Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH JENIS KARET ALAM TERHADAP SIFAT FISIKA VULKANISAT KARET UNTUK PRODUK BANTALAN JEMBATA Asron Ferdian Falaah; Adi Cifriadi; Mochamad Chalid
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 17, No 2: JANUARI 2016
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.563 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2016.17.2.4205

Abstract

PENGARUH JENIS KARET ALAM TERHADAP SIFAT FISIKA VULKANISAT KARET UNTUK PRODUK BANTALAN JEMBATAN.Vulkanisat karet bantalan jembatan diproduksi melalui beberapa tahapan meliputi pemilihan bahan baku karet, perancangan formulasi kompon, pencampuran, dan vulkanisasi. Pemilihan karet alamuntuk vulkanisat bantalan jembatan merupakan tahapan penting karena mempengaruhi sifat produk akhir. Penelitian bertujuan menganalisis pengaruh penggunaan beberapa jenis karet alam seperti sit asap, karet kompo, karet sit rakyat dan karet standar Indonesia terhadap sifat fisika vulkanisat karet untuk produk bantalan jembatan. Penelitian ini melakukan uji sifat teknis bahan baku karet yang digunakan meliputi uji plastisitas awal (P0); indek ketahanan plastis (PRI); kadar abu; kadar zat menguap; kadar kotoran dan melakukan perancangan kompon karet dan pengujian sifat fisika vulkanisat berupa uji kekerasan; kuat tarik; perpanjangan putus; pengusangan; pampatan tetap; ketahanan ozon yang mengacu pada SNI3967:2013 untuk bantalan jembatan. Hasil penelitian menunjukkan karet sit asap mempunyai sifat teknis yang lebih baik dibandingkan dengan jenis karet mentah lain berdasarkan nilai PRI, kadar abu dan kadar kotoran. Hasil uji sifat fisika untuk parameter kekerasan, kuat tarik, dan perpanjangan putus tidak berbeda nyata, namun setelah pengusangan menunjukkan perbedaan nyata pada nilai kuat tarik dan perpanjangan putus.
PERKEMBANGAN RISET DAN PENGGUNAAN MINYAK NABATI TEREPOKSIDASI SEBAGAI BAHAN PEMLASTIS KARET DAN PLASTIK Norma Arisanti Kinasih; adi Cifriadi
Warta Perkaretan Vol. 32 No. 1 (2013): Volume 32, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.215 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v32i1.35

Abstract

Penggunaan bahan pemlastis dalam pembuatan barang jadi karet dan plastik digunakan untuk meningkatkan fleksibilitas polimer dan pendispersian bahan pengisi di dalam matrik. Terdapat beberapa jenis bahan pemlastis yang digunakan dalam pembuatan produk karet dan plastik antara lain adalah: bahan pemlastis golongan parafinik, aromatik, naftenik, ftalat, dll. Pemlastis golongan ftalat yang banyak digunakan pada karet NBR dan plastik PVC saat ini mulai dibatasi karena dapat mengakibatkan efek karsiogenik dan mencemari lingkungan, sehingga penelitian tentang bahan pemlastis untuk substitusi bahan pemlastis golongan ftalat telah banyak dilakukan. Minyak nabati terepoksidasi merupakan salah satu bahan yang berpeluang untuk mensubtitusi bahan pemlastis golongan ftalat. Sintesis minyak nabati terepoksidasi dilakukan melalui reaksi epoksidasi minyak nabati yang salah satu sintesisnya menggunakan asam perkarboksilat. Dalam reaksi ini, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil diantaranya: jumlah dan jenis katalis, jumlah dan jenis pereaksi, jenis minyak nabati, waktu, suhu, dan kecepatan pengadukan selama berlangsungnya reaksi. Nilai bilangan iod dan oksiran merupakan pengujian yang digunakan untuk mengamati derajat konversi pembentukan minyak nabati terepoksidasi. Tulisan ini memaparkan reaksi pembentukan minyak nabati terepoksidasi, aplikasi penggunaannya, dan peluang pengembangan industri minyak nabati terepoksidasi.
PERKEMBANGAN INDUSTRI NANO FILLER UNTUK INDUSTRI KARET DI INDONESIA Adi Cifriadi; Norma Arisanti Kinasih
Warta Perkaretan Vol. 33 No. 2 (2014): volume 33, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.396 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v33i2.56

