Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

ANALISIS YURIDIS TERHADAP KELALAIAN NOTARIS DALAM PENYIMPANAN MINUTA AKTA Lely Herlina
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum MAGISTER ILMU HUKUM DAN KENOTARIATAN, 2016
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.692 KB)

Abstract

Abstract Notary authorized to make the authentic act, because the authentic act is a perfect evidence that if an authentic deed filed as evidence in a trial, it does not require other supporting evidence stating that the authentic act could have ascertained the truth. Notary in the authentic act is one of the documents referred to minutes of the deed, so that the minutes deed made and prepared by the notary minutes of the deed which will be the document / records state that must be maintained and stored properly in order not to be lost or damaged. Which is the problem of how to notary deed minuta negligent not save. The purpose of writing is to describe and analyze the implications for the juridical notary who does not keep minutes of the notary deed and sanctions against negligence in storing the minutes deed. This type of research in this paper using a normative approach to law (statute approach) and the conceptual approach (conceptual approach).Notaries should be able to exercise powers and obligations under the legislation specified in Article 16 paragraph (1) letter b of Law No. 2 of 2014 on changes to Law No. 30 of 2004, so as to make the deed and be more careful in storing minuta deed, If you can not make the deed and save minuta deed, it can lead to legal consequences both to the Notary and the deed. Therefore notaries who are negligent in storing the minutes deed against the law can even do an unlawful act.Key words: Minuta Deed, negligence, an authentic deedAbstrakNotaris berwenang membuat akta otentik, karena akta otentik merupakan suatu alat bukti yang sempurna yaitu apabila akta otentik diajukan sebagai alat bukti dalam suatu persidangan, maka tidak diperlukan bukti pendukung lain yang menyatakan bahwa akta otentik telah dapat dipastikan kebenarannya. Di dalam Notaris akta otentik tersebut adalah salah satu dokumen  yang disebut minuta akta, sehingga minuta akta dibuat dan dipersiapkan oleh notaris yang nantinya minuta akta tersebut menjadi dokumen/arsip negara yang harus dirawat dan disimpan baik-baik agar tidak sampai hilang atau rusak. Yang menjadi permasalahannya bagaimana bagi notaris yang lalai tidak menyimpan minuta akta. Tujuan penulisan adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisa implikasi yuridis bagi notaris yang tidak menyimpan minuta akta dan sanksi notaris terhadap kelalaian dalam menyimpan minuta akta. Jenis penelitian dalam penulisan ini menggunakan yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach).Notaris sebaiknya dapat melaksanakan kewenangan dan kewajibannya sesuai perundang-undangan yang tercantum dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang perubahan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004, sehingga dapat membuat akta dan lebih berhati-hati dalam menyimpan minuta akta, Apabila tidak dapat membuat akta dan menyimpan minuta akta, maka dapat menimbulkan akibat hukum baik terhadap Notaris dan terhadap akta tersebut. Oleh karena itu Notaris yang lalai dalam menyimpan minuta akta merupakan perbuatan melanggar hukum bahkan dapat melakukan perbuatan melawan hukum.Kata Kunci: minuta akta, kelalaian, akta otentik
Pengukuran tingkat kelelahan kerja teller bank menggunakan Bourdon Wiersma test Ade Sri Mariawati; Lely Herlina; Ayu Fitriyani; Ani Umyati
Journal Industrial Servicess Vol 7, No 2 (2022): April 2022
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v7i2.14432

Abstract

PT Bank X cabang Cilegon merupakan bank milik pemerintah daerah. Bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa, pelayanan merupakan hal yang penting, tak terkecuali bagi PT Bank X. Demi memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah, para karyawan terutama teller memiliki tanggung jawab yang besar. Teller harus memiliki tingkat ketelitian dan kecepatan yang tinggi serta harus senantiasa bersikap ramah dalam melayani para nasabah. Namun saat melakukan pekerjaannya, teller dapat mengalami kesalahan sebagai akibat adanya kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelelahan yang dirasakan oleh teller bank dengan menggunakan metode Bourdan Wiersma. Bourdon Wiersma adalah metode pengukuran beban kerja secara objektif untuk mengetahui tingkat pembebanan secara mental pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian, kecepatan dan konstansi yang tinggi maupun untuk pekerjaan yang bersifat monoton. Terdapat tiga aspek yang dihitung yaitu tingkat kecepatan, ketelitian dan konstansi. Interpretasi metode Bourdon Wiersma menggunakan nilai weighted score yang merupakan tabel norma standar pada Bourdan Wiersma test. Hasil perhitungan pada kelima teller bank menunjukkan bahwa teller yang memiliki kelelahan kerja pada tingkat kecepatan, ketelitian, dan konstansi dengan tingkat signifikansi kelelahan tertinggi adalah teller 4. Berdasarkan weighted score sebelum dan sesudah bekerja, interpretasi kelelahan kerja berada pada kategori tingkat kelelahan ringan hingga lelah berat dengan nilai weighted score nya adalah 9 sampai 11 untuk kategori kelelahan ringan dan 0 sampai 6 untuk kategori kelelahan berat.
Model optimasi penjadwalan pallet dan dunnage untuk meminimasi makespan Lely Herlina; Muhammad Adha Ilhami; Ade Irman; Ansori Ansori
Journal Industrial Servicess Vol 7, No 1 (2021): Oktober 2021
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v7i1.13027

