Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH VARIASI CAMBER TERHADAP PERILAKU JEMBATAN RANGKA BAJA Prayogi, Arie; Zacoeb, Achfas; Wibowo, Ari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.073 KB)

Abstract

Camber merupakan ruang terbuka  yang terdapat pada bawah jembatan yang memanfaatkan lengkungan lantai kendaraan jembatan. Camber biasa disebut dengan anti lendutan karena camber dibuat untuk melawan lendutan yang mungkin terjadi akibat beban yang bekerja. Jika terjadi lendutan maka tidak akan melebihi garis netral jembatan sehingga masih memungkinkan ruang kosong untuk kegiatan di bawah jembatan. Pada penelitian ini menggunakan analisis software analisa struktur dengan menggunakan 12 model jembatan yang terdiri dari empat variasi tipe rangka dan tiga variasi ketinggian camber. Empat variasi tipe rangka itu adalah Pratt Truss, Howe Truss, Warren Truss dan K-Truss dan tiga variasi camber itu adalah 0, 0,07 dan 0,14 meter atau 0%, 1,17% dan 2,33%. Analisa pembebanan menggunakan beban terpusat dengan penambahan beban setiap 200 kg sampai masing-masing model jembatan mengalami lendutan 1/800l atau 7,5 mm. Tujuannya untuk mengetahui tipe rangka manakah yang paling efektif ditinjau dari beban maksimum yang mampu ditahan, lendutan yang terjadi pada beban tertentu dan nilai gaya batangnya terhadap berat sendiri jembatannya. Hasil analisis menunjukan bahwa semua model jembatan cenderung mengalami penurunan efektifitas akibat perlakuan pemberian camber. Beban maksimum yang mampu ditahan terbesar yaitu pada model K-Truss camber 0% dengan beban 3010,79 kg sedangkan model yang terlemah yaitu Howe Truss camber 2,33% dengan beban 2163,12 kg. Lendutan struktur terkecil pada saat beban 2000 kg terjadi pada model K-Truss camber 0% sebesar 5,07 mm dan lendutan terbesar terjadi pada model Howe Truss camber 2,33% sebesar 6,96 mm. Jadi camber dipakai bukan untuk mengurangi lendutan melainkan untuk memberi ruang kosong di bawah jembatan. Kata kunci: beban maksimum, efektifitas, lendutan, tipe jembatan rangka, variasi camber
PENGARUH PENGGUNAAN MINERAL LOKAL ZEOLIT ALAM TERHADAP KARAKTERISTIK SELF-COMPACTING CONCRETE (SCC) Poerwadi, Mahmud Rekarifin; Zacoeb, Achfas; Syamsudin, Ristinah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.395 KB)

Abstract

Self-Compacting Concrete (SCC) is a technological innovation in the manufacture of concrete that does not require compaction process to occupy formwork and solidified himself. In this research the manufacture of SCC used to harness the potential of local natural zeolite material. The research was conducted through the manufacture of test specimens in 3 variations SCC without natural zeolite and natural zeolite were added levels of 5%, 10%, and 15% of the weight of the cement used in the mix with the use slump flow additon of 1.5% of the weight of cement and FAS used at 0.49. Tests were performed is testing setting time, filling ability and strength of concrete. It also conducted a cost analysis comparison between SCC without natural zeolite with SCC using natural zeolite. Research results obtained are given natural zeolite levels affect the setting time of SCC, the higher levels of natural zeolite as a partial replacement of cement given the longer time required to reach the initial and final setting time. Filling ability of concrete increased accordingly increase the amount of natural zeolites are given optimum compressive strength obtained at 28 days was 28.06 MPa with high levels of natural zeolite were given by 10%. If viewed from the increased variety of natural zeolite with a compressive strength of concrete produced, the optimum value obtained from the regression equation y = -0,0605x2-1,3865 amounted to 11.45%. The use of natural zeolite as a partial replacement for cement can reduce the cost of making SCC. However, SCC manufacture using natural zeolite does not have significant difference when viewed from the economical. Keywords: Cost analysis,  compressive strength, natural zeolite, SCC, setting time,
Akurasi Pengukuran Lebar Retak Permukaan pada Beton Menggunakan Portable Scanner dengan Variasi Posisi Pemindaian Sagita, Filliyani; Zacoeb, Achfas; S, Roland Martin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.735 KB)

