Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Model optimasi penjadwalan pallet dan dunnage untuk meminimasi makespan Lely Herlina; Muhammad Adha Ilhami; Ade Irman; Ansori Ansori
Journal Industrial Servicess Vol 7, No 1 (2021): Oktober 2021
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v7i1.13027

Abstract

Penjadwalan produksi merupakan pengalokasian sumberdaya dari waktu ke waktu untuk melakukan serangkaian pekerjaan, guna mencapai kriteria tertentu. PT X bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan umum yang memproduksi produk berbahan baku kayu, diantaranya adalah pallet dan dunnage. Keterbatasan sumber daya membuat PT X kesulitan dalam mengatur sejumlah job yang datang, sehingga mengakibatkan pemenuhan permintaan tidak tepat. Alur produksi di PT X adalah flowshop. Tujuan penelitian ini adalah membuat model optimasi penjadwalan untuk meminimasi makespan. Penyelesaian permasalahan dilakukan dengan menggunakan software LINGO. Hasil pengolahan data diperoleh nilai makespan sebesar 232,73 jam dengan urutan job yaitu 2-7-10-4-5-8-1-3-9-6.
Analisis perancangan cooler box berbasis termoelektrik terhadap varian penggunaan thermal paste, faktor lingkungan dan heatsink Imron Rosyadi; Haryadi Haryadi; Novreza Pratama; M Haikal Fasya; Ade Irman; Aswata Aswata; Yusvardi Yusuf
Journal Industrial Servicess Vol 7, No 1 (2021): Oktober 2021
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v7i1.13040

Abstract

Thermoelectric is a semi-conductor module that is commonly used in portable cooler box because it is light, saves electricity and does not require a large space. This thermoelectric based on cooling technology design is expected to provide data and analysis results that help cooler box designers to produce the best performance The purpose of this research is to study the effect of using thermal paste, environmental factors and heatsink. The results of the study show  that testing with thermal paste obtained the best conditions with the average temperature of the cold side being -1.17 oC with the best temperature being -6.05 oC. In the test conditions in the box if proven better than the open temperature conditions with a temperature difference of 7.4 oC. In the heatsink test, there was a decrease in performance caused by the influence of the conductivity of the heatsink material, which was 4.87o C.
Usulan Perbaikan Pengecekan Status Order Pada Proses Bisnis Produksi Coil di Divisi CRM PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Eka Dede Sutrisna; Bbby Kurniawan; Ade Irman
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 4 No. 1 Maret 2016
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.181 KB)

Abstract

Divisi Cold Rolling Mill (CRM) merupakan salah satu divisi di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk yang memproduksi baja lembaran dingin dengan ketebalan 0.200 mm sampai dengan 3.000 mm. Salah satu proses bisnis di divisi CRM adalah controlling yang difokuskan pada pengecekan status order. Pengecekan status order di divisi CRM harus menggunakan dua sistem, yaitu PCS dan SAP sehingga memerlukan langkah kerja yang panjang serta waktu siklus yang relative lama. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan usulan perbaikan pada proses pengecekan status order di divisi CRM. Pengolahan data menggunakan software foxbase dengan mengambil data dari PCS dan SAP. Pada penelitian ini diketahui bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan waktu siklus menjadi lama, diantaranya penggunaan dua sistem serta beberapa update yang masih manual. Pengecekan status order usulan mengeliminasi beberapa langkah kerja dari pengecekan status order eksisteing serta mengganti beberapa langkah kerja dengan langkah kerja yang lebih efektif. Hasil penelitian didapat bahwa terdapat penurunan jumlah langkah kerja, dari 12 langkah kerja pada proses pengecekan status order eksisting menjdi 9 langkah kerja pada pengecekan status order usulan, begitu juga dengan waktu siklus terdapat penurunan dari 54 menit pada pengecekan status order eksisting menjadi 32 menit pada pengecekan status order usulan.