Nur Indrawati Lipoeto
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KINERJA BIDAN DALAM MENDUKUNG PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI KOTA PEKANBARU Mardiah Mardiah; Nur Indrawati Lipoeto; Dien GA Nursal
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v6i2.91

Abstract

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah pemberianASI segera pada bayi baru lahir sampai satujam pertama. Salah satu kunci keberhasilan program IMD ditentukan oleh kualitas kinerja bidan yang di pengaruhi faktor umur, lama kerja, pelatihan, tingkat pendidikan, status perkawinan, tingkat pengetahuan, sikap, motivasi, kepeminpinan dan imbalan. Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan dalam mendukung program IMD di Kota Pekanbaru tahun 2011. Menggunakan rancangan cross-sectional, di Kota Pekanbaru dengan sampel sebanyak 106 orang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara univariat, bivariat dengan uji Chi-square dan multivariat menggunakanuji regres logistik dengan CI 95%. Hasil penelitian ini didapat bahwa bidan yang memiliki kinerja baik (5 1,9%), lebih dari separuh berusia tua (54,7%), lebih dari separuh sudah lama bekerja (53,8%), sebagian besar tidak pernah pelatihan (64,2%), pada umumnya tingkat pendidikan tinggi (92,5%), sebagian besar sudah kawin (87,7%), hampir separuh tingkat pengetahuan kurang (43,4%), hampir separuh bersikap negatif (51,9%), hampir separuh memiliki motivasi kurang (42,5%), hampir separuh kepemimpinan kurang (35,8%), dan hampir separuh imbalan kurang (42,5%). Hasil analisis bivariat didapat bahwa variabel umur, lama kerja, status perkawinan, sikap, motivasi, kepemimpinan dan imbalan tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan kinerja bidan dengan p > 0,05. Sedangkan tingkat pelatihan, pendidikan dan tingkat pengetahuan memiliki hubungan yang bermakna dengan kinerja bidan dengan p < 0,05 . Hasil analisis multivariat didapat bahwa pelatihan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja bidan dalam mendukungprogram IMD di Kota Pekanbaru tahun 2011. Diharapkan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mengevaluasi kinerja bidan secara berkala dan memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan kinerja bidan yang belum optimal dalam pelaksanaan IMD dan memperbaiki faktor tersebut sehingga dapat meningkatkan kinerja bidan dimasa yang akan datang dalam rangka menurunkanAngka KematianBayi (AKB).
FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP SIDOMULYO KOTA PEKANBARU Renny Fitriana; Nur Indrawati Lipoeto; Vivi Triana
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 7, No 1 (2012): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v7i1.101

Abstract

Data WHO ( World Health Organization) tahun 2000 menunjukkan sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk dunia mengidap hipertensi. Pada remaja juga dijumpai hipertensi. Data Riskesdas 2007, terdapat prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 8,4% dan 14% di Riau. Dari data Dinkes Kota Pekanbaru tahun 2011 kasus hipertensi pada remaja sebesar 2,98% dan dari 19 Puskesmas, angka kasus hipertensi remaja tertinggi terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo yaitu 136 kasus atau 17,6%. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kota Pekanbaru tahun 2012. Penelitian dengan desain case control study yang dilakukan pada 128 orang sampel, terdiri dari 64 kasus dan 64 kontrol. Instrumen penelitian adalah kuesioner, tensimeter, timbangan injak, microtoise, FFQ dan kuesioner baecke. Analisis yang dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara riwayat keturunan (OR=7,68, 95%C/=3,5- 16,82), obesitas (OR=12,32, 95%C7=5,27-28,75) dan aktivitas fisik (OR=7,86, 95%C7=3,33-18,58) dengan kejadian hipertensi sedangkan perilaku merokok dan asupan natrium tidak terdapat hubungan yang signifikan. Faktor risiko yang paling dominan adalah riwayat keturunan, obesitas dan aktivitas fisik. Kesimpulandari hasil penelitian adalah riwayat keturunan, obesitas dan aktivitas fisik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna. Disarankan kepada petugas puskesmas agar dapat meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat khususnya pada remaja tentang risiko hipertensi, terutama risiko riwayat keturunan, perilaku merokok, obesitas, aktivitas fisik dan asupan natrium sebagai penyebab hipertensi serta melakukan pencegahan penyakit hipertensi sedini mungkinbagi remaja.
KINERJA BIDAN DALAM MENDUKUNG PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI KOTA PEKANBARU Mardiah Mardiah; Nur Indrawati Lipoeto; Dien GA Nursal
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 6 No 2 (2012): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v6i2.91

