Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SLOW LEARNER PADA SOAL BERBASIS TEORI BRUNER DITINJAU DARI DISPOSISI MATEMATIS Ayu Nafidatul Ummah; Wahidin Wahidin
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.295 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v11i2.5068

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa slow learner pada soal berbasis teori Bruner ditinjau dari disposisi matematis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Instrumen pengumpulan data berupa angket, tes, dan wawancara. Subjek penelitian ini berjumlah lima siswa slow learner kelas VIII SMP Negeri 3 Ciawigebang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa disposisi matematis berbanding lurus dengan kemampuan pemecahan masalah pada siswa slow learner. Subjek dengan disposisi matematis tinggi belum dapat melaksanakan rencana dan memeriksa proses dan hasil dengan baik, sedangkan subjek dengan disposisi matematis sedang dan disposisi matematis rendah belum dapat memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana, dan memeriksa proses dan hasil dengan baik. Akan tetapi, subjek dengan disposisi matematis sedang lebih unggul dalam memahami masalah dibandingkan subjek dengan disposisi matematis rendah. Proses penyelesaian masalah pada siswa slow learner dikatakan belum tuntas karena belum dapat melalui tahapan memeriksa proses dan hasil. Setiap siswa slow learner memiliki perbedaan kemampuan dalam memperoleh informasi pada soal pemecahan masalah dengan tahapan teori Bruner. ABSTRACTThis study aims to describe the problem solving ability of slow learner students on questions based on Bruner's theory in terms of mathematical disposition. This study uses a qualitative research method with a descriptive approach. Data collection instruments in the form of questionnaires, tests, and interviews. The subjects of this study were five slow learner students in class VIII of SMP Negeri 3 Ciawigebang. The results showed that the mathematical disposition is directly proportional to the problem solving ability of slow learner students. Subjects with high mathematical dispositions have not been able to carry out plans and check processes and results well, while subjects with moderate mathematical dispositions and low mathematical dispositions have not been able to understand problems, plan solutions, carry out plans, and check processes and results properly. However, subjects with moderate mathematical dispositions were superior in understanding the problem than subjects with low mathematical dispositions. The problem solving process for slow learner students is said to be incomplete because they have not been able to go through the stages of checking the process and results. Each slow learner student has different abilities in obtaining information on problem solving problems with the stages of Bruner's theory.
Are the Mathematics Textbooks for Eighth-Grade Meet the Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2019 Mathematics Framework? Annis Pertiwi; Wahidin Wahidin
Edumatika : Jurnal Riset Pendidikan Matematika Vol. 3 No. 2 (2020): November 2020, Edumatika : Jurnal Riset Pendidikan Matematika
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.025 KB) | DOI: 10.32939/ejrpm.v3i2.623

Abstract

Abstract. This study aims to determine the suitability of mathematics textbooks for eighth-grade with Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2019 Mathematics Framework. This research uses a qualitative research method with a descriptive approach and content analysis techniques. The data of this research are the eighth-grade mathematics textbook. In the textbook analysis, the researcher used three textbooks, namely Penerbit Erlangga, Yudhistira, and the Ministry of Education and Culture (Kemendikbud). The analysis carried out was the analysis of the content domain and knowledge domain based on the TIMSS 2019 Mathematics Framework. The content domain contains numbers, algebra, geometry, and data, and probability. While the knowledge domain contains aspects of understanding, application, and reasoning. In the Penerbit Erlangga book, there are only 2 out of 4 pieces of content contained in TIMSS, while the cognitive domain is 2 out of 3 aspects. Yudhistira book 2 of 4 content contained in TIMSS, while the cognitive domain is 1 of 3 aspects. Kemendikbud’s book is 1 of 4 content domains in TIMSS, while the cognitive domain is 1 of 3 aspects. Therefore the three eighth-grade mathematics textbooks as a whole are still not suitable for the TIMSS 2019 Mathematics Framework. Abstrak. Penelitian ini bertujuan menentukan kecocokan buku ajar matematika kelas VIII dengan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2019 Mathematics Framework. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan teknik analisis isi. Data yang dianalisis adalah buku ajar matematika kelas VIII. Dalam analisis buku ajar, peneliti menggunakan tiga buku ajar yaitu terbitan Erlangga, Yudhistira, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Analisis dilakukan terhadap content domain dan knowledge domain berdasarkan TIMSS 2019 Mathematics Framework. Content domain terdiri dari bilangan, aljabar, geometri, dan data dan peluang. Sedangkan knowledge domain terdiri dari aspek pemahaman, penerapan dan penalaran. Dalam buku Erlangga, terdapat dua dari 4 content domain, sedangkan cognitive domain hanya 2 dari 3 aspek. Buku Yudhistira memuat 2 dari 4 content domain dan hnaya 1 dari 3 aspek cognitive domain. Pada buku Kemendikbud hanya terdapat 1 dari 4 content domain dan hanya 1 dari 3 aspek cognitive domain. Jadi, tiga buku ajar matematika kelas VIII tersebut secara keseluruhan belum sesuai dengan TIMSS 2019 Mathematics Framework.
Komunikasi Ilmiah Siswa Sekolah Dasar melalui Proyek Permainan STEM (Sains, Technology, Engineering, and Mathemathic) Siti Munawaroh Ismail; Wahidin Wahidin
Jurnal Basicedu Vol 6, No 4 (2022): August Pages 5501-7663
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i4.3439

