Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Mahasiswa D3 Keperawatan Budi Artini
Bahasa Indonesia Vol 7 No 2 (2018): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.724 KB) | DOI: 10.47560/kep.v7i2.108

Abstract

Merokok merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini, merokok sudah melanda berbagai kalangan baik anak-anak sampai orang tua. Secara umum, ketika seseorang ditanya mengenai merokok, hampir sebagian besar orang mengatakan hal yang berbeda, meskipun dalam lingkup yang sama. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor dominan yang mempengaruhi perilaku merokok mahasiswa D3 keperawatan di STIKes A. Perilaku merokok dipengaruhi oleh faktor sosial, faktor psikologis dan faktor genetik. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa D3 keperawatan yang merokok. Populasi dalam penelitian dengan jumlah 24 adalah seluruh mahasiswa D3 keperawatan, responden yang bersedia diteliti. Metode sampling yang digunakan adalah “Total Sampling”. Data dikumpulkan dengan lembar kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor sosial berpengaruh terhadap perilaku merokok yaitu sebanyak 21 orang (87%), faktor psikologis berpengaruh terhadap perilaku merokok yaitu sebanyak 18 orang (75%), dan faktor genetik berpengaruh terhadap perilaku merokok yaitu sebanyak 18 orang (75%). Dari hasil penelitian, faktor dominan yang mempengaruhi perilaku merokok yakni faktor sosial sebanyak 21 orang (87%). Hal ini karena perilaku merokok dipengaruhi oleh faktor sosial, dimana faktor sosial merupakan dorongan untuk melakukan hubungan atau interaksi dengan orang lain. Sama halnya dengan mahasiswa yang mana dalam kegiatan sehari-hari tidak lepas dari pengaruh teman sebayanya. Hal inipun termasuk didalamnya kebiasaan merokok, sehingga apabila didalam pergaulan banyak teman melakukan kebiasaan merokok, maka akan mudah terpengaruh untuk merokok.
Analisis Faktor Yang Memengaruhi Kenakalan Remaja Budi Artini
Bahasa Indonesia Vol 7 No 1 (2018): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.493 KB) | DOI: 10.47560/kep.v7i1.117

Abstract

Kenakalan remaja merupakan hal yang dirasa sudah biasa di kalangan anak muda saat ini. Perilaku kenakalan remaja disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor dari remaja itu sendiri (internal) dan dari luar (eksternal). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kenakalan remaja di SMP A. Desain penelitian menggunakan rancangan deskriptif, kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah remaja yang melakukan pelanggaran dan bersedia menjadi responden dengan jumlah populasi 50 orang dan sample yang digunakan sebanyak16 responden. Metode sampling yang digunakan adalah“Purposive Sampling”. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Data yang terkumpul kemudian ditabulasikan secara manual. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pada faktor krisis identitas tidak memengaruhi sebanyak 9 responden (56%), faktor control diri lemah tidak memengaruhi sebanyak 10 responden (63%), faktorkeluarga/perceraian tidak memengaruhi sebanyak 11 responden (69%), faktor teman sebaya memengaruhi sebanyak 9 responden (56%), dan faktor informasi dan teknologi memengaruhi sebanyak 8 responden (50%). Diantara faktor-faktor tersebut, faktor yang paling memengaruhi kenakalan remaja di SMP A yaitu pengaruh teman sebaya sebanyak 9 responden (56%). Hal ini dapat disebabkan karena sebagian besar responden memiliki komunitas yang kurang baik. Karena itu kepada setiap orang tua, diharapkan tetap mengontrol komunitas dari anak remajanya.
FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PENDERITA TUBERKULOSIS MELAKUKAN PENGOBATAN DI WILAYAH PUSKESMAS MANUKAN KULON SURABAYA Rizka Safitri; Budi Artini
Bahasa Indonesia Vol 4 No 2 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v4i2.144

