Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INDUKSI MATEMATIKA DAN TEORI BINOMIAL BERBASIS PEMBUKTIAN Nurafni Nurafni; Asih Miatun; Hikmatul Khusna; Hella Jusra
KALAMATIKA Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1 (2019): KALAMATIKA April 2019
Publisher : FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.855 KB) | DOI: 10.22236/KALAMATIKA.vol4no1.2019pp89-108

Abstract

Students' ability in solving argumentation in mathematical induction and binomial theory is still lacking based on the results of the exam, so that evidence-based teaching materials are prepared. This study uses design research methods with the subject from 2nd semester students of the Mathematics Education Study Program. This research is a development research consisting of 6 stages: Identification of needs, Planning, Initial product development, Initial product testing, Product revision, Field trials so as to produce teaching materials. The results of the lecturer and student validation show that the teaching materials are valid and feasible to use with an average score of 45 and 45,9333. While the test of the effectiveness of teaching materials used using the t-test obtained results that ttest> ttable, 5.83 > 2.11 which means there is an increase in the average value of students before and after using teaching materials. With the increase in value, it indicates that the instructional materials prepared are effectively used.
Analisis Sikap Siswa terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Hella Jusra; Luthfiyah Aulia Iskandar
KALAMATIKA Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5 No 2 (2020): KALAMATIKA November 2020
Publisher : FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.03 KB) | DOI: 10.22236/KALAMATIKA.vol5no2.2020pp181-194

Abstract

This study aims to identify the attitudes of students on the ability to solve problems with mathematics. The attitudes of students evaluated in this study include self-confidence, anxiety, enthusiasm, and self-regulated mathematics learning. The research subjects were 79 students in grade VIII. The researcher re-concentrated on three students from all of them, who had mathematical problem-solving skills in the high, medium, and low groups. These subjects were selected from students who focused on problem-solving mathematical skills, questionnaires on the attitudes of students, and interviews with researchers. The instruments used to collect were an instrument of problem-solving mathematical ability and an instrument of students’ attitudes in the form of student attitudes towards mathematics questionnaire. The research method used is descriptive qualitative. The findings have shown that the majority of students are balanced between excited and unexcited on mathematics. The majority reason for students who are enthusiastic about mathematics is that they can improve their abilities, talents, and knowledge. Others have different explanations such as having the resources; formulas and problems, making them feel challenged; thinking that mathematics is important. The majority of students had a low category of self-confidence and anxiety towards mathematics, and had a moderate level of enthusiasm in mathematics and self-regulated learning.
Analysis of Students' Mathematical Problem Solving Ability in Solving HOTS Problems in terms of Mathematical Resilience Fitria Dwi Nurjannah; Hella Jusra
Daya Matematis: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Vol 9, No 2 (2021): Juli
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jdm.v9i2.21472

Abstract

This research purposed to describe students' mathematical problem solving abilities in solving HOTS questions based on mathematical resilience. This type of research is descriptive qualitative research with the subjects of this study were class VII students, totaling 218 students who were selected by purposive sampling. The research subjects were grouped into 3 categories based on mathematical resilience: high, medium, and low. The instrument used is a mathematical resilience questionnaire, a written test of mathematical problem solving ability, and an interview. This study indicates that from 115 students, there are 8 students with low mathematical resilience category, 79 students with medium mathematical resilience category, and 28 students with high mathematical resilience category. Some students are in the category of moderate mathematical resilience. And each high, medium and low category has different mathematical problem solving abilities in solving HOTS questions.
Pelatihan untuk Guru-Guru SD dalam Membuat Instrumen HOTs Mata Pelajaran Matematika Hella Jusra; Fitri Alyani
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 12, No 1 (2021): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v12i1.4206

