Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Aksesibilitas Fisik Bagi Penyandang Disabilitas Pada Taman Pesut Tepian Mahakam Kota Samarinda Arlia Denisa Rahman; Subhan Ramdlani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sudah seharusnya ruang terbuka hijau publik seperti Tepian Mahakam Kota Samarinda harus dapat digunakan oleh semua kalangan termasuk penyandang disabilitas. Namun kurangnya perawatan dan perencanaan infrastruktur yang tidak memperhatikan penyandang disabilitas pada Taman Pesut menyebabkan kondisi aksesibilitas fisik rusak dan tidak sesuai standar yang ditetapkan Permen PU No. 30 Tahun 2006, Building for Everyone oleh National Disability Authority, dan Accessibility for The Disabled oleh United Nation. Hal ini menyebabkan kemungkinan hambatan yang akan dihadapi oleh pengunjung penyandang disabilitas, terutama yang menggunakan alat bantu mobilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aksesibilitas fisik yang dapat menunjang mobilitas penyandang disabilitas pada Taman Pesut. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif evaluatif dengan pendekatan kualitatif serta teknik audit aksesibilitas yang bertujuan untuk mengevaluasi kondisi faktual aksesibilitas fisik Taman Pesut. Dari hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa aksesibilitas fisik Taman Pesut belum belum sesuai untuk mewadahi mobilitas penyandang disabilitas.Kata kunci: Aksesibilitas fisik, penyandang disabilitas, ruang terbuka hijau publik
PERANCANGAN GALERI SENI BILAH NUSANTARA DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR JAWA DI SLEMAN, YOGYAKARTA Bramantio Darkim; Subhan Ramdlani; Ali Soekirno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.056 KB)

Abstract

Hampir tidak ada sebuah kawasan negara di dunia ini yang memiliki khazanah senjata berupa bilah tradisional sebanyak di kawasan kepulauan Nusantara – Indonesia. Senjata tradisional Indonesia penuh dengan makna simbol dan memiliki manifestasi kekuatan rohaniah yang sungguh banyak ragamnya, dan fungsinya erat dengan kehidupan sehari-hari. Namun karena kehidupan modern, masyarakat yang berpindah ke perkotaan sudah sangat jarang dan mulai melupakan bilah tradisional yang ada karena kemudahan hidup di perkotaan. Dari sinilah ide untuk membuat sebuah galeri yang mengakomodir pengenalan kembali dan edukasi bagi masyarakat tentang bilah-bilah nusantara yang ada di Indonesia. Kajian ini adalah untuk menghasilkan konsep desain arsitektur dengan penerapan prinsip dan konsep arsitektur Jawa untuk menghasilkan Galeri Seni dan Workshop Bilah Nusantara yang menarik dan informatif. Dasar desain diperoleh dari tipologi wilayah, bertempat di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, maka tipologi Arsitektur Jawa dipakai untuk mendesain bangunan galeri ini. Hasilnya adalah penggunaan zoning dan struktur yang dipakai di bangunan tradisional Jawa: Joglo. Kata kunci bangunan Joglo kemudian disesuaikan dengan kondisi tapak dan wilayah, pengaruh arah mata angin dan arah sinar matahari untuk mendesain kompleks bangunan. Kemudian, standar galeri seni digunakan untuk mendesain alur dan pola sirkulasi pada bangunan Galeri.Kata Kunci: Galeri Seni, Workshop, Bilah, Pisau, Senjata Tradisional, Indonesia, Nusantara
PENATAAN KEMBALI KAWASAN PASAR BUNGA DAN PASAR HEWAN (SPLENDID) KOTA MALANG Tara Aulia Rachman; Subhan Ramdlani; Ali Soekirno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.295 KB)

