Elmatris Elmatris
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Karakteristik Pasien Tonsilitis Kronis pada Anak di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013 Ivan Maulana Fakh; Novialdi Novialdi; Elmatris Elmatris
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i2.536

Abstract

AbstrakTonsilitis Kronis merupakan penyakit yang paling sering terjadi diantara semua penyakit tenggorok terutama pada anak.  Penyakit ini terjadi karena adanya serangan lanjutan pada tonsil yang telah mengalami peradangan sebelumnya yang disebabkan oleh virus atau bakteri.Tonsilitis Kronis menempati urutan kedua tertinggi penyakit THT di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik tonsilitis kronis pada anak  di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan Case Series yang dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Populasi adalah data pasien tonsilitis kronis dengan usia <18  tahun yang datang ke bagian poliklinik THT RSUP Dr. M. Djamil Padang sejak Januari sampai Desember 2013. Sampel diambil dari semua data rekam medis yang termasuk dalam populasi yakni sebanyak 50 sampel. Berdasarkan data rekam medis didapatkan pasien tonsilitis kronis pada anak paling banyak terdapat pada kelompok umur 10-14 tahun sebanyak 50%, jenis kelamin perempuan sebanyak 56%, keluhan utama nyeri menelan berulang sebanyak 56%, ukuran tonsil T3-T3 sebanyak 68%, penatalaksanaan secara operatif sebanyak 88%. Kesimpulan studi ini ialah karakteristik pasien tonsilitis kronis pada anak paling banyak ditemukan pada perempuan dengan usia 10-14 tahun, memiliki keluhan utama nyeri menelan berulang dengan ukuran tonsil t3-t3, dan ditatalaksana dengan cara operatif.Kata kunci: tonsilitis kronis, anak, keluhan Abstract   Chronic tonsillitis  is  the most common disease among throats disease specially in children. Chronic tonsillitis happened because of recurrent inflammation in tonsil that caused by bacteria or virus. This disease is the second most common ENT disease in Indonesia.The objective of this study was to investigate the characteristic of chronic tonsillitis in children in Dr. M. Djamil Hospital in Padang. This was a descriptive study with case series design on medical records of  tonsillitis chronic’s patients from January until December 2013. The population of this study were tonsillitis chronic’s patients with age <18 years old that came to ENT clinics in Dr. M Djamil Hospital. The 50 samples were taken from medical records. Based on medical records data, 50% case happened in age 10-14 and female is the most common with 56%, most of patients complains about recurrent pain in swallowing  56%,  tonsil size T3-T3 68%  and 88% operative treatment.  The conclusions is  the characteristics of the patients of chronic tonsillitis in children are mostly female with age between 10 to 14 years old, had a major complain about pain in swallowing, tonsil size T3-T3 and treated by operative treatment.Keywords: chronic tonsillitis, children, complain
Efek Pemberian Vitamin C terhadap Gambaran Histopatologi Hati Tikus Wistar yang Terpapar Timbal Asetat Arifuddin Arifuddin; Aswiyanti Asri; Elmatris Elmatris
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.471

