Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MIKROORGANISME TANAH PADA MEDIA AGAR EKSTRAK TANAH YANG DIPENGARUHI HERBISIDA GLYFOSAT Agustian Agustian; Ari Prima Wahyudi; Oktanis Emalinda
Jurnal Solum Vol 2, No 2 (2005): Jurnal SOLUM
Publisher : Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.776 KB) | DOI: 10.25077/js.2.2.%p.2005

Abstract

Soil microorganisms have significant role in plant nutrient cycles availability. Repeated glyphosate application and unwise use this herbicide may give an impact in soil microorganism population and create a shift in community structure in soil microcosm. The objectives of this study were to (1) analyze the effects of different glyphosate application rates on soil mcroorganism population and community structure. The research have done in two series i.e. in limed soil extract and unlimed soil extract media. Five treatments and 3 replications arranged in Completely Randomized Design were used in this experiment. The treatments assay were doses of glyphosat application i.e : without glyphosat, 2 ml, 4 ml, 6 ml and 8 ml of glyphosate. Duncans New Multiple Range Test were used to compare the results obtained in this experiment. Total population obtained in 2 ml application of glyphosate in soil extract agar medium are 5.6x108 g-1 of soil or decreasing 50%. If doses of glyphosate increase to 8 ml the total of population diminished 75%. The glyphosate application have only influence to fungi population but not to the total population in limed soil extract agar. The diameter of bacteria and fungi colony observed in unlimed or limed soil extract agar media decrease by rising of doses glyphosate application and have the same as the population pattern. Key words : Glyphosate, soil microorganism, Ultisol
PENGARUH RANCANGAN BARISAN DAN PERIODE PANGKAS TERHADAP BIOMASA DAN HASIL UNSUR HARA TITONIA (Tithonia diversifolia) PADA ULTISOL Asmar Asmar; Oktanis Emalinda; Dicky Hadi Vendra
Jurnal Solum Vol 9, No 2 (2012): Jurnal SOLUM
Publisher : Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1332.602 KB) | DOI: 10.25077/js.9.2.77-90.2012

Abstract

A field research about cultivating tithonia (Tithonia divesifolia) was aimed to determine the best row design and trimming period to produce high biomass and nutrient content of tithonia in Ultisol. The research was conducted in Andalas University Experiment Station and Laboratory of Research Center for Utilization of Nuclear Science and Technology (P3IN) Universitas Andalas Limau Manis Padang. The research consisted of 2 factors, row design for tithonia cultivation at farming site (R) (R1=alley fence, 1 m width times 5 m distance; R2 = 1 m width as a fence for farming site 10 m x 10 m area) as the main plot and trim period (U) (U1=trimming every 2 month, U2=trimming every 4 months), at 3 blocks The results showed that both row designs gave the same performance in terms of producing biomass and plant nutrients (N,P,K,Ca,Mg). The best trimming period was found under U1. Tithonia cultivation as R1 combined with trimming period (U1) yielded approximately 2.2 ton dry matter/ha, 62.82 kg N/ha; 17.67 kg P/ha; 81.06 kg K/ha 13.35 kg Ca/ha and 5.47kg Mg/ha. Both row designs with trimming period every 2 months could be recommended to cultivate tithonia in Ultisol.Key Words: Tithonia diversifolia cultivation, trim period, Ultisol
Ipteks bagi masyarakat tani hortikultura di Kanagarian Sungai Nanam Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok Muhsanati Muhsanati; Hermansah Hermansah; Oktanis Emalinda
Warta Pengabdian Andalas Vol 24 No 1 (2017): Warta Pengabdian Andalas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanagarian Sungai Nanam merupakan salah satu kanagarian dari 4 kanagarian yang ada di Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Kanagarian ini berjarak sekitar 5 km ke pusat kecamatan, 30 km ke pusat kabupaten, dan 70 km ke ibukota propinsi. Sebahagian besar penduduk kanagarian Sungai Nanam bekerja di bidang pertanian terutama untuk tanaman padi dan hortikultura. Kanagarian Sungai Nanam, sebagai salah satu daerah sentra produksi utama hortikultura terutama untuk komoditi sayuran, mempunyai permasalahan yang cukup mendasar berkaitan dengan pemanfaatan limbah pertanian terutama yang berasal dari komoditi sayuran. Dari key informan diperoleh informasi bahwa terdapat sekitar 10 ton/minggu limbah sayuran (di tingkat petani maupun di pasar). Keberadaan limbah sayuran yang berlimpah dan kontinu di lokasi mitra cukup menimbulkan permasalahan baik terhadap lingkungan maupun untuk pembuangannya (butuh tempat, tenaga dan biaya). Sementara itu terjadinya kelangkaan pupuk di tingkat petani sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas sayuran yang dihasilkan. Dengan sedikit sentuhan teknologi sederhana, limbah tersebut dapat dikelola sedemikian rupa sehingga memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi pengelolanya (petani). Teknologi pengomposan yang menggunakan bahan baku limbah sayuran berupa sumberdaya lokal diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut serta mengurangi pemakaian pupuk kimia yang harganya cukup mahal dan langka di pasaran. Dari perspektif lain, penggunaan pupuk kompos juga menjadi sangat penting karena adanya kecenderungan konsumen untuk mengkonsumsi jenis sayuran yang lebih sehat dengan meminimalisir penggunaan bahan kimia termasuk pupuk kimia. Kemudian pembuatan pupuk kompos oleh petani sendiri melalui pemanfaatan limbah sayuran ini jelas akan menjadikan biaya produksi akan menjadi lebih rendah karena diproduksi sendiri yang pada gilirannya nanti akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan petani itu sendiri. Dalam rangka mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi oleh Kelompok Tani mitra (KT. Sakabek Arek dan KT. Rimda Elsha), maka telah dilakukan berbagai kegiatan dalam bentuk penyuluhan, pelatihan, dan percontohan (demplot). Untuk mengoptimalkan pekerjaan pengomposan juga telah diberikan bantuan pembuatan rumah kompos dan pengadaan alat pencacah kompos sederhana. Dari kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan ini diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan kemandirian petani.