Claim Missing Document
Check
Articles

EFEK PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP PENURUNAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA) HATI MENCIT STRAIN JEPANG AKIBAT PAPARAN MINYAK GORENG BERULANG Sy, Elmatris; Alioes, Yustini; -, Almurdi
Jurnal Riset Kimia Vol 4, No 1 (2010): September
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v4i1.52

Abstract

 ABSTRACT SOR (Reactive Oxygen Species) is a collection of free radical compound or compounds that easily become free radicals and can damage the cell membrane is marked by elevated levels of MDA (11) This is called oxidative stress, which can be prevented and reduced by adequate intake of antioxidants into the body optimally. Oxidative stress effects can be prevented by antioxidant vitamins, especially vitamin E. The results of research show that the average value of mouse liver MDA levels of the control group (A) 1.78 nmol/mL. The treatment group with repeated delivery of cooking oil (B) have increased the average value of mouse liver MDA levels (2.97 nmol/mL, 3.18 nmol/mL, 3.49 nmol/mL, 3.83 nmol/mL). In the treatment group with doses of vitamin E 52 IU/Kg/Hr and repeat cooking oil (C) have decreased the average value of mouse liver MDA levels (2.03 nmol/mL, 2.10 nmol/mL, 2.24 nmol/mL, 2.70 nmol/mL), compared with the provision of cooking oil over it. We can conclude that there are differences in average MDA levels of the liver of mice a significant between group A, group B1, C1 group (p = 0.003). Mice liver MDA content significantly between group A, group B2, C2 group (p = 0.000), between group A, group B3, C3 group (0.001), between group A, group B4, C4 group (0.000) where p <0.05. Keywords: Recurring Cooking Oil, Vitamin E, Malondialdehid (MDA)   
EFEK PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP JUMLAH ERYTROSIT DAN AKTIVITAS ENZIM KATALASE TIKUS AKIBAT PAPARAN SINAR ULTRAVIOLET Alioes, Yustini; Sy, Elmatris
Jurnal Riset Kimia Vol 4, No 1 (2010): September
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v4i1.113

Abstract

 ABSTRACT Ultraviolet (UV) in addition to have a positive impact on health, can also endanger your health. UV negative impact is felt by the people who are exposed to UV light for long periods, such as fishermen and farmers.  UV radiation levels are causing skin redness (erythema), whereas high levels can cause bleeding in the skin. This study aims to determine the effect. These are experimental studies using rats as an animal, which conducted the Biochemistry Laboratory of the Faculty of Medicine University of Newcastle from September - December 2008. Population is 20 strains of Wistar rats, age ± 2 months and weight 200-250 grams. Samples were taken at random (simple random sampling) of the population and divided into two groups: control group (group UV irradiated 6 hours/day for 3 weeks without vitamin E) and the treatment group (group UV irradiated 6 hours/day for 3 weeks with doses of vitamin E 0:45 IU/Kg BB/kali/hari). The results showed in the control group declines erytrosit and catalase enzyme activity due to exposure to UV. Declining sum was much less after vitamin E. The effect vitamin E can inhibit the decrease in the number erytrosit and catalase enzyme activities of rats exposed to ultraviolet light of vitamin E on the number of erytrosit and catalase enzyme activities of rats by exposure to ultraviolet light. Keywords: Vitamin E, Erytrosit, Katalase 
PENENTUAN TINGKAT AKTIFITAS CHOLINESTERASE DARAH YANG KEBIASAAN MENGGUNAKAN OBAT ANTINYAMUK BAKAR PADA PENDUDUK KELURAHAN JATI PADANG Sy, Elmatris; Alioes, Yustini; Irramah, Miftah
Jurnal Riset Kimia Vol 4, No 2 (2011): March
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v4i2.129