Abstract

Alat untuk evaluasi lebar retak beton selama ini adalah penggaris, jangka sorong, atau microcrack detector. Alat-alat tersebut digunakan secara manual, yaitu dengan mengukur langsung lebar retak di lapangan dan membaca hasil pengukuran. Namun selayaknya alat yang digunakan secara manual, banyak ditemukan kekurangan. Seiring perkembangan teknologi telah ditemukan alternatif pengukuran lain untuk retak beton yaitu scanning image analysis, menggunakan portable  scanner. Hasil pengukuran dengan portable scanner akan dibandingkan dengan jangka sorong dan microcrack detector dalam tiga posisi yaitu dengan retak di permukaan atas (posisi A), permukaan bawah (posisi B), dan samping (posisi S). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi posisi pemindaian menggunakan portable  scanner terhadap lebar retak dan mengetahui tingkat akurasi hasil pembacaan portable scanner dibandingkan dengan microcrack detector dan jangka sorong pada pengukuran lebar retak permukaan beton. Berdasarkan uji hipotesa analisa statistik dengan uji F satu arah pada setiap posisi A, posisi B, dan posisi S menggunakan portable scanner diperoleh Ftabel 3,402 > Fhitung 0,2971. Begitupun dengan uji F membandingkan hasil portable scanner dengan jangka sorong dan microcrack detector pada masing-masing posisi, Ftabel 3,402 > Fhitung posisi A 0,758, posisi S 0,148, dan B 0,263. Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa variasi posisi pemindaian tidak mempengaruhi hasil pengukuran lebar retak. Kesalahan relatif pada masing-masing posisi pemindaian menggunakan portable scanner dibandingkan dengan microcrack detector dan jangka sorong tidak terdapat kesalahan relatif (KR) melebihi 5% sehingga akurasi masih dalam batas toleransi. Masing-masing KR maksimum untuk microcrack detector sebagai pengukur absolut adalah 3,5% dan untuk jangka sorong adalah 4,8%. Kata kunci: beton, portable scanner, posisi pemindaian, retak.
AKURASI PENGUKURAN LEBAR RETAK PERMUKAAN PADA BETON MENGGUNAKAN PORTABLE SCANNER DENGAN VARIASI RESOLUSI PEMINDAIAN Harriani, Novi Dwi; Zacoeb, Achfas; Martin, Roland
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.097 KB)

Abstract

Beton merupakaan salah satu bahan yang paling sering digunakan di  dunia konstruksi. Dalam pelaksanaannya di lapangan tidak menutup kemungkinan terjadi kegagalan. Salah satu kegagalan yang terjadi  adalah keretakan pada beton (crack). Metode Scanning Image Analysis dilakukan untuk mengevaluasi struktur beton dengan cara memindai permukaan beton yang mengalami keretakan menggunakan alat portable scanner dengan bantuan software pengolah gambar untuk memprosesnya. Pada portable scanner ini, dilakukan pengukuran dengan tiga variasi resolusi pemindaian yaitu 300 dpi, 600 dpi dan 900 dpi. Penelitian dilakukan dimana posisi retak berada di posisi bawah, karena posisi bawah inilah yang paling sulit dilakukan di lapangan. Kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan lebar aktualnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat akurasi hasil pengukuran portable scanner dibandingkan dengan microcrack detector dan jangka sorong pada pengukuran lebar retak permukaan beton dan untuk mengetahui pengaruh variasi resolusi pemindaian pada portable scanner terhadap pengukuran lebar retak permukaan pada beton. Tingkat akurasi pengukuran menggunakan portable scanner ditunjukkan dengan nilai kesalahan relatif. Kesalahan relatif tertinggi pada hasil pengukuran lebar retak menggunakan portable scanner yaitu 3,350% terhadap microcrack detector dan 4,680% terhadap jangka sorong. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa nilai kesalahan relatif kurang dari 5% sehingga akurasi masih di dalam batas toleransi. Berdasarkan analisis varian dengan uji F untuk hasil pengukuran menggunakan portable scanner antar resolusi pemindaian terhadap hasil pengukuran lebar retak menunjukkan Fhitung < Ftabel artinya tidak terdapat pengaruh resolusi pemindaian portable scanner pada hasil pengukuran lebar retak. Kata kunci: beton, portable scanner, resolusi pemindaian, retak
Perencanaan Dinding Geser pada Struktur Gedung Beton Bertulang dengan Sistem Ganda Robach, Choerur; Anggraini, Retno; Zacoeb, Achfas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.603 KB)

