Abdul Munir Mulkhan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

From Conflict to Assimilation: Strategies of Muslim Immigrants in Papua Special Autonomy Era F. Faisal; Abdul Munir Mulkhan; Achmad Nurmandi; Hasse Jubba
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : the Faculty of Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.756 KB) | DOI: 10.15575/jw.v4i1.5190

Abstract

This paper aims to explain the forms of Muslim immigrant strategies in Papua in the era of special autonomy. After the implementation of special autonomy in Papua, migrants feel the increasing tension or competition in the economic and political fields. Data obtained through the method of observation, interviews, and literature studies. Observations focused on the economic practices of Muslim migrants in places such as the market in Jayapura, Papua. Interviews were conducted with a number of parties, both Muslim migrants and local Papuans, to obtain information on many things including their response to the presence of Muslim migrants. In addition, data was also obtained through the documentation of literature related to the topic of this paper. The data obtained were then analyzed through the steps of qualitative analysis, namely data reduction, data presentation, drawing conclusions/verification. This paper confirms that Muslim migrants made various efforts to deal with various obstacles in the era of Special Autonomy in Papua in three ways. First, Muslim migrants strengthen the economy, especially the informal sector. Secondly, the political sector is not the main objective of the existence of Muslim migrants. Third, Muslim migrants are not exclusive, especially in establishing communication with indigenous people.
Harmonisasi Islam dan Tradisi Lokal dalam Kehidupan Warga Muhammadiyah di Pedesaan Abdul Munir Mulkhan
MAARIF Vol 16 No 1 (2021): Muhammadiyah dan Moderasi Islam
Publisher : MAARIF Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47651/mrf.v16i1.132

Abstract

Perkembangan kehidupan masyarakat di era revolusi teknologi 4.0, membuat lembaga ekonomi dan sosial banyak yang mengalami kebangkrutan ditinggalkan warga. Nasib serupa suatu saat bisa saja dialami Muhammadiyah di masa depan. Di saat demikian itulah perkembangan Muhammadiyah dengan pengalaman aktivis gerakan berdialog dengan tradisi lokal di desa Kerto Yogyakarta, Plompong Brebers, Wuluhan Jember, Sendang Ayu Lampung, Jatinom Klaten Jawa Tengah, menarik untuk dikembangkan sebagai model dan pola dialog kreatif dan kritis semacam “ijtihad” lokal menjawab pertanyaan tentang peran dan fungsi Muhammadiyah dalam kehidupan masyarakat yang sedang berubah. Masa depan gerakan ini banyak ditentukan oleh kemampuan memaknai ulang jargon kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah secara kreatif dan substantif agar tidak terjebak pada pemaknaan harfiah yang kaku dan beku. Karena itu harmonisasi tradisi lokal dengan fatwa tarjih melalui media dialog kritis dan kreatif menjadi agenda masa depan yang perlu menjadi fokus perhatian para aktivis gerakan ini untuk memelihara elan-vital gerakan pembaruan sosial-budaya di era abad kedua sejarahnya.
Harmonisasi Islam dan Tradisi Lokal dalam Kehidupan Warga Muhammadiyah di Pedesaan Abdul Munir Mulkhan
MAARIF Vol 16 No 1 (2021): Muhammadiyah dan Moderasi Islam
Publisher : MAARIF Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47651/mrf.v16i1.132

Abstract

Perkembangan kehidupan masyarakat di era revolusi teknologi 4.0, membuat lembaga ekonomi dan sosial banyak yang mengalami kebangkrutan ditinggalkan warga. Nasib serupa suatu saat bisa saja dialami Muhammadiyah di masa depan. Di saat demikian itulah perkembangan Muhammadiyah dengan pengalaman aktivis gerakan berdialog dengan tradisi lokal di desa Kerto Yogyakarta, Plompong Brebers, Wuluhan Jember, Sendang Ayu Lampung, Jatinom Klaten Jawa Tengah, menarik untuk dikembangkan sebagai model dan pola dialog kreatif dan kritis semacam “ijtihad” lokal menjawab pertanyaan tentang peran dan fungsi Muhammadiyah dalam kehidupan masyarakat yang sedang berubah. Masa depan gerakan ini banyak ditentukan oleh kemampuan memaknai ulang jargon kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah secara kreatif dan substantif agar tidak terjebak pada pemaknaan harfiah yang kaku dan beku. Karena itu harmonisasi tradisi lokal dengan fatwa tarjih melalui media dialog kritis dan kreatif menjadi agenda masa depan yang perlu menjadi fokus perhatian para aktivis gerakan ini untuk memelihara elan-vital gerakan pembaruan sosial-budaya di era abad kedua sejarahnya.