Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KONSEP PERMAKULTUR DI KAWASAN PANTAI SINE TULUNGAGUNG Studi Kasus: Penerapan Konsep Permakultur Pada Konsep Desain Eco-resort Bonita Ratih Permatasari; Abraham M Ridjal; Ali Soekirno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.287 KB)

Abstract

Pengembangan tempat wisata saat ini banyak dilakukan karena minat wisatawan yang tinggi sepanjang tahun terutama wisata alam berbasis sosio-ekologi dengan iklim tropis. Meningkatnya minat masyarakat Kabupaten Tulungagung terhadap tempat wisata, juga berdasarkan kenaikan populasi penduduk dengan kenaikan 1,1% per tahunnya. Kebutuhan masyarakat akan lahan untuk lahan huni dan lahan wisata, akan dapat menggeser lahan pangan (sawah) untuk beralih fungsi menjadi lahan huni atau lahan komersil seperti lahan wisata. Maka, perlu adanya konsep wisata yang bijak untuk menyikapi permasalahan tersebut apabila lahan wisata yang digunakan merupakan lahan pangan yang beralih fungsi. Ruang lingkup studi untuk konsep tempat wisata berdasarkan bidang sosio-ekologi, terdapat di kawasan Pantai Sine. Kawasan Pantai Sine memiliki potensi wisata yang menjanjikan dengan potensi alam dan budayanya. Metode yang digunakan adalah metode analisis dan deskriptif dengan memahami fenomena dan etnografi melalui gambaran holistic atau visual culture. Diikuti dengan observasi langsung pada lingkungan kawasan tapak studi. Penerapan konsep permakultur menjadi dasar media untuk mengintregasikan potensi lokal dengan eco-resort atau tempat wisata. Sehingga wisata berbasis sosio-ekologi akan dapat menghasilkan pangan yang digunakan untuk masyarakat lokal maupun wisatawan. Kata kunci : permakultur, sosio-ekologi, konsep penzoningan, eco-resort
Kemudahan Gerak Aktivitas bagi Pasien Stroke pada Ruang Dapur di Unit Terapi Okupasi ADL (Activities Of Daily Living) Zaqrine Luthea Niqren; Rinawati Puji Handajani; Ali Soekirno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1524.736 KB)

Abstract

Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan kedua terbanyak di dunia. Dari jumlah pasien stroke yang selamat, sepertiganya mengalami cacat fisik ringan sampai sedang dan memerlukan bantuan orang lain untuk beraktivitas. Terapi okupasi ADL (Activities of Daily Living) merupakan rehabilitasi bagi pasien agar dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Perancangan ruang terapi okupasi ADL harus mempertimbangkan kondisi pasien dengan keterbatasan motorik dan kebutuhan pengguna ruang. Perancangan ruang terapi harus mempermudah pergerakan pasien dan terapis sehingga proses terapi dapat berlangsung secara optimal dan maksimal. Kemudahan gerak aktivitas dalam ruangan diperoleh berdasarkan hasil analisis ruang gerak aktivitas, tata letak perabot serta tata ruang. Salah satu ruang terapi okupasi ADL adalah dapur. Aktivitas terapi yang dilakukan di dapur lebih bervariasi dibandingkan di ruang terapi okupasi ADL lainnya. Hasil studi berupa tatanan ruang yang dianggap paling tepat dan mendukung proses terapi secara optimal bagi pasien stroke.Kata kunci: kemudahan gerak, stroke, ruang terapi okupasi ADL dapur
PERANCANGAN GALERI SENI BILAH NUSANTARA DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR JAWA DI SLEMAN, YOGYAKARTA Bramantio Darkim; Subhan Ramdlani; Ali Soekirno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.056 KB)

Abstract

Hampir tidak ada sebuah kawasan negara di dunia ini yang memiliki khazanah senjata berupa bilah tradisional sebanyak di kawasan kepulauan Nusantara – Indonesia. Senjata tradisional Indonesia penuh dengan makna simbol dan memiliki manifestasi kekuatan rohaniah yang sungguh banyak ragamnya, dan fungsinya erat dengan kehidupan sehari-hari. Namun karena kehidupan modern, masyarakat yang berpindah ke perkotaan sudah sangat jarang dan mulai melupakan bilah tradisional yang ada karena kemudahan hidup di perkotaan. Dari sinilah ide untuk membuat sebuah galeri yang mengakomodir pengenalan kembali dan edukasi bagi masyarakat tentang bilah-bilah nusantara yang ada di Indonesia. Kajian ini adalah untuk menghasilkan konsep desain arsitektur dengan penerapan prinsip dan konsep arsitektur Jawa untuk menghasilkan Galeri Seni dan Workshop Bilah Nusantara yang menarik dan informatif. Dasar desain diperoleh dari tipologi wilayah, bertempat di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, maka tipologi Arsitektur Jawa dipakai untuk mendesain bangunan galeri ini. Hasilnya adalah penggunaan zoning dan struktur yang dipakai di bangunan tradisional Jawa: Joglo. Kata kunci bangunan Joglo kemudian disesuaikan dengan kondisi tapak dan wilayah, pengaruh arah mata angin dan arah sinar matahari untuk mendesain kompleks bangunan. Kemudian, standar galeri seni digunakan untuk mendesain alur dan pola sirkulasi pada bangunan Galeri.Kata Kunci: Galeri Seni, Workshop, Bilah, Pisau, Senjata Tradisional, Indonesia, Nusantara
PENATAAN KEMBALI KAWASAN PASAR BUNGA DAN PASAR HEWAN (SPLENDID) KOTA MALANG Tara Aulia Rachman; Subhan Ramdlani; Ali Soekirno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.295 KB)

Abstract

Kota Malang memiliki pusat perbelanjaan bunga dan hewan (Splendid) yang berlokasi di Jl. Brawijaya dengan kontur tanah yang dibuat terasiring ke arah sungai. Lokasi pasar hewan dan pasar bunga yang berseberangan, namun tidak menjadi satu kesatuan membuat keduanya terkesan berjalan sendiri-sendiri. Padahal keduanya merupakan sebuah potensi wisata Kota Malang. Keberadaan elemen soft material dan hard material kurang optimal dalam penggunaannya. Penelitian ini dilakukan melalui survey lokasi untuk mendapatkan data berupa data fisik tapak, data klimatologi, dan data bio-fisik mengenai tapak. Sedangkan studi komparatif digunakan sebagai referensi terhadap perancangan lansekap nantinya. Penelitian mengenai kondisi eksisting lansekap ini didasarkan pada variabel analisa yang meliputi klimatologi, topografi, batas tapak, view, kebisingan, utilitas, bangunan, zonning, sirkulasi dan vegetasi. Dari hasil analisa tersebut diperoleh ragam data yang dijadikan dasar dalam konsep perancangan lansekap pasar bunga dan pasar hewan splendid Arsitektur Lansekap sebagai pendekatan perancangan Pasar Bunga dan Pasar Hewan diterapkan sebagai solusi dari permasalahan yang ada, dengan mewujudkan lingkungan binaan yang selaras dengan fungsi dan kondisi tapak. Rekonfigurasi karakter ruang Pasar Bunga dan Pasar Hewan, serta penataan ruang yang memprioritaskan ruang hijau untuk pendayagunaan elemen vegetasi sebagai pengkondisian pasif terhadap iklim mikro tapak dan kondisi eksisting tapak adalah garis besar konsep perancangan yang diterapkan pada Perancangan Kembali Kawasan Pasar Bunga dan Pasar Hewan (Splendid) Kota Malang.