Abstract

AbstrakPaparan timbal asetat dapat menyebabkan kerusakan sel hati dan menurunkan aktivitas enzim yang bekerja sebagai antioksidan esensial dalam tubuh. Vitamin C merupakan senyawa alami yang bersifat antioksidan kuat dan pengikat radikal bebas.Tujuan penelitian ini adalah menentukan efek pemberian vitamin C terhadap gambaran histopatologi hati tikus wistar yang terpapar plumbum asetat dan dilakukan di laboratorium Fakultas Farmasi dan laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penelitian ini dilakukan pada 28 ekor tikus wistar jantan, berumur 3 bulan, berat badan ± 200 gr. Didapatkan bahwa pada pemaparan timbal 50 mg/kgBB/hari selama 4 minggu meningkatkan skor Manja Roenigk hati tikus wistar. Penambahan vitamin C 50 mg/kgBB/hari dan 75 mg/kgBB/hari pada tikus yang terpapar timbal asetat menunjukkan penurunan skor Manja Roenigk pada hati tikus wistar. Berdasarkan uji t berpasangan ternyata tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor Manja Roenigk yang tidak terpapar dan terpapar timbal asetat (p = 0,501). Berdasarkan uji one way Anova terdapat pengaruh yang signifikan vitamin C terhadap gambaran histopatologi hati tikus wistar (p = 0,000). Secara statistik pemberian kedua dosis vitamin C ini tidak memberikan perbedaan yang bermakna (p = 0.379).Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh proteksi vitamin C terhadap mikroskopis hati tikus wistar yang telah terpapar timbal asetat.Kata kunci: Timbal Asetat, Gambaran Histopatologi Hati, Vitamin C, Plumbum Asetat, Manja Roenigk AbstractExposure of lead acetate can caused cell injury in liver and decrease activity of enzyme which works as essential antioxidant in body. Vitamin C is a natural compound as potent antioxidant and free radical binding.The objective of this study was to determine the effect of vitamin C on liver histopathology in exposed lead acetate wistar rats. This research was conducted at Pharmacy Laboratory and Pathology laboratory, Faculty of Medicine, Andalas University. The study performed on 28 male Wistar rats, 3 months old, body weight 200 g.             It was found that 50 mg/ kgBW/day of lead exposure for 4 weeks increased Manja Roenigk’s grading of wistar rat’s liver. Administration of vitamin C 50 mg/kgBW/day and 75 mg/kgBB/day to rat which exposed to lead acetate showed decrease in score of Manja Roenigk on wistar rat’s liver. Based on paired sample t test was not significant difference score of Manja Roenigk between unexposed and exposed lead acetate (p = 0.501). Based on one way Anova test was found  a significant effect of vitamin C to histopathology of wistar rat’s liver (p = 0.000). Statistically administration of both dose vitamin C did not give significant difference (p = 0.379).The conclusion of this study show  there is the effect of protection from administration of vitamin C to microscopic Wistar rat liver which exposed to lead acetateKeywords: lead acetate, histopathology of liver, vitamin C, plumbum acetate, Manja Roenigk
Identifikasi Kualitatif dan Kuantitatif Natrium Benzoat pada Saus Cabai yang Dijual di Beberapa Pasar di Kota Padang Dara Afifah Azmi; Elmatris Elmatris; Fachzi Fitri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 1S (2020): Online January 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i1S.1164

Abstract

Bahan pengawet yang sering digunakan pada produk pangan adalah natrium benzoat, salah satu contohnya adalah pada saus cabai. Jumlah natrium benzoat pada pangan harus diperhatikan karena berdasarkan Peraturan Kepala BPOM No. 36 Tahun 2013, batas maksimal penggunaan natrium benzoat pada pangan adalah 1 g/kg. Tujuan: Mengidentifikasi natrium benzoat pada saus cabai yang dijual di beberapa pasar di Kota Padang. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Sampel diambil dengan teknik total sampling, ditemukan sebanyak 10 sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Identifikasi kualitatif kandungan natrium benzoat dilakukan dengan menggunakan reaksi FeCl3 dan penetapan kadar natrium benzoat pada sampel dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Visible. Hasil: Semua sampel saus cabai yang dijual di beberapa pasar di Kota Padang mengandung natrium benzoat (kadar rata-rata 0,150 g/kg). Kadar natrium benzoat pada semua sampel (100%) saus cabai diperbolehkan oleh BPOM (≤ 1 g/kg). Simpulan: Semua sampel saus cabai yang diteliti mengandung natrium benzoat dengan kadar yang tidak melebihi batas maksimal yang telah ditetapkan.
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT ETNIK MINANGKABAU DI KOTA PADANG Delmi Sulastri; Elmatris Elmatris; Rahmi Ramadhani
Majalah Kedokteran Andalas Vol 36, No 2 (2012): Published in August 2012
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.916 KB) | DOI: 10.22338/mka.v36.i2.p188-201.2012

