Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Diagnosis dan Penatalaksanaan Striktur Esofagus Fachzi Fitri; Novialdi Novialdi; Wahyu Triana
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.103

Abstract

AbstrakLatar belakang : Kasus striktur esofagus jarang ditemukan, namun kasus ini memerlukan penanganan yang optimal. Sebelum kita melakukan penatalaksanaan terhadap striktur esofagus, perlu dilakukan diagnosis yang akurat agar dapat memilih teknik penatalaksanaan yang tepat. Tujuan : untuk mengetahui cara mendiagnosis dan penatalaksanaan striktur esofagus. Tinjauan pustaka : Striktur esofagus merupakan penyempitan lumen esofagus yang dapat menyebabkan keluhan disfagia. Berdasarkan etiologinya, striktur esofagus dibedakan menjadi striktur esofagus benigna dan maligna. Striktur esofagus benigna disebabkan oleh GERD, zat korosif, web, radiasi, post anastomosis esofagus, sedangkan striktur esofagus maligna disebabkan oleh keganasan baik dari dalam maupun dari luar esofagus. Diagnosis suatu striktur esofagus dapat ditegakkan melalui pemeriksaan barium meal, esofagoskopi, tomografi komputer dan rontgen toraks. Penatalaksanaan kasus striktur ini dapat berupa dilatasi dengan busi atau balon, pemasangan stent dan terapi pembedahan. Pada kasus striktur esofagus maligna juga dapat dilakukan terapi laser dan teknik brakiterapi. Kesimpulan: diagnosis yang akurat perlu dilakukan sebelum memilih teknik penatalaksanaan yang tepat, sehingga dapat mengurangi keluhan disfagia pada penderita striktur esofagus.Kata kunci: Striktur esofagus, barium meal, esofagoskopi, dilatasi, stent, laser, brakiterapiAbstractBackground: Esophageal stricture is rare cases, but these cases required optimal management. Before we manage of esophageal strictures, need an accurate diagnosis in order to choose appropriate management techniques. Purpose: to know how to diagnose and management of esophageal strictures. Literature review: esophageal stricture is a narrowing of the lumen of the esophagus that cause dysphagia. Based on the etiology, esophageal strictures can be divided into benign and malignant. Benign esophageal strictures caused by GERD, corrosive substances, web, radiation, post-esophageal anastomosis, whereas malignant esophageal strictures caused by esophageal malignancy from inside or from outside of the esophagus. The diagnosis of esophageal stricture can be enforced through barium meal examination, esophagoscopy, computer tomography and thorax X-ray. Management of these strictures can be managed by the bougie or balloon dilatation, stent insertion and surgical technique. Malignant esophageal strictures can also be treated by laser therapy and brachytherapy techniques. Conclusion: Accurate diagnosis needs to be done before choosing the right management techniques that will reduce the complaints of dysphagia in patients with esophageal strictures.Keywords: esophageal strictures, barium meal, esophagoscopy, dilatation, stents, laser, brachytherapy
Perbedaan Paparan Tungau Debu Rumah dengan Status Rhinitis Alergi Berdasarkan Kriteria ISAAC pada Anak di Dua Panti Asuhan Kecamatan Koto Tangah Dwi Fitria Nova; Selfi Renita Rusjdi; Fachzi Fitri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i2.810

Abstract

Tungau Debu Rumah (TDR) merupakan tungau yang berasal dari famili Pyroglyphidae yang hidup bersama debu rumah. TDR memiliki feses yang dapat menimbulkan penyakit alergi yang salah satunya rhinitis alergi. Rhinitis alergi muncul sekitar 15% anak usia 6-7 tahun dan 40% pada 13-14 tahun. International Study of Asthma and Allergies of Childhood (ISAAC) merupakan organisasi dunia yang melakukan studi prevalensi rhinitis alergi dengan menggunakan kuesioner yang telah distandarisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan paparan tungau debu rumah dengan status rhinitis alergi berdasarkan kuesioner ISAAC pada anak. Penelitian ini merupakan cross sectional study yang dilakukan di Panti asuhan Kecamatan Koto Tangah dari November 2017 sampai Januari 2018. Teknik pengambilan sampel secara total sampling. Debu tempat tidur diambil dengan vacum cleaner dan dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner ISAAC. Debu diperiksa di laboratorium Parasitologi Fk Unand. Dari penelitian didapatkan 41 sampel. Famili terbanyak adalah Famili Pyrogliphydae yaitu 34,6% (81 tungau). Individu dengan rhinitis alergi berdasarkan kuesioner ISAAC berjumlah 17 orang (41,5%). Kepadatan TDR pada penderita rhintis alergi yaitu 6.29 tungau dan non rhinitis alergi sebanyak 6.33 tungau. Simpulan adalah tidak terdapat perbedaan bermakna antarapaparan tungau debu rumah dengan status rhinitis alergi pada anak.
Diagnosis dan Penatalaksanaan Papiloma Laring Berulang pada Dewasa Erwi Saswita; Ade Asyari; Novialdi Novialdi; Fachzi Fitri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7 (2018): Supplement 3
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i0.856

