Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Komposisi Dan Ukuran Partikel Pasir Kuarsa Terhadap Karakteristik Vulkanisasi Kompon, Sifat Ketahanan Ozon Dan Visual Karet Rahmaniar Rahmaniar; Mili Purbaya
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 30, No 1 (2019): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.51 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v30i1.5235

Abstract

Pasir kuarsa dengan kandungan silikanya dapat menjadi alternatif filler untuk pembuatan barang jadi karet seperti karet perapat pada katup tabung LPG. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi dan ukuran pasir kuarsa terhadap karakteristik vulkanisasi kompon, sifat ketahanan ozon dan uji visual. Komposisi pasir kuarsa terdiri dari 50, 55 dan 60 phr, sedangkan ukuran partikel pasir kuarsa adalah 100 dan 400 mesh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasir kuarsa dengan komposisi 50 phr dan ukuran partikel 400 mesh menghasilkan nilai karakteristik vulkanisasi terbaik dengan nilai torsi masimum (SMax) 3,85 kg/cm, torsi minimum (SMin) 0,02 kg/cm, waktu pematangan optimum (t90)  5,09 menit dan waktu scorch (ts2) 3,52 menit. Pengujian ketahanan ozon kompon karet dilakukan pada 25 pphm, 20% regangan 40 oC selama 48 jam, dimana tidak ditemukan retak pada sampel dan pengujian secara visual  juga tidak ditemukan kecacatan pada kompon.
PENGARUH KLON DAN SODIUM METABISULFIT TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU TEKNIS KREP YANG DIHASILKAN Sherly Hanifarianty; Afrizal Vachlepi; Mili Purbaya
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 39, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v39i1.738

Abstract

Thin Pale Crepe (TPC) memiliki potensi untuk dikembangkan dengan bahan berbasis karet, antara lain sebagai perekat, peralatan bedah dan farmasi, peralatan olahraga, pembuatan barang bayi, dan mainan. Produk tersebut dapat menjadi andalan produk Indonesia. Kayu karet dipakai untuk mengeringkan produk TPC dengan menghembuskan udara panasnya. Potensi kayu dari hutan alam semakin berkurang, kayu karet dapat dijadikan pengganti kayu hutan alam. Sumber alternatif lainnya untuk pengeringan TPC adalah sinar matahari yang didapat dimaksimalkan dalam proses pengeringannya. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap kegiatan penelitian, yaitu 1) produksi TPC menggunakan lateks dari berbagai klon; dan 2) produksi TPC menggunakan beberapa dosis aditif sodium metabisulfit dengan menggunakan berbagai sumber energi terbarukan (biomassa, bayu, dan surya). Berdasarkan SNI 1903-2000, TPC dapat dipenuhi dengan berbagai klon dan dosis sodium metabisulfit. Warna yang dihasilkan yaitu kuning cerah dengan klon BPM 24, PB 260, dan GT 1.
AUDIT ENERGI DALAM PENGOLAHAN KARET Didin Suwardin; Mili Purbaya; Afrizal Vachlepi
Warta Perkaretan Vol. 35 No. 2 (2016): Volume 35, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.989 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v35i2.98

Abstract

Penggunaan energi di Indonesia dinilai masih belum efisien, hal ini ditunjukkan dengan nilai elastisitas energi dan intensitas energi masing-masing sebesar 2,69 dan 565 ton-oil-equivalent per 1 juta USD. Audit energi merupakan salah satu upaya untuk mengevaluasi pemanfaatan energi dan mengidentifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi dalam rangka konservasi energi. Penerapan audit energi dilakukan untuk semua sektor industri di Indonesia, termasuk industri pengolahan karet. Industri pengolahan karet remah merupakan industri yang banyak mengkonsumsi energi, dimana total kosumsi energi sebesar 26.257.005 kWh dengan produksi sebesar 45.240 ton. Korelasi konsumsi energi (Y) dengan produksi (X) adalah Y = 455 + 154 X dengan koefisien determinasi (rXY)=0.9. Potensi penghematan energi yang dapat dilakukan, diantaranya adalah efisiensi pada peralatan utama pengguna energi, efisiensi pada peralatan utilitas dan pelaksanaan sistem manajemen energi. Selain itu, konversi bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan juga dapat diterapkan dalam rangka konservasi energi.
KAJIAN TENTANG SELF-HEALING RUBBER SELF HEALING RUBBER REVIEW Mili Purbaya
Warta Perkaretan Vol. 34 No. 2 (2015): volume 34, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1082.307 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v34i2.252

