Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KARAKTERISTIK PERMUKAAN SERAT SILIKON KARBIDA HASIL PEMINTALAN LISTRIK DARI POLYCARBOSILANE DALAM N,N-DIMETILFORMAMIDA (DMF)/ TOLUENA Deni Mustika; Riwandi Sihombing; Slamet Pribadi; Ratih Langenati; Agus Sujatno; Arbi Dimyati; Jan Setiawan; Eddy Indarto
Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Vol 21, No 1 (2015): Februari 2015
Publisher : website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/urania.2015.21.1.2257

Abstract

KARAKTERISTIK PERMUKAAN SERAT SILIKON KARBIDA HASIL PEMINTALAN LISTRIK DARI POLYCARBOSILANE DALAM N,N-DIMETILFORMAMIDA (DMF)/ TOLUENA. Silikon karbida (SiC) merupakan keramik non oksida yang memiliki sifat unik seperti ketahanan mekanik, kimia dan stabilitas termal sehingga digunakan dalam berbagai aplikasi. Hasil pemodelan SiC dari beberapa studi yang menunjukkan stabilitas yang baik terhadap radiasi netron dan permeabilitas yang rendah terhadap produk fisi. Hal ini meningkatkan ketertarikan penggunaan SiC dalam industri nuklir. Untuk meningkatkan sifat mekanik SiC, umumnya dibentuk berupa komposit. Komposit dengan penguat serat menunjukkan karakteristik mekanik yang lebih baik dibandingkan penguat partikel ataupun whisker. Pada komposit SiC, sifat mekanik komposit dominan dipengaruhi oleh sifat antar fasa dan atau karakteristik dari permukaan SiC. Electrospinning merupakan metode yang menjanjikan untuk menghasilkan serat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik permukaan serat silikon karbida hasil pemintalan listrik dari polycarbosilane dalam N,N-dimetilformamida (DMF)/ toluena. Perbedaan persentase DMF dan polycarbosilane dalam toluene mempengaruhi elektrospinnabilitas dan karakteristik permukaan serat yang dihasilkan. Serat SiC yang dihasilkan dari prekursor polycarbosilane dengan pelarut toluena dan kopelarut     N-N, dimetilformamida (DMF) diperoleh serat kontinu, dengan berbentuk sedikit cekungan menyerupai pita. Adanya titik-titik hitam di permukaan serat hasil pirolisis dimungkinkan akibat adanya karbon bebas dan atau kontaminasi dari grafit material tungku. Serat hasil pirolisis memiliki luas muka sebesar 3,321 – 46,14 m2/g dan pori berukuran mikro, dengan distribusi radius pada rentang 1-3 nm, dengan jumlah pori terbanyak memiliki ukuran kurang dari 2 nm. Suhu pirolisis dan sintering yang lebih tinggi diharapkan menghasilkan serat yang minim pori dan densitasnya mampu mendekati densitas teori. SiC SURFACE CHARACTERISTIC RESULT OF ELECTRIC SPINNING FROM POLICARBOSILANE IN THE DIMETILFORMAMIDA (DMF)/ TOLUENA. Non oxide ceramic silicon carbide (SiC) has unique properties such as mechanical strength, chemical and thermal stability that is used in many applications. Results of modelling studies on SiC show good stability on neutron irradiation and had low permeability againts fission product increased the interest in the use of SiC in nuclear applications. Composites form was used to increased mechanical properties. Composites that used fiber as filler show better mechanical properties than filler in form particle and whisker. In SiC composites, mechanical properties influenced by interphase properties and/or SiC surface characteristic. Electrospinning was a promising method to form fibers. This research aims to study the characteristics of silicon carbide fiber surface produced from polycarbosilane that solute by toluene and N,N-dimethylformamide (DMF). The addition of DMF and polycarbosilane in toluen affect the electrospinnability and characteristic the surface of fibers. The SiC fibers produced from polycarbosilane that solute by toluen and N,N-dimethylformamide (DMF) form continue fibers with ribbon liked. Black spot on the surface of pyrolysis fibers possible from free carbon or graphite contamination from furnace material. Value of surface area of pyrolysis fibers at 3.321 – 46.14 m2/g and porous in micro size, with distribution its radius in range at 1-3 nm, highgest distribution in size less than 2 nm. Pyrolysis and sintering in higher temperature expected to form fiber with less porous and its density able to approach the theoretical density.
SPA HOTEL DI SEMARANG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKO ARSITEKTUR ariesta arum; agung budi; eddy indarto
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5123.426 KB)