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan mengingat di tahun 2019, Kurikulum 2013 wajib diterapkan di seluruh Sekolah Dasar di Indonesia. Namun, di SD Negeri Pondok Ranggon 03 belum menerapkan dan masih mengalami kesulitan dalam membuat RPP terutama poin indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran. Selain itu, Mengembangkan poin-poin pada indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta mengaitkan mata pelajaran matematika yang sesuai dengan tema. Hal lain yang menjadi kendala adalah bagaimana membuat pertanyaan-pertanyaan yang dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah yang diberikan. Membuat siswa bernalar terhadap permasalahan kontekstual yang dianggap sulit bagi guru. Kesulitan lain dalam pembuatan RPP ada pada poin indikator pencapaian kompetensi dimana kata kerja yang digunakan hanya mengukur aspek pengetahuan, pemahaman dan aplikasi. Metode yang digunakan adalah 1) tim pengabdian masyarakat memberikan seminar mengenai kurikulum 2013, 2) tim pengabdian masyarakat mengadakan kegiatan workshop terkait dengan seminar yang telah diberikan sebelumnya, dan 3) hasil pekerjaan peserta dari kegiatan workshop dikumpulkan kepada tim dan diberikan masukan oleh narasumber. Peserta dapat membuat instrumen dan indikator pencapaian kompetensi yang berbasis HOTs.
Analisis Kesulitan Belajar Dan Self Confidence Anak Berkebutuhan Khusus Slow Learner Dalam Pembelajaran Matematika Oriza Sarah Safitri; Hella Jusra
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jpmr.v6i2.16444

Abstract

Penelitian dilakukan untuk memberikan suatu deskripsi mengenai kesulitan belajar dan self confidence pada anak yang memiliki kebutuhan khusus tipe S1ow learner khususnya dalam pelajaran matematika. Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan subjek yang ditetapkan adalah 2 anak kebutuhan khusus S1ow learner pada tingkat VIII. Peneliti menetapkan kuisioner, observasi dan wawancara di dalam mengumpulkan data. Penelitian yang dilakukan memberikan sebuah hasil dimana terdapat bukti bahwa anak dengan kebutuhan khusus tipe S1ow leaner memiliki tingkat belajar yang sulit dalam memahami pelajaran matematika yaitu pada bagian berhitung seperti pertambahan, perkurangan, pembagian dan perkalian, melakukan penghafalan rumus serta kesulitan dalam memahami keseluruhan pelajaran matematika. Hal tersebut disebabkan oleh (1) Minat yang kurang dalam pelajaran matematika sehingga kesulitan untuk berhitung; (2) Kurangnya kebiasaan dalam belajar matematika sehingga membuat kesulitan dalam menerapkan rumus pada soal, dan (3) Kurangnya konsentrasi dalam belajar matematika sehingga sulit untuk memahami materi. Terdapat sebuah fakta bahwa anak dengan kebutuhan khusus sangat sulit untuk memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Anak tersebut tidak akan memiliki tingkat optimistik pada saat mendapatkan kritikan. Tetapi, anak tersebut mampu dalam melakukan sebuah pengambilan keputusan serta berpendapat.
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI BERDASARKAN MATH ANXIETY Windy Safitri, Hella Jusra
Gammath : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Matematika Vol 5, No 2 (2020): Gammath : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/gammath.v5i2.3542

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan math anxiety siswa. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA di Jakarta dengan jumlah 66 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket Math Anxiety dan tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Penelitian ini  merupakan penelitian deskriptif statistik dengan teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi bivariate pearson dan deskripsi data. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa siswa yang memiliki tingkat math anxiety tinggi maka kemampuan pemecahan masalah matematis siswa rendah. Sebaliknya, siswa yang memiliki tingkat math anxiety rendah maka kemampuan pemecahan masalah matematis siswa tinggi.Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Math Anxiety
Profil Pendidikan Inklusif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik Slow Learner Yeci Mey Linda; Hella Jusra
ANARGYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/anargya.v4i2.6365

Abstract

This study aims to determine the profile of inclusive education in regular schools, based on policies for implementing inclusive education in every school since PPDB in 2019, as well as the mathematical problem solving abilities of slow learner inclusive students. The research method used in this research is a case study qualitative research method, where the researcher examines in depth the profile of inclusive education in the research area, the mathematical problem solving ability of slow learner students. The study was conducted at SMA Negeri 96 Jakarta, with two slow learner participants sitting in class XI MIPA, namely the first participant (SN) and the second participant (DR). Data collection techniques were carried out by observation, interviews and documentation. Data analysis before the research was conducted was used by researchers to determine slow learner participants and the place of research. analysis when the research was conducted using the Miles and Huberman model, namely data reduction, data presentation and conclusion drawing. The validity of the data was checked by data triangulation, source triangulation and time triangulation. The results of the study show that inclusive education for slow learners in regular schools is the same as regular education, there are no modifications in terms of curriculum or question instruments, as well as completeness standards. The mathematical problem solving ability of slow learner students is in the moderate to low range, this is based on the difficulty of slow learners in making mathematical models.
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik Berdasarkan Adversity Quotient Niken Septianingtyas; Hella Jusra
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Mathematics Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cendekia.v4i2.263

