Erwan Sugiatno
Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Rehabilitasi Prostetik Paska Hemimaksilektomi pada Pasien Edentulos Novi Tenripada; M.Th Esti Tjahjanti; Erwan Sugiatno
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 19, No 2 (2012): December
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3446.579 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.15539

Abstract

Latar belakang. Hemimaksilektomi adalah reseksi sebagian maksila pada satu sisi. Defek yang dihasilkan setelah hemimaksilektomi akan menyebabkan kecacatan pada wajah serta akan menimbulkan gangguan stomatognatik. Rehabilitasi prostetik merupakan suatu bagian yang penting dalam rekonstruksi rongga mulut pasien pasca pembedahan kanker rongga mulut. Upaya rehabilitasi ini mencakup bentuk perawatan yang melibatkan kerjasama multidisipliner dengan bagian ilmu penyakit mulut, bedah onkologi dan prostodonsi. Tujuan. Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk menginformasikan rehabilitasi prostetik pasca hemimaksilektomi untuk pasien edentulous. Kasus dan penanganan. Pasien laki-laki berumur 65 tahun datang ke RSGM Prof Soedomo dengan diagnose kanker di palatum dan akan dilakukan hemimaksilektomi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Protesa yang digunakan dalam rehabilitasi prostetik ini adalah obturator imidiat, obturator interim dan obturator definitive. Obturator definitif pada pasien edentulous berupa gigi tiruan lengkap dengan bulb pada sisi defek. Bentuk obturator dibuat dengan mengoptimalisasi retensi dari struktur anatomi yang tersisa. Kesimpulan. Rehabilitasi prostodontik pada pasien edentulous pasca hemimaksilektomi adalah dengan obturator imidiat, obturator interim dan obturator definitive berupa gigi tiruan lengkap dengan bulb. Background. Hemimaxillectomy is resection on unilateral side of maxilla. Maxillary defect that occurred after hemimaxillectomy result in facial deformities and stomatognatic disfunction. Prosthetic rehabilitation is essential part in oral reconstruction after patient undergone oral cancer surgery. Rehabilitative efforts involve treatment modalities involving multidiscipliner teamwork with oral pathologist, oncologist and prosthodontist. Purpose. Purpose of the report was to inform the prosthetic rehabilitation after hemimaxillectomy in completely edentulous patient. Case and treatment. A 65 years male diagnosed cancer on palatal referred to RSGM Prof Soedomo in order to prepare prosthodontic rehabilitation after hemimaxillectomy in RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta. Prosthesis used in this rehabilitation were immediate obturator, interim obturator and definitive obturator. Obturator for completely edentulous patients is complete denture with the bulb on defect side. The shape of obturator was designed to optimalize retention from the remaining anatomical structure. Conclusion. Prosthetic rehabilitation for hemimaxillectomy edentulous patient were immediate obturator, interim obturator and definitive obturator.
Pembuatan Cantilever Bridge Anterior Rahang Atas sebagai Koreksi Estetik Yusrina Sumartati; Haryo Mustiko Dipoyono; Erwan Sugiatno
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 19, No 2 (2012): December
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2833.704 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.15543

