Tiurlan F. Hutajulu
Balai Besar Industri Agro (BBIA) Kementerian Perindustrian Jl. Ir. H. Juanda No. 11, Bogor 16122

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pembuatan nano-karotenoid asal konsentrat minyak sawit dengan cara sonikasi Aviana, Tita; Hutajulu, Tiurlan F.; Isyanti, Mirna
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 26, No 1 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.775 KB)

Abstract

The research of nano-carotenoid making from palm oil carotenoids by sonication method have been conducted. This study was devided into the following stages: (1) the manufacture of nano carotenoid concentrations by sonication process at 80% intensity for 1-5 hours, (2) nano emulsion formulation of carotenoids, (3) the preparation of nano-carotene formula for drying process, (4) product analysis. The smallest particle size of carotenoid concentrations obtained by 2 hours sonication process with 44579.31 ppm carotenoid content. The best composition for nano-carotenoid emulsion is concentrat: water: Tween-80 for 2:2:1. Powder form obtained by using spray drying method. The results of the analysis shows moisture of the products is 4.25%, while carotenoid content of the product is 9,496.663 ppm.Keywords : emulsifier, encapsulation, carotenoid, crude palm oil, sonication.AbstrakPenelitian pembuatan nano karotenoid asal minyak sawit dengan cara sonikasi telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pembuatan nano-karotenoid dengan teknologi sonikasi serta mempelajari proses pembuatan serbuk nano-karotenoid sebagai alternatif sediaan suplementasi provitamin A. Penelitian ini meliputi 4 tahap kegiatan yaitu: (1) pembuatan nano konsentrat karotenoid dengan cara sonikasi pada intensitas 80% selama 1-5 jam; (2) formulasi emulsi nano karotenoid; (3) pembuatan formula untuk nanokaroten kering; (4) analisis produk. Hasil penelitian diperoleh bahwa ukuran partikel produk nano konsentrat karotenoid yang terbaik diperoleh dengan proses sonikasi dalam waktu 2 jam yaitu kurang dari 100 nm dengan kandungan karotenoid sebesar 44.579,31 ppm. Adapun formula emulsi nano karotenoid yang stabil menggunakan emulsifier Tween 80 dengan perbandingan konsenstrat:air:emulsifier adalah 2:2:1. Produk serbuk nanokaroten terbaik dibuat dengan menggunakan penyalut maltodekstrin (1:1) dengan cara pengering semprot. Hasil analisis produk yaitu kadar air 4,25% serta kandungan karotenoid dalam formula emulsi produk enkapsulasi adalah 9.496,663 ppm.Kata Kunci : emulsifier, enkapsulasi, karotenoid, minyak sawit, sonikasi.
Potensi Penerapan Polimer Nanokomposit Dalam Kemasan Pangan Sudibyo, Agus; Hutajulu, Tiurlan F.
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 35 No. 1 April 2013
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1228.385 KB)

Abstract

Hingga saat ini bahan yang digunakan untuk kemasan pangan merupakan bahan yang tidak mudah diurai dan menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan. Sifat permeabilitas dan mekanis serta hambatannya yang rendah terhadap uap dan gas yang dimiliki oleh matriks polimer, telah mendorong ketertarikan dalam strategi baru untuk mengembangkan perbaikan sifat-sifat tersebut. Penelitian dan pengembangan bahan polimer dengan cara memadukan bahan pengisi yang tepat, melalui interaksi matriks bahan pengisi dan strategi formula baru untuk pembuatan polimer nanokomposit mempunyai potensi untuk diterapkan dalam kem asan pangan. Partikel nano secara proporsional mempunyai luas permukaan lebih besar dibandingkan dengan bentuk skala mikronya, sehingga lebih sesuai digunakan sebagai matriks bahan pengisi untuk menjaga kinerja bahan nanokomposit yang dihasilkan. Pada tulisan ini, beberapa potensi penerapan bahan polimer nanokomposit dalam kemasan pangan telah dibahas, termasuk : bahan nanokomposit untuk kemasan dan teknologi pembuatannya, nanokomposit tanah liat-polimer sebagai bahan kemasan yang mempunyai sifat penghambat terhadap uap dan gas yang tinggi, partikel nano perak, dan partikel lain yang berpotensi sebagai antimikroba dalam kemasan pangan, sebagai integrator dan sensor nano serta sebagai material nanokomposit yang berbasis pengujian untuk mengidentifikasi dan mendeteksi bahan- bahan yang dianalisis pada produk pangan (misalnya : gas, uap, dan bakteri patogen penyebab keracunan). 
PROSES KAJIAN TEKNO-EKONOMI KEMUNGKINAN PENDIRIAN INDUSTRI PENGOLAHAN KHITIN DI KOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN Sudibyo, Agus; Hutajulu, Tiurlan F.; Nasyirudin, Nasyirudin
Jurnal Kimia dan Kemasan BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 1 APRIL 2005
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8760.852 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v0i0.3577

Abstract

Kajian tekno-ekonomi kemungkinan pendirian industri pengolahan khitin di Kabupaten Kota Makassar, Propinsi sulawesi Selatan telah dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelayakan pasokan bahan baku, disain proses dan teknologinya, kelayakan finansial dan dampak terhadap ekonominya. Analisis kelayakan pendirian industri khitin ini didasarkan pada dua kapasitas yaitu pertama dengan kapasitas 3 ton kulit udang per hari dan kedua dengan kapasitas 4 ton kulit udang. Hasil analisis kelayakan menunjukkan bahwa industri pengolahan khitin dengan kapasitas 4 ton kulit udang per hari secara finansial layak didirikan di Makassar. Namun industri pengolahan khitin yang erkapasitas 3 ton kulit udang per hari pun secara finansial layak didirikan meskipun nilainya tidak  setinggi industri khitin yang berkapasitas 4 ton kulit udang per hari. Analisis sensitivitas dilakukan pula untuk mengetahui kelayakan industri pengolahan khitin terhadap pengaruh perubahan harga bahan baku, harga bahan kimia pembantu yang dipakai, biaya produksi dan harga khitin. Hasil  analisis sensitivitas menunjukkan bahwa industri pengolahan khitin sangat dipengaruhi atau sensitif terhadap perubahan harga bahan baku, harga bahan kimia pembantu yang dipakai, biaya produksi dan harga jual khitin.