Abstract

Pendahuluan: Papiloma laring merupakan tumor yang berasal dari infeksi Human Papiloma Virus (HPV) yang bersifat jinak, berulang dan berisiko berubah menjadi ganas. Anti virus yang diberikan seringkali tidak menyebabkan remisi dari papiloma sehingga perlu tindakan bedah yang berulang. Tujuan: Memahami cara menegakkan diagnosis dan melakukan tatalaksanaan papilloma laring berulang pada dewasa. Laporan Kasus: Dilaporkan satu kasus papiloma laring pada seorang pasien perempuan usia 26 tahun yang sudah dilakukan ekstirpasi papiloma dengan laser 5 tahun yang lalu. Pasien tidak pernah kontrol lagi sehingga dilakukan trakeostomi akibat obstruksi jalan napas. Penatalaksanaan selanjutnya adalah dengan pemberian antivirus dan tindakan bedah  setiap 3 bulan untuk ekstirpasi papiloma.  Kesimpulan: Papiloma laring dapat menginfeksi laring dan dapat tumbuh kembali dengan cepat dan jika dibiarkan dapat menyebabkan obstruksi jalan napas. Penatalaksanaan dengan antivirus dan penanganan bedah dilakukan berulang menggunakan mikrolaringoskopi ekstirpasi dengan Laser.
Removal of Foreign Body (Denture) in Esophagus with Rigid Esophagoscope Fachzi Fitri; Hidayatul Fitria
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v1i2.55

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Seiring dengan meningkatnya pemakaian gigi palsu, kasus tertelan gigi palsu jugameningkat. Gigi palsu yang tertelan harus segera dikeluarkan, karena bila terlambat akan meningkatkan risikoterjadinya komplikasi. Tujuan: Laporan kasus ini dimaksudkan untuk menjelaskan gambaran klinik, diagnosis danpenatalaksanaan benda asing gigi palsu di esofagus. Kasus: Seorang laki-laki 31 tahun dengan benda asing gigipalsu di esofagus. Penatalaksanaan: Esofagoskopi kaku dilakukan untuk pengangkatan gigi palsu Kesimpulan:Diagnosis benda asing gigi palsu di esofagus ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaanradiologis dan pemeriksaan esofagoskopi. Esofagoskopi sering dilakukan dalam pengangkatan benda asing diesofagus.Kata kunci: Benda asing, gigi palsu, esofagoskop kakuAbstractBackground: Increasing in the number of people wearing denture, a proportionate increase in theincidence of esophageal impacted denture. Impacted denture has to be removed soon since the diagnosis hasbeen made, because the delay can increase the complication. Purpose: To describe the clinical finding, diagnostictool and management of foreign body (denture) in esophagus. Case: A 31 years old man with impacted denture inesophagus. Management: Rigid esophagoscopy was performed to remove the denture. Conclusion: Removal ofimpacted denture in esophagus was diagnosed based on anamnesis, physical examination, radiological findingand esophagoscopy. Esophagoscopy is often performed in removal of impacted denture in esophagus.Keywords: Foreign body, denture, rigid esophagoscope
Foreign Body Bottom of Pen in Bronchus with and without Atelectasis Rahmadona Rahmadona; Ade Asyari; Novialdi Novialdi; Fachzi Fitri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7 (2018): Supplement 2
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i0.830

Abstract

Introduction: Foreign body aspiration (FBA) is a common case in children. Delayed diagnosis more than 24 hours often increased the risk of complications and mortality. Atelectasis is one of the common complication of FBA. Rigid bronchoscopy under general anaesthesia is the choice of procedure for diagnosis and treatment. Case Report: It was reported two cases foreign body aspirationof a bottom of pen. First case was agirl, aged 6 year-old with foreign body a bottom of pen without lumen in bronchus with atelectasis and second case was a foreign body bottom of penwith lumen in bronchus in a boy, aged12 year-old without atelectasis but late diagnosis. Both cases have been successfully extracted using rigid bronchoscopy. Conclusion: Foreign body without lumen have more acute and severe complication rather than foreign body with lumen. The presence of a lumen within the foreign body allows good ventilation and shows less symptomps. Appropriate diagnosis and treatment will minimize the risk of complications.
Removal of Foreign Body (Glass of Mirror) in Esophagus with Direct Laryngoscope Fachzi Fitri; Deni Amri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.238

