Rinawati Puji Handajani
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUH FAKTOR NON FISIK TERHADAP PEMBENTUKAN POLA RUANG BANGUNAN PADA RUMOH ACEH DI KABUPATEN ACEH BESAR Farisa Sabila; Antariksa Antariksa; Rinawati Puji Handajani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.343 KB)

Abstract

Kabupaten Aceh besar merupakan daerah yang mengawali perkembangan arsitektur Rumoh Aceh di Provinsi Aceh. Rumoh Aceh memiliki pola ruang bangunan yang terdiri dari ruang bawah, berupa kolong bangunan, dan ruang atas berupa ruang dalam. Terdapatnya keunikan dari penerapan konsep pola ruang pada Rumoh Aceh, yaitu dengan adanya nilai segitiga keseimbangan berupa hubungan antara manusia, Tuhan, dan lingkungan. Faktor non fisik sangat mempengaruhi pembentukan pola ruang bangunan pada Rumoh Aceh . Tujuan dari penelitian yaitu untuk menemukan pengaruh faktor non fisik terhadap pembentukan pola ruang bangunan Rumoh Aceh , serta menjadi gagasan dan pengetahuan bagi masyarakat agar dapat mengambil manfaat dari penerapan konsep pola ruang Rumoh Aceh. Masyarakat diharapkan dapat menerapkan nilai kearifan lokal pola ruang Rumoh Aceh ke dalam rumah tinggal mereka saat ini. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan adanya penelitian lanjutan. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap pola ruang bangunan yang terbentuk, serta menemukan kecenderungan pengaruh pada faktor non fisik yang ditemukan di lapangan. Terbentuknya pola ruang bangunan dan terdapatnya perubahan sangat dipengaruhi oleh pertimbangan terhadap faktor non fisik, yaitu nilai keislaman sebagai bentuk karakter masyarakat Aceh, kekerabatan, adat, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Aceh.Kata kunci: Pola ruang bangunan, faktor non fisik
Kemudahan Gerak Aktivitas bagi Pasien Stroke pada Ruang Dapur di Unit Terapi Okupasi ADL (Activities Of Daily Living) Zaqrine Luthea Niqren; Rinawati Puji Handajani; Ali Soekirno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1524.736 KB)

Abstract

Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan kedua terbanyak di dunia. Dari jumlah pasien stroke yang selamat, sepertiganya mengalami cacat fisik ringan sampai sedang dan memerlukan bantuan orang lain untuk beraktivitas. Terapi okupasi ADL (Activities of Daily Living) merupakan rehabilitasi bagi pasien agar dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Perancangan ruang terapi okupasi ADL harus mempertimbangkan kondisi pasien dengan keterbatasan motorik dan kebutuhan pengguna ruang. Perancangan ruang terapi harus mempermudah pergerakan pasien dan terapis sehingga proses terapi dapat berlangsung secara optimal dan maksimal. Kemudahan gerak aktivitas dalam ruangan diperoleh berdasarkan hasil analisis ruang gerak aktivitas, tata letak perabot serta tata ruang. Salah satu ruang terapi okupasi ADL adalah dapur. Aktivitas terapi yang dilakukan di dapur lebih bervariasi dibandingkan di ruang terapi okupasi ADL lainnya. Hasil studi berupa tatanan ruang yang dianggap paling tepat dan mendukung proses terapi secara optimal bagi pasien stroke.Kata kunci: kemudahan gerak, stroke, ruang terapi okupasi ADL dapur
OPTIMALISASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI PADA INTERIOR KANTOR JASA DI JAKARTA SELATAN Rizky Amalia Achsani; Jusuf Thojib; Rinawati Puji Handajani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.908 KB)