Abstract

Barang jadi karet selama masa pemakaiannya dapat mengalami cracking. Untuk mengatasi masalah ini maka konsep self-healing dapat digunakan. Self-healing merupakan kemampuan dari suatu material untuk dapat memperbaiki dirinya sendiri setelah mengalami kerusakan. Konsep ini dapat digunakan untuk menambah umur pemakaian suatu produk. Strategi yang dapat digunakan dalam pembuatan material self-healing adalah : 1) Pembentukan ikatan silang pada polimer, 2) Pelepasan healing agent pada saat memproduksi polimer, dan 3) Menggunakan teknologi khusus seperti konduktiviti, electro-fluid-dynamic (EFD), migrasi nano partikel, efek shape memori dan co-deposition. Salah satu supramolekular polimer yang memiliki sifat elastis dan healing ability adalah self-healing rubber. Self-healing rubber disintesis melalui dua tahap sistesis, yaitu 1) pembuatan oligoamide, dan 2) mereaksikan oligoamide yang diperoleh dari tahap pertama reaksi dengan urea untuk menghasilkan self-healing rubber. Karet yang diperoleh memiliki sifat elastis dan sifat healing ability setelah mengalami kerusakan. Sifat ini tidak ditemukan dalam karet alam maupun karet sintesis. Jenis karet baru ini sangat menarik untuk dipelajari dan diaplikasikan untuk teknologi karet.
JENIS BAHAN PENGGUMPAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PARAMETER MUTU KARET SPESIFIKASI TEKNIS Didin Suwardin; Mili Purbaya
Warta Perkaretan Vol. 34 No. 2 (2015): volume 34, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.074 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v34i2.256

Abstract

Koagulan merupakan salah satu faktor penting dalam pengolahan Bahan Olah Karet (bokar). Terkait dengan semakin ketatnya persyaratan konsumen terhadap spesifikasi mutu karet remah di masa mendatang, maka perbaikan mutu bokar harus mendapat perhatian yang lebih seksama. Upaya perbaikan mutu bokar mencakup penggalakkan penggunaan koagulan anjuran di tingkat petani. Aspek mengenai jenis koagulan yang dianjurkan dan pengaruhnya terhadap parameter mutu uji dalam SNI 1903:2011 merupakan fokus bahasan dalam tulisan ini. Landasan teori dan pengetahuan mengenai koagulan disajikan untuk meningkatkan pemahaman dalam aplikasinya sesuai anjuran. Di samping itu akan diuraikan mengenai kondisi permasalahan koagulan serta upaya solusi yang diperlukan untuk perbaikan mutu bokar secara menyeluruh di masa mendatang. Penerapan analisis kimia kualitatif mengenai koagulan yang digunakan sebagai pelengkap pengujian secara visual dalam SNI 1903: 2011, juga disajikan agar memberikan kepastian mengenai hasil monitoring bagi petugas di lapangan.
PERBANDINGAN CARA PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN LABORATORIUM DAN ALAT PENGERING SKALA PABRIK TERHADAP KADAR KARET KERING (KKK) Afrizal Vachlepi; Mili Purbaya
JURNAL STANDARDISASI Vol 19, No 3 (2017)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v19i3.589

Abstract

Jenis bahan olah karet di Indonesia umumnya berupa sleb dan lum mangkok. Transaksi jual-beli bahan olah karet ditentukan kadar karet kering (KKK). Kadar karet kering menunjukkan persentase partikel karet (karet kering) di dalam bahan olah karet. Pengujian KKK koagulum dapat dilakukan baik pada skala laboratorium maupun skala pabrik pengolahan karet remah. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji perbedaan penggunaan oven laboratorium dan alat pengering skala pabrik terhadap faktor pengeringan dan KKK karet. Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara statistik dengan menggunakan uji statistic independent sample t-test. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program computer Statistical Product and Service Solution (SPSS) serie 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan menggunakan dryer pabrik menghasilkan nilai KKK yang agak sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pengujian yang menggunakan pengering oven laboratorium. Tetapi perbedaan ini tidak signifikan, seperti yang ditunjukkan oleh hasil pengujian statistic. Selain itu, hasil perhitungan tingkat kesalahan juga diperoleh nilai yang sangat rendah yang mengindikasikan sedikitnya tingkat kesalahan dalam pengukuran.