Elmatris Syamsir
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Identifikasi Formalin pada Bakso yang Dijual pada Beberapa Tempat di Kota Padang Faradila Faradila; Yustini Alioes; Elmatris Syamsir
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.71

Abstract

AbstrakKonsumsi makanan cepat saji saat ini telah menjadi kebiasaan makan bagi masyarakat Indonesia. Salah satu makanan cepat saji yang popular adalah bakso, namun saat ini sering dijumpai penggunaan bahan tambahan non pangan di dalam bakso yaitu formalin. Penggunaan formalin sudah dilarang dalam makanan berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No. 1168 tahun 1999, tetapi pada kenyataannya masih ada produsen makanan yang memproduksi makanan mengandung formalin. Salah satu makanan yang sering ditemukan berformalin adalah bakso. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apakah terdapat formalin pada bakso yang dijual di Kota Padang. 42 sampel yang diidentifikasi diambil dari pedagang bakso gerobak, warung bakso, serta rumah makan franchise di beberapa lokasi dengan jumlah pedagang bakso terbanyak. Pemeriksaan kualitatif dilakukan dengan menggunakan Test Kit Formalin yang terdiri atas cairan pereaksi I dan serbuk pereaksi II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 sampel dari 42 sampel yang diidentifikasi dilaboratorium positif mengandung formalin (47,6%). Bedasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa hampir separuh bakso yang dijual di Kota Padang mengandung formalin.Kata kunci: Bakso, FormalinAbstractNow a days, the consumption of fast food has become an eating pattern for Indonesian. One of the most popular fast food is meatball, but today, we often found that the producents add a non food addition ingredient in the meatball that we call formalin. The use of formalin actually has been prohibited used in food based on the Peraturan Menteri Kesehatan No.1168 tahun 1999, but in fact, there are food producent that produce food with formalin. One of the food is meat ball. The objective of this research is to identifying whether there are formalin in meatballs that sold in padang. 42 samples that identified taken from mobile vendor, meatball restaurant and franchise restaurant in several locations with the greatest numbers of meatball seller. The qualitative examination done by using the formalin test kit that contain of reagen I and reagen II. The result of the research conclude that 20 sample from 42 sample that has been identified in laboratorium are positive have formalin (47.6%). Based on the result, we can conclude that almost of the bakso that has been sold in Padang contain formalin.Keywords:Meatball, formalin
Daya Hambat Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica) yang Diambil di Batusangkar terhadap Pertumbuhan Kuman Vibrio cholerae secara In Vitro Nelvita Sari Ramadhan; Roslaili Rasyid; Elmatris Syamsir
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.222

Abstract

AbstrakPegagan (Centella asiatica) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat. Salah satu manfaat yang bisa didapatkan dari pegagan (Centella asiatica) adalah antibakterinya. Manfaat antibakterinya didapatkan karena pegagan (Centella asiatica) mengandung zat antibakteri, diantaranya adalah saponin, tannin, alkaloid, dan flavonoid. Telah dilakukan penelitian tentang daya hambat ekstrak pegagan (Centella asiatica) terhadap pertumbuhan Vibrio cholerae secara in vitro, dengan tujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak pegagan (Centella asiatica) terhadap pertumbuhan Vibrio cholera secara in vitro. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental laboratorium dengan metode difusi (cakram), pada berbagai konsentrasi yaitu 5%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dan100%, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Hasil penelitian didapatkan bahwa ekstrak daun pegagan (Centella asiatica) yang diambil di daerah Batusangkar, ternyata tidak dapat menghambat pertumbuhan kuman Vibrio cholerae secara in vitro, sedangkan tetrasiklin yang digunakan sebagai kontrol positif memberikan daya hambat yang baik terhadap pertumbuhan Vibrio cholera, dengan zona hambat 16,3 mm. Ada atau tidaknya daya hambat ekstrak pegagan (Centella asiatica) terhadap pertumbuhan Vibrio cholerae dalam penelitian ini bisa dipengaruhi oleh jenis bakteri yang digunakan, metode pembuatan ekstrak yang dipakai, dan sumber daun pegagan yang digunakan dalam penelitian.Kata kunci: efek antibakteri, ekstrak daun pegagan (Centella asiatica), Vibrio choleraeAbstractCentella asiatica is one of the plants used as medicine. One of the benefits that can be obtained from Centella asiatica is an antibacterial effect. Antibacterial effect obtained as Centella asiatica contains anti-bacterial substances, such as saponins, tannins, alkaloids, and flavonoids. This study was conducted to determine the inhibition of extracts of Centella asiatica on the growth of Vibrio cholerae in vitro. The study was conducted with laboratory experimental method with diffusion method (disc), at various concentrations of 5%,10%, 20%, 30%, 40%, 50%, and 100%, in the Laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine, University of Andalas. The results showed that extractof Centella asiatica were taken in Batusangkar, did not inhibit the growth of Vibrio cholerae in vitro, whereas tetracycline is used as a positive control gave good inhibition of the growth of Vibrio cholerae, the inhibition zone16, 3mm. Factors influencing the presence or absence of inhibition of Centella asiatica on extracts the growth of Vibrio cholerae, among others, is a type of bacteria used, the method of making the extract used, and the source of Centella asiatica leaves are used in research.Keywords:antibacterial effects, Centella asiatica extract, Vibrio cholerae
Prevalensi Depresi pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang Mengambil Dana Pensiun di Bank BTPN Cabang M. Yamin Padang Finna Dwi Putri; Amel Yanis; Elmatris Syamsir
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i2.258