Abstract

Sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah, Kota Semarang merupakan salah satu kota Metropolitan di Pulau Jawa yang memiliki penduduk terpadat di Jawa Tengah, dengan demikian pertumbuhan serta interaksi masyarakat di kota ini semakin meningkat setiap tahunnya. Ditambah lagi adanya Pelabuhan Tanjung Mas, Bandara Internasional Ahmad Yani, Stasiun Tawang, Stasiun Poncol, dan Terminal Bus Banyumanik menjadikan Kota Semarang sebagai kota industri, perdagangan, serta pariwisata karena dengan adanya fasilitas transportasi yang lengkap ini memudahkan akses keluar masuknya para wisatawan maupun sarana dan prasarana perdagangan. Tidak salah apabila Kota Semarang dijadikan sebagai kota tujuan wisata maupun bisnis. Konstribusi terbesar terhadap Penghasilan Aset Daerah (PAD) berasal dari sektor pariwisata yakni dalam hal penyediaan fasilitas komersil seperti jasa penginapan berupa hotel berbintang. Banyaknya pendatang di Kota Semarang baik tujuan wisata maupun berbisnis ini perlu adanya wadah untuk menampung para pendatang sebagai tempat istirahat sementara sehingga dapat digunakan sebagai tempat transit maupun menginap dengan sistem sewa. Dimana didalamnya terdapat fasilitas pelayanan rekreasi dan relaksasi bagi tamu serta konsep bangunan yang ekologis sesuai iklim di Kota Semarang.
STASIUN MASS RAPID TRANSIT Anashia Merliana; Eddy indarto; satrio nugroho
IMAJI Vol 4, No 1 (2015): IMAJI Jurnal Desain Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.496 KB)

Abstract

Perkembangan kota Jakarta sebagai ibu kota dan pusat perekonomian di Indonesia sudahseharusnya sejajar dengan kota-kota di dunia. Dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi tiaptahunnya, menjadikan kota Jakarta sebagai salah satu kota tersibuk di dunia.Mass Rapid Transit Blok M sebagai salah satu kawasan yang mendukung pengembangan tahap 1
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK juwita oktaviani; eddy indarto; satrio nugroho
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1427.453 KB)

Abstract

Olahraga termasuk salah satu bidang yang dapat menaikkan citra bangsa di mata dunia, salah satunya Bulutangkis. Kepopuleran olahraga ini dimulai ketika Indonesia berhasil menorehkan tinta emasnya di kejuaraan-kejuaraan olahraga dunia di era tahun 80-an. Dan sampai sekarang, dengan kemenangan atlet Indonesia di ajang Yonex All England Open Badminton Championship 2014, menjadi bukti bahwa PBSI mampu menjaga kejayaan dunia perbulutangkisan. Namun, membina atlet menjadi pemain Pofesional membutuhkan penggojlokan seperti di Pusdiklat, dan kebetulan Semarang tidak mempunyai Pusat Pelatihan, sehingga sulit bersaing dengan daerah lain. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang Bulutangkis, pengertian dan standar-standar mengenai GOR Bulutangkis, serta studi banding beberapa Pusdiklat yang telah ada. Dilakukan juga tinjauan mengenai Kota Semarang, perkembangan Pusdiklat di kota tersebut, serta program-program pemerintah yang mendukungnya. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan penekanan desain Arsitektur Bioklimatik dengan konsep Taman oleh Garret Eckbo sebagai acuan yang dipilih dalam mengembangkan Pusdiklat Bulutangkis ini. Selain itu dilakukan pendekatan fungsional, kinerja, teknis, dan konstekstual. Pemilihan tapak dilakukan pada 2 alternatif lokasi dengan menggunakan matriks pembobotan. Sebagai kesimpulan, luaran program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain.
PERENCANAAN INDOOR SPORTHALL UNDIP Mohammad Soleh; Eddy Indarto; Satrio Nugroho
IMAJI Vol 1, No 3 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1523.188 KB)