Abstract

AbstractLiterature contains fewer reports discussing the use of direct laryngoscope in esophageal foreign body extraction. Foreign bodies in esophagus was diagnosed based on anamnesis, physical examination, radiological finding. The choice of treatment influenced by many factors, such as the patient’s age and clinical condition, the size and shape of the ingested foreign body, the anatomic location and the skills of the physician. A case of impacted glass of mirror in esophagus and mental disorder in a 38 years old male was reported, which had been perfomed direct laryngoscope and an extraction with Magill forcep.Keywords: Foreign body, glass of mirror, direct laryngoscope, Magill forcepAbstrakSedikit sekali kepustakaan yang membahas mengenai penggunaan laringoskopi langsung pada pengangkatan benda asing esofagus. Benda asing esofagus didiagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, radiologi. Pilihan penatalaksanaan dipengaruhi oleh usia pasien dan kondisi klinis, ukuran dan bentuk benda asing, lokasi anatomi dan kemampuan dokter.Dilaporkan satu kasus kaca cermin di esofagus pada laki-laki usia 38 tahun dengan gangguan mental, yang telah dilakukan laringoskopi langsung dan ekstraksi dengan forsep Magill.Kata kunci: Benda asing, kaca cermin, laringoskopi langsung, Forsep Magill
Aspirasi Benda Asing Paku dengan Komplikasi Atelektasis Paru dan Aspirasi Benda Asing Jarum Pentul Tanpa Komplikasi Novialdi Novialdi; Fachzi Fitri; Histawara Subroto
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i2.311

Abstract

Abstrak Aspirasi benda asing bronkus adalah masalah yang sering  pada anak-anak dan merupakan masalah seriusserta bisa berakibat fatal. Sebagian besar aspirasi benda asing di bronkus pada anak-anak karena kecenderunganmemasukkan sesuatu ke mulut, pertumbuhan gigi molar yang belum lengkap, kurangnya pengawasan dari orang tuadan lain-lain. Aspirasi jarum pentul di bronkus biasanya terjadi pada wanita remaja muslim yang menggunakan jilbab.Benda asing tajam di bronkus harus segera dikeluarkan dalam kondisi dan peralatan optimal untuk mencegahkomplikasi yang timbul. Komplikasi akibat aspirasi benda asing tajam yang paling sering berupa perforasi jalan nafas,trakeitis, bronkitis, jaringan granulasi, efusi pleura dan atelektasis. Tindakan bronkoskopi merupakan pilihan untukekstraksi benda asing tajam yang teraspirasi. Dilaporkan dua kasus aspirasi benda asing tajam di bronkus yaitu padaseorang anak laki-laki, berusia 6 tahun dengan aspirasi paku dengan komplikasi atelektasis paru dan seorang anakperempuan, berusia 14 tahun dengan aspirasi jarum pentul tanpa komplikasi yang telah berhasil diekstraksimenggunakan bronkoskopi kaku.Kata kunci: benda asing tajam di bronkus, aspirasi paku, aspirasi jarum pentul, atelektasis, bronkoskopi kaku  Abstract Bronchial foreign body aspiration is a common problem in children and it is a serious problem that can befatal. Most of bronchial foreign body aspiration occur in children because of the tendency to put something into themouth, the molar growth is not yet complete, the lack of supervision from parents and others situation . Aspiration of apin in the bronchi usually occurs in adolescent Muslim women who wear headscarf. Sharp foreign bodies in thebronchi must be removed immediately and the optimal equipment to prevent complications. Complications due tosharp foreign bodies aspiration most often in the form of perforation, tracheitis, bronchitis, granulation tissue, pleuraleffusion and atelectasis. Bronchoscopy is the management  for aspirated sharp foreign body extraction   Reported two cases of a sharp foreign body aspiration is a boy, aged 6 year old with nail aspiration complication withlung atelectasis and a girl, aged 14 year old with aspirations of a pin without complications that have been successfully extract  using rigid bronchoscopy . Arial 9 italicKeywords:  sharp foreign bodies in the bronchi, nail aspiration, pin aspiration, atelectasis, rigid bronchoscopy
Identifikasi Kualitatif dan Kuantitatif Natrium Benzoat pada Saus Cabai yang Dijual di Beberapa Pasar di Kota Padang Dara Afifah Azmi; Elmatris Elmatris; Fachzi Fitri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 1S (2020): Online January 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i1S.1164