Abstract

AbstrakHipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan di tengahmasyarakat dan mengakibatkan angka kesakitan yang tinggi. Banyak faktor yangdapat memicu terjadinya hipertensi, salah satunya adalah obesitas.Penelitian dengan tujuan untuk melihat hubungan antara kejadian obesitas denganhipertensi ilakukan pada masyarakat etnik Minangkabau di 8 kelurahan di kotaPadang. Penelitian ini merupakan studi komparatif menggunakan desain crosssectional study, dengan jumlah sampel 204 orang. Pengumpulan data karakteritikdilakukan melalui wawancara dan pengukuran tekanan darah, berat badan, tinggibadan, dan lingkar perut dilakukan dengan cara yang direkomendasikan WHO.Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square dan uji Independentsample T-test.Hasil penelitian menemukan bahwa lebih dari separuh penderita hipertensimengalami obesitas (56,6%) dan obesitas sentral (54,9%) terdapat hubunganbermakna antara obesitas dengan kejadian hipertensi (p<0,05; OR=1,82) danobesitas sentral dengan kejadian hipertensi (p<0,05; OR= 2,72). Uji Independentsample T-test menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) dimana ada perbedaanrata-rata IMT (p= 0,025) antara responden hipertensi dan tidak hipertensi dan adaperbedaan rata-rata LP (p= 0,002) antara responden hipertensi dan tidakhipertensi.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubngan antara kejadian obesitasdan obesitas sentral dengan hipertensi pada masyarakat etnik Minangkabau dikota Padang.Kata kunci : Hipertensi, obesitas, obesitas sentralAbstractHypertension is a common health problem in the community and lead tohigh morbidity. Many factors can lead to hypertension, one of which is obesity.The Aim of this study was investigated the relationship of obesity with theincidence of hypertension, was conducted at the Minangkabau ethnic communitiesin 8 districts in the city of Padang. This research is a comparative study using across sectional study, with a sample of 204 people. Data collection was done withthe interview respondent characteristics. Measurement of blood pressure, weight,188ARTIKEL PENELITIANheight, waist and carried out by the WHO recommended. The statistical analysisused was chi square test and independent sample t-test.Results of the study found that more than half of obese patients with hypertension(56,6%) and central obesity (54,9%). Chi-square statistical test showed there wasa significant association between obesity and the incidence of hypertension (p<0,05; OR = 1,82). Likewise with central obesity, showed a significantassociation with the incidence of hypertension (p <0,05; OR = 2,72). Independentsample t-test showed there was a significant mean difference BMI (Body MassIndex) between hypertension respondent and normotension respondent (p= 0,025)and there was a significant mean difference WC (waist circumference) betweenhypertension respondent and normotension respondent (p= 0,002).The conclution of the study suggest association between obesity withhypertension in Minangkabau ethnic communities in the Padang city.Key word : Hypertension, Obesity, central obesity189
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF ZAT PEWARNA PADA KERIPIK BALADO YANG BEREDAR DI BUKITTINGGI Elmatris Elmatris
Majalah Kedokteran Andalas Vol 32, No 1: April 2008
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22338/mka.v32.i1.p75-82.2008

Abstract

AbstrakGizi dan kesehatan di negara berkembang seperti Indonesia merupakan masalah kesehatan utama, sehingga sangat penting untuk diperhatikan. Penyalahgunaan bahan makanan tambahan dapat memberikan dampak terhadap gizi dan kesehatan manusia. Salah satunya adalah pencemaran bahan kimia dari produk makanan, misalnya penggunaan pewarna sintetis yang tidak sesuai aturan pemerintah. Penelitian zat pewarna pada keripik balado yang beredar di Bukittinggi yang bersifat deskriptif dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan Padang dari bulan Maret-Juli 2008. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui zat pewarna yang digunakan, jenis zat pewarna sintetis dan kadar zat pewarna sintetis yang digunakan pada kripik balado. Analisis kualitatif dan penentuan jenis zat pewarna dilakukan melalui metode kromatografi kertas, sedangkan analisis kuantitatif zat pewarna dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 sampel kripik balado yang dianalisis terdapat lebih dari separoh sampel (75%) menggunakan zat pewarna sintetis. Kadar zat yang digunakan ternyata 53,3% melebihi ketentuan yang ditetapkan Departemen Kesehatan (DepKes). Jenis zat pewarna sintetis yang digunakan adalah Ponceau 4R dan Erythrosin, yang diizinkan oleh DepKes, dan 73,3% di antaranya adalah Erythrosine. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa zat pewarna sintetis masih digunakan dan kurang dari separoh sampel menggunakannya tanpa melebihi kadar yang ditetapkan DepKes, untuk memerahkan kripik balado yang beredar di Bukittinggi.Kata kunci: Analisis kualitatif, analisis kuantitatif, zat pewarna sintetisAbstractNutrition and health problem in developing countries such as Indonesia is a major health problem, therefore it’s very important to supervise. Abuse of food can result in additional impact on health and nutrition. One of them, the chemical addition of synthetic coloring substances on food products that does not follow government’s regulation. Descriptive research on the coloring substances of chilly chip (‘keripik balado’) sold in Bukittinggi, West Sumatera was conducted in Health Laboratory Facility in Padang from March until July 2008. The purpose of this research is to identify the substances used, the type and its concentrations in chilly chips. Qualitative analysis and determining the type of substances were performed using paper chromatography, while quantitative analysis was conducted with dye spectrophotometer. The result showed that from the sample of 20 types of chilly chips, more than half (75%) were using synthetic substances. Of the substances used, 53.3%ARTIKEL PENELITIAN76exceeded the maximum allowed concentrations specified by Health Department. Types of substances used were Poceau 4R and Erythrosin, and 73.3% of those were Erythrosin. It is concluded that synthetic substances are still in use, and less than half does not exceed the specified health department requirements, to redden chilly chips sold in Bukittinggi.Keywords: Qualitative Analysis, Quantitative Analysis, Coloring Substances Synthetic
IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN KADAR BORAKS PADA MIE BASAH YANG BEREDAR DIBEBERAPA PASAR DI KOTA PADANG Asterina Asterina; Elmatris Elmatris; Endrinaldi Endrinaldi
Majalah Kedokteran Andalas Vol 32, No 2: Agustus 2008
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.421 KB) | DOI: 10.22338/mka.v32.i2.p%p.2008

