This Author published in this journals
All Journal Rekayasa Sipil
M. Taufik Hidayat
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Evaluation Of Reinforced Concrete’s Beam’s Capacity With Open Crack And Variation of Cover Thickness Using UPV And Hammer Test Saifoe El Unas; Sugeng P. Budio; M. Taufik Hidayat; Achfas Zacoeb; Ristinah Ristinah; Roland Martin S.; Christin Remayanti N.; Ahmad Rizqol Mahbub
Rekayasa Sipil Vol 7, No 3 (2013)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.407 KB)

Abstract

Defect in building’s structure can be analyzed by non-destructive method or NDT, such as UPV Test and hammer test. Furthermore the UPV, hammer test, compressive strength test, flexural test and statistical analysis show the accuration of quality test result with the NDT method. The specimen used is brick-formed with the dimension of 15x20x140 cm and the variation of cover thickness. Average relative error of hammer test of cylinder test is about 2,83% - 7,32%. While UPV’s average relative error of cylinder sample is 4,74% - 55,05%. Based on statistical analysis, hammer test shows there is no significant difference, while UPV test shows that there is significant difference. Calculation of compressive strength before and after flexural loading obtains a number of relative error, in hammer test 5,58% - 10,53% and UPV test 7,35% - 13,05%. 
Perbandingan Daktilitas Balok Beton Bertulang Dengan Menggunakan Perkuatan CFRP Dan GFRP Siti Nurlina; Hendro Suseno; M. Taufik Hidayat; I Made Yana Pratama
Rekayasa Sipil Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.702 KB)

Abstract

Selama ini dalam pembangunan sebuah struktur bangunan, hanya memperhatikan kekakuan dan kekuatan pada bangunan. Kekakuan diperlukan agar bangunan tidak bergoyang berlebihan, dan kekuatan agar bangunan tidak runtuh. Terdapat satu faktor lagi yang harus diperhatikan yaitu daktilitas, karena bangunan harus didesain memiliki daktilitas yang tinggi (artinya didesain mampu berdeformasi yang besar), apalagi pada perbaikan struktur bangunan yang usia bangunannya sudah tua atau penambahan struktur bangunan yang mengakibatkan bertambahnya beban yang ditahan memerlukan perkuatan yang sangat kuat dan daktilitasnya juga tinggi. Dalam makalah ini penulis melakukan pengujian tentang peningkatan daktilitas balok beton bertulang yang diperkuat dengan bahan perkuatan baru yaitu Carbon Reinforced Polymer (CFRP) dan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP), dengan dimensi balok berulang 10 x 15 x 120 cm. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu bahwa balok yang diperkuat dengan GFRP memiliki daktilitas yang lebih besar daripada CFRP dan balok tanpa perkuatan. Dimana GFRP memiliki daktilitas sebesar 2.707 sedangkan untuk balok tanpa perkuatan dan balok yang diperkuat dengan CFRP masing-masing yaitu 2.053 dan 2.333. Prosentase peningkatan daktilitas balok yang diperkuat dengan GFRP dari balok tanpa perkuatan yaitu sebesar 31.859% sedangkan balok yang diperkuat dengan CFRP yaitu sebesar 13.736% dari balok tanpa perkuatan. 
Pengaruh Konfigurasi Rangka Dan Optimasi Profil Terhadap Kinerja Pada Struktur Jembatan Rangka Baja Eva Arifi; Hendro Suseno; M. Taufik Hidayat; Hafidz Emirudin Grahadika
Rekayasa Sipil Vol 10, No 3 (2016)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.494 KB) | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2016.010.02.03

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konfigurasi jembatan rangka baja dan optimasi profil terhadap kinerja jembatan rangka baja. Terdapat 4 tipe jembatan tipikal, yaitu warren truss, pratt truss, howe truss, dan K-truss, serta 4 tipe jembatan modifikasi dengan menggunakan profil siku 40.40.4 yang diuji dalam penelitian ini dengan menggunakan perbandingan antara berat jembatan dan lendutan yang dinyatakan dalam suatu effeciency ratio sehingga diketahui konfigurasi jembatan yang memberikan kuat, namun juga ekonomis. Selanjutnya dilakukan otimasi profil terhadap 8 tipe jembatan tersebut. Optimasi profil dilakukan terhadap batang-batang dengan perbandingan luas dan gaya dalam yang masih mencukupi untuk dioptimasi untuk meningkatkan nilai ekonomis jembatan. Berdasarkan hasil analisis struktur yang dilakukan terhadap 4 konfigurasi tipe jembatan dasar, yaitu warren, pratt, howe, dan K-truss, diperoleh bahwa tipe K-truss menghasilkan lendutan terkecil, namun merupakan struktur jembatan rangka terberat diantara keempatnya, sedangkan tipe warren, pratt dan howe truss mempunyai berat yang sama, dengan lendutan yang bervariatif untuk beban yang sama. Lendutan yang terjadi dari berbagai tipe jembatan, modifikasi konfigurasi, serta optimasi terhadap tipe dan modifikasi konfigurasi diperoleh hasil bahwa konfigurasi 4 memberikan nilai lendutan terkecil, yaitu 2,556 mm, sedangkan optimasi dari tipe Pratt memberikan nilai lendutan terbesar, yaitu 3,632 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimasi dari tipe jembatan Howe memberikan nilai efficiency ratio terbesar, dimana perbandingan antara lendutan dan beratnya adalah 57,387. 
Pengaruh Lama Waktu Pengecoran pada Balok Lapis Komposit Beton Bertulang Terhadap Aksi Komposit, Kapasitas Lentur dan Defleksi Wisnumurti Wisnumurti; M. Taufik Hidayat; Wahyu Ardhi Bramanto
Rekayasa Sipil Vol 2, No 3 (2008)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.389 KB)

Abstract

Balok lapis beton komposit bertulang biasa digunakan dalam proyek jembatan. Pada struktur jembatan dibuat dengan jumlah 2 (dua) lapis. Balok lapis pertama adalah gelagar induk yang terbuat dari beton bertulang pracetak. Lapis kedua adalah pelat beton bertulang yang dicor di atas balok lapis pertama. Karena balok lapis pertama dikerjakan jauh hari sebelum pengerjaan lapis kedua maka akan ada perbedaan kuat tekan beton pada balok lapis tersebut.Karena adanya perbedaan waktu pengecoran, maka tiap lapis pada balok ini harus mampu berprilaku sebagai balok komposit sehingga lapis kedua bisa dengan sempurna membantu kekuatan lentur dan lendutan balok secara keseluruhan. Selain baja tulangan yang sering dipakai sebagai shear connector, lekatan beton antar kedua lapis juga diduga dapat menahan geser. Untuk itu dilakukan penelitian tentang balok lapis komposit beton berdasarkan kuat lentur dan lendutan.Hasil penelitian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi peningkatan kuat lentur balok berdasarkan pertambahan umur beton. Dan tidak adanya retakan yang segaris dengan pertemuan antar lapis. Hal ini menunjukkan bahwa aksi komposit sepenuhnya terjadi pada balok lapis komposit beton-beton.