Abstract

Dinding geser pada Sistem Ganda sebagai salah satu alternatif sistem struktur, disyaratkan untuk memikul sebagian besar beban lateral, yaitu maksimum sebesar 75%. Distribusi beban lateral pada struktur dengan Sistem Ganda adalah proporsional sesuai dengan kekakuan relatif masing-masing komponennya. Selanjutnya, dengan beban yang sudah terdistribusi, dilakukan perencanaan pada dinding geser. Dengan menetapkan kekakuan relatif dinding geser terhadap seluruh gedung, akan didapatkan dimensi dinding geser yang diperlukan untuk memenuhi kekakuan rencana. Selanjutnya, dilakukan perhitungan massa gedung dan didapatkan gaya gempa berupa gaya geser dasar nominal V. Dengan Analisis Statik Ekuivalen didapatkan gaya geser dasar horizontal Fi untuk tiap lantainya. Gaya geser Fi kemudian didistribusikan ke tiap portal yang proporsinya sesuai dengan kekakuan relatifnya, sesuai dengan syarat Sistem Ganda. Dengan memodelkan dinding geser sebagai struktur kantilever, didapatkan gaya geser dan momen lentur, dan dari analisis terhadap tributary area (area yang didukung oleh dinding geser), didapatkan gaya aksial yang bekerja pada penampang dinding geser. Dari gaya-gaya dalam hasil analisis tersebut, direncanakan tulangan tulangan horizontal dan vertikal. Kemudian dari tulangan vertikal yang terpasang, dilakukan pemeriksaan kapasitas penampang terhadap lentur dan aksial dengan bantuan diagram interaksi.   Kata kunci : gedung, beton bertulang, Sistem Ganda, dinding geser, komponen batas.
PERBANDINGAN BERAT ISI DAN REMBESAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM BERGRADASI TERTENTU DENGAN DAN TANPA PERAWATAN KHUSUS Purwitasari, Kartika; Zacoeb, Achfas; Nurlina, Siti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.62 KB)

Abstract

Dibutuhkan suatu penyelesaian yang dapat memberikan keawetan namun dengan bahan yang dapat dengan mudah diindustrikan dan juga ramah lingkungan salah satunya zeolit karena mengandung banyak alumina silika (SiO2) namun masih memiliki massa jenis yang cukup ringan. Penelitian dilakukan dengan membuat 3 buah sampel benda uji variasi kadar penambahan zeolit pada benda uji yaitu 0%, 10%, dan 20%, sedangkan variasi perlakuan benda uji yaitu dengan perawatan (DP) dan tanpa perawatan (TP).  Zeolit yang digunakan memiliki gradasi tertentu (lolos saringan no. 80 (0,180 mm), no. 100 (0,149 mm), dan no. 200 (0,075 mm)). Pengujian berat isi dilakukan pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari sedangkan pengujian rembesan dilakukan pada umur 28 hari. Hasil pengujian berat isi pada masing-masing variasi penambahan 0% TP, 0% DP, 10% TP, 10% DP, 20% TP, dan 20% DP pada umur 28 hari berturut-turut adalah 0,699 gr/cm3, 0,704 gr/cm3, 0,684 gr/cm3, 0,694 gr/cm3, 0,722 gr/cm3, 0,725 gr/cm3. Dari hasil tersebut terlihat bahwa selalu terjadi peningkatan berat isi setiap penambahan kadar zeolit. Sedangkan pada pengujian rembesan didapatkan nilai dari masing-masing variasi penambahan 0% TP, 0% DP, 10% TP, 10% DP, 20% TP, dan 20% DP pada umur 28 hari berturut-turut adalah 2,315 cm3/menit, 2,685 cm3/menit, 2,870 cm3/menit, 2,963 cm3/menit, 1,574 cm3/menit, 2,222 cm3/menit. Berdasarkan hasil diatas didapatkan bahwa selalu terjadi penurunan kecepatan rembesan setiap penambahan kadar zeolit. Dengan adanya penambahan zeolit yang ditambahkan menunjukkan semakin besarnya berat isi dan semakin menurunnya kecepatan rembesan.Kata Kunci : bata beton ringan, zeolit, berat isi, rembesan, perawatan, keawetan
PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN TEGANGAN-REGANGAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM BERGRADASI TERTENTU DENGAN DAN TANPA PERAWATAN KHUSUS Oktavianita, Yetty; Syamsudin, Ristinah; Zacoeb, Achfas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.529 KB)