Abstract

Kenyamanan visual adalah salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam perancangan interior kantor. Dengan kondisi Kota Jakarta yang memiliki potensi pencahayaan alami sepanjang tahun, maka diharapkan pencahayaan alami dapat dijadikan sumber pencahayaan pada interior. Kenyamanan visual dipengaruhi oleh kinerja pencahayaan alami pada interior. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan kuantitatif pada proses evaluasi pasca huni serta pengujian variabel-variabel melalui eksperimen desain. Untuk mendapatkan kinerja pencahayaan yang optimal, maka kinerja pencahayaan alami pada tapak dan bangunan juga harus optimal. Kinerja pencahayaan alami pada tapak yang ditentukan oleh kondisi iklim dan pola pembayangan bangunan sekitar tapak menunjukkan hasil yang optimal. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, perlu adanya kinerja pencahayaan alami pada bangunan dengan penggunaan pencahayaan alami dan perancangan shading device. Optimalnya kinerja pencahayaan alami pada bangunan, penggunaan jenis workstation untuk job leader dan perubahan bahan sekat workstation menjadi kaca sandblast mempengaruhi kenaikan intensitas pencahayaan di interior. Perubahan penataan workstation yang mengikuti arah datang cahaya dan perubahan pada lapisan furnishing elemen ruang berpengaruh terhadap terpenuhinya indeks kesilauan dan distribusi pencahayaan yang merata.Kata kunci: kinerja, pencahayaan alami, kantor
Interior Ruang Kelas pada Taman Kanak-Kanak Luar Biasa Tunanetra Di Malang Berdasarkan Pedoman Mobilitas dan Orientasi Itroty hadi; Rinawati Puji Handajani; Triandi Laksmiwati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.333 KB)

Abstract

Perkembangan fisik yang menyimpang pada anak tunanetra akan menghambat penyesuaian diri pada anak tersebut. Gangguan yang ada menyebabkan anak tunanetra memiliki keterbatasan dalam mobilitas dan orientasi. Mobilitas dan orientasi menjadi kebutuhan utama anak tunanetra karena berkaitan dengan kemampuan bergerak anak dari satu tempat ke tempat lain. Mobilitas dan orientasi sebaiknya ditangani sejak dini dan didapatkan melalui pendidikan di taman kanak-kanak. Sebagai tempat belajar utama siswa, ruang kelas dapat berperan sebagai media latih mobilitas dan orientasi. Perancangan ruang kelas didasari analisa anak tunanetra pada masing-masing klasifikasi serta analisa mobilitas dan orientasi, sehingga didapatkan kriteria perancangan ruang kelas. Penerapan kriteria perancangan ruang kelas berdasarkan hasil analisa anak tunanetra terkait mobilitas dan orientasi, dilakukan untuk mendapatkan perancangan ruang kelas yang dapat mendukung mobilitas dan orientasi siswa.Kata kunci: ruang kelas, anak tunanetra, mobilitas dan orientasi
EVALUASI TATA RUANG KANTOR DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MALANG Sheryl Febiola; Rinawati Puji Handajani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