Abstract

Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. dari data yang diperoleh penulis di puskesmas manukan surabaya banyak penderita tuberkulosis yang berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai. dapat dilihat dari banyak penderita, tuberkulosis paru yang kambuh dan drop out. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor dominan yang mempengaruhi penderita tuberkulosis paru melakukan pengobatan diwilayah puskesmas manukan kulon surabaya. Penelitian ini menggunakan desain "deskriptif". Populasi sebanyak 69 orang. sampel yang diambil adalah pasien TBC yang berobat di puskesmas manukan kulon surabaya sebanyak 59 orang. Metode sampling yang digunakan adalah "konsekutif sampling" dan data dikumpulkan dengan kuisioner kemudian data diolah secara manual. Berdasarkan hasil penelitian didapat data bahwa faktor dominan yang mempengaruhi penderita tuberkulosis dalam melakukan pengobatan TBC adalah faktor presdiposisiyaitu 28 orang (93.3%). Hal ini dimungkinkan bahwa dalam berperilaku kesehatan seseorang harus memiliki pengetahuan tentang manfaat pengobatan. Selain pengetahuan kadang-kadang kepercayaan, tradisi, dan sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau mengahambat seseorang dalam melakukan pengobatan. Seseorang yang mempunyai pengetahuan, sikap, keyakinan, dan nilai-nilai kesehatan yang baik akan lebih menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan individu tentang pemeliharaan kesehatan bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN DIET PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH PUSKESMAS PAKIS SURABAYA Yusti Fauzia; Ethyca Sari; Budi Artini
Bahasa Indonesia Vol 4 No 2 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v4i2.147

Abstract

Keberhasilan pengobatan pada penderita Diabetes Melitus salah satunya ditunjang dari kepatuhan dietnya. Terlaksananya kepatuhan diet ini dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dukungan keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan. Keterlibatan faktor-faktor ini akan membuat seorang penderita Diabetes Melitus dapat mempertahankan kondisi kesehatannya. Penderita Diabetes Mellitus sering datang ke Puskesmas dengan kondisi gula darah masih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet penderita Diabetes Mellitus. Desain yang digunakan pada penelitian ini deskriptif. Populasi dari Penelitian ini adalah seluruh penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Pakis. Sampel yang digunakan 30 orang dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Data diperoleh dari hasil koesioner, data yang terkumpul ditabulasi dengan tabel distribusi frekwensi dan di konfirmasikan dalam bentuk tabel frekwensi. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil faktor pengetahuan mempengaruhi kepatuhan diet sebesar 29 orang (97,%), faktor sikap mempengaruhi sebesar 28 orang (93,3%), faktor dukungan keluarga mempengaruhi sebesar 30 orang (100%). Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor dukungan keluarga sebesar 30 orang (100%). Hal ini menunjukkan bahwa peran keluarga sangat besar dalam pelaksanaan kepatuhan diet bagi penderita Diabetes Melitus oleh karena itu diperlukan peningkatan pengetahuan keluarga tentang Diet Diabetes Melitus agar dapat mendukung diet keluarganya yang sakit.
Analisis Faktor Yang Memengaruhi Pemberian MPASI Dini Budi Artini
Bahasa Indonesia Vol 7 No 1 (2018): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v7i1.99