Abstract

Bata beton ringan merupakan salah satu bahan bangunan penyusun dinding yang semakin dibutuhkan di Indonesia. Untuk meningkatkan karakteristik bata beton ringan dalam hal ini kuat tekan dan tegangan-regangan, bata beton ringan diberikan bahan tambah berupa mineral alami zeolit alam. Zeolit memiliki sifat menahan air di dalam pori-porinya dan melepasnya secara perlahan. Hal ini akan bermanfaat untuk proses pengerasan bata-beton ringan. Pengujian dilakukan pada enam variasi benda uji yaitu tiga variasi kadar penambahan zeolit dan dua variasi perlakuan selama proses perawatan. Variasi kadar penambahan zeolit adalah 0%, 10%, dan 20%. Sedangkan variasi perawatan adalah dengan perawatan (DP) dan tanpa perawatan (TP). Pengujian kuat tekan dilakukan berdasarkan peraturan SNI 03-0349-1989 tentang bata beton untuk pasangan dinding. Sedangkan deformasi dapat dilihat menggunakan dial gauge. Hasil uji tekan pada masing-masing variasi penambahan 0% DP, 0%TP, 10% DP, 10%TP, 20%DP, dan 20%TP di 28 hari berturut-turut adalah 4.06 kg/cm2, 4.17 kg/cm2, 3.39 kg/cm2, 3.56 kg/cm2, 5.78 kg/cm2, dan 5.67 kg/cm2. Pada penambahan 10% zeolit alam terjadi penurunan kuat tekan dikarenakan kadar foaming agent yang berlebihan. Sedangkan pada penambahan 20% zeolit alam terjadi peningkatan kuat tekan dari benda uji normal. Namun tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari perbedaan perlakuan bata beton ringan selama proses perawatan terhadap kuat tekan bata beton ringan sesuai dengan uji statistik ANOVA 1 arah tabel fisher. Perbedaan perlakuan bata beton ringan mempengaruhi sifat fisik dari bata beton ringan normal di mana bata beton riingan yang tidak diberi perawatan lebih getas dibandingkan dengan yang diberi perawatan. Namun hal ini tidak berlaku untuk bata beton ringan dengan penambahan zeolit alam di mana regangan yang terjadi tidak berbeda jauh.Kata kunci : bata beton ringan, perawatan, kuat tekan, tegangan-regangan, zeolit
KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI MATERIAL CEMENT TREATED BASE (CTB) Rahman, Fuad Izzatur; Tambunan, Adventus Kristian; Djakfar, Ludfi; Zacoeb, Achfas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.137 KB)