Abstract

Kota Malang memiliki pusat perbelanjaan bunga dan hewan (Splendid) yang berlokasi di Jl. Brawijaya dengan kontur tanah yang dibuat terasiring ke arah sungai. Lokasi pasar hewan dan pasar bunga yang berseberangan, namun tidak menjadi satu kesatuan membuat keduanya terkesan berjalan sendiri-sendiri. Padahal keduanya merupakan sebuah potensi wisata Kota Malang. Keberadaan elemen soft material dan hard material kurang optimal dalam penggunaannya. Penelitian ini dilakukan melalui survey lokasi untuk mendapatkan data berupa data fisik tapak, data klimatologi, dan data bio-fisik mengenai tapak. Sedangkan studi komparatif digunakan sebagai referensi terhadap perancangan lansekap nantinya. Penelitian mengenai kondisi eksisting lansekap ini didasarkan pada variabel analisa yang meliputi klimatologi, topografi, batas tapak, view, kebisingan, utilitas, bangunan, zonning, sirkulasi dan vegetasi. Dari hasil analisa tersebut diperoleh ragam data yang dijadikan dasar dalam konsep perancangan lansekap pasar bunga dan pasar hewan splendid Arsitektur Lansekap sebagai pendekatan perancangan Pasar Bunga dan Pasar Hewan diterapkan sebagai solusi dari permasalahan yang ada, dengan mewujudkan lingkungan binaan yang selaras dengan fungsi dan kondisi tapak. Rekonfigurasi karakter ruang Pasar Bunga dan Pasar Hewan, serta penataan ruang yang memprioritaskan ruang hijau untuk pendayagunaan elemen vegetasi sebagai pengkondisian pasif terhadap iklim mikro tapak dan kondisi eksisting tapak adalah garis besar konsep perancangan yang diterapkan pada Perancangan Kembali Kawasan Pasar Bunga dan Pasar Hewan (Splendid) Kota Malang.
Kualitas Ruang Luar Ngrowo Waterfront sebagai Destinasi Wisata Kota Tulungagung berdasarkan Persepsi Publik Dimas Gilang Narendra; Subhan Ramdlani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk meningkatkan dan mendukung sektor wisata sebagai pusat ekonomi Tulungagung, Sungai Ngrowo menjadi salah satu objek yang dikembangkan. Pembangunan Ngrowo Waterfront oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung untuk menjadi destinasi wisata belum maksimal karena kurang atraktif baik dari segi aspek fisik maupun aspek sarana dan prasarana. Dengan menyajikan banyak sarana meliputi rekreasi, olah raga, perdagangan, dan edukasi, kawasan ini masih dianggap belum memenuhi sebagai kawasan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas ruang luar kawasan tersebut sebagai destinasi wisata ditinjau dari persepsi publik. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif-kualitatif dan kuantitatif ditinjau dari persepsi publik. Hasil penelitian yang akan diperoleh berupa analisa kualitas ruang luar pada objek penelitian sebagai destinasi wisata
RUMAH SUSUN DENGAN KONSEP BIOKLIMATIK DI KOTA MALANG Delfta Yugaswara; Beta Suryokusumo; Subhan Ramdlani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.568 KB)

Abstract

Kota Malang merupakan salah satu kota terpadat penduduknya di Jawa Timur. Bertambahnya penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya lahan, membuat harga properti menjadi mahal dan tidak terjangkau oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah menyediakan permukiman vertikal dengan harga sewa/beli terjangkau yang biasa disebut rumah susun (untuk selanjutnya disingkat rusun). Untuk itu pemerintah kota Malang merencanakan membuat rusun di kawasan Kedung kandang Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan programatik. Analisa dilakukan berdasarkan survey lokasi dan hasil pencarian data berupa data fisik tapak, kependudukan, dan klimatologi. Sedangkan, studi komparasi dilakukan terhadap Rumah Susun yang memakai respon terhadap ikim sebagai referensi. Kajian yang dilakukan antara lain mengenai aspek tanggap iklim. Kajian dilakukan untuk membantu dalam memahami karakteristik bangunan terhadap iklim. Dengan kajian ini diharapkan dengan konsep arsitektur bioklmatik yang merupakan konsep desain bangunan tanggap iklim terhadap tempat bangunan itu berada, tidak terkecuali penerapannya pada rusun. Kata kunci : rumah susun, tanggap Iklim, bioklimatik
PERANCANGAN RESORT HOTEL PADA LERENG GUNUNG PANDERMAN KOTA BATU Irwansyah Digma Pratama; subhan ramdlani; Bambang Yatnawijaya S
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1032.293 KB)