Abstract

 ABSTRACTThis study aims to determine the level of blood cholinesterase activity using a drug habit antinyamuk fuel (OANB), in Kelurahan Jati Padang and analyzed at the Laboratory of Biochemistry at the Faculty of Medicine in April-November 2010. The population is all residents Jati Padang village. The sample is using drugs antinyamuk fuel that is 30 people with sampling techniques eccidental sampling, as control is a resident who does not use drugs antinyamuk (Joan). The results showed: the population of 74 people who came, in getting 30 people to use OANB, 39 people who do not use OANB (liquid and lotion), 5 people who did not use Joan (as control). The average level of blood cholinesterase activity using OANB is 7294.79 u / l, and that does not use Joan is 7645.97 u / l. In conclusion, the average level of blood cholinesterase activity in the population there is a tendency Kelurahan Jati Padang cholinesterase activity levels decreased when compared to controls. Decrease in the average value of cholinesterase activity and a decrease of 5% is still within normal limits. Keywords: drug antinyamuk fuel, cholinesterase   
Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Minyak Sawit terhadap Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase Darah Tikus Wistar Normal Yenny Mayang Sari; Susila Sastri; Yustini Alioes
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i1.654

Abstract

Diet tinggi minyak sawit adalah diet yang mengandung lemak 42-60% kalori. Minyak sawit mengandung 50% saturated fatty acid (SFA), 40% mono unsaturated fatty acid (MUFA), 10% poly unsaturated fatty acid (PUFA) dan antioksidan seperti vitamin E dan karoten. SFA dapat meningkatkan penumpukan trigliserida pada USFA menurunkan deposit  lipid  dengan  meningkatkan  proses  oksidasi.  Apabila  pengaruh  SFA  yang  lebih  dominan  maka  terjadi penumpukan lemak pada hati, sehingga terjadi peningkatan Serum Glutamate Piruvate Transferase (SGPT). Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh diet tinggi minyak sawit terhadap kadar SGPT darah tikus. Sampel terdiri dari 10 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok tikus kontrol yang diberi diet standar dan kelompok tikus perlakuan yang diberi tambahan 42,5% minyak sawit kedalam diet standar. Kedua kelompok diberi makan secara adlibitum. Setelah perlakuan satu bulan, dilakukan pemeriksaan kadar SGPT. Hasil penelitian didapatkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara kadar SGPT kelompok tikus perlakuan yang diberi diet tinggi minyak sawit (53,4 ± 0,04 u/l) dengan kelompok tikus kontrol yang diberi diet standar (47,2   0,03 u/l). Simpulan penelitian ini adalah diet tinggi minyak sawit dapat meningkatkan kadar SGPT darah
Identifikasi Formalin pada Bakso yang Dijual pada Beberapa Tempat di Kota Padang Faradila Faradila; Yustini Alioes; Elmatris Syamsir
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.71

Abstract

AbstrakKonsumsi makanan cepat saji saat ini telah menjadi kebiasaan makan bagi masyarakat Indonesia. Salah satu makanan cepat saji yang popular adalah bakso, namun saat ini sering dijumpai penggunaan bahan tambahan non pangan di dalam bakso yaitu formalin. Penggunaan formalin sudah dilarang dalam makanan berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No. 1168 tahun 1999, tetapi pada kenyataannya masih ada produsen makanan yang memproduksi makanan mengandung formalin. Salah satu makanan yang sering ditemukan berformalin adalah bakso. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apakah terdapat formalin pada bakso yang dijual di Kota Padang. 42 sampel yang diidentifikasi diambil dari pedagang bakso gerobak, warung bakso, serta rumah makan franchise di beberapa lokasi dengan jumlah pedagang bakso terbanyak. Pemeriksaan kualitatif dilakukan dengan menggunakan Test Kit Formalin yang terdiri atas cairan pereaksi I dan serbuk pereaksi II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 sampel dari 42 sampel yang diidentifikasi dilaboratorium positif mengandung formalin (47,6%). Bedasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa hampir separuh bakso yang dijual di Kota Padang mengandung formalin.Kata kunci: Bakso, FormalinAbstractNow a days, the consumption of fast food has become an eating pattern for Indonesian. One of the most popular fast food is meatball, but today, we often found that the producents add a non food addition ingredient in the meatball that we call formalin. The use of formalin actually has been prohibited used in food based on the Peraturan Menteri Kesehatan No.1168 tahun 1999, but in fact, there are food producent that produce food with formalin. One of the food is meat ball. The objective of this research is to identifying whether there are formalin in meatballs that sold in padang. 42 samples that identified taken from mobile vendor, meatball restaurant and franchise restaurant in several locations with the greatest numbers of meatball seller. The qualitative examination done by using the formalin test kit that contain of reagen I and reagen II. The result of the research conclude that 20 sample from 42 sample that has been identified in laboratorium are positive have formalin (47.6%). Based on the result, we can conclude that almost of the bakso that has been sold in Padang contain formalin.Keywords:Meatball, formalin
Hubungan Kadar Ft4 Dengan Kejadian Tirotoksikosis berdasarkan Penilaian Indeks New Castle Padawanita Dewasa di Daerah Ekses Yodium Harsa Rusda; Fadil Oenzil; Yustini Alioes
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v2i2.126