Abstract

Penjadwalan produksi merupakan pengalokasian sumberdaya dari waktu ke waktu untuk melakukan serangkaian pekerjaan, guna mencapai kriteria tertentu. PT X bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan umum yang memproduksi produk berbahan baku kayu, diantaranya adalah pallet dan dunnage. Keterbatasan sumber daya membuat PT X kesulitan dalam mengatur sejumlah job yang datang, sehingga mengakibatkan pemenuhan permintaan tidak tepat. Alur produksi di PT X adalah flowshop. Tujuan penelitian ini adalah membuat model optimasi penjadwalan untuk meminimasi makespan. Penyelesaian permasalahan dilakukan dengan menggunakan software LINGO. Hasil pengolahan data diperoleh nilai makespan sebesar 232,73 jam dengan urutan job yaitu 2-7-10-4-5-8-1-3-9-6.
Algoritma memetic untuk penjadwalan multi-tujuan flow-shop memperhitungkan konsumpsi energi Bobby Kurniawan; Atia Sonda; Ade Irman; Evi Febianti; Kulsum Kulsum; Lely Herlina; Muhammad Adha Ilhami; Yusraini Muharni; Fellek Getu Tadesse; Hadi Setiawan
Journal Industrial Servicess Vol 8, No 1 (2022): June 2022
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v7i2.14211

Abstract

Energi sudah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Saat ini, sumber energi masih didominasi oleh sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) yang dapat habis seiring dengan waktu. Industri manufaktur, sebagai salah satu sektor yang mengkonsumsi energi dalam jumlah besar, dituntut untuk dapat melakukan konservasi energi dalam kegiatan operasionalnya. Penjadwalan dapat digunakan sebagai metode konservasi energi. Penelitian ini membahas penjadwalan banyak tujuan flow-shop untuk meminimasi biaya pemakaian listrik dan total tardiness. Kecepatan mesin dapat diubah untuk mengurangi atau menambah waktu proses sebuah job. Apabila waktu proses sebuah job dikurangi, maka job dapat selesai lebih cepat. Akan tetapi, mengurangi waktu proses sebuah job memerlukan energi yang lebih banyak. Oleh karena itu, akan muncul trade-off antara total tardiness dan konsumsi energi. Algoritma memetic multi-obyektif (MOMA) dikembangkan untuk memecahkan masalah multi-tujuan. Percobaan numerik dilakukan untuk mengevaluasi performansi MOMA menggunakan masalah yang dibangkitkan secara acak. Hasil dari percobaan numerik menunjukkan bahwa MOMA efektif dalam menyelesaikan masalah penjadwalan multi-tujuan flow-shop.
Penjadwalan Single Machine Dengan Metode Algoritma Branch And Bound Untuk Meminimasi Total Lateness Dan Jumlah Tardy Job Muhamad Syafei; Evi Febianti; Lely Herlina
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 4 No. 3 November 2016
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.763 KB)