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik berdasarkan Adversity Quotient (AQ) dengan mengetahui hubungan antara kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dengan AQ, serta mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik sesuai dengan tingkatan AQ yang dimilikinya. AQ adalah suatu penilaian yang mengukur bagaimana respon seseorang dalam menghadapi masalah untuk dapat diberdayakan menjadi peluang. Adversity Quotient (ketahanmalangan) dialami oleh semua golongan termasuk peserta didik, maka dari itu perlu dilakukan kajian mendalam terkait hubungan antara AQ dengan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 132 peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri di Jakarta. Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan non tes berupa angket AQ. Hasil dari penelitian ini adalah 1,5% peserta didik memiliki AQ tipe climbers, 41,7% peserta didik memiliki AQ tipe peralihan climbers-campers, dan 56,8% peserta didik memiliki AQ tipe campers, serta terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah matematis dan AQ. Kesimpulan penelitian ini adalah peserta didik dengan AQ tipe climbers yaitu memiliki sifat untuk pantang menyerah, peserta didik AQ tipe peralihan climbers- campers memiliki sifat keduanya yaitu sifat climbers dan campers, dan peserta didik AQ tipe campers memiliki sifat mudah menyerah dan merasa puas.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik Ditinjau dari Resiliensi Matematis dan Gender Rizqy Ayu Nurfitri; Hella Jusra
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika: Volume 5 Nomor 2, In press
Publisher : Mathematics Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cendekia.v5i2.723

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah sebuah kebutuhan yang wajib dimiliki oleh peserta didik namun faktanya kemampuan yang dimiliki termasuk kategori rendah karena muncul sikap negatif pada pelajaran matematika yang disebabkan oleh kesulitan dan hambatan yang dialami. Menganalisis dan mendeskripikan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik ditinjau dari resiliensi matematis dan gender merupakan tujuan dari penelitian. Pemilihan subjek dengan teknik purposive sampling dengan 6 subjek penelitian kelas VII yang memenuhi kriteria. Penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif adalah jenis penelitian yang digunakan dengan menggunakan instrumen non tes angket resiliensi matematis, tes kemampuan pemecahan masalah matematis, dan wawancara. Kriteria dalam menentukan keenam subjek berdasarkan resiliensi matematis yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah masing-masing kategori terdapat dua orang yang terdiri dari perempuan dan laki-laki. Penelitian ini menggunkan analisis data model Miles dan Huberman dengan hasil kedua subjek resiliensi tinggi tidak mudah menyerah saat mengalami kesulitan dan mampu memenuhi keempat indikator pemecahan masalah namun perempuan lebih baik dari laki-laki, sedangkan subjek yang memiliki resiliensi sedang hanya mampu memenuhi tiga indikator pemecahan masalah dimana subjek kurang mampu memenuhi indikator melaksanakan rencana karena kurang teliti dalam menyelesaikan masalah, namun subjek laki-laki lebih baik dari perempuan dan kedua subjek cenderung tidak menyerah saat mengalami kesulitan. Kedua subjek yang memiliki resiliensi rendah mudah menyerah saat mengalami kesulitan dan belum mampu memenuhi keempat indikator, namun perempuan lebih baik dari laki-laki.
Peningkatan Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur’an Bagi Ibu-ibu Pengajian Hella Jusra; Totong Heri
Jurnal SOLMA Vol. 10 No. 1s (2021): Spesial Issue
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v10i1s.1479

Abstract

Al Qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat muslim. Oleh karena itu, mempelajari Al Qur’an bagi umat muslim merupakan hal yang sangat penting. Program pengabdian kepada masyarakat ini akan memberikan pengajaran dalam membaca dan menulis Al-Qur’an untuk menghadapi permasalahan yang dialami komunitas pengajian di daerah Pos Pengumben, yaitu kurang memahami perubahan bunyi dan tanda baca pada kalimat-kalimat Al-Quran, kurang memahami istilah-istilah dalam Al-Qur’an, dan belum bisa menulis kalimat pada Al-Qur’an dengan benar. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode drill dan demonstrasi dari pengenalan huruf-huruf hijaiyah, pengenalan istilah-istilah dalam Al-Qur’an, dan memahami kaidah bacaan Al Qur’an.