Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Respons fisiologi pertumbuhan dan hasil tiga genotip jawawut terhadap cekaman kekeringan Yuyun Yuwariah; Sheli Mustikasari Dewi; Warid Ali Qosim; Anne Nuraini
Jurnal Agro Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/4590

Abstract

Jawawut merupakan salah satu tanaman pangan lokal Indonesia yang belum banyak dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan genotip jawawut yang memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil pada berbagai tingkat pemberian air di rumah plastik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2017 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan 3 ulangan. Petak utama terdiri dari tiga macam genotip yaitu genotip 44, 46, dan 48. Anak petak terdiri dari tiga taraf kapasitas lapang  yaitu 75%, 50% dan 25%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pemberian air 25% kapasitas lapang berpengaruh paling buruk terhadap  proses fisiologis pertumbuhan dan hasil tiga genotip jawawut. Genotip 44 dan 46, pada pemberian air 50 % KL menghasilkan  konduktan stomata terbaik. Genotip 46 dan 48 memberikan pengaruh paling baik terhadap proses fisiologis pertumbuhan dan hasil jawawut yaitu jumlah anakan per rumpun.ABSTRACTMillet is one of Indonesia's local food crops that has not been widely developed as food sources. The purpose of this study was to obtain the genotypes of millet which gave the best effect on the growth and yield at various levels of water supply in the plastic house. The study was conducted from June to September 2017 at the Experimental Station of the Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. The research used the Split Plot Design with three replications. The main plot factor consisted of three levels of treatment; genotypes 44, 46, and 48. The subplot factor consisted of three stages of different treatment of the field capacity; 75%, 50% and 25%. The results showed the treatment of 25% water to field capacity had the worst effect on the physiological process of growth and yield of three millet genotypes. Genotypes 44 and 46, at 50% field capacity, produced the best stomatal conductance. Genotype 46 and 48 showed the best response to the physiological processes for the number of tillers.
Respons Fisiologis Pertumbuhan Tiga Genotip Jawawut (Setaria Italica L. Beauv) Terhadap Cekaman Kekeringan Di Lahan Kering Inceptisol Sheli Mustikasari Dewi
Jurnal Biogenerasi Vol. 8 No. 2 (2023): Volume 8 Nomor 2 Artikel Publish Agustus 2023
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/biogenerasi.v8i2.2342

Abstract

Jawawut (Setaria italica L. Beauv) merupakan salah satu jenis tanaman biji-bijian yang belum dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Pengembangan jawawut perlu dilakukan untuk menunjang ketahanan pangan masyarakat sekaligus mencegah masalah gizi.. Salah satu kelebihan dari tanaman ini adalah kemampuan beradaptasi pada kondisi lingkungan yang beriklim kering atau memiliki kemampuan toleran terhadap cekaman kekeringan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan genotip jawawut yang memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan jawawut pada tingkat pemberian air di lahan kering. Penelitian dilakukan bulan Juni sampai dengan September 2017 pada Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan 3 ulangan. Faktor petak utama terdiri atas tiga taraf perlakuan yaitu genotip 44, 46, dan 48. Faktor anak petak terdiri atas tiga taraf perlakuan yaitu 75% kapasitas lapang, 50% kapasitas lapang dan 25% kapasitas lapang. Variabel pengamatan yaitu komponen pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, nisbah pupus akar dan bukaan stomata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi genotip dan perlakuan kapasitas lapang terhadap tinggi tanaman dan bukaan stomata Pada komponen pertumbuhan respons terbaik diberikan oleh genotip 44 yang diberi perlakuan 75% KL terhadap tinggi tanaman (140,53 cm). Genotip 48 yang diberi perlakuan 75% KL memberikan respons terbaik terhadap jumlah anakan maksimum (12,67 anakan). Genotip 46 yang diberi perlakuan 50% KL memberikan respons terbaik terhadap nisbah pupus akar (7,46) dan konduktansi stomata (136.95) pada perlakuan 75%.
RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea Mays L.) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK HAYATI TRICHODERMA SP. Sheli Mustikasari Dewi; Nurma Yanti Ningtyas, Dewi; Siti Amalia, Istia; Arif Malik Ramadhan , R.
Jurnal Biogenerasi Vol. 9 No. 1 (2024): Terbit volume 9 nomor 1 tahun 2024
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/biogenerasi.v9i1.3414