Abstract

PT. XYZ adalah salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi pipa baja las. PT. XYZ mempunyai 2 jenis mesin yaitu mesin ERW (Electric Resistance Welding) digunakan untuk pembuatan pipa baja dengan las longitudinal dan mesin SPM (Spiral Pipe Machine) digunakan untuk pembuatan pipa baja dengan las spiral. Jumlah mesin ERW yang hanya 1 buah membuat pembuatan pipa longitudinal sangat bergantung pada efektifitas penggunaan mesin ERW tersebut. Hal ini yang menyebabkan sering terjadinya keterlambatan dalam proses penyelesaian job. Tujuan dari penelitian ini yaitu meminimasi total lateness dan jumlah tardy job pada produk pipa longitudinal yang terjadi di PT. XYZ dengan metode algoritma branch and bound. Sebelum melakukan perhitungan algoritma branch and bound dilakukan penentuan jadwal inisial dengan aturan priority rule EDD(earliest due date), SPT(shortest proccesing time) dan LDD(last due date). Hasil penelitian ini didapatkan nilai total lateness pada jadwal existing sebesar 1616 jam dan 6 tardy job dengan urutan sequencing job (1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11-12-13-14-15), kemudian dilanjutkan dengan pembuaatan jadwal inisial EDD, SPT dan LDD. jadwal inisial EDD menghasilkan total lateness 720 jam dan 6 tardy job yaitu job ke-2, 5, 8, 11, 12 dan 14 dengan urutan job (10-9-7-13-1-3-4-6-12-8-2-5-11-14-15). Jadwal inisial SPT menghasilkan total lateness sebesar 880 jam dan 4 tardy job yaitu job ke-1, 2, 3 dan 10 dengan urutan job (14-5-8-9-11-12-13-10-4-7-15-6-3-1-2). Sementara jadwal inisial LDD menghasilkan total lateness sebesar 4296 jam dengan 8 tardy job yaitu job ke-1, 3, 4, 6, 7, 9, 10 dan 13 dengan urutan job (15-14-11-2-5-8-12-3-4-6-1-13-7-9-10). Pada perhitungan metode algoritma branch and bound baik itu menggunakan jadwal inisial EDD, SPT maupun LDD menghasilkan 24 alternatif sequencing yang sama dengan nilai total lateness 344 jam dan 2 tardy job yaitu job ke-1 dan ke-2 akan tetapi alternatif sequencing yang dipilih ialah alternatif sequencing yang dihasilkan oleh metode algoritma branch and bound dengan jadwal inisial EDD dan SPT. Hal ini dikarenakan jadwal inisial EDD terbukti menghasilkan jadwal alternatif dengan total lateness yang minimum sedangkan jadwal inisial SPT menghasilkan jadwal alternatif dengan jumlah tardy job yang minimum. Oleh karena itu alternatif jadwal sequencing dengan urutan job (9-8-5-10-7-4-11-13-12-14-15-6-3-1-2) dipilih sebagai alternatif jadwal sequencing terbaik.
Analisis Proses Produksi HRPO Menggunakan Metode Lean Manufacturing Dengan Pendekatan Simulasi Di Divisi Cold Rolling Mill (Studi Kasus di PT. KS) Ekobuono Jati Widodo; Lely Herlina; Evi Febianti
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 4 No. 2 Juli 2016
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.591 KB)

Abstract

PT. KS (Krakatau Steel. Tbk) bergerak dalam bidang proses produksi baja. Salah satu divisi PT. KS adalah CRM (Cold Rolling Mill) yang memproduksi baja lembar dingin berupa coil. Penelitian ini mencakup proses produksi pada output produk mill CPL (Continuous Pickling Line) berupa HRPO (Hot Roll Pickle Oil) yang termasuk dalam kategori produk coil unggulan PT. KS. Namun pada kenyataannya, masih terdapat ketidak-efisienan dalam proses produksinya. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat perbandingan nilai PCE (Process Cycle Efficiency) setelah dilakukan identifikasi waste dan reduksi sub-sub aktivitas yang menyebabkan produksi belum optimal pada divisi CRM serta merancang pemodelan simulasi sistem untuk melihat perbandingan hasil output rata-rata unit dari simulasi antara kondisi eksisting dan usulan yang dipilih. Metode yang digunakan untuk mengatasi waste yaitu dengan lean manufacturing yang diantaranya terdapat 7 macam pemborosan yaitu overproduction, transportation waste, waiting, over processing waste, inventory, motion waste, dan defect product waste. Setelah dilakukan identifikasi terhadap seven waste, lalu dilakukanlah pemetaan untuk mengetahui tools yang tepat dengan menggunakan Value Stream Analysis Tools (VALSAT). Berdasarkan perhitungan waste workshop didapatkan persentase waste yang terjadi yaitu transportation waste sebesar 22,86 %, inventory sebesar 20%, motion waste sebesar 19,05% , defect product waste sebesar 17,14% , over processing waste sebesar 12,38 %, waiting sebesar 8.57%, dan overproduction yaitu sebesar 0%. Total waktu lead time process saat produksi HRPO sebesar 975, untuk mengurangi waktu lead time perlu dirancang perbaikan dengan menggunakan tools Process Activity Mapping, Big Picture Mapping, Simulation System, serta melihat perbandingan antara kondisi eksisting dan usulan terbaik dengan Process Cycle Efficiency. Setelah itu dirancanglah model simulasi dari usulan perbaikannya. Berdasarkan rekapitulasi Process Cycle Efficiency didapatkan peningkatan waktu produksi dari 68% menjadi 72%. Usulan simulasi model ke-2 menjadi usulan perbaikan yang dipilih untuk mengoptimalkan output HRPO dari 145 unit menjadi 164 unit. Dengan demikian terdapat peningkatan 19 unit produk HRPO dalam 1 shift kerja.
Aplikasi Lean Manufacturing pada Proses Bongkar Muat dan Pengiriman Cargo Coal dengan Pendekatan Simulasi (Studi Kasus di PT. XYZ) Teresia Febriarti; Lely Herlina; Bobby Kurniawan
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 4 No. 1 Maret 2016
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.488 KB)

