Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERENCANAAN PENDISTRIBUSIAN PRODUK UNTUK MINIMASI BIAYA Adi Harsono; Gunawan Madyono Putro
OPSI Vol 10, No 1 (2017): ISSN 1693-2102
Publisher : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.047 KB) | DOI: 10.31315/opsi.v10i1.2104

Abstract

CV Gunakarya Mandiri adalah distributor obat untuk penyamaan kulit, adapun sebagai konsumen adalah perusahaan-perusahaan kulit yang ada Malang, Surabaya, Magetan dan Garut . Saat ini biaya distribusi pengiriman produk ke konsumen dirasakn oleh pihak manajemen masih terlalu besar. Hal ini dikarenakan sampai saat ini belum dilakukan perencanaan dan penelitian tentang proses distribusi pengiriman produk ke konsumen sehingga metode pelaksanaanya kurang efektif dan efisien. Dengan adanya masalah tersebut, maka akan dilakukan penelitian tentang pendistribusian produk ke konsumen dengan metode Distribution Requirement Planning (DRP). Distribution Requirement Planning adalah suatu metode untuk menangani pengadaan persediaan dalam suatu jaringan distribusi multi eselon. Tujuan penelitian menggunakan metode dDistribution Requirement Planning (DRP),adalah untuk melakukan perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi pengiriman produk dengan biaya yang minimal Hasil Penelitian didapatkan biaya pengiriman produk dengan metode Distribution Requirement Planning (DRP) lebih rendah dibandingkan dengan pengiriman produk yang dilakukan perusahaan saat ini. Biaya pengiriman produk dengan menggunakan metode DRP adalah Rp.9.228.748,- dan biaya pengiriman produk seperti yang dilakukan perusahaan adalah Rp. 19.791.120, atau terjadi penurunan sebanyak 53%.
ANALISIS INTENSITAS CAHAYA PADA AREA PRODUKSI TERHADAP KESELAMATAN DAN KENYAMANAN KERJA SESUAI DENGAN STANDAR PENCAHAYAAN Bobby Guntur; Gunawan Madyono Putro
OPSI Vol 10, No 2 (2017): ISSN 1693-2102
Publisher : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (848.09 KB) | DOI: 10.31315/opsi.v10i2.2106

Abstract

Keselamatan dan kenyamana kerja merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, salah satunya adalah pencahayaan ruangan. Intensitas cahaya adalah banyaknya cahaya ada pada suatu luas permukaan, merupakan aspek lingkungan fisik yang sangat penting untuk keselamatan dan kenyamanan kerja.Dalam penelitian ini  menggunakan metode ergonomi dengan tujuan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh menteri kesehatan pada tiap area sesuai dengan jenis kegiatan yang ada. Pengambilan data menggunakan alat pengukur cahaya yaitu luxmeter dan menentukan tingkat pencahayaan ruangan yang standar sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.1405/MENKES/SK/XI/2001. Dari hasil pergukuran langsung intensitas cahaya pada masing-masing area produksi dengan menggunakan luxmeter bahwa area produksi mendapatkan pencahayaan yang tertinggi yaitu 236 lux, namun masih tidak sesuai standar yang di tentukan oleh menteri kesehatan yaitu 300 lux. Oleh karena itu intensitas cahaya diseluruh area produksi untuk saat ini masih kurang baik bagi keamanan dan kenyamanan pekerja. Untuk meningkatkan intensitas cahaya pada area produksi agar dapat memenuhi standar pencahayaan yaitu 300 lux maka setiap area produksi diperlukan penambahan jumlah lampu atau penggantian jenis lampu di setiap area produksi.
Analisis Beban Kerja Fisiologis sebagai Dasar Penentuan Waktu Istirahat untuk Mengurangi Kelelahan Kerja Wahyu Hidayat; Trismi Ristyowati; Gunawan Madyono Putro
OPSI Vol 13, No 1 (2020): ISSN 1693-2102
Publisher : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1155.993 KB) | DOI: 10.31315/opsi.v13i1.3469

Abstract

510 minutes of work time a day with a break of 30 minutes is felt by employees of PT. Yogya Indo Global is too heavy. This company, which is engaged in wood processing, has 4 work stations, namely the Plenner process station, the Jointer process, Telthing and cutting parts. To reduce the physical workload in this study will be determined the length of rest time using the Indirect Assessment Method with categories of physical (physiological) workload, pulse (beats / minutes), classification% CVL (Cardiovasculair Load), calculating energy consumption, and calculate the need for rest. The study was conducted at rest at 09.30 and at 15.00 WIB. Pulse measurements are carried out using the 10 Pulse Method which then affects the amount of energy consumption. Based on the research results, it is known that at the Plenner machine work station, the Jointer and Telthing machines are in the classification of% CVL, the workload is due to the level of 30% -60%. Based on the results of the calculations, the work station for the Plenner, Jointer, Telthing and cutting process needs to be added by each time by 10 minutes, 5 minutes, 13 minutes and 10 minutes at 09.30 and the addition of 28 minutes, 25 minutes, 35 minutes and 15 at 3:00 p.m..
Pendampingan UMKM dalam Implementasi Ergonomi untuk Meningkatkan Produktivitas Pekerja Sandal Kulit Berlianty, Intan; Rania Ayu Aziza; Tri Wibawa; Sadi; Gunawan Madyono Putro
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 5 No. 4 (2024)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v5i4.2065

Abstract

UMKM Happy Feet di Yogyakarta, adalah produsen sandal kulit dan vinyl, menjadi tumpuan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Namun, masalah produktivitas dan kesehatan pekerja muncul akibat stasiun kerja pembuatan pola yang tidak ergonomis dan pencahayaan yang kurang memadai. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan, kelelahan, bahkan gangguan kesehatan pada pekerja, serta menghambat produktivitas secara keseluruhan. Berdasarkan observasi dan diskusi dengan pemilik, permasalahan yang dihadapi meliputi: (1) postur kerja yang tidak ergonomis akibat desain stasiun kerja yang kurang tepat, (2) pencahayaan yang tidak memenuhi standar, (3) kurangnya pemahaman pekerja tentang ergonomi. Solusi yang ditawarkan dalam pengabdian ini meliputi: (1) perancangan ulang stasiun kerja sesuai prinsip ergonomi, (2) perbaikan sistem pencahayaan, (3) pelatihan dan sosialisasi pencahayaan yang baik. Implementasi solusi ini terbukti meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja di UMKM Happy Feet melalui perbaikan postur kerja dan lingkungan kerja yang lebih nyaman.