Abstract

Corn is a leading commodity sector of food crops that are useful and have high economic value to be cultivated or developed. There needs to be an effort to increase corn production, one of which is by fertilizing. The use of biological agents to provide biofertilizers that are more useful for plants is the most feasible alternative in an effort to increase the availability of nutrients in the soil. One biological agent that has the potential to help plant growth is the fungus Trichoderma sp. The purpose of this study was to see the growth response of corn plants to the application of Biofertilizer Trichoderma sp. with various dosages. The research was conducted from November 2023 to January 2024 at the Rawasari experimental garden, Kel. Munjuljaya, Purwakarta Regency. The study used a Group Randomized Design (RAK) with 5 dose treatments of Trichoderma sp., namely: 0 gr; 15 gr; 30 gr; 45 gr; and 60 gr. There are 5 treatment combinations with 5 repetitions. Observation variables are growth components (plant height, number of leaves, stem diameter and flowering age). The results showed that the best response growth component was 60 gr treatment dose of Trichoderma sp. against plant height (78.13 cm), number of leaves (11.52). stem diameter (2.8 cm) and flowering age (48.02 days).
PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEKOLAH DENGAN BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN UNTUK MENUNJANG SEKOLAH PANGAN LESTARI DI SMPN 3 CIBATU PURWAKARTA Sheli Mustikasari Dewi
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 04 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Media Inovasi Pendidikan dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan lahan pekarangan dengan menerapkan konsep pangan lestari dimulai dari hal terkecil pembentuk masyarakat yaitu keluarga dan sekolah. Lahan yang terdapat di sekitar tempat tinggal dan dapat dilakukan budidaya tanaman yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Metode pelaksanaan dilakukan dengan cara penyuluhan tentang pemanfaatan lahan pekarangan sekolah dan budidaya tanaman sayuran serta praktek penanaman di luar kelas sekolah selama 2 hari. Analisis data dilakukan dengan metode pretest dan posttest untuk menentukan pengetahuan dan minat terhadap penanaman. Hasil penyuluhan di dalam kelas dan praktek di luar kelas menujukkan bahwa terjadi peningkatan nilai pengetahuan dan minat para siswa terhadap penanaman di lingkungan sekolah.
Respons Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. saccharata) Terhadap Aplikasi Beberapa Dosis Pupuk Hayati Trichoderma sp.: Response of Sweet Corn Crops (Zea mays L. saccharata) to the Application of Several Doses of Trichoderma sp. Sheli Mustikasari Dewi; R. Arif Malik Ramadhan
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 13 No. 2 (2025): Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/perbal.v13i2.6469

Abstract

Jagung manis merupakan salah satu varietas jagung komersial di Indonesia. Kebutuhan jagung manis di Indonesia masih rendah sedangkan permintaan konsumsi jagung manis terbilang tinggi. Penggunaan teknologi yang inovatif diupayakan dapat meningkatkan produktivitas dan produksi. Upaya yang bisa dilakukan yakni salah satunya dengan memanfaatkan biofertilizer. Jamur Trichoderma sp. merupakan salah satu mikroorganisme yang dikenal biofungisida fungsional. Trichoderma sp. dapat berfungsi sebagai agen hayati pertumbuhan tanaman, dan dapat pula sebagai organisme pengurai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat respons hasil tanaman jagung pada aplikasi pupuk hayati Trichoderma sp. dengan berbagai dosis. Penelitian dilakukan pada bulan November 2023 sampai dengan Januari 2024 di kebun percobaan Rawasari, Kelurahan Munjuljaya, Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dosis Trichoderma sp. yaitu: 0 g; 15 g; 30 g; 45 g; dan 60 g. Kombinasi perlakuan ada 5 dengan 5 kali ulangan. Variabel pengamatan yaitu komponen hasil (bobot tongkol dengan kelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol dan diameter tongkol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada komponen hasil respon terbaik yaitu perlakuan 60 gr dosis Trichoderma sp. terhadap bobot tongkol dengan kelobot (268,35 g), bobot tongkol tanpa kelobot (240,35 g), panjang tongkol (29,91 cm) dan diameter tongkol (4,98 cm). Sweet corn is one of the commercial maize varieties in Indonesia. The demand for sweet corn in Indonesia is still low while the demand for sweet corn consumption is high. The use of innovative technologies is sought to increase productivity and production. One of the efforts that can be done is by utilizing biofertilizer. Trichoderma sp. is one of the microorganisms known as functional biofungicide. Tricodherma sp. can function as a biological agent of plant growth, and can also be a decomposing organism. The purpose of this study was to see the response of corn plant yield to the application of Trichoderma sp. biofertilizer with various doses. The research was conducted from November 2023 to January 2024 at the Rawasari Experimental Farm, Munjuljaya Village, Purwakarta Regency. This study used a Randomized Group Design (RGD) with 5 treatment doses of Trichoderma sp. namely: 0 g; 15 g; 30 g; 45 g; and 60 g. There were 5 treatment combinations with 5 replications. The observation variables were yield components (cob weight with kelobot, cob weight without kelobot, cob length and cob diameter). The results showed that in the yield component the best response was the treatment of 60 gr dose of Trichoderma sp. on the weight of cob with kelobot (268.35 g), cob weight without kelobot (240.35 g, cob length (29.91 cm) and cob diameter (4.98 cm).
TATANEN DI BALE ATIKAN SMPN 3 CIBATU PURWAKARTA TEKNOLOGI BENIH "GERMINATION OF SEED" Sheli Mustikasari Dewi
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 01 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : Media Inovasi Pendidikan dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertanian merupakan sektor potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Minat generasi muda terhadap sektor pertanian perlu ditingkatkan melalui suatu metode pembelajaran aplikatif berbasis teknologi di bidang pertanian melalui praktek langsung. Metode pelaksanaan dilakukan dengan cara penyuluhan tentang perkecambahan biji dan praktek mengecambahkan biji di dalam kelas sekolah selama 1 hari. Analisis data dilakukan dengan metode pretest dan posttest untuk menentukan pengetahuan dan minat terhadap perkecambahan biji. Hasil penyuluhan dan praktek di dalam kelas menujukkan bahwa terjadi peningkatan nilai pengetahuan dan minat siswa-siswi terhadap perkecambahan biji di lingkungan sekolah.
Respons Fisiologis Pertumbuhan Tiga Genotip Jawawut (Setaria Italica L. Beauv) Terhadap Cekaman Kekeringan Di Lahan Kering Inceptisol Sheli Mustikasari Dewi
Jurnal Biogenerasi Vol. 8 No. 2 (2023): Volume 8 Nomor 2 Artikel Publish Agustus 2023
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/biogenerasi.v8i2.2342

