This Author published in this journals
All Journal Rekayasa Sipil
Agoes Soehardjono
Jurusan Teknik sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pondasi Pracetak Bambu Komposit Benedictus Sonny Yoedono; Sri Murni Dewi; Agoes Soehardjono
Rekayasa Sipil Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.643 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku deformasi pondasi telapak pracetak bambu komposit dengan titik berat pada pelat dan balok rib pondasi yaitu lendutan akibat beban yang diberikan dan pola keretakan yang terjadi. Benda uji dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) variasi tipe pondasi pracetak bambu komposit yang dibedakan berdasarkan letak kolom (tengah, pinggir, dan sudut), dimana setiap tipe terdiri dari 3 (pengulangan) benda uji, sehingga jumlah benda uji adalah 9 (sembilan) buah. Ukuran pelat pondasi yaitu 45 cm x 80 cm x 5 cm. Tulangan utama yang dipakai baik untuk pelat, balok rib dan kolom menggunakan bambu petung dimensi 1 cm x 1 cm. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban pada kolom pondasi hingga kondisi elastis (tidak sampai runtuh). Rerata beban P retak awal masing-masing pondasi adalah 3332 kg untuk pondasi tipe 1, 3132 kg untuk pondasi tipe 2, dan 936 kg untuk pondasi tipe 3. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) Nilai beban (P retak awal) yang mampu ditahan oleh variasi pondasi tipe T- 1 memiliki perbedaan yang cukup besar, hal ini menunjukkan kualitas pekerjaan yang kurang seragam, sedangkan untuk variasi pondasi tipe T-2 dan T-3 tidak jauh berbeda, hal ini menunjukkan kualitas pekerjaan yang cukup seragam. Perbandingan nilai beban P retak awal dan lendutan antara hasil pengujian laboratorium dan analisis teoritis menunjukkan perbedaan yang cukup besar. (2) Pada semua tipe pondasi pracetak bambu komposit (tipe T-1, T-2, dan T-3) memiliki pola retak yang sama, yaitu keretakan terjadi pada beton tarik (retak lentur) , namun pada pondasi tipe T-1 dan T-2 seiring bertambahnya beban, retak lentur menjadi semakin banyak dan menjalar menuju beton pada daerah tekan (retak geser). 
Perilaku Balok Baja I Non Prismastis (Tapered Beam) Titin Sundar; Agoes Soehardjono; Wisnumurti Wisnumurti
Rekayasa Sipil Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1094.248 KB) | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil/2017.011.02.8

Abstract

The use of bending structure components becomes economical if the cross section of the beam follows the moment-diagram form. In this research is a simple beam with concentrated load in the middle of the span, so that the height of the beam is maximum in the middle of span, too. The research purpose is to obtain the bending capacity and to know the buckling behavior for optimum design. The results are compared with theoretical calculations, and ANSYS validation. Concluded of this research that the larger the tapered constant, the greater the bending capacity. The smaller the tapered angle the greater bending capacity. For the same tapered angle with higher h max, the bending capacity is also greater. The collapse occurring on this beam is the lateral torsional buckling. 
Sloof Pracetak dari Bambu Komposit Ilanka Cahya Dewi; Sri Murni Dewi; Agoes Soehardjono
Rekayasa Sipil Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (997.369 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku lentur berupa hubungan beban-lendutan dan pola keruntuhan pada sloof bertumpuan sederhana, mengetahui pengaruh variasi diameter dowel dan panjang penyaluran tulangan penyambung dari sloof dan kolom terhadap hubungan beban-lendutan dan pola keruntuhan pada sloof yang disambung dengan kolom, serta mengetahui perilaku regangan tulangan penyambung dari sloof dan kolom. Benda uji yang digunakan berupa 2 sloof bertumpuan sederhana bentang 1200 mm, dan 8 sambungan sloof-kolom kolom dimana masing-masing 2 buah mewakili variasi diameter dowel dan panjang penyaluran tulangan penyambung. Pada dua benda uji sambungan dipasang strain gauge untuk mengetahui regangan tulangan penyambung. Semua benda uji menggunakan tulangan bambu Petung dimensi 10 mmx10 mm. Pengujian lentur dilakukan dengan memberikan beban terpusat pada dua titik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sloof bertumpuan sederhana bersifat getas (britlle). Pola keruntuhan sloof diawali dengan retak lentur yang tegak lurus sumbu sloof, sedangkan pada sambungan terjadi retak geser pada bidang antara atau titik temu atas sloof dan kolom. Penggunaan variasi diameter dowel dan panjang penyaluran tulangan penyambung tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hubungan beban-lendutan dan pola keruntuhan yang terjadi. Regangan pada tulangan penyambung sloof mengalami penurunan setelah terjadi retak pada sloof, sedangkan regangan pada tulangan penyambung kolom terus meningkat, hal ini dikarenakan setelah sloof mengalami retak, beban masih terus bekerja pada kolom sampai mencapai beban (P) maksimum. 
Prosentase Penurunan Lendutan pada Model Jembatan Rangka Baja Akibat Penambahan Kabel Prategang Eksternal Tipe Trapesium Wisnumurti Wisnumurti; Agoes Soehardjono; Rizaldy Iskandar
Rekayasa Sipil Vol 2, No 2 (2008)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.569 KB)