Abstract

AbstrakDewasa ini penggunaan bahan tambah makanan yang terlarang masih sering ditemukan, bahkan semakin meningkat terutama pada pengusaha pangan yang umumnya dihasilkan oleh industri kecil atau rumah tangga. Hal ini harus diwaspadai bersama baik oleh produsen maupun konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan kadar boraks pada mie basah yang beredar di beberapa pasar di kota Padang yang dilakukan dilaboratorium Kesehatan Padang dari bulan Maret sampai bulan September 2006. Desain penelitian adalah deskriptif, sampel diambil dari produsen mie yang berbeda secara total sampling, ditemukan sebanyak 10 produsen yang dianalisis dengan metode titrsasi alkalimetri. Hasil penelitian menunjukkan 50% dari mie basah yang dianalisis dijumpai mengandung boraks, dengan kadar masing-masing 384,805 ppm, 394,79 ppm, 478,55 ppm, 484,87 ppm, dan 557,14 ppm. Rata-rata kadar boraks yang ditemukan adalah 460,031  71,249 ppm. Dapat disimpulkan masih ada produsen yang menggunakan boraks pada mie basah yang beredar di pasar kota Padang.Kata kunci : boraks, mie basah, alkalimetriAbstractThe currently the use of the forbidden foods are often found, in particularly in food company which is generally produced by small industri or households was increasing. This should be alert with both the producens and custamers.This reseach is animed to identify and defined the borax level in wet noodles spread in some market in Padang city which performed in the health of laboratory in Padang from March until September 2006. The study design is descriptive. Sample taken from the different noodles producers by totally sampling, was found 10 producers analyzed by titration alkalimetric method. The result suggest 50% of wet noodles analyzed, was found 384.805 ppm; 394.79 ppm; 478.55 ppm; 484.87 ppm; and 557.14 ppm respectively. The average of borax level found are 460.031 ± 71.249 ppm. Could be concluded that remain the producers using borax at wet noodles at some market in Padang.Keywords: borax,wet noodles, alkalimetryARTIKEL PENELITIAN
Efek Pemberian Mesenchymal Stem Cell Wharton's Jelly (MSC-WJ) terhadap Gambaran Histologi Pankreas Hewan Model Diabetes Melitus Tipe 1 Endrinaldi Endrinaldi; Tofrizal Tofrizal; Elmatris Elmatris; Sisca Dwi Yarni
Majalah Kedokteran Andalas Vol 46, No 10 (2024): Online May 2024
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v46.i10.p1704-1711.2024

Abstract

Objective: This study was conducted to determine the effect of administering Mesenchymal Stem Cell Wharton Jelly (MSC-WJ) on the histological appearance of the pancreas of rat in a type 1 diabetes mellitus model. Methods: This research is an experimental research with a Posttest-Only Control Group Design. The sample consisted of 3 groups (Normal, T1DM, T1DM + MSC-WJ). The treatment group was treated with MSC-WJ for 4 weeks. Data analysis used One Way ANOVA and Post Hoc Bonferroni tests. Results: WJ-MSC can increase the mean diameter and area of the islets of Langerhans in the T1DM rat group from 98.08 mm – 126.85 mm and from 4911.95 mm2 – 8995.35 mm2, but this difference is not yet significant (p > 0.05). Conclusion This research shows that there is improvement in pancreatic damage by administering WJ-MSC to diabetic rat due to alloxan induction.