Abstract

Jawawut (Setaria italica L. Beauv) merupakan salah satu jenis tanaman biji-bijian yang belum dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Pengembangan jawawut perlu dilakukan untuk menunjang ketahanan pangan masyarakat sekaligus mencegah masalah gizi.. Salah satu kelebihan dari tanaman ini adalah kemampuan beradaptasi pada kondisi lingkungan yang beriklim kering atau memiliki kemampuan toleran terhadap cekaman kekeringan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan genotip jawawut yang memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan jawawut pada tingkat pemberian air di lahan kering. Penelitian dilakukan bulan Juni sampai dengan September 2017 pada Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan 3 ulangan. Faktor petak utama terdiri atas tiga taraf perlakuan yaitu genotip 44, 46, dan 48. Faktor anak petak terdiri atas tiga taraf perlakuan yaitu 75% kapasitas lapang, 50% kapasitas lapang dan 25% kapasitas lapang. Variabel pengamatan yaitu komponen pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, nisbah pupus akar dan bukaan stomata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi genotip dan perlakuan kapasitas lapang terhadap tinggi tanaman dan bukaan stomata Pada komponen pertumbuhan respons terbaik diberikan oleh genotip 44 yang diberi perlakuan 75% KL terhadap tinggi tanaman (140,53 cm). Genotip 48 yang diberi perlakuan 75% KL memberikan respons terbaik terhadap jumlah anakan maksimum (12,67 anakan). Genotip 46 yang diberi perlakuan 50% KL memberikan respons terbaik terhadap nisbah pupus akar (7,46) dan konduktansi stomata (136.95) pada perlakuan 75%.
RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea Mays L.) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK HAYATI TRICHODERMA SP. Sheli Mustikasari Dewi; Nurma Yanti Ningtyas, Dewi; Siti Amalia, Istia; Arif Malik Ramadhan , R.
Jurnal Biogenerasi Vol. 9 No. 1 (2024): Terbit volume 9 nomor 1 tahun 2024
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/biogenerasi.v9i1.3414

Abstract

Corn is a leading commodity sector of food crops that are useful and have high economic value to be cultivated or developed. There needs to be an effort to increase corn production, one of which is by fertilizing. The use of biological agents to provide biofertilizers that are more useful for plants is the most feasible alternative in an effort to increase the availability of nutrients in the soil. One biological agent that has the potential to help plant growth is the fungus Trichoderma sp. The purpose of this study was to see the growth response of corn plants to the application of Biofertilizer Trichoderma sp. with various dosages. The research was conducted from November 2023 to January 2024 at the Rawasari experimental garden, Kel. Munjuljaya, Purwakarta Regency. The study used a Group Randomized Design (RAK) with 5 dose treatments of Trichoderma sp., namely: 0 gr; 15 gr; 30 gr; 45 gr; and 60 gr. There are 5 treatment combinations with 5 repetitions. Observation variables are growth components (plant height, number of leaves, stem diameter and flowering age). The results showed that the best response growth component was 60 gr treatment dose of Trichoderma sp. against plant height (78.13 cm), number of leaves (11.52). stem diameter (2.8 cm) and flowering age (48.02 days).