Abstract

Aplikasi teknologi nano pada industri karet dilakukan seiring dicanangkannya konsep “Ban Ramah Lingkungan (Green Tires)” pada tahun 1990an. Penggunaan teknologi nano pada industri karet dilakukan pada pembuatan bahan pengisi nano carbon black (jenis N110, N220, N330) dan silika. Namun, proses pembuatan carbon black menimbulkan emisi CO2, sehingga perlu dikembangkan material baru pensubsitusi carbon black seperti bahan pengisi nano dari lempung (clay), silika (fumed and precipitated silica), pati (starch), selulosa, dan CaCO3. Pengembangan material baru tersebut telah banyak dilakukan dan dikomersialkan. Indonesia memiliki potensi bahan baku yang besar dan peluang pasar yang semakin berkembang sehingga industri nano filler berbahan dasar ramah lingkungan berpotensi untuk dikembangkan.
KAJIAN PEMBUATAN BAHAN PELUNAK KARET BERBASIS HAYATI DARI MINYAK JARAK MELALUI REAKSI HIDROGENASI Santi Puspitasari; Adi Cifriadi
Warta Perkaretan Vol. 31 No. 1 (2012): Volume 31, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.236 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v31i1.266

Abstract

Bahan bantu olah digunakan secara luas oleh industri barang jadi karet. Salah satu kelompok bahan bantu olah adalah bahan pelunak (plasticizer). Saat ini, bahan pelunak utamanya disintesis dari bahan baku yang bersumber pada minyak bumi misalnya minyak parafinik. Minyak jarak berpotensi digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan pelunak karet berbasis hayati menggantikan bahan pelunak sintetik. Dalam tulisan ini diuraikan potensi bahan pelunak karet berbasis hayati yang dibuat melalui reaksi hidrogenasi minyak jarak. Reaksi hidrogenasi minyak jarak dengan senyawa diimide akan mengadisi ikatan rangkap C=C dalam minyak tersebut. Senyawa diimid  dihasilkan melalui reaksi oksidasi hidrasin hidrat oleh hidrogen peroksida menggunakan katalis logam. Pada reaksi transfer hidrogenasi terbentuk hasil samping berupa gas N2 dan air. Air harus dipisahkan agar diperoleh minyak terhidrogenasi yang murni. Mutu minyak jarak terhidrogenasi yang tinggi diperoleh dari hasil reaksi transfer hidrogenasi yang optimal. Mutu minyak jarak terhidrogenasi diklasifikasikan terutama berdasarkan bilangan iod minyak tersebut. Minyak terhidrogenasi tipe I mempersyaratkan bilangan iod sebesar 0-5 sedangkan tipe II sebesar 55-80. Minyak jarak terhidrogenasi memiliki rantai molekul lurus yang menyerupai minyak parafinik sehingga cocok digunakan untuk jenis karet sintetik seperti EPDM dan IIR
PEMANFAATAN LIMBAH BAN BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PIROLISIS Asron Ferdian Falaah; Adi Cifriadi
Warta Perkaretan Vol. 31 No. 2 (2012): Volume 31, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.752 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v31i2.272