Abstract

AbstrakTirotoksikosis merupakan manifestasi klinis yang terjadi akibat peningkatan kadar hormon tiroid dalam darah. Kelebihan yodium merupakan salah satu penyebab terjadinya tirotoksikosis. Ini ditandai dengan hasil pemeriksaan kadar Ekskresi Yodium Urin (EYU) > 199 μg/L. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar FT4 dengan kejadian tirotoksikosis berdasarkan penilaian indeks New Castle pada wanita dewasa di daerah ekses yodium. Metode: Penelitian dilakukan dengan menganalisis data yang dikumpulkan secara Cross Sectional Study terhadap 37 wanita dewasa menggunakan metoda total sampling di Nagari Koto Salak, Kecamatan Koto Salak Kabupaten Dharmasraya yang merupakan daerah ekses yodium (median EYU 323,5 μg/L). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan penilaian Indeks New Castle dan pengambilan darah untuk dilakukan pemeriksaan kadar FT4 dalam serum. Hasil: Analisis univariat didapatkan jumlah penduduk wanita dewasa dengan kadar FT4 meningkat sebanyak 14 persen dan nilai rata-rata 1,71 ng/dl. Penilaian indeks New Castle dalam kategori doubtful 16 persen dan tidak ditemukan penduduk yang termasuk dalam kategori toxic. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-square, didapatkan p value=1. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kadar FT4 dalam serum dengan kejadian tirotoksikosis pada wanita dewasa di derah ekses yodium. Saran: Perlu dilakukan penyuluhan mengenai asupan yodium kepada masyarakat dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan kepada pemerintah dalam mengambil kebijakan terhadap pemberian kapsul yodium serta melakukan kontrol kadar EYU secara teratur dan berkala.Kata kunci: FT4, tirotoksikosis, indeks New Castle, wanita, ekses yodium, tiroidAbstractThyrotoxicosis is a clinical manifestation that occurs due to elevated levels of thyroid hormones in the blood. Iodine excess is one of the causes of thyrotoxicosis. This is indicated by the results of urine iodine excretion levels (EYU) > 199 μg/L. Objective: This study aimed to determine the association FT4 levels with thyrotoxicosis incidence based on New Castle index assessment of adult women in iodine excess area.Method: The study was conducted data analysis which collected with Cross Sectional Study against 37 adult females by using total sampling methods in Koto Salak, Dharmasraya regency which is the iodine excess area (median EYU 323,5 μg/L). Data were collected by using interview New Castle Index assessments and blood sampling for examination FT4 levels in blood serum.Result: Univariate analysis of adult women population is 14 percent in increase category of FT4 levels and 1,71 ng/dl of the average value. New Castle index assessment 16 percent in doubtful category and none included in the toxic category. Based on Chi-Square statistics test, showed p value=1.Conclution: There was no significant association between FT4 levels in blood serum with thyrotoxicosis incidence of adult women in iodine excess area.Suggestion: Therefore, it should be informed to the community about iodine intake and this research is hoped can be input for the government policy towards iodine suplementation and control EYU levels regularly and periodically.Keywords: FT4, thyrotoxicosis, New Castle index, women, iodine excess, thyroid
Perbandingan Daya Hambat Madu Alami dengan Madu Kemasan secara In Vitro terhadap Streptococcus beta hemoliticus Group A sebagai Penyebab Faringitis Elsi Wineri; Roslaili Rasyid; Yustini Alioes
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.140

