Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RELAYOUT FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BLOCPLAN Evi Febianti; Lely Herlina; Febrina Khoiriah
Jurnal Teknika Vol 7, No 2 (2011): Edisi November 2011
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v8i2.6711

Abstract

Pengaturan tata letak fasilitas akan memperoleh performansi produksi berjalan produktif. Relayout fasilitas ini diterapkan pada bagian produksi sebuah Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di bidang pengolahan makanan. Permasalahan yang sering terjadi adalah ketidakteraturan proses pemindahan aliran bahan baku dan jarak antar stasiun dibagian produksi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan usulan perbaikan tata letak fasilitas dengan meminimasi ongkos material handling. Pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan bantuan software Blocplan. Hasil pengolahan data memperoleh total ongkos material handling per hari adalah sebesar Rp 292.323,360, serta hasil pengolahan data dengan Blocplan menunjukan pengurangan total ongkos material handling sebesar Rp 144.364,403 atau terjadi penurunan sebesar 49,38%.
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK BAHAN BAKU DAN BARANG JADI PADA BAGIAN GUDANG DENGAN PENDEKATAN STORAGE/RETRIEVAL Lely Herlina; Evi Febianti; Nur Darmawati
Jurnal Teknika Vol 7, No 2 (2011): Edisi November 2011
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v8i2.6714

Abstract

Gudang merupakan tempat penyimpanan bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi sebelum didistribusikan ke konsumen. Keberadaan gudang dapat mendukung proses produksi, sehingga pengaturan barang yang baik di dalam gudang dapat meningkatkan utilisasi dan memperpendek jarak transportasi. PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dibidang zat warna. Masalah pergudangan yang ada di PT. XYZ adalah tempat penyimpanan bahan baku dan barang jadi belum tertata dengan baik, sehingga proses pencarian suatu material akan lama sebagai akibat dari sulitnya mengidentifikasi lokasi suatu material. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jarak perjalanan total yang minimum untuk bahan baku dan barang jadi, juga merancang tata letak bahan baku dan barang jadi sehingga dapat mempermudah proses penyimpanan dan pengambilan material. Pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada penelitian ini adalah Storage/Retrieval yaitu suatu metode untuk menyusun satu atau beberapa produk dalam satu lokasi penyimpanan yang fix. Data diolah dengan memperhitungkan space requirement, throughput dan penempatan produk. Penempatan produk dilakukan dengan cara menempatkan produk berdasarkan nilai perbandingan throughput dan kebutuhan ruang terbesar pada jarak terkecil terhadap titik I/O. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak perjalanan total yang minimum dari hasil pergerakan forklift untuk bahan baku adalah sebesar 1716,73 m dan untuk bahan jadi sebesar 1439,52 m.
Pendekatan Konsep Lean Manufacturing Untuk Meminimasi Lead Times Dengan Metode Transfer Batch Wahyudi Wahyudi; Evi Febianti; Kulsum Kulsum
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.493 KB)

Abstract

PT Surya Gemilang Perkasa adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam komponen kendaraan bermotor salah satunya yaitu body inner a. body inner a merupakan alat yang terdapat dalam knalpot motor vario berfungsi untuk meredam suara yang keluar dari mesin. Dalam proses produksinya target yang diharapkan setiap harinya sebesar 4200 unit selalu tidak tercapai sehingga terjadi waktu lembur yang berlebihan, hal ini disebabkan karena jumlah produk per batch yang ditetapkan perusahaan masih belum optimal yaitu berjumlah 200 unit per batch sehingga menyebabkan salah satu stasiun menganggur beberapa waktu menunggu produk dari proses sebelumnya. Dengan mempertimbangkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini melakukan identifikasi aktifitas dengan penerapan konsep lean manufacturing untuk menemukan waste yang paling dominan, ternyata waste yang paling dominan yaitu idle time yang disebabkan jumlah produk per batch yang terlalu banyak maka perlu dilakukan perhitungan transfer batch untuk menentukan jumlah produk per batch yang lebih optimal agar dapat mengurangi waktu lembur. Sebelum melakukan perhitungan transfer batch terlebih dahulu membuat penjadwalan eksisting kemudian setelah perhitungan transfer batch membuat penjadwalan usulan, tujuan dari pembuatan penjadwalan agar terlihat perubahan yang terjadi. Penjadwalan yang digunakan pada penelitian ini yaitu penjadwalan first come first serve (FCFS). Dari hasil penelitian diperoleh setiap batch dibagi menjadi dua batch yaitu batch a dan batch b, jumlah produk pada batch a sebanyak 110 unit dan batch b sebanyak 90 uni. Dari hasil penjadwalan eksisting pada stasiun expanding waktu lebih produksi sebesar 33 menit 40 detik terhitung lembur 1 jam, pada stasiun tig welding waktu lebih produksi sebesar 1 jam 7 menit 20 detik terhitung lembur 2 jam. Setelah perhitungan transfer batch didapat hasil penjadwalan usulan sebagai berikut pada stasiun expanding waktu lebih produksi sebesar 15 menit 40 detik terhitung lembur 1 jam, pada stasiun tig welding waktu lebih produksi sebesar 34 menit 40 detik terhitung lembur 1 jam. Berdasarkan hasil tersebut bahwa perubaahan waktu lembur terjadi di stasiun tig welding dengan pengurangan waktu lembur sebesar 1 jam. 
Quantitative Strategic Planning Matrix Pemasaran Air Minum dalam Kemasan Nuraida Wahyuni; Daenulhay Kamsin; Evi Febianti; Gusti Imam Bimantara
Performa: Media Ilmiah Teknik Industri Vol 19, No 1 (2020): Performa: Media Ilmiah Teknik Industri
Publisher : Industrial Engineering Study Program, Faculty of Engineering, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/performa.19.1.40996

Abstract

Besarnya permintaan air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia, mendorong produksi air minum dalam kemasan yang beraneka ragam. Selain merek yang sudah terbiasa ditemui oleh masyarakat, di beberapa daerah mempunyai produk air minum dalam kemasan sendiri, seperti produk air minum Baros, yang terdapat di Serang, Banten. Agar dapat bersaing dengan para kompetitor, produk Baros harus menetapkan suatu strategi pemasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan strategi pemasaran yang efektif. Untuk menentukan strategi mana yang dipilih, penulis menggunakan QSPM dan AHP. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari kombinasi 6 kesempatan, 6 ancaman, 10 kekuatan dan 5 kelemahan, didapatkan 5 strategi taktis. Hasil dari QSPM dan AHP menyatakan strategi kedua yaitu meningkatkan akses penjualan melalui media sosial yang paling efektif dilakukan sebagai prioritas.