Abstract

Perkembangan mutu pendidikan di sebuah Universitas menuntut kelengkapan saran dan prasarana sebagai faktoe penunjang baik dari segi akademis maupun non akademis. Salah satu kegiatan non akademis yang ada di setiap Universitas adalah UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yaitu wadah dimana mahasiswa bisa menyalurkan bakat dan hobinya secara terstruktur dan teroganisir dengan baik. Bahkan dimasa ini banyak diadakan perlombaan antar Universitas yang bergerak dibidang non akaemis, dalah satunya di bidang Olahraga. Oleh karena itu diperlukan sarana olahraga untuk menunjang kegiatan pletihan maupun pertandingan para atlet UKM OR. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Sporthall, standar-standar mengenai tata ruang dalam Sporthall, studi banding beberapa Sporthall di Semarang dan di dunia. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Gereja Santo Petrus Sambiroto Semarang dan pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur Hi-Tech. Tapak yang digunakan adalah tapak yang menurut RIP (Rencana Induk Pengembangan) UNDIP memang diperuntukkan sebagai area pembangunanan sarana olahraga. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Indoor Sport Hall Universitas Diponegoro”. Konsep perancangan ditekankan desain Arsitektur Hi-tech, yaitu aliran Dimana Material bangunan didominasi material- material pabrikan dengan teknologi terbaru. Untuk bangunanSportHall sendiri, dirancang dengan konsep gubahan masa berbentuk menyerupai sorban diponegoro, dengan sistem penerapan struktur sistembeton danspacefrem sebagai rangka atapnya.
TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA KULONPROGO, YOGYAKARTA arieffian prasetyawan; satrio nugroho; eddy indarto
IMAJI Vol 4, No 1 (2015): IMAJI Jurnal Desain Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.782 KB)