Abstract

Komunikasi ilmiah merupakan komunikasi yang harus diterapkan pada diri peserta didik. melatih komunikasi ilmiah dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic) berbasis PJBL (Project Based Learning) atau Proyek STEM. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis kemampuan komunikasi ilmiah siswa sekolah dasar dengan menggunakan proyek STEM. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang digunakan yaitu data primer. Data primer dilakukan secara langsung oleh peneliti. Subjek penelitian ini yaitu 5 orang siswa sekolah dasar dan 5 Guru Sekolah Dasar. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti Observasi, Wawancara, dan dokumentasi.  Berdasarkan hasil analisis dengan menerapkan proyek STEM pada proses pembelajaran mampu melatih dan melatih peserta didik dalam berkomunikasi ilmiah. Berdasarkan pembahasan komunikasi ilmiah peserta didik sekolah dasar mampu menerapkan proses pembelajaran yang terbaru dan menyenangkan. Dengan proses pembelajaran menggunakan proyek STEM, peserta didik memiliki wawasan baru, pengalaman baru, serta kemampuan baru. Dari hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa dengan proses pembelajaran STEM mampu melatih Komunikasi Ilmiah pada Peserta didik Sekolah dasar. Berdasarkan pembahasan komunikasi ilmiah peserta didik sekolah dasar mampu menerapkan proses pembelajaran yang terbaru dan menyenangkan. Dengan proses pembelajaran menggunakan proyek STEM, peserta didik memiliki wawasan baru, pengalaman baru, serta kemampuan baru. Dari hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa dengan proses pembelajaran STEM mampu melatih Komunikasi Ilmiah pada Peserta didik Sekolah dasar dan mampu menerapkan proses pembelajaran yang terbaru dan menyenangkan. Selain itu, dengan proses pembelajaran menggunakan proyek STEM, peserta didik memiliki wawasan baru, pengalaman baru, serta kemampuan baru. Dari hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa dengan proses pembelajaran STEM mampu melatih Komunikasi Ilmiah pada Peserta didik Sekolah dasar.
Etnomatematika: Konsep Matematika pada Kue Lebaran Indah Amanah Diniyati; Aisyah Nurwulan Ekadiarsi; Salsabila bila; Ika Akmalia Herva Herdianti; Tasya Amelia; Wahidin Wahidin
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.247 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v11i2.1255

Abstract

Pada saat belajar matematika sering mengalami kendala yang disebabkan ketika pembelajaran tidak memberikan contoh konkret dari objek matematika yang abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis etnomatematika yang terdapat di kue lebaran. Metode yang digunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Total objek yang diteliti ada 4 buah kue lebaran, yaitu kue lidah kucing, kue kastangel, kue putri salju, kue nastar, dan 1 subjek untuk diwawancara, yaitu pedagang kue. Teknik penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini diperoleh Diantaranya pada kue nastar yang terbentuk dari bangun ruang setengah bola, kue putri salju yang terbentuk dari juring dan tembereng lingkaran kue kastangel yang terbentuk dari bangun ruang balok, dan kue Lidah kucing yang terbentuk dari bangun datar persegi panjang dan setengah lingkaran. Diharapkan dari pembelajaran konstektual yang menggunakan kue lebaran sebagai media pembelajaran dapat membantu serta menambah wawasan dalam memahami konsep bangun geometri pada matematika.At the time of learning mathematics often experience obstacles caused when learning does not provide concrete examples of abstract mathematical objects. The purpose of this study was to analyze the ethnomathematics contained in the Eid cake. The method used is qualitative research with an ethnographic approach. The total objects studied were 4 Eid cakes, namely cat tongue cake, kastangel cake, snow-white cake, nastar cake, and 1 subject to be interviewed, namely a cake seller. This research technique uses observation, interviews, and documentation. The results of this study were obtained. Among them are nastar cakes which are formed from a half-spherical shape, snow princess cakes which are formed from circles and circles of kastangel cakes which are formed from blocks of space, and cat's tongue cakes which are formed from rectangular and semi-circular flat shapes. It is hoped that contextual learning using Eid cakes as a learning medium can help and add insight into understanding the concept of geometric shapes in mathematics.
Etnomatematika: Museum Fatahillah Jakarta Sebagai Bahan Pembelajaran Matematika Adella Irma Wiyanti; Dyah Ayu Wulandari; Febbyana Ilwan Kajori; Salsabilla Indah Alfiani; Wahidin Wahidin
Journal Mathematics Education Sigma [JMES] Vol 3, No 2 (2022): JOURNAL MATHEMATICS EDUCATION SIGMA
Publisher : Journal Mathematics Education Sigma [JMES]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jmes.v3i2.11050