EVALUASI TATA RUANG KANTOR DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MALANG Sheryl Febiola dan Rinawati Puji Handajani Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Alamat Email Penulis: Sheryl_olla@gmail.com; rinawatinoor@yahoo.com   ABSTRAK   Tata ruang kantor yang baik tidak tercipta dengan sendirinya, Maka itu perlu adanya standar berdasarkan pada azas-azas tertentu dalam membantu pemerintah kota untuk meningkatkan kualitas kerja, seperti pada Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang yang pemerintahannya ingin meningkatkan kualitas kerja. Awalnya fungsi bangunan adalah perpustakaan yang dialih fungsikan sebagai kantor sehingga kebutuhan akan tata ruang kantor haruslah di rancang senyaman mungkin. Seperti ruangan subbag perencanaan dan subbag keuangan dipilih sebagai objek penelitian ingin mengetahui kesesuaian tata ruang kantor dengan luasan yang terbatas dalam penataan perabot dengan organisasi kerja sehingga menciptakan sirkulasi yang baik dengan standar azas tata ruang kantor. Penelitian ini menggunaka metode kualitatif dengan penjelasa deskriptif, untuk menganalisis tingkat kesesuaian eksisting tata ruang kantor pada objek penelitian berdasarkan keriteria standar azas tata ruang kantor. Hasil studi menunjukkan masih ada beberapa kriteria yang kurang sesuai dengan standar. Untuk mewujudkan tata ruang kantor yang sesuai, yaitu dengan memaksimalkan tata letak perabot dengan standar azas tata ruang kantor dan melakukan penataan meja antar pegawai yang disesuaikan dengan organisasi kerja, sehingga dapat terwujudnya alur sirkulasi yang baik. juga dengan pemilihan jenis perabot dan dimensi perabot yang sesuai dengan kebutuhan dan luasan kantor sehingga tata ruang kantor menjadi lebih baik dari sebelumya. Kata kunci: Tata Ruang Kantor, Azas Tata Ruang Kantor, Tata Letak Perabot, Sirkulasi   ABSTRACT Good office layout is not created by itself, therefore it is necessary to have standards based on certain principles in helping the city government to improve their  quality of work, such as the Office of Culture and Tourism of Malang City whose government wants to improve their quality of work. Initially the building function was a library that was converted as an office so that the need for office space had to be designed as comfortable as possible. As  departement of planning room and departement of finance room were selected as the object of this research in order to know the suitability of the office layout with limited area in the arrangement of furniture with work organizations so as to create good circulation with the standard office layout principles. This study uses  qualitative method with descriptive explanation, to analyze the suitability level of the existing office layout on the object of research based on the standard criteria of office layout. The results of the study indicate that there are still some of the criteria that are not in accordance with the standards. In order to realize an appropriate office layout,  by maximizing the layout of furniture with standard office layout principles and arranging desks between employees that are adjusted to the work organization, so that a good circulation flow can be form. also by choosing the type of furniture and the dimensions of furniture in accordance with the needs and area of ​​the office so that the office layout is better than before. Keywors: Office Layout, Office Layout Principles, Furniture layout, Circulation  
Elemen Interior sebagai Brand Identity Restoran Cepat Saji di Kota Malang Zahra Faradin; Rinawati Puji Handajani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gaya hidup masyarakat modern yang menginginkan semua serba cepat membuat pertumbuhan bisnis restoran cepat saji tercatat sebagai pertumbuhan yang tinggi di berbagai belahan dunia. Kota Malang memiliki perkembangan bisnis restoran cepat saji yang pesat. Banyaknya restoran yang bermunculan dengan fasilitas dan jenis layanan serupa, diantaranya merupakan restoran dengan citra terbaik menurut IMAC Award tahun 2019-2020, yaitu McDonald’s, KFC, dan Burger King menyebabkan persaingan antar restoran menjadi semakin ketat. Brand identity merupakan strategi bisnis untuk membedakan satu restoran dengan restoran lainnya yang serupa sekaligus alat untuk mempromosikan diri yang dapat diidentifikasi dengan desain interior restoran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan elemen interior pada restoran cepat saji di Kota Malang sudah sesuai dengan aspek-aspek brand identity, yaitu clear vision, unique story, dan energy. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa objek penelitian McDonald’s dan KFC telah menerapkan elemen interior sesuai dengan tiga aspek brand identity restoran cepat saji dengan presentase 100%, sedangkan Burger King berhasil menerapkan dengan presentase keberhasilan 80%, dimana restoran belum memenuhi indikator aspek clear vision pada perabot.Kata kunci: restoran cepat saji, interior, brand identity