Abstract

 PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelabuhan. Salah satu kegiatannya adalah bongkar muat dan pengiriman cargo coal dari PT. XYZ ke PT. ABC. Waktu total yang disepakati untuk menyelesaikan proses bongkar muat dan proses pengiriman dari PT. XYZ ke PT. ABC sebesar 48 jam atau 2 hari. Namun pada kenyataannya, kesepakatan antara PT. XYZ dan PT. ABC tidak sesuai target untuk proses bongkar muat dan proses pengiriman cargo coal dikarenakan waktu total untuk proses bongkar muat dan pengiriman cargo coal sebesar 63,99 jam atau lebih dari 2 hari. Keterlambatan pengiriman tersebut sangat merugikan PT. XYZ. Dalam keterlambatan tersebut dapat dipastikan ada hambatan-hambatan yaitu waste (pemborosan) yang banyak terjadi baik dalam proses bongkar muat coal dan proses pengiriman sampai kepada pemilik barang. Tujuan penelitian ini adalah merancang simulasi eksisting pada proses bongkar muat dan proses pengiriman coal dari PT. XYZ ke PT. ABC, mengidentifikasi aktivitas-aktivitas value added (VA), non value added (NVA) dan necessary but non value added (NNVA) yang terdapat pada proses bongkar muat dan proses pengiriman cargo coal dan menentukan usulan perbaikan guna meminimasi takt time agar sesuai dengan target perusahaan. Metode yang digunakan adalah simulasi dan penerapan lean pada proses bongkar muat dan pengiriman cargo coal PT. XYZ ke PT. ABC. Kondisi proses bongkar muat dan pengiriman cargo coal digambarkan dalam Big Picture Mapping, kemudian mengidentifikasi waste dan dilakukan pemetaan menggunakan Diagram Aktivitas Proses dan dilakukan simulasi sebagai usulan perbaikan. Berdasarkan pengolahan diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan antara system eksisting dan system nyata,untuk aktivitas value added yaitu proses bongkar muat, penimbangan dan pembongkaran, untuk non value added yaitu trouble gate hopper #5, waiting truck dan meal time operator, dan necessary but non value added yaitu stop disch rain, waiting frontloader, cleaning dan sailing. Sementara dari hasil simulasi diperoleh bahwa usulan perbaikan yang dipilih adalah skenario 1 yaitu dengan penambahan shipunloader pada dermaga 1.4. Waktu yang dibutuhkan sebesar 53,16 jam.
Penjadwalan Produksi Flow Shop Menggunakan Metode Campbell Dudek Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) Roy Khrisman; Evi Febrianti; Lely Herlina
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 4 No. 1 Maret 2016
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.526 KB)

Abstract

PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang memproduksi berbagai jenis cup insole. Sistem penjadwalan perusahaan saat ini menggunakan metode First Come First Serve (FCFS). Dalam hal ini perusahaan sering mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan konsumen secara tepat waktu. Masalah ketidaktepatan jadwal pengiriman pesanan tersebut disebabkan oleh jadwal produksi yang tidak tepat atau sistem penjadwalan produksi yang belum optimal. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk meminimasi makespan dengan mengakomodasi sistem yang ada di PT. Putri Riwayu Jaya. Dalam penelitian ini menggunakan metode penjadwalan produksi Campbell, Dudek, Smith dan metode penjadwalan Nawaz, Enscore, Ham yang bertujuan menentukan urutan produksi optimal untuk meminimumkan makespan pada perusahaan dengan pola lantai produksi flow shop. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode CDS, terdapat urutan job dengan total makespan terkecil yaitu sebesar 6828,375 menit. Dengan urutan prioritas job 3-2-4-1-5-6 yang di peroleh dari K2, K4 dan K6. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode NEH, terdapat urutan job dengan total makespan terkecil yaitu sebesar 6828,375 menit. Dengan urutan 3-2-4-1-5-6 (Sand). Penjadwalan produksi dengan metode CDS dapat meminimumkan makespan sebesar 371,625 menit.
Usulan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode Shared Storage Dan Pendekatan Simulasi Di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara Putra Satria Andi Santoso; Lely Herlina; Evi Febianti
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 4 No. 3 November 2016
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.26 KB)