Abstract

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah pemberianASI segera pada bayi baru lahir sampai satujam pertama. Salah satu kunci keberhasilan program IMD ditentukan oleh kualitas kinerja bidan yang di pengaruhi faktor umur, lama kerja, pelatihan, tingkat pendidikan, status perkawinan, tingkat pengetahuan, sikap, motivasi, kepeminpinan dan imbalan. Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan dalam mendukung program IMD di Kota Pekanbaru tahun 2011. Menggunakan rancangan cross-sectional, di Kota Pekanbaru dengan sampel sebanyak 106 orang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara univariat, bivariat dengan uji Chi-square dan multivariat menggunakanuji regres logistik dengan CI 95%. Hasil penelitian ini didapat bahwa bidan yang memiliki kinerja baik (5 1,9%), lebih dari separuh berusia tua (54,7%), lebih dari separuh sudah lama bekerja (53,8%), sebagian besar tidak pernah pelatihan (64,2%), pada umumnya tingkat pendidikan tinggi (92,5%), sebagian besar sudah kawin (87,7%), hampir separuh tingkat pengetahuan kurang (43,4%), hampir separuh bersikap negatif (51,9%), hampir separuh memiliki motivasi kurang (42,5%), hampir separuh kepemimpinan kurang (35,8%), dan hampir separuh imbalan kurang (42,5%). Hasil analisis bivariat didapat bahwa variabel umur, lama kerja, status perkawinan, sikap, motivasi, kepemimpinan dan imbalan tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan kinerja bidan dengan p > 0,05. Sedangkan tingkat pelatihan, pendidikan dan tingkat pengetahuan memiliki hubungan yang bermakna dengan kinerja bidan dengan p < 0,05 . Hasil analisis multivariat didapat bahwa pelatihan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja bidan dalam mendukungprogram IMD di Kota Pekanbaru tahun 2011. Diharapkan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mengevaluasi kinerja bidan secara berkala dan memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan kinerja bidan yang belum optimal dalam pelaksanaan IMD dan memperbaiki faktor tersebut sehingga dapat meningkatkan kinerja bidan dimasa yang akan datang dalam rangka menurunkanAngka KematianBayi (AKB).
FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP SIDOMULYO KOTA PEKANBARU Renny Fitriana; Nur Indrawati Lipoeto; Vivi Triana
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 7 No 1 (2012): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v7i1.101

Abstract

Data WHO ( World Health Organization) tahun 2000 menunjukkan sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk dunia mengidap hipertensi. Pada remaja juga dijumpai hipertensi. Data Riskesdas 2007, terdapat prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 8,4% dan 14% di Riau. Dari data Dinkes Kota Pekanbaru tahun 2011 kasus hipertensi pada remaja sebesar 2,98% dan dari 19 Puskesmas, angka kasus hipertensi remaja tertinggi terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo yaitu 136 kasus atau 17,6%. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kota Pekanbaru tahun 2012. Penelitian dengan desain case control study yang dilakukan pada 128 orang sampel, terdiri dari 64 kasus dan 64 kontrol. Instrumen penelitian adalah kuesioner, tensimeter, timbangan injak, microtoise, FFQ dan kuesioner baecke. Analisis yang dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara riwayat keturunan (OR=7,68, 95%C/=3,5- 16,82), obesitas (OR=12,32, 95%C7=5,27-28,75) dan aktivitas fisik (OR=7,86, 95%C7=3,33-18,58) dengan kejadian hipertensi sedangkan perilaku merokok dan asupan natrium tidak terdapat hubungan yang signifikan. Faktor risiko yang paling dominan adalah riwayat keturunan, obesitas dan aktivitas fisik. Kesimpulandari hasil penelitian adalah riwayat keturunan, obesitas dan aktivitas fisik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna. Disarankan kepada petugas puskesmas agar dapat meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat khususnya pada remaja tentang risiko hipertensi, terutama risiko riwayat keturunan, perilaku merokok, obesitas, aktivitas fisik dan asupan natrium sebagai penyebab hipertensi serta melakukan pencegahan penyakit hipertensi sedini mungkinbagi remaja.