Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penerapan sistem penyamakan kombinasi krom pada kulit ikan kakap merah (Lutjanus sp.) untuk bahan kulit atasan sepatu wanita Rihastiwi Setiya Murti; Heru Budi Susanto; Asri Dwi Pratiwi
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 36, No 2 (2020): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20543/mkkp.v36i2.6215

Abstract

Telah dilakukan penerapan sistem penyamakan kombinasi krom pada kulit ikan kakap merah (Lutjanus sp.) untuk shoe upper sepatu wanita. Kulit ikan kakap merah merupakan limbah dari industri filet ikan kakap yang dapat dimanfaatkan untuk bahan baku industri penyamakan kulit. Kulit ikan kakap merah mempunyai rajah yang unik, menarik, dan eksotis, sehingga memungkinkan untuk dibuat menjadi kerajinan maupun sepatu wanita. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi yang optimum antara bahan penyamak krom, nabati, dan glutaraldehid untuk shoe upper sepatu wanita. Terdapat 3 variasi kombinasi penyamakan yaitu kombinasi krom-krom, kombinasi krom-glutaraldehid, dan kombinasi krom-mimosa. Sifat-sifat mekanis, parameter ekolabel, identifikasi gugus fungsional, morfologi permukaan, dan distribusi unsur-unsur dalam kulit ikan kakap merah tersamak telah diuji. Hasil uji menunjukkan bahwa sistem penyamakan kombinasi krom-mimosa merupakan formula yang optimum untuk bahan kulit atasan sepatu wanita. Seluruh variasi penyamakan memenuhi persyaratan kriteria ekolabel SNI 19-7188.3.1-2006.
Aplikasi Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor Daun Sambiloto (Andrographis Peniculata) dan Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiaca L) sebagai Antibakteri pada Kulit Rihastiwi Setiya Murti; Emiliana Kasmudjiastuti; Ageng Priatni; Eli Rohaeti; Masiswo Masiswo
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.2 Desember 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i2.7246

Abstract

Nanopartikel perak banyak dikembangkan karena sifat-sifatnya sebagai antimikroba, digunakan dalam berbagai bidang industri, diantaranya industri kulit. Antimikroba sangat dibutuhkan dalam proses penyamakan kulit agar kulit menjadi lebih awet. Kulit dapat dikonversi menjadi aneka barang kulit dengan sentuhan finishing yang eksotis seperti ecoprint dan batik kulit. Tujuan penelitian adalah untuk  mengetahui pengaruh nanopartikel perak dengan reduktor ekstrak daun sambiloto dan kulit pisang kepok sebagai anti bakteri pada kulit domba tersamak. Dalam penelitian ini, digunakan nanopertikel perak yang disintesis dengan reduktor daun sambiloto dan ekstrak pisang kepok. Hasil uji aktifitas pertumbuhan bakteri S.aureus dan E.coli, menunjukkan bahwa daun sambiloto sebagai reduktor mempunyai kemampuan terbaik untuk menghambat bakteri E.coli. Hasil analisis FTIR menunjukkan penurunan absorbansi terutama dalam penyerapan gugus –OH dan N-H serta gugus -C=O karena gugus-gugus tersebut berinteraksi dengan nanopartikel perak. Hasil pengamatan morfologi menggunakan SEM menunjukkan adanya butiran berbentuk bulat (spherical) yang tersebar dalam jaringan kulit yang berarti telah terjadi ikatan nanopartikel perak pada struktur  jaringan kulit domba tersamak. Jumlah butiran bulat yang tersebar pada struktur jaringan kulit domba tersamak setelah diberi nanopartikel perak dengan reduktor daun sambiloto tampak lebih banyak dibandingkan dengan kulit setelah diberi nanopartikel perak dengan reduktor kulit pisang kepok.  
Bahaya Kromium Hexavalen (Cr VI) Pada Kulit Dan Produk Kulit Samak Krom Serta Upaya Pencegahannya Rihastiwi Setiya Murti; Sugihartono Sugihartono
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.14 No.2 Desember 2020
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v14i2.6536

Abstract

Garam kromium merupakan bahan penyamak yang paling banyak digunakan oleh industri penyamakan kulit di dunia. Keberadaan dan jumlah Cr (VI) pada kulit samak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pada saat pengerjaan dan penggunaan bahan penyamak kulit dan bukan merupakan faktor intrinsik kulit samak krom.  Ambang batas Cr (VI) pada kulit samak krom maksimum 3 mg/kg kulit. Kromium heksavalen bersifat toksik, karsinogenik, mutagenik, nekrosis hati dan ginjal, serta merupakan penginduksi dermatitis kontak alergi. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang bahaya krom heksavalen pada kulit samak krom dan cara-cara pencegahannya. Pencegahan timbulnya kromium pada kulit samak dapat dilakukan melalui penggunaan kromium trivalen yang terbebas dari Cr (VI), dan bahan lainnya serta pengendalian pada proses penyamakan dan proses finishing.