Abstract

PT. Lotte Chemical Titan Nusantara adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri penghasil polytilene jenis High Density Polytilene (HDPE) dan Linear Low Density Polytilene (LLDPE) dimana terdapat beberapa jenis produk seperti HD4030AA, HD5002GA, HD5210AA, HD5401GA, LL0209AA, LL0209SR, LL0220AA, dan LL0220SR. Peletakan produk jadi saat ini hanya berdasarkan slot yang kosong pada gudang dan yang terdekat dengan mesin bagging dan jalur untuk material handling yang terlalu lebar. Hal ini menyebabkan jarak tempuh material handling menjadi lebih jauh serta membutuhkan ongkos yang lebih tinggi. Perbaikan tata letak gudang produk jadi dilakukan dengan menggunakan metode shared storage dan merancang model simulasi untuk layout eksisting dan usulan dengan software promodel 2001. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan luas area penyimpanan yang dibutuhkan, menentukan lebar gang yang diperlukan, merancang usulan perbaikan tata letak gudang produk jadi untuk mengurangi jarak tempuh dan ongkos material handling dan merancang model simulasi layout eksisting dan layout usulan. Dari hasil penelitian didapatkan untuk kebutuhan luas area sebesar 2.860 m², lebar gang sebesar 3,80 m, serta jarak tempuh untuk material handling dengan bentuk tata letak awal yaitu sebesar 2.290.790,70 m dan ongkos sebesar Rp Rp. 25.113.938,44. Sedangkan jarak tempuh material handling dengan tata letak usulan sebesar 357.705,10 m dan ongkos sebesar Rp 1.933.085,60 dan menghasilkan penurunan sebesar 15,61%. Hasil dari rancangan model simulasi pada layout eksisting terdapat 8 area penyimpanan dan jarak sesuai kondisi eksisting menghabiskan waktu 222,56 jam, output produk 5011 unit, nilai utilitas awal forklift sebesar 100% dan 54,54%. Pada layout eksisting terdapat 20 area penyimpanan dan memiliki jarak hasil penerapan shared storage, menghabiskan waktu 161,57 jam, output produk 5229 unit, nilai utilitas forklift sebesar 100% dan 85,27 %.
Optimalisasi Tingkat Keuntungan Dengan Pengembangan Model Jadwal Panen Tomat Menggunakan Metode MILP Dengan Pendekatan Rolling Scheduling (Study kasus : BUMP Karya Tani) Alfian Kello; Lely Herlina; M. Adha Ilhami
Jurnal Teknik Industri Untirta VOL. 5 NO. 1 MARET 2017
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.868 KB)

Abstract

BUMP Karya Tani merupakan badan usaha milik petani yang membudidayakan tanaman holtikultura salah satunya adalah tanaman tomat. Adanya tambahan saluran tomat ke perusahaan saus pada tahun 2014 membuat permintaan dan saluran permintaan semakin bertambah. Permintaan ke perusahaan saus mensyaratkan kematangan 95% dan memerlukan aktivitas pasca panen yang terdiri dari pencucian, sortasi dan pengemasan. Keuntungan ke perusahaan saus lebih tinggi, sehingga panen kematangan 95% harus diperhitungkan dengan tepat. Dalam pemenuhan permintaan dari perusahaan saus, sering terjadinya kekurangan dan kelebihan volume yang sesuai dengan kualitas yang disyaratkan perusahaan saus pada setiap jadwal pengiriman. Jika terjadi kekurangan, maka BUMP karya Tani akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Jika terjadi kelebihan, walaupun dapat disimpan tetapi waktunya sangat terbatas dan memerlukan biaya simpan. Untuk itu perlu merancang formula matematis untuk penjadwalan panen tomat dengan tiga variasi tingkat kematangan untuk menghasilkan keuntungan maksimal. Agar permasalahan yang diselesaikan memperoleh hasil yang optimum maka metode yang digunakan adalah metode Linear Progamming, karena model yang dibuat terdapat variabel integer biner dan variabel continous maka metode yang tepat digunakan adalah metode Mix Integer Linear Progaming. Dari hasil penelitian diperoleh perancangan formula matematis untuk penjadwalan panen tomat dengan tiga variasi kematangan ditentukan dengan menggunakan metode Mix Interger Linear Progamming karena mampu menghasilkan keuntugan yang maksimal sesuai dengan permintaan pasar.