Abstract

Latar belakang. Kehilangan gigi anterior rahang atas mengakibatkan gangguan fungsi fonetik dan estetik. Gangguan fungsi estetik menyebabkan pasie menjadi rendah diri. Kondisi ini dapat diatasi oleh dokter gigi, salah satunya dengan pembuatan cantilever bridge. Tujuan. Penulisan ini yaitu untuk memberi informasi bahwa pada kasus kehilangan gigi-gigi anterior rahang atas dengan space yang telah menyempit dan malposisi gigi dapat dibuatkan protesa berupa gigi tiruan cekat dengan desain cantilever bridge. Kasus dan perawatan. Laporan kasus ini membahas tentang pasien perempuan umur 39 tahun yang datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof. Soedomo, dengan keluhan merasa kurang percaya diri karena gigi depan rahang atas hilang sejak 5 tahun yang lalu akibat kecelakaan. Gigi-gigi anterior rahang atas yang masih ada mengalami malposisi akibat pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan yang tidak baik. Perawatan yang dilakukan adalah dengan pembuatan cantilever bridge pada gigi 11, 12, 13 dan 21, 22, 23. Kesimpulan. Gangguan fungsi estetik pada gigi anterior rahang atas dapat diatasi dengan pembuatan cantilever bridge. Background. Maxillary anteriortooth loss resulting in impaired function of phonetic and aesthetic. Impaired function of aesthetic cause patients to become self conscious. This condition can be treated by a dentist, one with a cantilever bridge. Purpose. To inform that in case of missing anterior teeth of the upper jaw with a space that has been narrowed, and malposition of teeth can be made prosthesis denture fixed bridge with a cantilever design. Case and treatment. This case report discusses the 39 years old female patient who came to he Dental Hospital Prof. Soedomo, with complaints of feeling less confident due to the maxillary front teeth missing since 5 years ago due to an accident. Anterior teeth of the upper jaw are still experiencing malposition due to the use of removable partial dentures are not good. The treatment is done is by cantilever bridge on teeth 11, 12, 13 and 21, 22, 23. Conclusion. Impaired function of the aesthetic in the maxillary anterior teeth can be solved by a cantilever bridge. 
Protesa Maxillofacial Thermoplastic Nylon dengan Hollow Bulb pada Kasus Klas I Aramany Pasca Hemimaxillectomy Sri Oetami RS; Suparyono Saleh; Erwan Sugiatno
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 18, No 1 (2011): August
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4348.014 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.16489

Abstract

Latar Belakang. Operasi pembedahan yang dilakukan pad a daerah wajah akan mengakibatkan cacat wajah, gangguan fungsi bicara, penelanan, pengunyahan, estetik serta kejiwaan penderita dan dapat timbul masalah pada rehabilitasinya. Bahan protesa maxillofacial thermoplastic nylonini digunakan sebagai alat rehabilitasi pasca hemimaxillectomy karena bahan ini selain non toxic juga ringan dan lentur. Tujuan. Penulisan laporan ini untuk menginformasikan bahwa defek atau cacat pada daerah wajah dapat dibuatkan suatu protesa maxillofacial gigi tiruan sebagian dan juga sebagai obturator dengan hollow bulb untuk mengembalikan fungsi bicara, penelanan, pengunyahan, estetik serta kejiwaan penderita. Laporan Kasus. Pasien laki-Iaki berusia 19 tahun datang ke RSGM Prof. Soedomo atas kemauan sendiri karena merasa terganggu dengan adanya cacat wajah akibat operasi pembedahan palatumnya. Operasi hemimaxillectomy dilakukan oleh dokter THT R.S Bethesda dan obturator pasca bedah sudah dipasang setelah operasi. Dua minggu kemudian dibuatkan protesa maksilofasial resin akrilik dengan hollow bulp. Setelah 6 bulan menggunakan obturator resin akrilik pasien merasa sakit dan tidak nyaman karena ada kekambuhan jaringan sehingga dilakukan operasi lagi. Kemudian dibuatkan obturator definitif kerangka logam dengan hollow bulb tetapi hanya bertahan selama 3 bulan pasien merasa kesakitan, dalam pemeriksaan obyektif tampak defek mengalami pengkerutan ada infiltrasi jaringan. Operasi yang ketiga dilakukan kembali kemudian dibuatkan obturator definitif dari bahan thermoplastic nylon dengan hollow bulp. Pembahasan. Bahan Thermoplastic nylon untuk protesa maxillofacial dengan hollowbulp dipilih karena merupakan bahan yang non toxic, ringan dan stabil. Saat insersi diperiksa retensi, stabilisasi, oklusi, estetik dan pengucapan. Kontrol dilakukan 1 minggu dan 1 bulan kemudian tidak tampak iritasi jaringan lunak, pengunyahan lebih stabil karena alat lebih ringan dan tidak goyang, sehingga lebih nyaman. Kesimpulan. Protesa maxillofacial thermoplastic nylon dengan hallow bulb merupakan alat rehabilitasi yang dapat mengembalikan estetik, fungsi bicara, mengunyah dan membantu proses penyembuhan jaringan dari trauma psikologis penderita.