Abstract

Teknologi Cement Treated Base (CTB) memungkinkan untuk menggunakan dan memproses bahan limbah yang tidak memiliki nilai guna menjadi bahan material pondasi jalan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode percobaan laboratorium. Pelaksanaan percobaan menggunakan campuran dengan proporsi daur ulang limbah beton sebagai agregat kasar : pasir sebagai agregat halus sebesar 50 : 50 dan 60 : 40. Penelitian ini dibuat Skenario I yaitu menggunakan proporsi 50 : 50 dengan kadar semen 9%, 10%, dan 11% serta kadar air 6%, 8%, 10%, dan 12%. Dalam rangka memaksimalkan daur ulang limbah beton dibuat Skenario II menggunakan proporsi 60 : 40 dengan kadar semen 3%, 4%, dan 5% serta kadar air 4%, 6%, dan 8%. Material daur ulang limbah beton dan pasir memenuhi persyaratan agregat dalam Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010. Dari hasil penelitian skenario yang dapat digunakan adalah skenario I dengan proporsi 50 : 50. Kadar air optimum CTB untuk kadar semen 9%, 10%, dan 11% sebesar 8,96%, 9,98%, dan 9,31%. Nilai kuat tekan CTB daur ulang limbah beton umur 7 (tujuh) hari dengan kadar semen 9%, 10%, dan 11% yaitu sebesar 89,59 kg/cm2, 79,89 kg/cm2, dan 98,75 kg/cm2. Nilai kuat tekan CTB daur ulang limbah beton umur 28 (dua puluh delapan) hari dengan kadar semen 9%, 10%, dan 11% yaitu sebesar 88,65 kg/cm2, 104,43 kg/cm2, dan 120,21 kg/cm2. Nilai kuat tekan CTB umur 7 hari memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010, sedangkan CTB umur 28 hari tidak memenuhi. Kata Kunci : Daur Ulang, Limbah Beton, Pondasi Jalan, Base, Cement Treated Base, CTB, Semen, Nilai Kuat Tekan
PENGARUH PANJANG SEGMEN PELAT BETON BERTULANG DAN JARAK TUMPUAN TIANG TERHADAP PENULANGAN PILE SLAB Arifi, Mohamad Fatchul; ., Wisnumurti; Zacoeb, Achfas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.004 KB)

Abstract

Desain konstruksi jalan raya menggunakan struktur pile slab telah umum penerapannya dan banyak diaplikasikan  di negara Indonesia. Demikian pula, analisis yang digunakan juga sudah mengacu pada standar atau peraturan yang disepakati kegunaannya untuk mendesain setiap elemen strukturnya. Peraturan yang dimaksud untuk mendesain adalah peraturan pembebanan untuk jembatan RSNI T-02-2005, karena konstruksi jalan dengan struktur pile slab memiliki keidentikan dengan tipe konstruksi jembatan. Adapun perilaku struktur pile slab dianalisis menggunakan metode portal ekuivalen untuk penentuan gaya-gaya dalamnya. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan panjang segmen pelat pada struktur pile slab terhadap hasil perencanaan dimensi dan tulangan, maka dilakukan sejumlah model desain sebanyak 3 (tiga) level panjang segmen pelat berturut-turut 8 m, 10 m dan 12 m dengan kombinasi diameter pilar 0,5 m dan 0,6 m. Sebagai tahap akhir hasil desain, diperoleh jumlah kebutuhan tulangan yang paling efisien adalah segmen pelat 8 m dengan diameter pilar 0,5 m, yaitu tulangan D16 - 100 untuk arah memanjang dan D16 - 200 untuk tulangan arah melintang. Tulangan bagi yang diperlukan adalah D13 - 200 untuk masing-masing arah pelat.   Kata-kata kunci: panjang segmen, jarak tumpuan tiang, diameter tumpuan tiang, pile slab, jumlah tulangan
OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVES FUNCTION (Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan Graha Rektorat Universitas Negeri Malang Tahap III) Kurniawan, Danang; Unas, Saifoe El; Zacoeb, Achfas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.557 KB)