Abstract

AbstrakMadu merupakan substansi alam yang dihasilkan oleh lebah yang diketahui memiliki manfaat, salah satunya untuk mengobati faringitis yang disebabkan Streptococcus beta hemoliticus Group A. Efek antibakteri dari madu dapat menghambat pertumbuhan  Streptococcus beta hemoliticus Group A. Berdasarkan cara pembuatannya madu terdiri dari madu alami dan madu kemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan daya hambat madu alami dengan madu kemasan secara in vitro terhadap Streptococcus beta hemoliticus Group A. sebagai penyebab faringitis. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan posttest only control group design yang dilaksanakan dari September sampai Desember 2013 di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Hasil penelitian menunjukan madu alami dan madu kemasan dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus beta hemoliticus Group A dengan diameter daya hambat terbesar pada madu alami adalah 14 mm dan madu kemasan 11 mm. Berdasarkan uji analisis Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan post-hoc Mann-Whitney terdapat perbedaan yang signifikan antara daya hambat  madu alami dengan madu kemasan dengan nilaip=0,004 (p<0,05). Kesimpulan hasil penelitian adalah madu alami dan madu kemasan memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Streptococcus beta hemoliticus Group A. Madu alami memiliki daya hambat yang lebih kuat dibandingkan madu kemasan.Kata kunci: madu alami, madu kemasan, Streptococcus beta hemoliticus Group A, antibakteri, faringitis AbstractHoney is a natural substance that produced by bees which is known have many benefits, one of them is to treat pharyngitis that caused by Streptococcus beta hemoliticus Group A. The antibacterial effect of honey can inhibit bacterial growth. By way of making, honey is divided to natural honey dan packing honey. The purpose of this study was to see comparison of the antibacterial effect of natural honey and packing honey againt Streptococcus beta hemoliticus Group A by in vitro. This research was experimental with posttest only with control group design This study was conducted in September to December 2013 in the laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine, Andalas University. The result showed that natural honey and packing honey have antibacterial effect againt Streptococcus beta hemoliticus Group A. The biggest inhibition area of the natural honey was 14 mm and the biggest inhibition area of the packing honey was 11 mm. Both of honey had differences antibacterial effect with p= 0,004 (p<0,05) with analysis of Kruskal-Wallis test and followed by post-hoc Mann-Whitney. From this study we can conclude that natural honey and packing honey have antibacterial effect againt Streptococcus beta hemoliticus Group A. Antibacterial of natural honey is stronger than packing honey to inhibit bacterial growth.Keywords: natural honey, packing honey, Streptococcus beta hemoliticus Group A, antibacterial, pharyngitis.
Perbandingan Reaksi Zat Besi Terhadap Teh Hitam dan Teh Hijau Secara In Vitro dengan Menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis Husnil Wardiyah; Yustini Alioes; Dian Pertiwi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i1.25