Abstract

AbstrakPensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba, sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan seperti apa yang akan dihadapi kelak. Individu yang memiliki kondisi mental yang tidak stabil sering menjadi akar penyebab terjadinya gangguan mental semasa pensiun yaitu depresi. Depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi depresi pada pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang mengambil dana pensiun di Bank BTPN Cabang M. Yamin Padang. Penelitian ini bersifat deskriptif dan subjek dipilih secara consecutive sampling dengan jumlah 277 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Beck Depression Inventory dan hasil yang didapatkan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi depresi pada pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang mengambil dana pensiun di Bank BTPN Cabang M. Yamin Padang sebesar 27,8%. Usia terbanyak berada pada kategori usia ≥60 tahun, gejala depresi terbanyak terjadi pada pensiunan laki-laki, prevalensi depresi terbanyak pada pensiunan Pegawai Negeri Sipil golongan IIIa. Prevalensi terbanyak adalah pensiunan yang menjalani lama pensiun ≤10 tahun.Kata kunci: depresi, pensiun, pegawai negeri sipil AbstractRetirement is often regarded as unpleasant fact that before it’s time comes, most people are worried because they do not know what kind of life to be faced later. Individuals who have an unstable mental condition is often the root causes of mental disorders during retirement i.e depression. Depression is a mood disorder characterized by loss of control of one’s feelings. The objective of this study was to determine the prevalence of depression in retired civil servants who take the retirement funds in BTPN Bank branch M. Yamin Padang. This was a descriptive study and subjects were chosen by consecutive sampling with total sampling 277 persons. Instrument of this study was questionnaire of Beck Depression Inventory and the results obtained are presented in the form of a frequency distribution table. The result of this study indicated that the prevalence of depression in retired civil servants who take retirement funds in BTPN Bank branch M. Yamin Padang was 27.8%. Most of them are at the age category of ≥60 years, most of symptoms of depression is in men, the largest prevalence of depression in retired civil servant class IIIa. The most of them are the retirees who have retired for ≤10 years.Keywords: depression, retirement, civil servants
Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminth dengan Status Gizi pada Murid SDN 29 Purus Padang Reshka Renanti M; Selfi Renita Rusdji; Elmatris Syamsir
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i2.253

Abstract

AbstrakAnak usia sekolah merupakan golongan yang sering teinfeksi cacing Soil Transmitted Helminth (STH) karena sering berkontak dengan tanah. Infeksi STH dapat menimbulkan kerugian zat gizi, kehilangan darah, serta menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara infeksi soil transmitted helminth dengan status gizi. Penelitian dengan pendekatan cross sectional ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 29 Purus Padang yang dilaksanakan dari Oktober 2014 sampai dengan Februari 2015. Populasi adalah semua murid SDN 29 Purus dengan jumlah subjek 78 orang. Pengambilan subjek dengan multistage sampling. Instrumen penelitian yaitu pemeriksaan feses dengan metode Kato-Katz dan pengukuran berat badan serta tinggi badan. Metode analisa data adalah Chi square dengan derajat kepercayaan 90%. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh (51,3%) murid SDN 29 Purus Padang tahun 2014 menderita infeksi STH dan infeksi campuran A. lumbricoides dan T. trichiura sebanyak 23,1%. Status gizi berdasarkan BB/U sebagian besar (82,1%) memiliki gizi baik, berdasarkan TB/U sebagian besar (71,8%) memiliki tinggi normal dan berdasarkan BB/TB sebagian besar (91%) adalah normal. Murid SDN 29 Purus Padang yang positif terinfeksi STH sebagian besar (87,5%) memiliki gizi baik, sebagian besar (72,5%) memiliki tinggi normal dan sebagian besar (92,5%) memiliki gizi normal. Kesimpulan penelitian ini ialah tidak terdapat hubungan secara statistik antara infeksi STH dengan status gizi (p>0,05).Kata kunci: soil transmitted helminth, status gizi, infeksiAbstractSchool-age children are often exposed to a class of worm Soil Transmitted Helminth (STH) because of frequent contact with the ground. STH infections can lead to loss of nutrients, blood loss and decreased health, so susceptible to disease. The objective of this study was to determine the relationship between soil transmitted helminth infections and nutritional status.This cross sectional study was conducted at the SDN 29 Purus Padang from October 2014 until February 2015. The subjects were 78 students of SDN 29 Purus. Sampling by multistage sampling. The research instrument used was a stool examination with Kato-Katz method and measurements of weight and height. The method of data analysis is Chi-square with degrees of confidence of 90%.The results showed more than half (51.3%) students of SDN 29 Purus Padang 2014 got STH infections and mixed infection of A. lumbricoides and T. trichiura as much as 23.1%. Nutritional status based on W / A majority (82.1%) had good nutrition, based TB / U majority (71.8%) had a normal high and based on W / H majority (91%) were normal. Students of SDN 29 Purus positive Padang infected STH majority (87.5%) had good nutrition, the majority (72.5%) had a normal height and the majority (92.5%) had a normal nutrition. It can be concluded that there is no statistically significant relationship soil transmitted helminth infections and nutritional status (p> 0.05).Keywords: soil transmitted helminth, nutritional status, infections