Abstract

Daerah Istimewa Yogyakarta  merupakan salah satu  provinsi  di Indonesia  dengankeistimewaan  sebagai  sebuah provinsi  Daerah Istimewa,  menjadi  salah satu  provinsi  yang masihmempertahankan nilai budaya Jawa dengan nilai Keraton yang nyata dan masih kental di Indonesia,dapat dilihat dengan Sultan Hamengku Buwono X sebagai raja menduduki jabatan Gubernur sebuahprovinsi Hal  tersebut membuat  Yogyakarta  memiliki  daya tarik  pariwisata baik  domestik maupunmancanegara. Dibuktikan dengan tingkat jumlah pengunjung Yogyakarta yang semakin meningkat ditiap tahunnya.Selain berbagai  fasilitas  tersebut,  transportasi  menjadi  hal  yang tidak kalah penting untukmendukung potensi kepariwisataan sebayai suatu daerah. Selain transpotasi dalam provinsi saranadan prasarana transportasi sebagai gerbang masuk juga tidak kalah penting. Salah satunya Bandarudara. Bandar  Udara  sebagai  salah satu  media  transportasi  udara  sudah menjadi  pendukungkebutuhan transportasi masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi untuk berpindah darisatu kota ke kota yang lain. Selain sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat yang supersibuk, Saatini peran Bandar Udara menjadi sangat penting dalam perkembangan suatu kota bahkan provinsi yaitusebagai salah jalur masuk baik wisatawan maupun pembisnis. Tidak terkecuali di salah satu provinsidengan keistimewaan daerahnya, Yogyakarta.Adi  Sucipto merupakan  Bandara  eksisting yang dimiliki Yogyakarta  sebagai  akses  masukmelalui  udara  ke  Yogyakarta.  Akan tetapi  kondisi  bandara  tersebut dirasa  kurang dapat  memadaikebutuhan aksesibilitas lintas  domestik dan akses masuk dalam  skala  kegunaan puluhan tahunmendatang. Maka dari itu terdapat perencanaan untuk merencanakan pembuatan Bandara Yogyakrtabaru di Kulonprogo dengan skala yang lebih besar untuk dapat mendukung perkembangan pariwisataalam dan budaya Yogykarta puluhan tahun yang akan datang.Daerah Istimewa Yogyakarta  merupakan salah satu  provinsi  di Indonesia  dengankeistimewaan  sebagai  sebuah provinsi  Daerah Istimewa,  menjadi  salah satu  provinsi  yang masihmempertahankan nilai budaya Jawa dengan nilai Keraton yang nyata dan masih kental di Indonesia,dapat dilihat dengan Sultan Hamengku Buwono X sebagai raja menduduki jabatan Gubernur sebuahprovinsi Hal  tersebut membuat  Yogyakarta  memiliki  daya tarik  pariwisata baik  domestik maupunmancanegara. Dibuktikan dengan tingkat jumlah pengunjung Yogyakarta yang semakin meningkat ditiap tahunnya.Selain berbagai  fasilitas  tersebut,  transportasi  menjadi  hal  yang tidak kalah penting untukmendukung potensi kepariwisataan sebayai suatu daerah. Selain transpotasi dalam provinsi saranadan prasarana transportasi sebagai gerbang masuk juga tidak kalah penting. Salah satunya Bandarudara. Bandar  Udara  sebagai  salah satu  media  transportasi  udara  sudah menjadi  pendukungkebutuhan transportasi masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi untuk berpindah darisatu kota ke kota yang lain. Selain sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat yang supersibuk, Saatini peran Bandar Udara menjadi sangat penting dalam perkembangan suatu kota bahkan provinsi yaitusebagai salah jalur masuk baik wisatawan maupun pembisnis. Tidak terkecuali di salah satu provinsidengan keistimewaan daerahnya, Yogyakarta.Adi  Sucipto merupakan  Bandara  eksisting yang dimiliki Yogyakarta  sebagai  akses  masukmelalui  udara  ke  Yogyakarta.  Akan tetapi  kondisi  bandara  tersebut dirasa  kurang dapat  memadaikebutuhan aksesibilitas lintas  domestik dan akses masuk dalam  skala  kegunaan puluhan tahunmendatang. Maka dari itu terdapat perencanaan untuk merencanakan pembuatan Bandara Yogyakrtabaru di Kulonprogo dengan skala yang lebih besar untuk dapat mendukung perkembangan pariwisataalam dan budaya Yogykarta puluhan tahun yang akan datang.
RUMAH SUSUN DI MUARAREJA KOTA TEGAL DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR TROPIS anitya desyanti; agung budi; eddy indarto
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1647.652 KB)

Abstract

Rumah susun khusus bagi nelayan dan masyarakat yang berpenghasilan rendah menjadi solusi terhadap permasalahan komplek hunian yang produktif. Sedangkan definisi Rumah Susun menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun yang terdapat dalam Pasal 1 ayat (1) adalah:“Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah vertical dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan dipergunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian,yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.” Menurut Pemkot setempat, Kota Tegal saat ini memiliki rencana jangka menengah dalam mengatasi permukiman padat penduduk dan perumahan kumuh dengan pendirian hunian vertikal untuk buruh dan nelayan permukiman kumuh, sehingga dapat menciptakan kota yang bersih dan tertata dengan baik. Hal ini dikarenakan, kurangnya RTH (Ruang Terbuka Hijau) di Kawasan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi diantara Kawasan lainnya (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tegal 2009-2021). Dengan konsep yang mengerti keadaan iklim di Indonesia maka, arsitektur tropis menjadi penekanan desain yang cocok dalam pengadaan rumah susun ini.