Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Dinamika Psikologis Remaja Korban Perceraian: Sebuah Studi Kasus Kenakalan Remaja Ardian Praptomojati
Jurnal Ilmu Perilaku Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Ilmu Perilaku
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1147.712 KB) | DOI: 10.25077/jip.2.1.1-14.2018

Abstract

Parental divorce can be a very stressful experience for adolescents. Adolescents will lose their parent figure and feel different atmosphere in the family. This study aimed to identify the psychological dynamics of adolescents that have experienced parental divorce developing into juvenile delinquency. This was a case study research. The subject of this study was a 13-year-old boy with divorced parent and lived in an orphanage. Data were collected through observations, interviews, and psychological tests. The result revealed that juvenile delinquency happens because of the need of gaining attention from others. The wrong mindset "I will get attention if I commit juvenile delinquency and disturb others" became the basis of the subject’s socially inappropriate behaviors. It was the way to compensate his inferior feelings to the environment.
Layanan Telekonseling: Psychological First Aid dalam Situasi Pandemi COVID-19 Edilburga Wulan Saptandari; Ardian Praptomojati; Restu Tri Handoyo; Novita Dewi Anjarsari; Yesica Grahita Rumanti Mahambara
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol. 13 No. 1 (2022): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.899 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v13n1.p51-71

Abstract

Munculnya pandemi COVID-19 di Indonesia menyebabkan dampak secara langsung maupun tidak langsung pada masyarakat. Dampak psikologis merupakan contoh dampak tidak langsung dari adanya pandemi ini. Masyarakat terpaksa harus mengisolasi diri, membatasi interaksi dengan orang lain, dan mengurangi berbagai kegiatan. Hal tersebut dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental mereka. Oleh karena itu dibutuhkan intervensi agar hal tersebut tidak semakin memburuk. Dengan mendasarkan pada hal tersebut, studi ini bertujuan untuk melihat dampak psikologis dari adanya pandemi COVID-19 dan efektivitas telekonseling dalam meningkatkan kesehatan mental masyarakat Indonesia dalam situasi pandemi ini. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan survei dan wawancara kepada partisipan yang mengikuti layanan telekonseling Lembaga Psikologi X. Data yang diperoleh akan dianalisis secara tematik dengan pendekatan analisis induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 menimbulkan kecemasan, psikosomatis, stres, serta permasalahan emosi, dan relasi. Hadirnya layanan konsultasi secara daring dapat membantu meningkatkan kesehatan mental selama pandemi COVID-19, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih diperlukan beberapa peningkatan dan perbaikan.
Pelatihan Strategi Koping Fokus Emosi untuk Menurunkan Stres Akademik pada Mahasiswa F. Octaffia Mahardhani; Anggitya Nur Ramadhani; Rizky Melyn Isnanti; Tri Nur Chasanah; Ardian Praptomojati
Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP) Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/gamajpp.55253

Abstract

Stres akademik menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada mahasiswa. Berbagai penyesuaian yang harus dihadapinya dalam peran dan lingkungan barunya tersebut kerapkali menjadi stressor tersendiri, terlebih bagi mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan koping yang adaptif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh program pelatihan strategi koping fokus emosi untuk menurunkan tingkat stres akademik pada mahasiswa. Desain studi menggunakan metode eksperimen quasi dengan one group pretest–posttest design. Subjek dalam penelitian berjumlah 16 mahasiswa (M=19,81 tahun; SD=0,911) dari salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta, Indonesia. Instrumen pengukuran yang digunakan meliputi Skala Koping Fokus Emosi dan Skala Stres Akademik. Analisis statistik paired sample t-test menunjukkan bahwa pelatihan strategi koping fokus emosi terbukti dapat menurunkan stres akademik pada mahasiswa dengan t(15)=2,149; p=0,048 (p<0,05). Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi intervensi bagi program kesehatan mental di perguruan tinggi.
Peningkatan Kesejahteraan Psikologis Narapidana Wanita melalui Terapi Pemaafan Subandi Subandi; Ardian Praptomojati; Iyulen Pebry Zuanny; Deisi Daningratri
Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP) Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/gamajpp.74069

Abstract

Narapidana wanita memiliki prevalensi gangguan mental yang lebih tinggi dibandingkan dengan narapidana laki-laki. Berbagai sumber stres dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis yang dirasakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi pemaafan terhadap peningkatan kesejahteraan psikologis narapidana wanita. Sebanyak tujuh orang narapidana wanita menjadi partisipan dalam penelitian ini. Studi ini menggunakan metode eksperimen quasi dengan one group pretest–posttest design dengan tiga kali pengukuran yaitu sebelum intervensi, sesudah intervensi, dan tindak lanjut satu minggu setelah intervensi. Skala Pemaafan dan Skala Kesejahteraan Psikologis diberikan untuk melihat efek dari intervensi yang diberikan. Analisis statistik paired sample t-test menunjukkan bahwa ada peningkatan kesejahteraan psikologis yang signifikan setelah diberikan terapi pemaafan dengan skor t(6)=-3,428; p=0,014 (p<0,05). Data kualitatif juga mendukung hasil kuantitatif mengenai efek dari terapi pemaafan terhadap kesejahteraan psikologis narapidana wanita. Hasil penelitian dibahas lebih jauh dalam artikel beserta dengan implikasi praktis dan rekomendasi penelitian ke depan.
“How Do I Stop Checking Things?” Understanding Obsessive-Compulsive Disorder from Neuropsychological Perspective Ardian Praptomojati
Buletin Psikologi Vol 27, No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.043 KB) | DOI: 10.22146/buletinpsikologi.32807