Abstract

Penggunaan jembatan sebagai pelengkap dalam sarana transportasi sangat krusial. Dengan meningkatnya beban kendaraan yang melewati jembatan seiring dengan bertambahnya volume kendaraan diperlukan suatu metode peningkatan kapasitas jembatan terutama jembatan rangka. Metode peningkatan kapasitas yang tidak merusak ataupun membangun ulang jembatan yang sudah ada adalah dengan penambahan kabel prategang.Peningkatan kapasitas yang dapat ditinjau secara langsung adalah dengan mengamati besarnya pengurangan lendutan yang terjadi pada jembatan tersebut setelah ditambahkan kabel prategang. Pengaruh penambahan yang terjadi pada model jembatan didapatkan dengan membandingkan lendutan yang terjadi akibat pembebanan dalam keadaan setelah dan sebelum diberi prategang. Besarnya beban dan gaya prategang pada kabel prategang yang diberikan divariasikan untuk mendapakan data lendutan yang diperlukan. Sebelum dilakukan analisa pengaruh lendutan, lebih dulu dilakukan perbandingan hasil data yang didapatkan di lapangan dengan hasil perhitungan teoritis. Hasil perhitungan teoritis dilakukan dengan menggunakan software STAAADPro 2004.Dalam penelitian ini besarnya prosentase penurunan lendutan yang terjadi akibat penambahan kabel prategang eksternal tipe trapesium pada tiap peningkatan beban yang diberikan pada model jembatan rangka adalah sebesar 4,167 - 14,286 % dengan nilai ratarata 8,855%. Sedangkan besarnya penurunan lendutan maksimum yang terjadi adalah sebesar 37,073%. Data prosentase penurunan lendutan tersebut dapat dipergunakan dalam perencanaan jembatan rangka prategang, terutama dalam penentuan jenis dan tipe prategang yang digunakan. 
Perilaku Plate Girder Badan Bergelombang Arya Rizki Darmawan; Agoes Soehardjono; Wisnumurti Wisnumurti
Rekayasa Sipil Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1135.473 KB) | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil/2017.011.02.5

Abstract

Plate girder is a composition from of several pieces of plate elements that have high slender ratio. Buckling on web is the main problem. Corrugated web is an innovation to resolve buckling problems. This research aims to get the effect of fold angle to shear capacity and get the collapse behavior that occurred. The research was conducted on a full scale in the laboratory and the ANSYS validation. This research concludes that the shear capacity of a flat-plate girder (conventional) will be increase by about 41% by making corrugated web geometric. In this research, the collapse occured in conventional girder plate is the collapse due to diagonal shear buckling in the area of 1/3 support, while for the collapse of the corrugated web girder is the collapse of torsion. 
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Panitia Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Fisik Di Kabupaten Jember Hernu Suyoso; Agoes Soehardjono; As’ad Munawir
Rekayasa Sipil Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.527 KB)

Abstract

Pemilik proyek membutuhkan jasa kontraktor sebagai pemegang implementasi fisik yang benar-benar mampu, dalam arti memiliki kecakapan dan sarana untuk melaksanakan proyek tersebut dengan cara yang efisien dan ekonomis tanpa adanya kesulitan yang berarti, melalui sebuah proses pemilihan kontraktor. Proses pemilihan kontraktor adalah serangkaian kegiatan mulai dari mengidentifikasi keperluan jasa kontraktor oleh pemilik, mempersiapkan paket lelang, melakukan lelang sampai penandatanganan kontrak untuk menangani implementasi fisik proyek. Panitia pengadaan mempunyai peran yang besar dalam menentukan calon pelaksana pekerjaan (pemborong) yang benar-benar mampu secara administratif, teknis, dan keuangan untuk melaksanakan pekerjaan dengan harga penawaran paling rendah tetapi wajar. Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial dari faktor-faktor personalia, penyusunan jadual dan cara pengadaan, penyusunan HPS, penyiapan dokumen pengadaan, evaluasi kualifikasi, evaluasi penawaran, dan sertifikat keahlian terhadap kinerja panitia pengadaan dan 2) Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja panitia pengadaan. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara acak (random). Uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment (r) dan uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan metode alpha Cronbach. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Di samping itu juga dilakukan uji asumsi klasik: asumsi multikolinearitas, asumsi heterokedastisitas, dan asumsi autokorelasi; dan uji signifikan hipotesis yang meliputi uji F (simultan) dan uji t (parsial). Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa variabel personalia, penyusunan jadual dan cara pengadaan, penyusunan HPS, penyiapan dokumen pengadaan, evaluasi kualifikasi, evaluasi penawaran, dan sertifikasi keahlian akan berpengaruh terhadap kinerja panitia pengadaan baik secara simultan maupun parsial. Di antara variabel-variabel bebas tersebut, variabel personalia merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap kinerja panitia pengadaan.