This Author published in this journals
All Journal agriTECH
Rika Puspitasari MZ
Departement Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Kampus IPB Dramaga

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Prevalensi Kapang Okratoksigenik dan Kandungan Okratoksin A pada Kopi Selang Semende Rika Puspitasari MZ; Harsi Dewantari Kusumaningrum; Ratih Dewanti Haryadi
agriTECH Vol 40, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (26.326 KB) | DOI: 10.22146/agritech.39542

Abstract

Kecamatan Semende, Kabupaten Muara Enim merupakan daerah penghasil kopi dengan produksi mencapai 92% dari komoditi hasil pertaniannya. Kopi selang adalah istilah lokal untuk kopi yang dipanen pada Desember- Juli sebelum musim panen raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kapang oktratoksigenik dan kandungan okratoksin A pada kopi selang Semende. Sejumlah 40 sampel kopi selang dikumpulkan dari petani (buah dan biji kopi beras), pengumpul (biji kopi beras), dan pengolah (bubuk kopi). Sampel dianalisis kadar air, mutu mikrobiologi dan kandungan okratoksin. Rata-rata kadar air buah kopi dan biji kopi asal petaniditemukan sebesar 69,88% dan 13,90%, sedangkan biji kopi asal pengumpul dan bubuk kopi asal pengolah sebesar 13,45% dan 2,97%. Kadar air biji kopi sedikit melebihi ketentuan dalam SNI yaitu 12,5%. Rata-rata angka lempeng total dan angka kapang-khamir pada bubuk kopi di tingkat pengolah adalah 1,90 Log CFU/g dan 1,99 Log CFU/g, masih memenuhi persyaratan yang berlaku untuk bubuk kopi. A. niger ditemukan pada buah kopi asal petani (50%), biji kopi asal petani (90%) maupun pengumpul (90%) dan pada bubuk kopi (30%). A. ochraceus hanya ditemukan pada biji kopi petani (10% ) dan bubuk kopi (30%). Hal ini menunjukkan bahwa kapang pencemar sudah ditemukan sejak dari tingkat petani. Walaupun demikian, kandungan okratoksin A relatif rendah dan masih memenuhi persyaratan yang ditentukan (maksimum 5 ppb). Okratoksin A pada biji kopi asal pengumpul ditemukan pada kisaran 0,86 ppb-2,81 ppb, sedangkan pada biji kopi asal petani sebesar 0,14 ppb dan pada bubuk kopi asal pengolah sebesar 0,19 ppb.