Abstract

AbstrakSalah satu permasalahan gizi yang dihadapi Indonesia adalah anemia defisiensi besi. Defesiensi besi ini dapat disebabkan oleh asupan dan serapan yang tidak adekuat, seperti kebiasaan mengonsumsi zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi seperti minum teh pada saat makan. Hambatan penyerapan ini disebabkan oleh polifenol yang terkandung di dalam teh, terutama tanin. Penelitian ini dilakukan pada teh hitam dan teh hijau yang banyak dikonsumsi masyarakat. Larutan teh hitam dan teh hijau dijadikan sebagai kontrol, kemudian diberikan perlakuan dengan meneteskan FeCl3 1% sebanyak lima tetes. Larutan tersebut dibaca besar absorbannya dengan spektrofotometer UV-Vis. Prosedur ini dilakukan dengan pengulangan sebanyak lima kali. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan independent sample t test untuk melihat perbedaan rata-rata pada dua kelompok sampel tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata besar absorban teh hitam kontrol 0,539 dan setelah diteteskan zat besi 0,30640. Absorban teh hijau kontrol 0,961 dan setelah diteteskan zat besi 0,65020. Hal ini berarti bahwa terjadi penurunan konsentrasi larutan tersebut. Penurunan absorban pada kontrol teh hitam dengan perlakuan adalah 43,15%, sedangkan pada teh hijau adalah 32,34%. Berdasarkan uji statistik, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara absorbansi teh hitam dan teh hijau.Kata kunci: Teh hitam, teh hijau, zat besi, absorban.AbstractOne of the nutritional problems faced by Indonesia is iron deficiency anemia. It is caused by inadequate intake and absorption. One of the causes of this inadequate absorption is eating habit to consume substances that can inhibit iron absorption like drinking tea while eating. This is caused by tea polyphenol compounds, especially tannins. Black tea and green tea were observed in this research since these are widely consumed by public. Solution of black tea and green tea were used as control and they were treated by giving five drops of 1% FeCl3. Absorbance of those solutions was read by using spectrophotometer UV-Vis. This procedure was done with five times repetition. The result of this research was processed by using independent sample t test to discern mean of two groups samples. The result showed that the absorbance mean of black tea control is 0.539 and the absorbance mean of black tea that has dripped by iron is 0.30640. As for the green tea control absorbance is 0.961 and absorbance mean after iron sheds is 0.65020. It means that there is a dilution and reduction of solution concentration. Based on these figures, it was concluded that the concentration of black tea with iron sheds is smaller than the concentration of green tea with iron sheds. Nevertheless, there is a greater reduction in black tea compare with green tea in the absorbance reduction. Absorbance reduction from black tea control group to treatment group is 43.15%, while absorbance reduction from green tea control group to treatment group is 32.34%. Based on statistical tests, it was concluded that there is a significant difference between the absorbance of black tea and green tea.Keywords: Black tea, green tea, iron, absorbance.
Hubungan Riwayat Pemberian ASI dengan Kecenderungan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada Siswa SD di Kota Padang Risa Firka; Eva Chundrayetti; Yustini Alioes
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 1S (2020): Online January 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i1S.1166

Abstract

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan masalah perilaku di masa kecil yang dapat berlanjut hingga dewasa. Pemberian ASI dapat menurunkan risiko terjadinya ADHD pada anak. Tujuan: Mengetahui hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan kecenderungan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada siswa SD di Kota Padang. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Responden penelitian adalah guru dan ibu dari siswa SD di Kelurahan Ulak Karang Selatan yang berumur 7 sampai 12 tahun sebanyak 134 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner riwayat pemberian ASI dan Conner’s Abbreviated Parent–Teacher Rating Scale. Data dianalisis menggunakan Chi- square test. Hasil: Terdapat 25 orang (18,7%) yang cenderung ADHD dengan 18 orang (72,0%) laki – laki dan usia terbanyak adalah 7 tahun (32,0). Cakupan ASI eksklusif didapatkan sebesar 71 orang (53,0%). Terdapat 11 anak (15,5%) dengan kecenderungan ADHD pada riwayat pemberian ASI eksklusif dan 14 anak (22,2%) ASI tidak eksklusif. Tidak terdapat hubungan secara signifikan antara riwayat pemberian ASI dengan kecenderungan ADHD pada siswa SD di Kota Padang (p=0,318). Simpulan: Tidak ada hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan kecenderungan ADHD.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Melinjo (Gnetum gnemon) Terhadap Kadar Trigliserida pada Tikus dengan Diet Tinggi Lemak Pritasa Muthia Ulfa; Yustini Alioes; Biomechy Oktomalio Putri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i2.801

