Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : agriTECH

Efek Pemanasan Skala Rumah Tangga terhadap Komponen Bioaktif Daun Kenikir (Cosmos caudatus) Ardiansyah Ardiansyah; Risqah Fadilah; Dody Dwi Handoko; Bram Kusbiantoro; Rizki Maryam Astuti
agriTECH Vol 39, No 3 (2019)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.479 KB) | DOI: 10.22146/agritech.43894

Abstract

Kenikir leaves (Cosmos caudatus) are one type of vegetable that is commonly consumed in Indonesia both in fresh or cooked forms. The research was aimed to investigate the effect of household scale heating (boiling, steaming, or microwave heating) on the total phenolic content (TPC), antioxidant activity, and bioactive components of kenikir leaves. The research was divided into several stages such as sample preparation, household scale processing method, extraction, TPC analysis by folin-ciocalteu method, antioxidant activity analysis by DPPH method, and bioactive components analysis (caffeic acid and ferulic acid) by a reversed-phase ultra-high-performance liquid chromatography. The TPC of fresh kenikir leaves extract was 148.29–262.36 mg/100 g WB. Boiling or microwave heating for 3 minutes significantly decreased (p<0.05) TPC and antioxidant activity of kenikir leaves, as well as caffeic acid and ferulic acid contents. The steaming or microwave heating for one minute didn’t show significant differences in TPC and antioxidant activity when compared to fresh kenikir leaves. Furthermore, the steaming or microwave heating for one minute could maintain caffeine acid and ferulic acid contents of kenikir leaves. The correlation analysis showed that there was a positive correlation between TPC and antioxidant activity of kenikir leaves (r = 0.904).
Perubahan Aktivitas Antioksidan dan Profil Sensori Bekatul Fermentasi dari Varietas Sintanur dan Inpari 24 Ardiansyah Ardiansyah; Dhania Sabilla; Wahyudi David; Dody Dwi Handoko; Slamet Budijanto
agriTECH Vol 40, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.62 KB) | DOI: 10.22146/agritech.46509

Abstract

Bekatul atau rice bran adalah lapisan luar dari beras yang terlepas pada saat proses penyosohan dari beras pecah kulit menjadi beras. Salah satu kendala peneriman konsumen pada bekatul adalah mutu sensorinya. Oleh sebab itu, salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sensori bekatul dilakukan dengan fermentasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jenis kapang, varietas bekatul (padi), dan lama fermentasi terhadap perubahan kandungan total senyawa fenolik (TSF), aktivitas antioksidan, dan profil sensori bekatul fermentasi dari dua varietas padi (Sintanur dan Inpari 24). Fermentasi dengan metode Solid-state fermentation menggunakan perlakuan jenis kapang yaitu Rhizopus oligosporus, R. oryzae dan kombinasi keduanya, dengan lama waktu fermentasi masingmasing adalah 48, 72 dan 96 jam. Analisis kandungan TSF dengan metode Folin-ciocalteu, analisis aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, dan analisis profil sensori menggunakan metode Projective mapping (Napping®) dengan panelis tidak terlatih berjumlah 75 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas padi, jenis kapang dan waktu fermentasi menghasilkan nilai TSF dan aktivitas antioksidan yang berbeda nyata (p<0,05). Bekatul Inpari 24 memiliki nilai TSF dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan bekatul Sintanur (p<0,05). Nilai TSF dan aktivitas antioksidan tertinggi pada bekatul Inpari 24 yang difermentasi dengan kapang R.oligosporus selama 48 jam dengan nilai masing-masing sebesar 4,16±0,3 mg GAE/g BK dan 86,11 %. Selanjutnya, hasil analisis korelasi menunjukkan korelasi positif antara kandungan TSF dan aktivitas antioksidan kedua varitas bekatul fermentasi (r=0,82). Analisis sensori menunjukkan bahwa panelis mampu membedakan atribut sensori pada sampel yang diujikan.