Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penentuan Siginifikansi Garis Pantai Lowest Astronomical Tide Pada Peta Dasar Kelautan Berdasarkan Variasi Panjang Periode Pengamatan Najib Mahfuzh Abdallah; Eka Djunarsjah; Dwi Wisayantono
Indonesian Journal of Geospatial Vol 5 No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial pasal 13 ayat 2 menyatakan bahwa setiap garis pantai yang terdapat pada peta dasar kelautan Indonesia harus mengacu pada muka air surut terendah. Undang-undang tersebut juga menjelaskan bahwa surut terendah yang dimaksud mengacu pada ketentuan International Hydrographic Organization (IHO). Surut terendah yang ditentukan IHO adalah Lowest Astronomical Tide (LAT). Menurut IHO, LAT didapat dari prediksi pasut selama 18,6 tahun berdasarkan data pengamatan 12 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan signifikansi antara nilai LAT pendekatan dari pengamatan 3, 6, dan 9 bulan terhadap nilai LAT dari pengamatan 12 bulan berdasarkan kartografi. Data pasut yang digunakan berasal dari stasiun pasut Dumai, Kotabaru, dan Sorong selama 12 bulan pada tahun 2014. Peta dasar kelautan yang digunakan adalah Lingkungan Laut Nasional (LLN) 06, 20, dan 35 dengan skala 1:500.000, Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) 0818, 1812, dan 2815 dengan skala 1:250.000, dan LPI 0818-06, 1812-01, dan 2815-09 dengan skala 1:50.000. Metode analisis harmonik yang digunakan untuk mendapatkan komponen pasut adalah metode kuadrat terkecil. Hasil dari pengolahan data adalah signifikansi aspek kartografi terendah diperoleh dari LAT pendekatan 9 bulan di setiap stasiun pasut. Pada stasiun pasut Sorong, skala peta yang memberikan nilai signifikansi paling rendah adalah skala 1:250.000. Sedangkan pada stasiun pasut Dumai dan Kotabaru, nilai signifikansi paling rendah diberikan oleh peta dengan skala 1:500.000.
Analisis Spasial dan Temporal Perubahan Luas Gletser Puncak Jaya Menggunakan Citra Sentinel-2 untuk Prediksi Kepunahan Gletser Nafis, Muhammad Zaidan; Khairunissa, Amira; Perdana, Muhammad Rizky; Eka Djunarsjah
Jurnal Komputer Teknologi Informasi Sistem Informasi (JUKTISI) Vol. 4 No. 2 (2025): September 2025
Publisher : LKP KARYA PRIMA KURSUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62712/juktisi.v4i2.429

Abstract

Perubahan iklim global menyebabkan penyusutan gletser tropis yang signifikan, menjadikan Puncak Jaya, gunung tertinggi di Oseania, sebagai indikator kritis. Penelitian ini bertujuan menganalisis perubahan luas Gletser Puncak Jaya dari tahun 2017 hingga 2024 menggunakan citra Sentinel-2 dan Normalized Difference Snow Index (NDSI), serta memproyeksikan waktu kepunahannya. Metodologi melibatkan akuisisi citra Sentinel-2 dengan minimal tutupan awan, perhitungan NDSI untuk delineasi luas gletser, dan prediksi menggunakan model regresi linier serta eksponensial. Hasil menunjukkan penyusutan luas gletser yang drastis dan konsisten, kehilangan sekitar 69.5% dari luas awalnya (47.67 hektar pada 2017 menjadi 14.51 hektar pada 2024). Gletser utara mengalami fragmentasi, sementara gletser selatan hampir menghilang. Penurunan pesat tercatat pada periode 2018-2019 (terkait El Niño) dan 2021-2022 (terkait La Niña yang kompleks). Prediksi regresi linier (skenario pesimis) menunjukkan kepunahan pada 22 April 2026. Sementara itu, regresi eksponensial (skenario optimis, luas <1 hektar) memprediksi kepunahan pada 6 Oktober 2044. Rentang waktu ini menggarisbawahi keniscayaan kepunahan gletser Puncak Jaya dalam beberapa dekade mendatang, menekankan urgensi mitigasi perubahan iklim.
Spatial Analysis of Potential Fishing Zones (PFZ) for Tuna in Parangtritis Waters Based on Sea Surface Temperature, Chlorophyll-a, and Bathymetry Surya Adiputra, Raden Mas Cessar; Eka Djunarsjah; Fajrun Wahidil Muharram; Andika Permadi Putra
Jurnal Komputer Teknologi Informasi Sistem Informasi (JUKTISI) Vol. 4 No. 2 (2025): September 2025
Publisher : LKP KARYA PRIMA KURSUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62712/juktisi.v4i2.470

Abstract

Parangtritis possesses significant fisheries potential, particularly for tuna; however, this potential remains underutilized due to poorly managed information on fishing grounds. This study aims to identify Potential Fishing Zones (PFZ) for tuna in Parangtritis waters based on oceanographic parameters, namely sea surface temperature (SST), chlorophyll-a concentration, and bathymetry. The analysis utilizes MODIS Aqua satellite imagery (July 2021–June 2022) and GEBCO bathymetric data, processed spatiotemporally using Geographic Information Systems (GIS). The results indicate that PFZ were detected only in August, September, and October 2021, as well as April 2022, with a total of 55 identified points. The highest distribution occurred in September 2021, coinciding with chlorophyll-a concentrations reaching 25.378 mg/m³ and SSTs falling within the optimal range of 25.17–25.95°C, conditions that enhance primary productivity and support the base of the tuna food web. The PFZ points were generally located more than 3.5 nautical miles offshore at depths of approximately 100 meters. These findings reveal an ecological relationship among SST, chlorophyll-a, and bathymetry in shaping the habitat preferences of tropical tuna. This approach demonstrates the effectiveness of remote sensing and GIS-based oceanographic data in predicting tuna habitats, supporting small- to medium-scale fisheries, and integrating modern technology with local ecological knowledge.
Peran Kadaster Kelautan pada Penyelenggaraan Integrated Coastal Zone Management (ICZM) dalam Rangka Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia Gathan Rasendriya Khumar; Eka Djunarsjah
Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal Vol. 7 No. 5 (2025): RESLAJ: Religion Education Social Laa Roiba Journal
Publisher : Intitut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/reslaj.v7i5.7415

Abstract

                The distribution of the Indonesian population that tends to occupy coastal areas is a challenge to the governance system in the region. Environmental, ecosystem, disaster, economic, and land use problems are the focus of coastal area management solutions. Therefore, coastal management is needed that focuses on various problems, especially the environment, to ensure sustainable development in Indonesia. The concept of marine cadastre focuses on the 3R aspect (right, restriction, responsibility) in terms of marine space governance and will then play a major role in the concept of integrated coastal area management or Integrated Coastal Zone Management (ICZM). In the concept of the UN Ocean Decade, marine cadastre can support the achievement of a healthy, resilient, productive, and sustainable sea. A healthy sea means that the sea must be kept clean and unpolluted, resilient means making the sea a strong space for tourism activities and transportation of goods/services, while productive is interpreted as encouraging all activities at sea to generate economic value. This study will analyze the role of marine cadastre in various aspects of ICZM so that coastal management can be implemented optimally. The general orientation of various aspects of coastal management will also prioritize various sustainable development goals.