Pamuda Pudjisuryadi
Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EVALUASI KINERJA DIRECT DISPLACEMENT-BASED DESIGN DAN FORCE BASED DESIGN BANGUNAN IRREGULAR PLAN 6-LANTAI Charly Wijaya; Stephen Wibiatma Wijaya; Ima Muljati; Pamuda Pudjisuryadi
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.638 KB)

Abstract

Metode Direct Displacement-Based Design (DDBD) merupakan metode baru dalam perhitungan struktur bangunan terhadap gempa yang membutuhkan verifikasi secara global. Metode ini memiliki proses perhitungan yang lebih singkat dan sederhana jika dibandingkan dengan metode Force Based Design (FBD) yang telah banyak diaplikasikan saat ini. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja bangunan yang dihitung dengan masing-masing metode untuk melihat performanya terhadap target desain sehingga dapat diverifikasi keandalannya. Bangunan yang diteliti memiliki bentuk irregular plan setinggi 6-lantai yang berada pada wilayah gempa 2 dan 6 Peta Gempa Indonesia. Verifikasi terhadap kinerja bangunan didapatkan dari hasil analisis dynamic nonlinear time history. Hasil verifikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa kedua metode memberikan kinerja yang baik, namun bangunan yang didesain menggunakan metode DDBD lebih mendekati target desain yang telah ditentukan sebelumnya dibandingkan dengan yang menggunakan metode FBD. Selain itu, metode DDBD cocok untuk diterapkan pada konsep Performance Based Design yang memakai drift sebagai batasan desain.
PENGEMBANGAN PENGHALUSAN JARING ELEMEN SEGITIGA REGANGAN KONSTAN SECARA ADAPTIF Kevin Tjoanda; Wong Foek Tjong; Pamuda Pudjisuryadi
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.196 KB)

Abstract

Penelitian ini menghasilkan program matlab yang mampu melakukan penghalusan secara adaptif pada diskretisasi awal yang kasar sampai mendapatkan diskretisasi optimal dimana nilai error pada hasil analisanya memenuhi syarat/target yang ditentukan. Elemen yang digunakan adalah elemen segitiga regangan konstan untuk menganalisa masalah tegangan dan regangan bidang. Pengujian program dilakukan dengan menggunakan berbagai benchmark problems yang disediakan oleh literature. Hasil pengujian menunjukkan bahwa parameter strain energy error dapat digunakan untuk perhitungan adaptifitas dan pada diskretisasi optimalnya menghasilkan nilai yang sangat mendekat solusi referensinya. Sebagian besar proses sudah dapat dilakukan secara otomatis namun untuk masalah tertentu diperlukan penyesuaian pada kondisi batas dan pembebanannya agar mengikuti diskretisai baru. Masalah otomasi juga muncul pada struktur dengan sisi lengkung. Diskretisasi optimal pada akhir dari proses adaptifitas memang memberikan hasil yang mendekati eksak, namun karena menggunakan metode element subdivision dan alat bantu delaunay triangulation, maka terdapat ketidakefektifan yaitu banyak elemen yang ukurannya lebih kecil dari ukuran yang diperlukan.
EVALUASI KINERJA METODEDIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN DAN FORCE BASED DESIGNPADA BANGUNAN VERTICAL SETBACK 6 LANTAI Stefany Marsilea Glorie; Victor Luis; Ima Muljati; Pamuda Pudjisuryadi
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.66 KB)

Abstract

Metode Force Based Design (FBD) yang biasa digunakan untuk mendesain bangunan tahan gempa ternyata disadari memiliki beberapa kelemahan fundamental. Sebuah metode baru bernama Direct Displacement Based Design (DDBD) dirancang dengan langkah – langkah yang lebih efektif untuk menjawab kelemahan FBD. Penelitian ini dilakukan untuk menggunakan metode DDBD dan FBD dalam mendesain bangunan vertical setback sampai memverifikasi hasil kinerjanya. Bangunan 6 lantai yang diuji ini diletakkan pada wilayah 2 dan 6 peta gempa Indonesia. Hasil kinerja kedua metode dianalisis dengan metode Time History Non Linear. Kedua metode ini memiliki penyimpangan hasil pada daerah setback bangunan. Tetapi, evaluasi penelitian menyatakan bahwa kinerja metode DDBD lebih mendekati performa yang ditargetkan daripada metode FBD.
PERFORMA BANGUNAN YANG DIDESAIN MENURUT SNI 1726-2002 DAN SNI 1726-2012 PADA BANGUNAN BERATURAN 7- DAN 3-LANTAI DI WILAYAH SURABAYA PETA GEMPA INDONESIA Karel Abraham Tantra; Zendy Sutanto; Pamuda Pudjisuryadi; Benjamin Lumantarna
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2016): FEBRUARI 2016
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.387 KB)

