Fellyanus Habaora
Mahasiswa Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Jl. Agatis, Babakan-Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Performans Reproduksi Sapi Bali Berbasis Agroekosistem Di Pulau Timor Fellyanus Habaora; Asnath Maria Fuah; Luki Abdullah; Rudy Priyanto; Ahmad Yani; Bagus Priyo Purwanto
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 20, No 2 (2019): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2019.020.02.7

Abstract

Penelitian berlokasi di Pulau Timor yang dilaksanakan bulan Januari-Desember 2018. Lokasi penelitian dipilih purposive untuk agroekosistem pasture, pertanian, perkebunan, dan hutan. Penentuan responden 5-10% jumlah peternak masing-masing agroekosistem yang memiliki sapi Bali >10 ekor. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan umur berahi dan umur kawin pertama sapi Bali betina agroekosistem pasture 1,3 tahun dan 1,9 tahun; agroekosistem perkebunan 1,3 tahun dan 2 tahun; agroekosistem pertanian 1,4 tahun dan 1,7 tahun; dan agroekosistem hutan adalah 1,4 tahun dan 1,8 tahun. Kemudian umur sapi beranak pertama sapi betina di agroekosistem pertanian 2,8 tahun; agroekosistem pasture dan hutan 2,9 tahun; dan agroekosistem perkebunan 3 tahun. Siklus berahi dan lama berahi sapi betina di agroekosistem pasture 27 hari dan 21,5 jam; agroekosistem hutan 25 hari dan 26,8 jam; agroekosistem pertanian 24 hari dan 28 jam; dan agroekosistem perkebunan 24 hari dan 25,8 jam. Service per conception Sapi di agroekosistem perkebunan 2,2 kali; agroekosistem hutan 2,3 kali; agroekosistem pasture 2,4 kali; dan agroekosistem pertanian 2,6 kali. Periode kebuntingan sapi di agroekosistem perkebunan 9,5 bulan; agroekosistem pertanian 9,4 bulan; agroekosistem pasture 9,3 bulan; dan agroekosistem hutan 9,2 bulan. Calf crop ternak sapi di agroekosistem pasture 62,77%; agroekosistem hutan 54,74%; agroekosistem pertanian 51,41%; dan agroekosistem perkebunan 32,74%. Days open sapi di agroekosistem perkebunan 1,1 tahun; agroekosistem hutan 1 tahun; agroekosistem pertanian 9 bulan; dan agroekosistem pasture 8 bulan. Conception rate sapi di agroekosistem hutan 56%; agroekosistem pertanian 53,4%; agroekosistem pasture 50,3%; dan agroekosistem perkebunan 33,7%. Calving interval sapi di agroekosistem perkebunan 2,8 tahun; agroekosistem pertanian 2,7 tahun; agroekosistem pasture 2,5 tahun; dan agroekosistem hutan 2,4 tahun. Laju peningkatan populasi ternak per tahun di agroekosistem hutan, yaitu 11,19%; agroekosistem pasture 11,06%; agroekosistem pertanian 8,60%; dan agroekosistem perkebunan 7,44%.