Abstract

Pertumbuhan industri otomotif yang semakin pesat mengakibatkan peningkatan permintaan ban kendaraan, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah limbah ban bekas. Oleh karena ban bekas sangat sulit terdegradasi oleh alam, maka diperlukan suatu teknik untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satu cara untuk menangani limbah ban bekas adalah dengan mendegradasi secara thermal melalui proses pirolisis. Proses pirolisis adalah degradasi thermal suatu bahan dengan sedikit atau tanpa oksigen yang  dilakukan pada temperatur tinggi sekitar  300 – 900 0C.  Limbah ban bekas yang diperoleh dari proses buffing (proses penghalusan) pada pabrik vulkanisir ban mengandung karet dan bahan kimia karet seperti : karet alam, karet sintetis, filler (pengisi) seperti Carbon Black, Sulfur, Zinc Oxide, Processing Oil, Accelators, dll. Produk dari proses pirolisis limbah ban bekas berupa fase padat, cair dan gas. Fase padat adalah berupa arang (char), sedangkan fase cair dan fase gas berupa minyak (Oil) dan senyawa yang tidak terkondensasi (Pyro-gas). Produk cairan pirolisat dapat digunakan sebagai  bahan baku dalam berbagai aplikasi industri seperti industri pelarut, resin, lem, dan dispersing agent untuk pigmen warna. Produk padat berupa arang (char) dapat digunakan sebagai bahan bakar padat atau dapat sebagai arang aktif (activated carbon) yang digunakan dalam unit pemurnian air (water purification unit), sedangkan produk gas dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar pada proses pirolisis.
APLIKASI PENGGUNAAN KARET ALAM SEBAGAI ALAT PEREDAM GEMPA PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA Usman Wijaya; RACHMANSYAH Rachmansyah; Adi Cifriadi; Santi Puspitasari; Asron Ferdian Falaah
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 39, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v39i2.765

Abstract

Konsep desain penggunaan karet peredam gempa adalah energi disipasi, yaitu penyerapan gaya gempa sebelum masuk ke bangunan dengan cara pemisah struktur bangunan diatasnya dari tanah yang merupakan pusat sumber kedatangan gempa. Aspek keamanan pelaksanaan pembangunan terutama untuk perumahan rakyat seringkali terabaikan. Hal ini terutama berkaitan dengan pendetailan tulangan baja yang merupakan aspek penting dalam kriteria bangunan tahan gempa yang kerap kali terabaikan di dalam pelaksanaan baik secara tidak disengaja maupun disengaja dengan dalih menekan biaya pembangunan agar nilai bangunan lebih ekonomis. Dengan pertimbangan kedua permasalahan di atas, maka solusi yang paling elegan dan memungkinkan untuk negara berkembang seperti Indonesia dimana sebagian besar penduduknya menghuni perumahan rakyat daripada apartemen bertingkat adalah mengenalkan penggunaan karet peredam gempa. Karet peredam gempa berfungsi sebagai penyekat atau peredam agar gaya gempa sebelum merambat masuk ke struktur bangunan dapat diredam. Peredam gempa ini dikembangkan mulai dari teknik proses dan pembuatan bahan dasar kompon karet agar tepat sesuai dengan peruntukannya sebagai bahan isolator (pemisah). Untuk perkuatan digunakan lapisan reinforcement woven roving fiberglass sebagai pengganti pelat baja yang secara nilai ekonomi lebih inovatif dan dapat diaplikasikan. Aplikasi penggunaan karet peredam gempa dilakukan dengan pengujian material karet dan menganalisa karet peredam gempa tersebut secara numerik untuk menghasilkan sifat mekanik dan nilai redaman disipasi energi sebesar 9 persen. Nilai rasio redaman tersebut dimasukan ke dalam simulasi bangunan rumah tinggal tahan gempa menggunakan software ETABS dengan sebelas rekaman gempa yang pernah terjadi. Dari hasil simulasi diperoleh perilaku bangunan rumah tinggal menggunakan karet peredam gempa mampu menaikan performa bangunan, dari yang sebelumnya tanpa karet peredam gempa bangunan mengalami kerusakan saat terjadi gempa, setelah diaplikasikan karet peredam gempa bangunan tidak mengalami kerusakan.