Abstract

Proyek konstruksi bangunan selalu diikuti dengan pembangunan fasilitas sementara di sekitarnya. Fasilitas-fasilitas tersebut berguna untuk menunjang jalannya proyek konstruksi sehingga setiap proyek memiliki fasilitas sementara yang berbeda. Tata letak fasilitas sementara harus diperhatikan sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi proyek. Penelitian ini bertujuan untuk menetukan site layout yang optimal dari proyek yang ditinjau. Pada lokasi proyek yang ditinjau, terdapat lahan kosong yang belum dimanfaatkan yang dapat digunakan untuk penempatan fasilitas sementara. Berdasarkan kondisi tersebut maka digunakan metode unequal site layout dalam penataan fasilitas sementara. Parameter yang digunakan dalam optimasi site layout adalah nilai jarak tempuh (traveling distance) dan tingkat keamanan (safety index). Skenario optimasi dilakukan dengan meminimalkan nilai jarak tempuh dan tingkat keamanan untuk penataan site layout sebanyak 8 kondisi. Proses perhitungan jarak tempuh dan tingkat keamanan dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu dengan memperhitungkan semua fasilitas dan mengabaikan beberapa fasilitas. Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai jarak tempuh dan tingkat keamanan pada site layout sesuai kondisi eksisting di lapangan belum optimal. Nilai jarak tempuh paling optimal didapatkan pada kondisi 5 baik dengan memperhitungkan semua fasilitas maupun dengan mengabaikan beberapa fasilitas. Nilai tingkat keamanan paling optimal didapatkan pada kondisi 4 baik dengan memperhitungkan semua fasilitas maupun dengan mengabaikan beberapa fasilitas. Kondisi site layout paling optimal sesuai kriteria prioritas kontraktor pelaksana, yaitu 30% untuk nilai traveling distance dan 70% untuk nilai safety index adalah skenario 6.   Kata kunci : optimasi, unequal site layout, jarak tempuh, tingkat keamanan
Co-Authors ., Fachreza Abdurrahman, Yusril Adam, Ariel Adison Aditya, Arch Adventus Kristian Tambunan Agoes Soehardjono Agoes Soehardjono Agoes Soehardjono M. D. Ahmad Rizqol Mahbub Alwan, Chotib Anindito Purnowidodo Anwari, Oryza Azizul Ari Wibowo Ari Wibowo Ariadi, Yudhi Arifi, Mohamad Fatchul Asenda, Dewa Chelievan, Aditya Christin Remayanti N. Christin Remayanti N. Danang Kurniawan, Danang Desy Setyowulan Diah Ayu Restuti Wulandari Edhi Wahyuni Edhi Wahyuni Setyowati Faradi, Dodi Fatkurotif Fatkurotif Fauzi, Ahmad Gembong Edhi Setyawan H. Santjojo, D. J Djoko Hakam, Fikri Arifuddin Harimurti . Harimurti . Harriani, Novi Dwi Hasyim, M. Hamzah Hasyim I Dewa Nyoman Yoga Prawira Ika Wulan Utami Ikhsan, Dito Muhammad Imran Jamaran Indradi Widjatmiko Kartika Purwitasari Kartika Puspa Negara Krisna Febrian Anugerahputra Kurnianingtyas, Diva Kusuma, Kavana Hafil Laksana, Fandy Setia Lilya Susanti Ludfi Djakfar M. Azharul Fikri M. Hamzah Hasyim M. Hamzah Hasyim M. Ikhsan Setiawan M. Taufik Hidayat MD, Agoes Soehardjono Minang, Bony Zulkarnaen Moch Sasmito Djati Moch. Agus Choiron Mochammad Surya Budi Utomo Muhamad, Gunawan Munir, Muhammad Syahrul Nugraha, Putra Adi Nursyahbani, Hanif O.K.A.N., Paradita Bagus Oktavianita, Yetty Partogian, Rio Hotman Permana Komardi, Riyan Ilmi Permana, George Rasyid Poerwadi, Mahmud Rekarifin Pramana, I Putu Leo Prastumi Prastumi Prayogi, Arie Prima, Alex Qonitah, Fairuz Firyal R. Santoso, Didik R., Nur Fatkhiyatur Rahardjo, Masaji Renhad Raharjo, Jovan Luke Rahman, Fuad Izzatur Rahman, Hilman Aulia Refandi, Ricky Rennie, Allan E.W. Retno Anggraini Retno Anggraini Rifa`i, Muhaimin Ristinah Ristinah Ristinah Ristinah Ristinah Syamsudin Robach, Choerur Roland Martin Roland Martin S Roland Martin S. Ronny Durrotun Nasihien, Ronny Durrotun Sagita, Filliyani Saifoe El Unas Saifoe El Unas Sinaga, William Swendy Siti Nurlina Soehardjono MD, Agoes Sri Murni Dewi Sri Murni Dewi Sugeng P. Budio Turniningtyas Ayu Rachmawati Utomo, Mochammad Surya Budi Wibowo, Satrio Agung Willy Aryansah Pratama P. Wirawan, Willy Artha Wisnumurti . Y L, Fajrina Zata Yuyun Ika Christina