Abstract

Pelatihan Kompetensi Literasi dan Numerasi Guru sebagai Penguatan Menghadapi Kurikulum Merdeka Leni Marlena; Wahidin Wahidin; Ummu Salma Al Azizah
Jumat Pendidikan: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNWAHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32764/abdimaspen.v3i3.2844

Abstract

Mulai tahun 2022, Kurikulum Merdeka dapat diterapkan oleh satuan pendidikan meskipun bukan Sekolah Penggerak, mulai dari TK-B, SD dan SDLB kelas I dan IV, SMP dan SMPLB kelas VII, SMA dan SMALB dan SMK kelas X. Selain itu sejak tahun 2021, UN diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter, yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter. Padahal peringkat Indonesia pada kemampuan literasi, numerasi, dan sains berdasarkan hasil TIMSS dan PISA selama 18 tahun tidak mengalami peningkatan yang signifikan, Indonesia selalu berada di peringkat 10 terbawah pada hasil tes PISA. Menghadapi kurikulum Merdeka ini, Guru harus mampu mengajar berbasis kemampuan literasi dan numerasi, karena hal ini lah yang menjadi indikator dalam penilaian berbasis AKM dan PISA. Apabila Guru menguasai literasi dan numerasi, maka guru dapat menyampaikan materi – materi terkait literasi dan numerasi dengan jelas dan benar. Guru diharapkan berinovasi mengembangkan kompetensi siswa melalui berbagai pelajaran melalui pengajaran yang berpusat pada siswa. Pada kegiatan program kemitraan masyarakat ini, pengabdi bekerja sama dengan SMPN 210. Pengabdi memberikan materi mengenai pembelajaran berbasis literasi dan numerasi. Selama program pengabdian berlangsung, Guru diberikan pengetahuan mengenai literasi dan numerasi yang bermanfaat untuk menambah kompetensi literasi dan numerasi Guru.
Penerapan Metode Brainstorming Berbantu Alat Peraga terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik Hella Jusra; Syifa Rahmadiana; Wahidin Wahidin
Jurnal Pendidikan Matematika IKIP Veteran Semarang Vol 4 No 2 (2020): Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang
Publisher : Urogram Studi Pendidikan Matematika, Universitas IVET

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.474 KB) | DOI: 10.31331/medivesveteran.v4i2.1116

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menelaah dan menghasilkan kajian tentangimplementasi metode Brainstorming berbantu alat peraga matematika terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengansampel yang diteliti sebanyak 72 peserta didik tingkat SMP secara random. Penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan instrumen kemampuan komunikasi matematis berbentuk uraian. Teknik analisis data dengan menggunakan uji-t setelah dilakukan uji prasyarat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang diajar menggunakan metode Brainstormingerbantu alat peraga lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diajar menggunakan metode Brainstorming berbantu alat peraga. Hal ini dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Brainstormingberbantu alat peraga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan kriteria sedang. Kata kunci:metode Brainstorming, alat peraga, kemampuan komunikasi matematis. ABSTRACT Thestudy aims to determine whether or not there is an implementation of theBrainstorming method assisted aid teaching to the students’mathematical communication ability. Thesample of this research are 72 students. The research used data collection method by using instrument test of mathematical communication ability in the form ofdescription. Data analysis techniques using t-test after the prerequisite test. Based on the results of the study it was found that the average of mathematical communication ability of students taught using the Brainstorming methodassisted props were higher than those not taught using the Brainstorming methodassisted props. It can be concluded that theBrainstorming method assisted props can improve mathematical communication ability of students with medium criteria. Keywords: Brainstorming method, aid teaching, mathematics communication ability.
EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA MASJID AGUNG KOTA TASIKMALAYA Widya Saviraningrum; Wahidin Wahidin
Jurnal Lebesgue : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Lebesgue : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistik
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/lb.v4i2.281

Abstract

Cultural mathematics is a way of designing mathematics that is meaningful and relatable to cultural communities. Cultural learning is more interesting and fun to learn because of the socio-cultural construction in which mathematics has been embedded in human history and activities. Learning that is oriented towards mathematics and culture is called ethnomathematics. Each area has historical buildings that can be observed by culture. One of the historical places in Tasikmalaya, West Java, is the Great Mosque of Tasikmalaya City. The purpose of this study was to explore the mathematical concepts contained in the Great Mosque of Tasikmalaya City and to find out the development of numeration in the Great Mosque of Tasikmalaya City. This type of research is qualitative research with an ethnographic approach. Data collection was carried out using observation, interviews, case studies, and documentation. The results of this study are the mathematical concepts contained in the Great Mosque of Tasikmalaya City, namely the concept of flat shape, geometric concept, arithmetic sequence concept, palindrome number concept, geometric reflection transformation concept, and numeration development