Pengaruh Peletakakkan Anchor Tenant Terhadap Arus Sirkulasi Pengunjun Pada Malang Town Square Novia Wahyu Hanifah; Rinawati Puji Handajani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengaruh Peletakan Anchor tenant Terhadap Arus Sirkulasi Pengunjung pada Malang Town Square Novia Wahyu Hanifah1 dan Rinawati P. Handajani2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur,, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya2 Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Alamat Email penulis: phinovia@gmail.com ABSTRAKPusat perbelanjaan modern atau mall telah menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Saat ini, pusat perbelanjaan terus beradaptasi untuk menyediakan kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Bahan dasar salah satu keberhasilan mall adalah anchor tenant yang merupakan penyewa utama di suatu mall. Hal ini penting karena anchor tenant dan ritel non-Anchor mengalami efek spillover dan mampu meningkatkan penjualan secara drastis setelah adanya pengenalan anchor tenant ke dalam pusat perbelanjaan. Malang Town Square merupakan salah satu mall terbesar di Malang. Pada mall ini terdapat beberapa permasalahan dimana pada beberapa lantai terdapat area sirkulasi yang sepi mengakibatkan persebaran pengunjung tidak merata. Pada beberapa lantai bangunan anchor tenant yang seharusnya menjadi magnet lantai dan dapat membantu pengunjung agar melewati retail lain justru sedikit dilewati pengunjung dan lokasinya cenderung tertutup. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan penjelasan secara deskriptif. Observasi dan wawancara akan dilakukan dan disukung dengan simulasi menggunakan space syntax untuk mengetahui pola sirkulasi pengunjung. Hasil penelitian akan didapat pola arus pergerakan pengunjung di area sirkulasi mall yang dipengaruhi oleh magnet lantai dan faktor yang mendukung kemudahan pencapaian dari tata ruang dan sirkulasi mall.Kata kunci: Mall, anchor tenant, sirkulasi, space syntax ABSTRACTModern shopping centers or malls have become the choice to meet the needs of people. Today, shopping centers are constantly adapting to provide for primary, secondary, and tertiary needs. The essential ingredient of one of the mall's successes is the anchor tenant who is the main tenant in a mall. This is important because anchor tenants and non-anchor retailers experience spillover effects and can increase sales drastically after the introduction of anchor tenants into the development center. Malang Town Square is one of the biggest malls in Malang. In this mall there are several problems where on several floors there are circulation areas that are rarely visited by visitors, resulting in an unbalanced distribution. On several floors of the building, anchor tenants are supposed to be floor magnets and can help visitors pass through other retailers, but this location is rarely visited by visitors because of the enclosed circulation.This study uses a qualitative method with a descriptive explanation. Observations and interviews will be conducted and supported by simulations using space syntax to determine visitor circulation patterns. The results of the study will get the flow pattern of visitor movements in the mall circulation area which is influenced by floor magnets and factors that support the layout and circulation of the mall.Keywords: Mall, anchor tenant, circulation, space syntax
EVALUASI INTERIOR POS PAUD PADA BANGUNAN BALAI RW DI KOTA MALANG Ririh Dyah Prabandiani; Rinawati Puji Handajani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balai RW merupakan bangunan fasilitas umum yang berfungsi untuk menampung berbagai kegiatan warga dalam satu RW. Berbagai kegiatan yang ditampung dalam satu tempat ini menyebabkan adanya fasilitas yang digunakan bersama seperti kamar mandi, gudang, dan berbagai macam perabot. Bangunan fasilitas umum seperti Balai RW tidak secara khusus dirancang untuk fungsi PAUD. Pada pelaksanaannya, 104 dari 157 Pos PAUD yang ada di Kota Malang menempati Balai RW. Alih fungsi bangunan dari Balai RW ke Pos PAUD ini perlu ditinjau, apakah bangunan fasilitas umum merupakan bangunan yang memenuhi standar yang telah ada khususnya pada aspek interior yang menjadi tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar untuk anak. Pada penelitian ini peneliti mengkaji apakah interior Pos PAUD yang menggunakan Balai RW sebagai tempat penyelenggaraannya telah sesuai untuk anak usia dini. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan strategi penelitian observasi. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa unit amatan yang kurang memenuhi standar seperti layout ruang, toilet, pencahayaan dan penghawaan, serta perabot. Penggunaan Balai RW untuk penyelenggaraan Pos PAUD di Kota Malang masih memiliki beberapa kekurangan dikarenakan bangunan tersebut merupakan bangunan multifungsi yang bukan dikhususkan untuk anak.  
Analisis Penataan Ruang Area Bar pada Kedai Kopi di Jakarta Berdasarkan Prosedur Pembuatan Minuman Kopi Muhammad Abi Ramadhan; Rinawati Puji Handajani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol. 10 No. 4 (2022): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedai kopi menjadi salah satu tempat publik yang paling sering dikunjungi masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, terutama di Jakarta. Hingga kini perkembangan kedai kopi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) gelombang dan kedai kopi gelombang ketiga yang menjadi objek penelitian ini merupakan kedai kopi Specialty yang pada umumnya dikelola secara independen serta mengedepankan kualitas kopi dengan berbagai metode penyajian dan prosedur yang spesifik yang dilakukan oleh Barista di area Bar. Maka dari itu, penataan ruang dari area Bar dapat berkontribusi dalam efektivitas dan efisiensi kerja dari pelakunya. Penataan ruang dalam hal ini dapat dirincikan sebagai penataan yang ideal dari furnitur, peralatan, dan jumlah pelaku di dalam luas ruang yang disediakan dengan tujuan untuk mengoptimalkan kinerja. Melalui analisis secara kualitatif-desktriptif yang dilakukan pada 3 (tiga) kedai terpilih, ditemukan bahwa penataan ruang memiliki pengaruh terhadap keefektifan dan keefisienan kerja dari Barista dalam menjalakan prosedur-prosedur pembuatan minuman kopi, terutama dalam hal jumlah perpindahan tempat yang dilakukan yang disebabkan oleh zonasi, pembagian ruang, serta dimensi dari area Bar itu sendiri.