Abstract

Gempa besar yang terjadi di Indonesia belakangan ini, mengakibatkan perubahan pada peraturan gempa Indonesia dari SNI 1726-2002 menjadi SNI 1726-2012. Perubahan pada isi peraturan ini salah satunya mengenai besar respon spektrum desain dimana banyak wilayah menunjukan peningkatan, salah satunya di Surabaya. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimana kinerja bangunan yang direncanakan berdasarkan SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012 jika dianalisa dengan beban gempa riwayat waktu yang disesuaikan dengan respon spektrum sesuai SNI 1726-2012. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan mengevaluasi kinerja bangunan beton bertulang yang direncanakan berdasarkan SNI 1726-2002 pada sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK), menengah (SRPMM), dan biasa (SRPMB) dan berdasarkan SNI 1726-2012 dengan sistem SRPMK jika dianalisa dengan beban gempa riwayat waktu yang disesuaikan dengan respon spektrum sesuai SNI 1726-2012, dengan berbagai level gempa sesuai FEMA 356. Penelitian dilakukan pada bangunan beraturan 7 dan 3 lantai di wilayah Surabaya kelas tanah sedang. Kinerja bangunan diuji dengan analisis dinamis time history nonlinier menggunakan program SAP2000v.11. Hasil penelitian gedung 3 lantai menunjukan bangunan yang direncanakan tidak dapat bertahan saat diberikan beban gempa rencana SNI 1726-2012. Drift ratio bangunan 7-lantai untuk bangunan SRPMK yang didesain dengan SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012 menunjukan performa yang baik saat gempa menurut SNI 1726-2012 diberikan, sedangkan bangunan SRPMM dan SRPMB yang didesain dengan SNI 1726-2002 menujukan performa yang buruk karena kerusakan getas terjadi pada bagian kolom.
PENELITIAN MENGENAI SNI 1726:2012 PASAL 7.2.5.1 TENTANG DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN, KEKUATAN, DAN PENGECEKAN TERHADAP SISTEM TUNGGAL Bernard Thredy William Wijaya; Nico Nico; Hasan Santoso; Pamuda Pudjisuryadi
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2016): AGUSTUS 2016
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.554 KB)

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara rawan gempa, sehingga bangunan-bangunan di Indonesia perlu didesain terhadap gempa. Dalam SNI 1726:2012 terdapat berbagai sistem struktur penahan gempa, salah satu dari sistem tersebut yang sering dipakai adalah sistem tunggal dan sistem ganda yang merupakan kombinasi dari sistem rangka pemikul momen dan sistem lainnya. SNI 1726:2012 pasal 7.2.5.1 mensyaratkan rangka pemikul momen harus mampu menahan paling sedikit 25% gaya gempa desain pada sistem ganda, baik sistem rangka pemikul momen dengan rangka bresing maupun sistem rangka dengan dinding geser. Sebelumnya telah dilakukan penelitian (Kusuma dan Tjipto, 2015) dengan mengabaikan syarat SNI 1726:2012 pasal 7.2.5.1 berdasarkan asumsi bahwa dengan mengabaikan syarat tersebut , bangunan akan menunjukkan performa yang baik. Pada penelitian tersebut pengujian bangunan menunjukkan performa yang kurang baik. Oleh karena itu pada penelitian ini desain bangunan akan dilakukan dengan memenuhi syarat SNI 1726:2012 pasal 7.2.5.1. Bangunan yang didesain dibedakan menjadi 3 skenario yang akan dinotasikan sebagai S1, S2 dan S3. S1 merupakan bangunan yang akan didesain sebagai sistem ganda yaitu sistem rangka pemikul momen dan sistem rangka bresing eksentrik dengan syarat 25% base shear terhadap proporsi kekakuan. S2 akan didesain dengan syarat 25% terhadap kekuatan bangunan dan S3 akan didesain sebagai sistem tunggal. Hasil pengujian dari ketiga skenario tersebut menunjukkan bahwa bangunan S1 memberikan performa yang paling baik. Bangunan dengan S2 memberikan performa yang sedikit di bawah S1 namun dengan proporsi material yang lebih kecil. Diikuti dengan performa bangunan S3 yang menunjukkan performa yang buruk apabila dibandingkan dengan S1 dan S2.
PENELITIAN MENGENAI SNI 1726:2012 PASAL 7.2.5.1 TENTANG DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN DAN KEKUATAN PADA STRUKTUR BAJA SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIS Joseph Kurniawan; Kevin Gunawan; Hasan Santoso; Pamuda Pudjisuryadi
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2017): FEBRUARI 2017
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.129 KB)

Abstract

Perencanaan struktur terhadap gempa di Indonesia mengacu pada SNI 1726:2012. Pada pasal 7.2.5.1 mengenai sistem ganda, mengharuskan rangka pemikul momen khusus mampu menahan paling sedikit 25 persen gaya gempa desain dengan distribusi yang proporsional terhadap kekakuannya. Namun FEMA 451 memiliki perbedaan isi yang mengatakan distribusi proporsional didesain terhadap kekuatan. Karena perbedaan tersebut, maka diadakan penelitian apakah peraturan yang mensyaratkan proporsi kekakuan dapat diterjemahkan seperti halnya FEMA 451 (2006) dalam pengaplikasiannya menggunakan kekuatan. Dari penelitian sebelumnya oleh Wijaya dan Nico (2016) didapat bahwa bangunan disarankan didesain berdasarkan proporsi kekuatan, dikarenakan performa bangunan hampir sama dengan proporsi kekakuan, tetapi dengan persentase berat yang lebih ringan. Maka dari itu diteliti lebih lanjut apakah bangunan struktur baja dengan Sistem Rangka Bresing Eksentris (SRBE) yang lebih tinggi dan diperhitungkan secara 2 arah, akan menghasilkan kesimpulan yang sama dengan penelitian sebelumnya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bangunan memiliki perilaku yang hampir sama dengan penelitian sebelumnya dimana performa bangunan S2 lebih buruk daripada S1; begitu pula berat bangunan S2 lebih ringan daripada S1. Namun karena perbedaan performa yang dihasilkan S1 dan S2 tidak jauh berbeda, maka kedua skenario masih dapat diperhitungkan sebagai pilihan dalam mendesain untuk menentukan hasil desain mana yang lebih hemat.