Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Peningkatan mutu blanket karet alam melalui proses predrying dan penyemprotan asap cair Afrizal Vachlepi
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 33, No 1 (2017): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.053 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v33i1.1702

Abstract

Most of Indonesian rubber products SIR 20 are made from the material of raw rubber obtained from smallholders. However, the quality of this material is not good enough. Thus, quality improvement has to be carried out by manufacturers. The liquid smoke used during the blanket hanging process can improve the quality of the rubber products SIR 20. This research aimed to determine and study the effects of liquid smoke spraying and blanket-hanging duration on the drying factor, the dry rubber content, technical quality, vulcanization characteristics, and physical properties of vulcanized natural rubber. Treatments consisted of various hanging duration (6, 8, and 10 days, and without hanging) and spraying (with and without spraying of liquid smoke). The results showed that the spraying of liquid smoke on natural rubber blankets could improve the technical quality of the natural rubber, especially the values of Po and PRI. The spraying of liquid smoke could reduce the blanket hanging duration to 6-8 days. The blankets sprayed with liquid smoke had the optimum cure time of around 15 minutes and 19 seconds and the scorch time of around 3 minutes and 22 seconds. These values indicated that the vulcanization characteristics of blankets which were sprayed with liquid smoke were generally better than those of blankets which were not sprayed with liquid smoke.Keywords: liquid smoke, natural rubber, blanket quality, hanging.
PRODUKSI KARET SIR 20CV MENGGUNAKAN FORMULA HIDRAZIN HIDRAT DAN AMMONIUM SULFAT SEBAGAI ADITIF Afrizal Vachlepi
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 29, No 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1127.484 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v29i1.3485

Abstract

The main product of Indonesia natural rubber is SIR 20. The quality improvement can be done by converting the production of natural rubber SIR 20 to SIR 20 constant viscosity (SIR 20CV). The production of natural rubber SIR 20CV need the stabilizing agents among other a mixture of hydrazine hydrate and ammonium sulfate. The research purpose was to find out and to study the formulation and dosage of the mixture hydrazine hydrate and ammonium sulfate on the production of constant viscosity rubber. This research used factorial completely randomized design with the treatment factor consist of percentage of mixture hydrazine hydrate-ammonium sulfate (treatment A), additive dosage (treatment B) and control (HNS and blank/without additive). The treatment A consists of 50%:50% (A1), 70%:30% (A2), and 30%:70% (A3). The treatment B consists of 0.05% (B1), 0.10% (B2), 0.15% (B3) and 0.20% (B4). Parameters were latex coagulation condition, dry rubber content, and technical quality (initial plasticity/Po, plasticity retention index/PRI, Mooney viscosity/MV, stability viscosity index/SVI, volatile content and ash content). The analysis of technical quality was compared with requirements of SNI 06-1903-2000 about SIR. The results showed that the use of mixed additives of hydrazine hydrate and ammonium sulfate had a significant effect on the parameter pH of latex coagulation, dry rubber content, plasticity, Mooney viscosity, and viscosity stability index of the rubber SIR 20CV. The best treatment was obtained by the treatment of A3B1, which is 30% hydrazine hydrate and 70% ammonium sulfate with a dosage of 0.05%, because could produce natural rubber SIR 20CV with grade CV-70 in accordance with SNI 06-1903-2000.
Pemanfaatan Asap Cair Dari Pirolisis Limbah Perkebunan Karet Sebagai Koagulan Lateks Afrizal Vachlepi; Risal Ardika Ardika
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.372 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v14i1.4397

Abstract

Abstrak ; Kayu dan tunggul dari hasil peremajaan perkebunan karet masih belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga menjadi limbah. Limbah kayu karet dapat diolah menjadi asap cair melalui proses pirolisis supaya lebih bermanfaat. Penggunaan asap cair dari kayu karet ini diprediksi menghasilkan karet bermutu baik sesuai dengan SNI 06-1903-2000 tentang SIR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh waktu proses pirolisis kayu karet terhadap karakteristik asap cair, kadar karet kering koagulum lateks dan mutu teknis karet alam yang diproduksi menggunakan asap cair dari kayu karet. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pirolisis kayu karet selama 5 jam menghasilkan asap cair dengan karakteristik yang diperlukan sebagai koagulan lateks, yaitu pH 2,72 dan kadar asam 11,4%. Penggumpalan lateks menggunakan asap cair dari perlakuan pirolisis selama 5 jam akan menghasilkan koagulum dengan kadar karet kering sebesar 34,45%. Mutu teknis karet alam yang digumpalkan dengan asap cair tersebut memenuhi persyaratan mutu SNI 06-1903-2000 tentang SIR, yaitu Po 41, PRI 83,6, viskositas Mooney 74, SVI 2,7, kadar abu 0,49%, dan kadar zat menguap 0,40%.kata kunci : asap cair, koagulan, kayu karet, mutu
INHIBISI KOROSI OLEH HIDROKSILAMIN NETRAL SULFAT TERMODIFIKASI TERHADAP BAJA KARBON - (The Corrosion Inhibition by Modified Hydroxylamine Neutral Sulfate on Carbon Steel) Afrizal Vachlepi; Didin Suwardin
Biopropal Industri Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.874 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v7i2.1316