Abstract

Ekstrak biji melinjo (Gnetum gnemon) mengandung berbagai macam stilbenoid yang dikenal sebagai “Resveratrol Melinjo”. Resveratrol menurunkan trigliserida dengan mengoksidasi kolesterol LDL dan memodulasi metabolisme lipid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak biji melinjo terhadap kadar trigliserida tikus diet tinggi lemak. Penelitian ini berjenis eksperimental murni dengan randomized pre-post test randomized control group design yang terdiri dari 5 kelompok (K-, K+, P1, P2, dan P3). Kelompok P1 diberikan ekstrak biji melinjo dosis 250 mg/kg/hari, group P2 500 mg/kg/hari, dan group P3 2000 mg/kg/hari dimulai dari hari ke-16 sampai akhir penelitian. Trigliserida diukur dengan metode GPO-PAP. Data dianalisis dengan uji paired t-test. Kadar trigliserida pada kelompok K- menurun dari 89,96 mg/dl menjadi 80,66 mg/dl, kelompok K+ menurun dari 90,36 mg/dl menjadi 84,64 mg/dl, kelompok P1 menurun dari 92,9 mg/dl menjadi 76,3 mg/dl, kelompok P2 menurun dari 90,68 mg/dl menjadi 85,22 mg/dl dan kelompok P3 meningkat dari 73,5 mg/dl menjadi 83,4 mg/dl. Uji paired T-test menunjukkan adanya penurunan trigliserida yang tidak signifikan. Simpulan hasil studi ini adalah ekstrak biji melinjo tidak dapat mengurangi kadar trigliserida pada tikus diet tinggi lemak.
Co-Authors Ade Asyari Adrial Adrial, Adrial Aida Fitriana Aliya, Lisana Shidiqqin Almurdi Almurdi amalia Kartika Amelia Amelia Ananda, Abi Awfa Rahman Anggrainy, Fenty Annisa Pratiwi Asterina Asterina Ayu Ratna Sari Azzati, Normaida Baizura Benni Raymond Catur Hadi Arief Dermawan Chindy Jhonel Putri Deddy Saputra Desmawati Desmawati Desmawati Desmawati Dessy Arisanty Desy Arisanti Desy Arisanti Dia Rofinda, Zelly Dia Dian Pertiwi Dinda Aprilia Dwi Yulia Efendi, Altio Efendi, Altio Efrida Efrida Elmatris , Elmatris Elmatris Sy Elmatris Syamsir Elmatris, Elmatris Elsi Wineri Endrinaldi Endrinaldi , Endrinaldi Eni Rahmi Eti Yerizel Eva Chundrayetti Eva Decroli F, Annisa Maida Fadil Oenzil Fadrian, Fadrian Faradila Faradila Fika Tri Anggraini Harsa Rusda Hasibuan, Imron Martua Hasnah Hasnah Hasnah, Hidayatul Hasnah, Widya Jummatul Hayyumahdania Reswan Hendra Permana Hirowati Ali Husnil Kadri Husnil Wardiyah Indah Febranambela Jovie Irwan Jamsari Jamsari Kartika, amalia Lili Irawati Lily Syukriani Lisma Yendri Lydia Susanti, Lydia M Ikhsan Mahata, Liganda Endo Mentari Artika Merisca Gayatri Ryosa Meska Amelia Putri Miftah Irrahmah Miftah Irramah Murniwati Murniwati Mutiara Adinda Rahma Mutya Restu Ayu Nila Kasuma Nining Kurniawati Nurhayati Nurhayati Nursyafi, Fauzan Syarif Prasetio, Ade Prima Julistia Pritasa Muthia Ulfa Putri Mira Magistri Putri Mulya Sari Putri, Biomechy Oktomalio Rahmatini . Raihan Afif Salam Ramadhan, Mario Arya Ramadhan, Mario Arya Rauza Sukma Rita Reza, Mohamad Rikarni Rikarni Rima Semiarty Risa Firka Rismawati Yaswir Roslaili Rasyid Rydwan Efendi Saptino Miro Saptino Miro, Saptino Selfi Renita Rusjdi Sheila Jihan Safira Sofina Rusdan Suci Erawati Surya Nelis Susi Susi Susila Sastri Yenny Mayang Sari Yulia, Dwi Yusri Dianne Jurnalis Yusri, Elfira