Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Studi Radiolisis Air Ringan dan Pengukuran Laju Dosis Bahan Bakar Terhadap Jarak Sumber Radiasi Pada Kolam Penyimpanan Bahan Bakar Bekas (ISSF) Cyntia Agustin; M Romli; Sofia Loren Butar-butar; Rahayu Kusumastuti; Sriyono Sriyono; Geni Rina Sunaryo
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 22, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.512 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2018.22.2.4488

Abstract

Studi Literatur Radiolisis Air Ringan dan Pengukuran Laju Dosis Bahan Bakar Terhadap Jarak Sumber Radiasi  Pada Kolam Penyimpanan Bahan Bakar Bekas (ISSF). . Elemen bahan bakar bekas masih mengandung sejumlah uranium diperkaya dengan paparan radiasi yang sangat tinggi, sehingga digunakan air sebagai media penyimpanan bahan bakar bekas pada kolam ISSF agar paparan radiasi bahan bakar tidak keluar ke lingkungan.Paparan radiasi dalam air dapat menyebabkan adanya pembentukan oksidator yang dapat menyebabkan korosi pada material bahan ISSF. Laju dosis dapat terukur dalam suatu sumber radiasi terhadap besarnya penahan radiasi. Laju dosis ini digunakkan sebagai input parameter untuk reaksi radiolysis sehingga konsentrasi pembentukan oksidator dalam air dapat diprediksi. Hubungan antara laju dosis teradap jarak sumber radiasi (tebal penahan) menjadi penting untuk penerapan proteksi radiasi. Metode untuk mengukur laju dosis pada kolam ISSF dilakukan pada rak bahan bakar bekas serta uji cicip pada sebuah kelongsong bahan bakar bekas. Laju dosis diukur dengan detector radiagem dengan kabel yang terbungkus plastik. Data hasil percobaan didapatkan bahwa hubungan antara laju dosis radiasi terhadap sumber radiasi yaitu semakin besar jarak detektor terhadap sumber radiasi semakin kecil laju dosis yang terukur dan bersifat eksponensial.Kata Kunci : Kolam ISSF, radiasi, radiolysis air, laju dosis, detector
Lapangan Migas Potensial Sebagai CCUS-EOR Studi Kasus: Prospek Injeksi CO, di Sumatera Selatan M Romli; Sugihardjo; Djoko Sunarjanto; Suliantara; Nurus Firdaus; Dadan DSM Saputra
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 55 No. 3 (2021): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sumatera Selatan sebagai provinsi sumber energi perlu tetap dijaga kelestarian dan keberlanjutannya. Dua hal antara sumber energi dan menjaga kawasan berwawasan lingkungan, memunculkan ide mengoptimalkan Gas Co, sebagai hasil limbah PLTU untuk dikelola menjadi bermanfaat, dengan menginjeksikannya ke lapangan migas di Sumatera Selatan. Metodologi penelitian menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif data primer dan sekunder, baik data sumber dan target injeksi CO,. Hasil identifikasi data dilakukan analisis awal untuk menentukan lokasi terpilih di Sumatera Selatan. Survey lapangan berbasis Sistem Informasi Geografi di PLTU Simpang Belimbing dan sekitarnya guna menyusun Peta Network Clustering. Analisis buffer digunakan untuk mengetahui lokasi terbaik penempatan fasilitas integrasi CO,, distance analisis digunakan untuk mengetahui prioritas target berdasarkan jarak dari sumber, serta morfologi analisis digunakan untuk mengetahui fasilitas distribusi yang efektif bagi tiap pasangan sumber-target. Hasilnya diperoleh beberapa pasangan sumber-target yang secara jarak dan kebutuhan-ketersedian CO, mencukupi untuk dilakukan injeksi CO,-EOR. Alternatif skenario buffer zone dengan target Cluster Lapangan Migas PQR Sumatera Selatan, pada radius 100 km utamanya akan didukung CO, hasil PLTU Simpang Belimbing dan dua lapangan migas terpilih sebagai kandidat pada Klaster PQR. Jumlah isi minyak awal pada lapangan tersebut 365,850.00 MSTB, terdapat potensi produksi injeksi CO, sebesar 54,877.50 MSTB dan kebutuhan CO, untuk injeksi sebesar 21,951.00 MTon. Skenario radius 100 km akan ditambah dari Instalasi stasiun pengumpul gas Grisik dan Suban, dan seterusnya makin besar radius buffer akan banyak PLTU yang siap sebagai sumber CO,. Dilakukan pengukuran jarak datar yang sekaligus merupakan perhitungan panjang pipa dari lapangan migas ke sumber CO, terpilih, dalam radius 100 kilometer, minimum diperlukan pipa distribusi sepanjang 203.65 kilometer. Kelebihan penelitian ini terintegrasinya subsektor migas, mineral (batubara), dan energi guna menciptakan pengembangan energi hulu - hilir ramah lingkungan.