Selfi Renita Rusdji
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Infeksi Cacing dan Alergi Selfi Renita Rusdji
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.241

Abstract

AbstrakInfeksi cacing masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia dan negara berkembang lainnya. Penyakit ini sering terjadi di daerah dengan higienisitas dan sanitasi yang masih kurang. Respon imun tubuh host terhadap cacing ini mirip dengan respon tubuh terhadap penyakit alergi. Respon pada penyakit kecacingan dan alergi ini merupakan respon Thelper2 yaitu diferensiasi dan polariasasi sel limfosit T lebih dominan pada Th2. Pada kenyataannya, ditinjau dari segi epidemiologi, penyakit kecacingan dan penyakit alergi terdapat pada daerah yang sangat berbeda. Prevalensi penyakit alergi cenderung lebih banyak terjadi di daerah maju dengan higiene dan sanitasi yang baik. Keadaan ini menimbulkan pertanyaan apakah kecacingan mempunyai efek proteksi terhadap manifestasi klinis berbagai macam penyakit alergi. Hygiene hypothesis merupakan teori yang relevan dalam menjawab pertanyaan ini. Mekanisme yang dapat menerangkan fenomena ada adalah saturasi sel mast, penghambatan oleh IgG4 dan modified Th2 response.Kata kunci: infeksi cacing, alergi, respon Th2AbstractHelminthiasis is still unsolved problem in Indonesia and other developing countries. This disease is frequently occurred in poor personal hygiene and environmental sanitation. The human immune response to helminth infections is similar with response to allergic disease. These disease present T helper2 (Th2) response which characterized dominant differentiation and proliferation of Th2. In fact, epidemiology study shows that they are occurred in different type of region. High prevalence of allergic disease is found in modern country which is well established sanitation and good personal hygiene. This condition raises fundamental question whether helminthiasis is associated with protection against allergic disease. Hygiene hypothesis is a theory that can explain this phenomen. The mechanisms are mast cell saturation, IgG4 blocking and modified Th2.Keywords: helminthiasis, allergy, Th2 response
Hubungan Daerah Tempat Tinggal dengan Gambaran Histopatologi Karsinoma Tiroid pada Masyarakat Sumatera Barat Eka Putri; Daan Khambri; Selfi Renita Rusdji
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.65

Abstract

AbstrakKarsinoma tiroid merupakan keganasan kelenjar endokrin yang paling sering ditemukan dan insidennya meningkat setiap tahun. Berdasarkan gambaran histopatologinya, karsinoma tiroid dibagi menjadi tipe papiler, folikuler, meduler, dan anaplastik. Salah satu faktor yang mempengaruhi gambaran histopatologi karsinoma tiroid adalah keadaan geografis, dimana karsinoma tipe folikuler dan anaplastik akan lebih sering ditemukan pada daerah beresiko defisiensi yodium dibandingkan daerah tidak beresiko defisiensi yodium. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan daerah tempat tinggal dengan gambaran histopatologi karsinoma tiroid. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan mengumpulkan data sekunder di Laboratorium Patologi Anatomi FK Unand dan rekam medik RSUP M. Djamil periode Januari 2010 – Desember 2011 Dari penelitian ini ditemukan 102 kasus karsinoma tiroid, dimana 32 kasus bertempat tinggal di daerah beresiko defisiensi yodium dan 70 kasus bertempat tinggal di daerah tidak beresiko defisiensi yodium. Pada daerah beresiko defisiensi yodium, 34,4% merupakan karsinoma folikuler dan anaplastik, dan 65,5% merupakan karsinoma selain folikuler dan anaplastik. Pada daerah tidak beresiko defisiensi yodium, 22,9% merupakan karsinoma folikuler dan anaplastik, dan 77,1% merupakan karsinoma selain folikuler dan anaplastik. Dari analisis statistik hubungan daerah beresiko defisiensi yodium dengan kejadian karsinoma folikuler dan anaplastik berdasarkan uji chi-square didapatkan nilai p =0,33. Tidak terdapat hubungan bermakna antara daerah tempat tinggal dengan gambaran histopatologi karsinoma tiroid pada masyarakat Sumatera Barat pada periode Januari 2010 – Desember 2011. Kata kunci: Gambaran histopatologi karsinoma tiroid, daerah tempat tinggalKata kunci: Gambaran histopatologi karsinoma tiroid, daerah tempat tinggalAbstractThyroid carcinoma is the most common endocrine tumor and is increasing in incidence every year. Based on histopathological types, thyroid carcinomas are divided into papillary carcinoma, follicular carcinoma, medullary carcinoma, and anaplastic carcinomas. Factors that can influence the histopathological type of thyroid carcinomas is geographical factor, which follicular and anaplastic type of thyroid carcinomas more frequently found in areas at risk of iodine deficiency than the area not at risk of iodine deficiency.The purpose of this study was to determine the relationship of residential areas with histopathologic types of thyroid carcinoma. This analytic research with observational design obtaining secondary data from Pathology Anatomy Laboratory of Medical Faculty of Andalas University and medical record of M. Djamil Hospital in a period of January 2010 – December 2011. From this reseach, found 102 cases of thyroid carcinoma, of which 32 cases residing in areas at risk of iodine deficiency and 70 cases residing in the area are not at risk of iodine deficiency. In areas at risk of iodine deficiency, 34.4% are follicular and anaplastic carcinomas, and 65.5% are papillary carcinomas. In areas not at risk of iodine deficiency, 22.9% are follicular and anaplastic carcinomas, and 77.1% are papillary carcinomas. Statistical analysis of the relationship of the area at risk of iodine deficiency with follicular and anaplastic carcinoma incidence by chi-square test p value = 0.32.There is no significant correlation between residential areas and histopathological types of thyroid carcinoma of West Sumatera society.Keywords:Histopathological types of thyroid carcinoma, residential areas
Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminth dengan Status Gizi pada Murid SDN 29 Purus Padang Reshka Renanti M; Selfi Renita Rusdji; Elmatris Syamsir
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i2.253