Abstract

Production of natural rubber SIR 20CV requires Hydroxylamine Neutral Sulfate (HNS) as stabilizing agent which serves to stabilize viscosity of natural rubber. Several methods of HNS applications among others are spraying, soaking and mixing into the latex. The HNS use may cause corrosion of processing equipments. The aims of this research were to explore the charateristics of modified HNS as stabilizing agents to reduce the corrosion attack on carbon steel. Treatments were consisted of pure HNS and modified HNS. The method was weight loss method with planned interval test. Removal of corrosion products on metal specimen was done by chemical cleaning method based on ASTM G1-90. The results showed that weight loss percentage and corrosion rate of carbon steel by modified HNS were lower than pure HNS. Corrosion resistance criteria of carbon steel by modified HNS was classified as outstanding. Inhibition efficiency of corrosion by modified HNS reached around 98-99%.Keywords: corrosion, inhibition, modified HNS, natural rubber ABSTRAKProduksi karet alam SIR 20CV memerlukan hidroksilamine netral sulfat (HNS) sebagai bahan pemantap yang berfungsi menjaga viskositas karet alam stabil. Beberapa metode aplikasi HNS antara lain penyemprotan, perendaman dan pencampuran ke dalam lateks. Penggunaan HNS dapat menyebabkan korosi pada peralatan pengolahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui karakteristik inhibisi bahan pemantap HNS termodifikasi dalam mengurangi serangan korosi terhadap logam baja. Perlakuan yang diberikan terdiri atas HNS murni dan HNS termodifikasi. Metode yang digunakan adalah metode kehilangan berat dengan planned interval test. Penghilangan produk korosi pada spesimen logam baja karbon dilakukan dengan metode pembersihan kimia berdasarkan ASTM G1-90. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kehilangan berat dan laju korosi baja karbon oleh HNS termodifikasi lebih rendah dibandingkan HNS murni. Kriteria ketahanan korosi logam baja karbon oleh HNS termodifikasi tergolong luar biasa. Efisiensi inhibisi serangan korosi oleh HNS termodifikasi mencapai sekitar 98-99%.Kata kunci: HNS termodifikasi, inhibisi, karet alam, korosi
Aplikasi asetaldehida melalui teknik perendaman terhadap karakteristik mutu teknis karet alam Afrizal Vachlepi
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 35, No 2 (2019): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20543/mkkp.v35i2.5038

Abstract

Bahan baku untuk produksi karet SIR 20 sebagian besar berasal dari kebun petani sehingga pabrik ban mulai mensubstitusi dengan karet viskositas mantap yang lebih efisien. Produksi karet viskositas mantap memerlukan bahan aditif seperti asetaldehida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari karakteristik mutu teknis karet alam yang diproduksi menggunakan bahan olah karet (bokar) dengan berbagai jenis koagulan dan waktu perendaman dalam bahan pemantap asetaldehida menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berbagai jenis koagulan dan waktu perendaman dalam larutan asetaldehida berpengaruh secara signifikan pada parameter mutu P0, PRI, viskositas Mooney dan kadar abu, tetapi tidak berpengaruh terhadap SVI dan kadar zat menguap. Mutu karet alam yang dihasilkan dari berbagai perlakuan sesuai dengan persyaratan mutu SIR 20 berdasarkan SNI 06-1903-2000. Hanya karet alam dengan koagulan asap cair yang memenuhi persyaratan mutu untuk karet alam CV-70 dimana viskositas Mooney karet alam tersebut sebesar 75-76.
KOROSIVITAS KOAGULAN ASAM SULFAT PADA PERALATAN DI PABRIK PENGOLAHAN KARET ALAM Afrizal Vachlepi; Didin Suwardin
Warta Perkaretan Vol. 35 No. 1 (2016): Volume 35, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.323 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v35i1.80

Abstract

Salah satu tahapan penting dalam pengolahan karet alam adalah proses penggumpalan (koagulasi) yang memerlukan bahan penggumpal (koagulan). Survei yang dilakukan di Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan bahwa koagulan yang paling banyak digunakan petani adalah asam sulfat. Penggunaan asam sulfat sebagai koagulan karet alam dapat memicu terjadinya korosi pada peralatan di pabrik pengolahan karet alam karena sifatnya yang korosif. Aplikasi asam sulfat 2% sebagai koagulan meningkatkan laju korosi logam baja yang paling banyak digunakan sebagai bahan utama peralatan di pabrik pengolahan karet alam. Laju korosi logam baja dalam lingkungan asam sulfat tergolong korosi yang buruk/jelek. Untuk mengurangi dampak negatif yang disebabkan dari proses korosi logam baja perlu dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian korosi. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan serangan korosi antara lain menggunakan koagulan tidak korosif, menggunakan peralatan dengan material khusus yang tahan terhadap serangan korosi dan menggunakan senyawa inhibitor yang mampu menghambat proses korosi.
PERBANDINGAN CARA PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN LABORATORIUM DAN ALAT PENGERING SKALA PABRIK TERHADAP KADAR KARET KERING (KKK) Afrizal Vachlepi; Mili Purbaya
JURNAL STANDARDISASI Vol 19, No 3 (2017)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v19i3.589

Abstract

Jenis bahan olah karet di Indonesia umumnya berupa sleb dan lum mangkok. Transaksi jual-beli bahan olah karet ditentukan kadar karet kering (KKK). Kadar karet kering menunjukkan persentase partikel karet (karet kering) di dalam bahan olah karet. Pengujian KKK koagulum dapat dilakukan baik pada skala laboratorium maupun skala pabrik pengolahan karet remah. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji perbedaan penggunaan oven laboratorium dan alat pengering skala pabrik terhadap faktor pengeringan dan KKK karet. Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara statistik dengan menggunakan uji statistic independent sample t-test. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program computer Statistical Product and Service Solution (SPSS) serie 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan menggunakan dryer pabrik menghasilkan nilai KKK yang agak sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pengujian yang menggunakan pengering oven laboratorium. Tetapi perbedaan ini tidak signifikan, seperti yang ditunjukkan oleh hasil pengujian statistic. Selain itu, hasil perhitungan tingkat kesalahan juga diperoleh nilai yang sangat rendah yang mengindikasikan sedikitnya tingkat kesalahan dalam pengukuran.