Abstract

MPASI (Makanan pendamping ASI) merupakan pemberian makanan pendamping selain ASI saat bayi berusia 6 bulan. Dalam pemberian MPASI dini terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi : pengetahuan dan pengalaman dan faktor eksternal meliputi : sosial budaya, petugas kesehatan dan informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian MPASIDini di RW A. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan populasi seluruh ibu yang sudah memberikan MPASI dini pada bayi usia 0-1 tahun. Sampel berjumlah 26 Orang. Data diolah dengan mengunakan distribusi frekuensi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa semua faktor baik internal dan eksternal mempengaruhi pemberian MPASI Dini. Faktor Internal yang meliputi Pengetahuan yaitu sebanyak 26 responden (100%) dan Pengalaman yaitu sebanyak 23 responden (88,5%) sedangkan faktor eksternal yang meliputi faktor sosial budaya yaitu sebanyak 24 responden yaitu (92,3%), faktor petugas kesehatan yaitu sebanyak 25 responden (96,2%) dan faktor informasi yaitu sebanyak 26 responden (100%) dengan Faktor Dominan yang mempengaruhi pemberian MPASI dini yaitu faktor pengetahuan dan informasi yaitu sebanyak 26 responden (100%). Disarankan perlu adanya peningkatan frekuensi penyuluhan tentang pentingnya ASI Eksklusif dan Manfaat ASI di masyarakat oleh Instansi kesehatan setempat dengan melakukan kerjasama dengan melibatkan semua komponen yang ada.
GAMBARAN PERAN ORANG TUA DALAM PERSIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SDN KEDURUS II SURABAYA Wieke Sherlly Dentia; Budi Artini
Bahasa Indonesia Vol 4 No 1 (2015): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menarche merupakan keluarnya cairan darah dari alat kelamin wanita berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah. Perasaan takut, panik, kaget, sedih, dan bingung merupakan bentuk-bentuk ketidaksiapan remaja putri untuk menghadapi menarche. Oleh karena itu, orang tua mempunyai peranan yang besar dalam memberikan informasi tentang perkembangan pada remaja terutama tentang masalah haid. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi peran orang tua dalam persiapan menghadapi menarche pada remaja putri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan jumlah populasi 96 remaja putrikelas 4, 5, dan 6, sampel yang diambil adalah sebagian remaja putri berjumlah 77 remaja putri, sedangkan sampling yang digunakan menggunakan simple random sampling. Pengambilan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuisioner tentang peran orang tua dalam persiapan menghadapi menarche pada remaja putri. Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil bahwa peran orang tua dalam persiapan menghadapi menarche adalah baik sebanyak 24 responden(40%), cukup sebanyak 31 responden (51,7%), dan kurang sebanyak 5 responden (8,3%). Peran orang tua dalam kesiapan menarche yang cukup ini dapat dipengaruhi oleh pengalaman,pekerjaan serta pendidikan terakhir orang tua. Oleh karena itu diharapkan orang tua lebih aktif meningkatkan pengetahuan mereka agar peran dalam memberikan informasi mengenaimenarche menjadi lebih baik.
PENINGKATAN KEMAMPUAN KADER DALAM MEMANTAU KADAR KOLESTEROL DARAH GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT Budi Artini; Hendro Djoko Tjahjono
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.443 KB) | DOI: 10.47560/pengabmas.v1i1.257

Abstract

Masyarakat yang sehat merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia. Terkait dengan kesehatan masyarakat, salah satu masalah yang sering dijumpai adalah keluhan adanya peningkatan kadar kolesterol darah. Kolesterol dalam jumlah seimbang sangat penting bagi tubuh. Terlalu sedikit kolesterol tidaklah sehat, sama dengan terlalu banyak. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan penguasaan keterampilan para kader kesehatan dalam melakukan upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui tindakan pencegahan peningkatan kadar kolesterol di masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan mengajarkan kepada kader Posyandu dan kader PKK, ketua Tim Penggerak PKK tentang kolesterol dancara pemeriksaan sederhana untuk cek kadar kolesterol. Metode kegiatannya adalah ceramah, penugasan, dan diskusi serta pendampingan. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan yang berupa ceramah, penugasan, dan workshop yang diikuti oleh 15 peserta hasil pre test dan post test tentang pemahaman pencegahan peningkatan kadar kolesterol darah menunjukkan adanya peningkatan. Ini berarti kriteria yang ditetapkan tercapai, karena persentase penguasaan materi lebih dari 75%. Berdasarkan hal tersebut maka pengabdian ini telah berhasil mencapai tujuan. Secara khusus kegiatan ini mampu mendorong menyusun program penanggulangan dan pencegahan peningkatan kadar kolesterol darah pada kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, adanya empati yang tinggi dari peserta dan timbul kepedulian dari pemerintah desa terhadap kegiatan pengabdian kepada masyarakat.