Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JERNIH: Journal of Environmental Engineering and Hygiene

PEMETAAN PHYLUM ECHINODERMATA (KELAS ASTEROIDEA) DI ZONA LITORAL PANTAI PASIR PUTIH SITUBONDO Purwandari, Anggraini Ratih
JERNIH : Journal of Environmental Engineering and Hygiene Vol. 1 No. 01 (2023): Jernih: Journal of Environmental Engineering and Hygiene
Publisher : Universitas PGRI Argopuro Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/jernih.v1i01.1076

Abstract

Class Asteroidea is a member of the phylum Echinodermata Asteroidea with high diversity, diversity will be found the similarities and differences that can be used as a key identification and classification. Pasir putih Situbondo beach has many invertebrate animals, particularly Asteroidea class that can be used to research about their abundance. The problems that arise are animals Echinodermata (classes Asteroidea ) What are some which can be found on the shore of Pasir Putih Situbondo beach can be used as a source data about their abundance. The results showed that the white sand beach Situbondo is found one type of the class Asteroidea namely Linckia laevigata acquisition this study of transects 1 to 15 only one transect contained starfish is on transect 14 wherein the transects , measuring 100 m sea littoral zone. Reason discovery of starfish on the shore of Pasir Putih Situbondo beach slightly due to limited types of starfish Asteroidea because in this month is going east wind season so that the starfish is hard to find.
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PH DAN TDS PADA KUALITAS AIR DI KALIPAIT, BONDOWOSO Purwandari, Anggraini Ratih
JERNIH : Journal of Environmental Engineering and Hygiene Vol. 2 No. 01 (2024): JERNIH: Journal of Environmental Engineering and Hygiene
Publisher : Universitas PGRI Argopuro Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Kalipait di Bondowoso dikenal memiliki karakteristik air yang unik dengan tingkat keasaman tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pH dan Total Dissolved Solids (TDS) dalam menentukan kualitas air di tiga stasiun pengamatan. Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa pH air berkisar antara 0,3 hingga 1,8, sementara TDS berada dalam rentang 998 hingga 1000 mg/L. Hasil analisis menunjukkan bahwa semakin rendah pH, semakin tinggi nilai TDS, yang mengindikasikan adanya pengaruh aktivitas vulkanik atau sumber asam lainnya terhadap kandungan zat terlarut dalam air. Penurunan TDS dari Stasiun 1 ke Stasiun 2 menunjukkan kemungkinan adanya proses pengenceran atau pengendapan zat terlarut di sepanjang aliran sungai. Penelitian ini memberikan wawasan mengenai kondisi lingkungan Sungai Kalipait dan dapat menjadi dasar dalam upaya pengelolaan kualitas air di daerah tersebut.
Evaluasi Ketimpangan Distribusi Curah Hujan Antar Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun 2021-2023 dan Implikasinya Terhadap Resiko Bencana Hidrometerologi: Evaluation of Inequality in Rainfall Distribution Between Sub-districts in Jember Regency in 2021-2023 and Its Implications for Hydrometeorological Disaster Risk Purwandari, Anggraini Ratih; Krisdhianto, Andhi; Hariadi, Wigid; Aswan, Mohamad Syaifudin
JERNIH : Journal of Environmental Engineering and Hygiene Vol. 3 No. 1 (2025): JERNIH: Journal of Environmental Engineering and Hygiene
Publisher : Universitas PGRI Argopuro Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/jernih.v3i1.2453

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi dan ketimpangan curah hujan antar kecamatan di Kabupaten Jember selama periode 2021–2022. Data curah hujan bulanan dari 10 kecamatan dianalisis menggunakan pendekatan statistik deskriptif dan komparatif untuk mengidentifikasi pola spasial-temporal serta disparitas antar wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahun 2022 lebih basah dengan potensi curah hujan ekstrem lebih tinggi dibandingkan tahun 2021, ditandai dengan kenaikan rentang curah hujan dari 3500 mm (2021) menjadi 4500 mm (2022). Pola musiman konsisten dengan iklim monsun Indonesia, dimana puncak hujan terjadi pada awal tahun (Maret-April) dan akhir tahun (November-Desember), sementara musim kemarau berlangsung pada Juli-September. Namun, distribusi hujan tidak merata antar kecamatan, dengan ketimpangan signifikan antara wilayah terbasah (misalnya Kecamatan Jelbuk dan Sumberbaru) dan terkering (misalnya Kecamatan Wuluhan dan Balung). Ketimpangan ini berdampak langsung pada perencanaan pertanian dan manajemen sumber daya air, terutama dalam mitigasi banjir musim hujan serta kekeringan musim kemarau. Temuan ini merekomendasikan perlunya kebijakan berbasis data untuk optimalisasi distribusi air dan adaptasi sektor pertanian sesuai karakteristik lokal. Ketimpangan ekstrem terjadi pada musim kemarau (Juli-September), menunjukkan kebutuhan manajemen air darurat di wilayah terkering. Pengelolaan sumber daya air dengan baik sebaiknya dilakukan di Kecamatan dengan variasi tinggi seperti Sukowono dan Tempurejo.