Abstract

AbstrakAnak usia sekolah merupakan golongan yang sering teinfeksi cacing Soil Transmitted Helminth (STH) karena sering berkontak dengan tanah. Infeksi STH dapat menimbulkan kerugian zat gizi, kehilangan darah, serta menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara infeksi soil transmitted helminth dengan status gizi. Penelitian dengan pendekatan cross sectional ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 29 Purus Padang yang dilaksanakan dari Oktober 2014 sampai dengan Februari 2015. Populasi adalah semua murid SDN 29 Purus dengan jumlah subjek 78 orang. Pengambilan subjek dengan multistage sampling. Instrumen penelitian yaitu pemeriksaan feses dengan metode Kato-Katz dan pengukuran berat badan serta tinggi badan. Metode analisa data adalah Chi square dengan derajat kepercayaan 90%. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh (51,3%) murid SDN 29 Purus Padang tahun 2014 menderita infeksi STH dan infeksi campuran A. lumbricoides dan T. trichiura sebanyak 23,1%. Status gizi berdasarkan BB/U sebagian besar (82,1%) memiliki gizi baik, berdasarkan TB/U sebagian besar (71,8%) memiliki tinggi normal dan berdasarkan BB/TB sebagian besar (91%) adalah normal. Murid SDN 29 Purus Padang yang positif terinfeksi STH sebagian besar (87,5%) memiliki gizi baik, sebagian besar (72,5%) memiliki tinggi normal dan sebagian besar (92,5%) memiliki gizi normal. Kesimpulan penelitian ini ialah tidak terdapat hubungan secara statistik antara infeksi STH dengan status gizi (p>0,05).Kata kunci: soil transmitted helminth, status gizi, infeksiAbstractSchool-age children are often exposed to a class of worm Soil Transmitted Helminth (STH) because of frequent contact with the ground. STH infections can lead to loss of nutrients, blood loss and decreased health, so susceptible to disease. The objective of this study was to determine the relationship between soil transmitted helminth infections and nutritional status.This cross sectional study was conducted at the SDN 29 Purus Padang from October 2014 until February 2015. The subjects were 78 students of SDN 29 Purus. Sampling by multistage sampling. The research instrument used was a stool examination with Kato-Katz method and measurements of weight and height. The method of data analysis is Chi-square with degrees of confidence of 90%.The results showed more than half (51.3%) students of SDN 29 Purus Padang 2014 got STH infections and mixed infection of A. lumbricoides and T. trichiura as much as 23.1%. Nutritional status based on W / A majority (82.1%) had good nutrition, based TB / U majority (71.8%) had a normal high and based on W / H majority (91%) were normal. Students of SDN 29 Purus positive Padang infected STH majority (87.5%) had good nutrition, the majority (72.5%) had a normal height and the majority (92.5%) had a normal nutrition. It can be concluded that there is no statistically significant relationship soil transmitted helminth infections and nutritional status (p> 0.05).Keywords: soil transmitted helminth, nutritional status, infections