value of 2,34 kg/m3, water absorbent of 4,85%, and mechanical strength of 129,072 kg/cm2 which can be used as "kowi" material for brass smelting industry.