Abstract

Kota Batu merupakan kota Pariwisata unggulan di JawaTimur yang banyak di kunjungi wisatawan lokal dan asing beragam tempat wisata baik yang mengandalkan alam seperti pendakian Gunung Panderman, Wisata Songgoriti, Wisata Desa Bunga, Wisata sayur, Wisata Agro dan juga wisata edukasi seperti Musium Satwa. Jatim Park, Pasar Malam yang berdekatan denganalun – alun, BNS ( Batu Night Spectacular ) dan lain sebagainya. Mengingat Kota Batu sebagai kunjungan kota wisatawan di Jawa Timur ini, sarana penunjang yang dibutuhkan bagi wisatawan yang berkunjung adalah fasilitas akomodasi, Menurut data dinas pariwisata dan kebudayaan kota Batu, wisatawan yang berkunjung ke kota ini rata – rata 10 % individual, 40 % pasangan, 50 % keluarga. Sementara jumlah semua kamar hotel yang tersedia saat ini di Batu secara keseluruhan menyediakan 2.326 kamar. Jumlah tersebut hanya mampu menampung pengunjung sebesar 6.984 orang, dan di tahun 2018, jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota batu dan hadir untuk di akomodasi membutuhkan kamar sebesar 2.523 kamar, jumlah tersebut memiliki selisih 197 kamar yang di butuhkan untuk dapat menampung 7.441 wisatawan yang hadir di tahun 2018 ini. Dalam RDTRK ( Rencana Detail Tata Ruang Kota ), Pemerintah Kota Batu juga mengatur untuk pengembangan fasilitas akomodasi, yaitu yang berlokasi di Dusun Toyomerto, Oro – Oro Ombo ( Kawasan Villa Panderman Hill ) dan Gangsiran Putuk di Desa Tlekung. Pada Kawasan tersebut saat ini lokasinya di manfaatkan oleh warga untuk kegiatan pertanian sayur dan buah –buahan. Berbagai fasilitas yang sesuai untuk area yang bertopografi seperti di Kota Batu ini adalah Resort dan menurut pengertian dari ( Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwisata. Jakarta ;AkademiPariwisataTrisakti, 1999 ), Sebuah Resort Hotel sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya dengan obyek wisata, dan berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulung kecil atau juga di pinggir pantai.Kata Kunci : Resort Hotel, Penerapan, Struktur Dinding Penahan Tanah
PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP KUALITAS TAMAN SINGHA MERJOSARI BERDASARKAN VARIABEL PEMBENTUK KUALITAS RUANG PUBLIK Gesvi Rizkitachika Praramadhanti; Subhan Ramdlani
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Idealog Vol 7 No 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v7i1.4745

