Agus Joko Pitoyo
Fakultas Geografi UGM

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Panas Bumi Harta Karun Yang Terpendam Menuju Ketahanan Energi Regina Tety Marry; Armaidy Armawi; Agus Heruanto Hadna; Agus Joko Pitoyo
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.26944

Abstract

ABSTRACTIndonesia has geothermal potential is so great, which is a buried treasure and needs to be managed to achieve the target of energy security in the future. Therefore, the research was conducted in order to study why the potential is so great so far only managed about 4% from 40% in the world. National Energy Policy which has declared that in 2025 Indonesia adds energy mix originating from Renewable Energy by 23% and the role of Geothermal at 9%, is yet to show its full geothermal in Indonesia, while the Energy Policy in 2050 Indonesia declared already in Energy Security conditions. This research was conducted with the observation in  location of Mount Salak geothermal power plants and geothermal policy examined in the Ministry of Energy and Mineral Resources, PT PLN Tbk and Pertamina Geothermal Energy also PT Star Energy, interviews were conducted with Vice President of Indonesia, vice chairman of the Commission VII of the House of Representatives and 9 expert geothermal, 1 player employers geothermal, as well as the head of the area and multiple stakeholders at national and regional. Teh result could be categorized into key themes in relation to geothermal legislation, royalties, research and incentive policies fiscal and non-fiscal. This research resulted in several conclusions and recommendations to stakeholders in order to carry out a policy in the development of geothermal energy, so that Indonesia can achieve Energy Security. as well as the head of the area and multiple stakeholders at national and regional.ABSTRAKIndonesia memiliki potensi panas bumi yang begitu besar, yang merupakan harta karun yang terpendam dan perlu dikelola untuk mencapai target ketahanan energi di masa datang. Oleh karena itu penelitian  dilakukan dengan tujuan meneliti mengapa potensi yang begitu besar sampai saat ini hanya dikelola sekitar 4 % dari 40% yang ada di dunia. Kebijakan Energi Nasional yang telah mencanangkan bahwa tahun 2025 Indonesia menambah bauran energi yang berasal dari Renewable Energy sebesar 23% dan peran Panas Bumi sebesar 9%, ini belum menunjukkan maksimalnya pengusahaan panas bumi di Indonesia, sedangkan dalam Kebijakan Energi pada tahun 2050 Indonesia menyatakan sudah dalam kondisi Ketahanan Energi. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan  di 1 bh lokasi PLTP yaitu PLTP Gunung Salak dan meneliti kebijakan panas bumi di kementrian ESDM , PT PLN dan Pertamina Geothermal Energy serta PT Star Energy, wawancara dilakukan dengan Wakil presiden RI , wakil ketua Komisi VII DPR RI dan  9 orang  ahli panas bumi, 1 orang pemain pengusaha panas bumi, serta kepala daerah dan  beberapa pemangku kepentingan di pusat dan daerah. Hasinyal dikategorikan ke dalam tema kunci dalam kaitannya dengan undang-undang panas bumi, royalti, penelitian dan kebijakan insentif fiskal dan non-fiskal. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan dan rekomendasi kepada stake holders agar melakukan sebuah kebijakan dalam pengembangan panas bumi, sehingga Indonesia dapat mencapai Ketahanan Energi.   
Kapasitas Ketahanan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Pandemi Covid-19 Di Wilayah Perkotaan (Studi Kasus: Kampung Krasak RT 16, RW 04, Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta) Ika Afianita Suherningtyas; Agus Joko Pitoyo; Afrinia Lisditya Permatasari; Erik Febiarta
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 27, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.62013

Abstract

ABSTRACTThis research was intended to determined community capacity and strategies to enhanced resilience amid the devastating Covid-19 pandemic in urban areas.Community capacity was measured using quantitative and qualitative assessment methods. The former included a questionnaire survey of every member of the Covid-19 task force at the neighborhood level (census), while the latter collected qualitative data through field surveys and in-depth interviews. Community capacity served as the dependent variable, and the independent variables were threefold: preparedness capacity, adaptive capacity, and mitigation capacity. The collected data were analyzed quantitatively through statistical calculations (validity, reliability, and linear regression tests), then the descriptive analysis of the qualitative data complemented the results. Both validity and reliability tests yielded r-count>r-table for each variable (reliability= 0.427>0.339), meaning that the data were valid and reliable. Further, the analysis produced three community capacity levels: 44% high, 29% medium, and 27% low. Based on the highest percentage, it could be inferred that the community had very good capacity, it was showed that recilience was quite high. The linear regression test revealed interdependent variables with Sig.<0.05, rejecting the null hypothesis (Ho). With a level of influence of 48%, mitigation capacity was found to had the most significant influence (R2) among the research variables. Practicing health protocols, increasing media for information dissemination, and strengthening the community’s socioeconomic state were among the recommended strategies to increased capacity. ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas masyarakat serta strategi peningkatan kapasitas ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana pandemi Covid-19 di wilayah perkotaan.Metode pendekatan untuk mengetahui kapasitas masyarakat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitiatif dengan pendekatan kuesioner. Pengambilan data dilakukan secara sensus yaitu populasi anggota satgas Covid-19 tingkat RT, dengan teknik pengambilan data menggunakan kuesioner. Sedangkan data kualitatif diperoleh dengan survei lapangan dan wawancara mendalam. Variabel dependen berupa kapsitas masyarakat sedangkan variabel independen mencakup kapasitas kesiapan, kapasitas bertahan hidup (adaptasi) dan kapasitas mitigasi. Kemudian data dianalisis secara kuantitaitf melalui perhitungan statistik (uji validitas, uji reliabilitas, dan uji regresi linier) dan didukung secara kualitiatif melalui analisis deskriptif.Berdasarkan uji statistik variabel penelitian menunjukkan nilai r hitung pada setiap variabel pertanyaan kuesioner > r tabel sehingga data valid, sedangkan reliabilitas data menunjukkan r hitung > r tabel yaitu 0,427 > 0,339 sehingga data reliabel. Analisis kapasitas masyarakat menunjukkan 44% kelas tinggi, 29% kelas sedang, dan 27% kelas rendah, sehingga kapasitas masyarakat sudah sangat baik dengan ketahanan yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan dengan pendekatan linier, variabel saling berpengaruh dengan nilai Sig. < 0,05 (Ho ditolak), sedangkan R Square pengaruh paling besar adalah variabel mitigasi dengan tingkat pengaruh 48%.  Strategi peningkatan kapasitas ketahanan masyarakat dapat dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan, peningkatan media informasi, dan penguatan sosial ekonomi masyarakat