Abstract

Obsessive-compulsive disorder (OCD) is the fourth most common mental disorder and WHO classifies it as one of the ten most disabling medical conditions. OCD patients have difficulty in controlling the disturbing thoughts accompanied by ritualistic behavior performed by the patient as a way to reduce anxiety or fear that leads to distress and significant dysfunction in their everyday life. Studies using neuroimaging techniques indicated a number of abnormal functions in the orbitofrontal cortex and caudate nuclei in OCD patients. Abnormalities in one or more neurotransmitters such as serotonin, glutamate, GABA, and dopamine were also found to be associated with the mechanism of the brain circuitry associated with OCD symptoms. Genetic factors were proven to also contribute considerably to OCD. This article is a literature study on OCD, especially from a neuropsychological perspective highlighting the recent development of various techniques and methods of study.
Menembus Batas Pandemi Covid-19 melalui Telepsychology Ardian Praptomojati
Buletin Psikologi Vol 28, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.587 KB) | DOI: 10.22146/buletinpsikologi.59542

Abstract

Pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak psikologis yang besar bagi masyarakat di berbagai belahan dunia. Hal ini diikuti dengan adanya krisis layanan kesehatan mental di berbagai wilayah sebagai akibat dari adanya pembatasan berskala besar untuk mencegahnya persebaran virus lebih jauh. Mempertimbangkan adanya keterbatasan-keterbatasan selama pandemi, telepsychology dipandang menjadi bentuk layanan yang mampu menembus batasan-batasan yang biasanya ditemukan dalam layanan kesehatan mental tatap muka. Di Indonesia, praktik telepsychology masih tergolong baru. Meskipun begitu, telepsychology telah banyak dikembangkan di banyak negara dan didukung oleh riset-riset terkait. Dalam menerapkan praktik telepsychology, tentunya perlu didasarkan pula pada panduan yang jelas sehingga dapat tercapai praktik layanan terbaik. Artikel ini akan mengulas berkembangnya telepsychology di masa pandemi, berbagai variasi bentuk telepsychology, panduan layanan telepsychology, dan kesiapan dan tantangan Indonesia dalam beradaptasi dengan layanan telepsychology. Melalui artikel ini diharapkan dapat membuka perspektif para pembaca mengenai praktik telepsychology, khususnya di masa pandemi Covid-19.
Mental Health Services for Correctional Inmates at A Correctional Institution Subandi Subandi; Ardian Praptomojati; Irgahayu Madhina; Mutia Aini Ahmad; Nur Firiyani Hardi; Resa Wuryansari
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.144 KB) | DOI: 10.22146/jpkm.54166

Abstract

In Indonesia, the number of inmates increases almost every year. On the other hand, the Indonesian government is often faced with a limited number of existing prison facilities, including mental health services. Many cases of mental disorders in inmates are not treated, and their conditions even get worse. This program aimed to develop a mental health service program for inmates with individual counseling and supportive group therapy combined with the dhikr therapy in one of the prisons in Indonesia. Data were collected using questionnaires, interviews, and Focus Group Discussions (FGD). Questionnaires and interviews were conducted with the inmates, while the FGDs were conducted with psychologists. Data were analyzed descriptively for questionnaires and thematic analysis for interviews and FGDs. Based on the data collected, as many as 34 inmates used individual counseling services with a total of 50 visits. The data shows that the problems consulted in the form of family problems (59%), problems with partners (20%), prison environment problems (6%), fear of being released (6%), self-esteem problems (6%), and problems about a job (3%). The results of data analysis showed that the inmates feel that psychological interventions in prison were beneficial. Both inmates who had attended individual counseling and supportive group therapy combined with the dhikr therapy felt its benefits in overcoming the psychological problems. This study suggests that mental health services in prisons need to be an area of concern, considering the urgent needs in prisons.
The Role of Risk Perception and Big Five Personality Traits in COVID-19 Vaccine Hesitancy in Indonesia Zainurrahman, Muhammad Zaki Afif; Praptomojati, Ardian
Jurnal Psikologi Vol 51, No 2 (2024)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpsi.87637

Abstract

Even when the COVID-19 global health emergency is declared over, vaccine hesitancy is a relevant topic that needs to be studied to ensure effective intervention when such cases arise again in the future. Vaccine hesitancy is a phenomenon of public doubt about whether to accept or reject vaccination. This study aims to determine the characteristics of vaccine hesitancy in Indonesian society and its relationship with the risk perception of COVID-19 and the Big Five personality traits. We also discuss how the present findings can inform future decision making on pandemic interventions. This multimethod cross-sectional study incorporated both quantitative and qualitative analyses through self-report measures and an open question. We distributed the questionnaire online through convenience sampling technique and involved 390 Indonesian citizens aged 18-62 years (Mage = 30.68, SD = +13.17). Through regression analyses, we found that risk perception of COVID-19, Extraversion, Conscientiousness, and Intellect were significant predictors of vaccine hesitancy. Thematic analysis showed that themes of lack of confidence, convenience, and complacency were present in participants’ attitudes toward COVID-19 vaccines. Demographic analysis also showed a correlation between vaccine hesitancy and economic status. Vaccination campaigns should focus on extensive education on vaccine safety that is backed by factual data, education on the risk of preventable diseases with vaccination, and increasing public confidence in government and health authorities.