Abstract

A city with population density and all its various activities can cause mental fatigue and the deterioration of the quality of the urban living environment which results in a decrease in the productivity of urban communities. The image and quality of life of the city are often associated with open public spaces, which play a role in relaxing the pressures of life patterns and helping to reduce mental fatigue and aggresive human behavior (Praliya, 2019). City parks with good quality become one of the open public spaces that attract heterogenous urban communities, including people with disabilities. The purposive method was used in the selection of this research location. The purpose of this study was to analyze the quality of Taman Singha Merjosari which was awarded the best designed park in Indonesia in 2013. This type of research is a quantitative descriptive analysis with a sample of park users. Sari and Wicaksono (2020) evaluated the level of comfort and measurements of the microclimate in the form of temperature and humidity at Merjosari Park and Mojolangu Park. This study is dif erent, it is based on user perceptions of the three aspects that make up the quality of public space developed by Carr (1992), namely aspect of needs, rights and meaning. The results of this study conclude that the quality of Taman Singha Merjosari is considered quite good. This reflect that several park facilities and elements need improvement, such as pedestrians, fitness equipment, children's playgrounds, and parking areas. Keywords : City, City Park, Public Space,Perception
Tipologi Kerusakan Hunian Kawasan Rawan Bencana Gunung Semeru di Desa Supiturang Lumajang Cindy Putri Maulidina; Subhan Ramdlani
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gunung Semeru mengalami erupsi yang bersifat aktif dengan mengeluarkan material batuan, pasir, dan abu vulkanik pada tahun 2021. Lumajang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terletak di kawasan tapal kuda dikarenakan berada di daerah yang berpotensi terjadinya gempa bumi dan letusan gunung berapi. Dusun Curah Kobokan dan Dusun Sumbersari merupakan daerah yang termasuk Kawasan Rawan Bencana III di Desa Supiturang yang mengalami dampak kerusakan bangunan sebanyak 428 bangunan di Dusun Curah Kobokan dan 380 bangunan di Dusun Sumbersari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bagaimana tipologi kerusakan hunian kawasan rawan bencana Gunung Semeru di Desa Supiturang, Kabupaten Lumajang dengan membandingkan observasi visual lapangan, serta memahami ancaman, kerentanan, dan kapasitas, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar melakukan tindakan upaya mengurangi kerusakan hunian akibat bencana Gunung Semeru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan tipologi yang digunakan untuk mengklasifikasikan objek ke dalam tipe kerusakan tertentu. Jumlah unit amatan hunian yang digunakan yaitu, terdiri dari 9 hunian menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih kualitas bahan dan kekuatan konstruksi bangunan, memperhatikan elemen-elemen bangunan terutama bagian belakang bangunan (dapur dan kamar mandi), dinding, dan atap, perlu kewaspadaan bersama seluruh elemen masyarakat di wilayah potensi tinggi bencana Gunung Semeru, dan perlunya perhatian terhadap kelompok rentan usia lanjut dan anak-anak. Kata kunci: Tipologi Kerusakan Hunian, Kawasan Rawan Bencana, Gunung Semeru, Desa Supiturang Lumajang
Kualitas Visual Koridor Jalan Pasar Besar Malang Berdasarkan Persepsi Masyarakat Triyono, Zaki Rahadian; Subhan Ramdlani
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Selain itu kota Malang juga memiliki letak yang sangat strategis ditengah-tengah wilayah kabupaten Malang. Hal ini diharapkan bahwa sarana dan prasarana perkotaan yang dimiliki dapat menunjang kegiatan perekonomian secara dinamis sehingga menjadi simultan perubahan kota ke arah industri dan jasa, termasuk pariwisata dan pendidikan. Kota Malang juga merupakan kota yang memiliki potensi dalam hal perdangan dan jasa, salah satu generator perkembangan kota Malang adalah aktivitas perdagangan yaitu Pasar Besar Malang. Jalan Pasar Besar berperan penting pada perdagangan dan jasa. Pada kawasan ini terdapat beberapa masalah yang kompleks diantaranya peningkatan lalu lintas yang mengakibatkan perkembangan perdagangan dan jasa. Hal ini menyebabkan diperlukan pengendalian terhadap intensitas bangunan. Terdapat kios kios yang tidak tertata dengan rapi bahkan berdagang pada area pedestrian, dimensi yang kurang sesuai, signage yang ada tidak tertata dan tertutup oleh vegetasi. Bentuk dan skyline bangunan yang berbeda bahkan terjadi ketimpangan. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian campuran, dimana terdapat metode penelitian dan analisis kuantitatif maupun kualitatif. Setelah penelitian dilakukan, dapat dipahami bahwa setidaknya terdapat empat faktor pembentuk kualitas visual di koridor jalan ini, yaitu Faktor Daya Tarik, Faktor Kesinambungan, Faktor Keindahan, dan Faktor Keterlingkupan. Terdapat hubungan positif antar faktor meskipun hubungan yang terjadi tidak terlalu kuat. Variabel Pengidentifikasian menjadi variabel yang paling kuat kecenderungannya yang kemudian variabel Keterlingkupan yang plaing lemah kecenderungannya terhadap kualitas visual di koridor Jalan Pasar Besar Malang. Di sisi lain, terdapat beberapa variabel yang belum menunjukkan kecenderungannya, seperti variabel keterlingkupan. Variabel lain yang tidak disebutkan menunjukkan kecenderungan sifat yang cukup. Kata kunci: Kualitas Visual, Koridor Jalan, Persepsi Masyarakat