Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KAJIAN TINGKAT DEKOMPOSISI SERASAH DAUN DENGAN MEMANFAATKAN AGEN PENGENDALI HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI MERAH Oktavia Sarhesti Padmini; R.R. Rukmowati Brotodjojo; Dyah Arbiwati
Jurnal Agrivet Vol 26, No 2 (2020): AGRIVET
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/agrivet.v26i2.3994

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengkaji dampak tingkat dekomposisi serasah daun dan agen pengendali hayati+NPK terhadap pertumbuhan hasil cabai merah. Percobaan menggunakan split plot, disusun menurut Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan tiga ulangan. Sebagai Main plot adalah Dekomposisi serasah daun dengan rasio C/N 28,52 dan dekomposisi serasah daun dengan rasio C / N 16,57. Sub plot adalah jenis agen pengendali hayati dengan enam perlakuan sebagai berikut: 1) Hanya menggunakan NPK dosis rekomendasi (500 kg.ha-1), 2) Kombinasi Trichoderma + 50 % dosis NPK, 3) Kombinasi Mikoriza + 50 % dosis NPK, 4) Kombinasi PGPR + 50 % dosis NPK, 5) Lem pengendalian hama, 6) Stimulant. Data dianalisis varians diikuti oleh Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dekomposisi serasah daun dengan rasio C / N 16,57 secara signifikan memperbaiki tinggi tanaman pada hari ke umur 3 MST, jumlah cabang umur 5 MST dan 7 MST serta jumlah buah dan  bobot buah panen pertama dan kedua dibandingkan dengan cabai yang diberi perlakuan dekomposisi serasah daun dengan rasio C / N 28,52. Tanaman lebih tinggi pada penyemprotan stimulan+50% dosis NPK, tetapi tidak diikuti oleh pertumbuhan cabang, serta jumlah dan bobot buah. Kombinasi agen pengendali hayati  jenis Trichoderma sp, Mikoriza sp. dan PGPR + dosis 50% NPK meningkatkan jumlah cabang serta menghasilkan jumlah dan bobot buah, namun, tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga jenis agen pengendali hayati. Pertumbuhan tanaman yang diberi pupuk NPK memiliki pertumbuhan tanaman paling rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
HUBUNGAN KEMATANGAN GAMBUT DENGAN KADAR LENGAS TERHADAP EMISI KARBON DIOKSIDA (CO2) PADA GAMBUT KALIMANTAN TENGAH Rahma Dania Ayushinta; Susila Herlambang; Dyah Arbiwati; Maswar Maswar
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 18, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v18i1.9471

Abstract

Gambut tersusun oleh material organik lebih dari 45% dengan kandungan air yang relatip banyak. Gambut memiliki tingkat kematangan dan kadar lengas yang berbeda akan menentukan besarnya emisi CO2 terutama pada pembukaan lahan untuk budidaya pertanian. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh tingkat kematangan dan kadar lengas gambut terhadap sifat kimia tanah gambut dan produksi gas karbon dioksida (CO2). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dengan 3 ulangan. Masing-masing faktor yaitu tingkat kematangan gambut (Fibrik, Hemik dan Saprik) dan kadar lengas gambut 100%, 150%, 200%, 250%, dan 300%. Analisis data dengan analysis of variance dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test pada jenjang 5%. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kematangan gambut saprik berpengaruh terhadap penurunan emisi CO2, C-Organik dan peningkatan kadar abu, tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai Eh. Perlakuan kadar lengas tidak berpengaruh terhadap emisi CO2, C-Organik dan kadar abu, tetapi pada kadar lengas 300% berpengaruh terhadap penurunan Eh. Terjadi interaksi pada kombinasi perlakuan gambut saprik dengan kadar lengas 300% memberikan perubahan nilai pH tanah dan N total tertinggi, serta C/N paling rendah
HUBUNGAN KEMATANGAN GAMBUT DENGAN KADAR LENGAS TERHADAP EMISI KARBON DIOKSIDA (CO2) PADA GAMBUT KALIMANTAN TENGAH Rahma Dania Ayushinta; Susila Herlambang; Dyah Arbiwati; Maswar Maswar
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 18, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v18i1.9471

Abstract

Gambut tersusun oleh material organik lebih dari 45% dengan kandungan air yang relatip banyak. Gambut memiliki tingkat kematangan dan kadar lengas yang berbeda akan menentukan besarnya emisi CO2 terutama pada pembukaan lahan untuk budidaya pertanian. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh tingkat kematangan dan kadar lengas gambut terhadap sifat kimia tanah gambut dan produksi gas karbon dioksida (CO2). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dengan 3 ulangan. Masing-masing faktor yaitu tingkat kematangan gambut (Fibrik, Hemik dan Saprik) dan kadar lengas gambut 100%, 150%, 200%, 250%, dan 300%. Analisis data dengan analysis of variance dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test pada jenjang 5%. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kematangan gambut saprik berpengaruh terhadap penurunan emisi CO2, C-Organik dan peningkatan kadar abu, tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai Eh. Perlakuan kadar lengas tidak berpengaruh terhadap emisi CO2, C-Organik dan kadar abu, tetapi pada kadar lengas 300% berpengaruh terhadap penurunan Eh. Terjadi interaksi pada kombinasi perlakuan gambut saprik dengan kadar lengas 300% memberikan perubahan nilai pH tanah dan N total tertinggi, serta C/N paling rendah