Abstract

Bahan pengawet yang sering digunakan pada produk pangan adalah natrium benzoat, salah satu contohnya adalah pada saus cabai. Jumlah natrium benzoat pada pangan harus diperhatikan karena berdasarkan Peraturan Kepala BPOM No. 36 Tahun 2013, batas maksimal penggunaan natrium benzoat pada pangan adalah 1 g/kg. Tujuan: Mengidentifikasi natrium benzoat pada saus cabai yang dijual di beberapa pasar di Kota Padang. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Sampel diambil dengan teknik total sampling, ditemukan sebanyak 10 sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Identifikasi kualitatif kandungan natrium benzoat dilakukan dengan menggunakan reaksi FeCl3 dan penetapan kadar natrium benzoat pada sampel dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Visible. Hasil: Semua sampel saus cabai yang dijual di beberapa pasar di Kota Padang mengandung natrium benzoat (kadar rata-rata 0,150 g/kg). Kadar natrium benzoat pada semua sampel (100%) saus cabai diperbolehkan oleh BPOM (≤ 1 g/kg). Simpulan: Semua sampel saus cabai yang diteliti mengandung natrium benzoat dengan kadar yang tidak melebihi batas maksimal yang telah ditetapkan.
Kasus Serial : Aspirasi Peluit pada Anak Aci Mayang Sari; Fachzi Fitri; Novialdi Novialdi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.239

Abstract

AbstrakKasus aspirasi benda asing selalu memberikan tantangan bagi dokter spesialis Telinga Hidung TenggorokKepala dan Leher (THT-KL). Aspirasi benda asing lebih sering terjadi pada anak-anak khususnya pada umur 1-3tahun dan jarang terjadi pada dewasa. Aspirasi peluit pada anak merupakan kasus yang banyak terjadi pada golonganbenda asing anorganik. Untuk menegakkan diagnosis aspirasi benda asing diperlukan ketajaman anamnesis,pemeriksaan fisik dan hasil radiografi. Bronkoskopi merupakan teknik yang digunakan sebagai alat diagnostik danterapeutik pada kasus aspirasi benda asing. Kasus aspirasi peluit pada tiga orang anak (2 laki-laki dan 1 perempuan)telah dilaporkan dan ditatalaksana menggunakan teknik bronkoskopi kaku.Kata kunci: Aspirasi benda asing, benda asing peluit, bronkoskopiAbstractForeign body aspiration continues to provide challenges for otorhinolaryngologists. Foreign body aspiration ismore common in children, especially at the age of 1-3 years and rarely occurs in adults. Whistle aspiration in childrenis a case that occurs in many inorganic foreign body type. The diagnosis of foreign body aspiration based ondiscernment anamnesis, physical examination and radiographic results. Bronchoscopy is a technique that is used as adiagnostic and therapeutic tool in cases of foreign body aspiration.Cases of whistle aspiration in 3 children (2 malesand 1 female)was reported and treated using rigid bronchoscopy technique. Arial 9 italicKeywords: foreign body aspiration, a whistle foreign body, bronchoscopy.
Ekstraksi Benda Asing Lampu Led di Bronkus dengan Bronkoskop Kaku Fachzi Fitri; Tuti Nelvia
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.198

Abstract

AbstrakAspirasi benda asing adalah masalah yang relatif sering ditemukan pada anak dan merupakan masalah serius yang bisa berakibat fatal. Benda asing di traktus respiratorius harus segera dikeluarkan dalam kondisi dan peralatan optimal dan dengan trauma yang seminimal mungkin untuk mencegah komplikasi. Instrumen yang digunakan untuk tindakan ekstraksi benda asing dapat mempengaruhi morbiditas akibat komplikasi ekstraksi benda asing di traktus respiratorius. Dilaporkan satu kasus aspirasi lampu LED (Light Emitting Diode) di bronkus utama kanan pada anak perempuan berumur 5 tahun, yang dua kali gagal dikeluarkan dengan bronkoskop fleksibel dan berhasil dikeluarkan dengan menggunakan bronkoskop kaku tanpa komplikasi.Kata kunci: aspirasi benda asing, lampu LED, bronkoskop kakuAbstractForeign body aspiration is a relative commonly problem in children and still a serious and sometimes fatal condition. Foreign body in respiratory tract must be removed in optimal conditions and equipment with minimal trauma to prevent complications. Instruments which being used for foreign body extraction can affect morbidity due to complications of extraction of foreign body in respiratory tract. There was reported one case of aspiration of LED (Light Emitting Diode) lamp in the right main bronchus of 5 year old girl, who failed two times by flexible bronchoscope and successfully extracted by a rigid bronchoscope, without complication.Keywords: foreign body aspiration, LED lamp, rigid bronchoscope