Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Abdurrahman

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI BPS CHOIRUL MALA PALEMBANG TAHUN 2010 Yona sari; Ertherida Shinta Dewi
Jurnal Kesehatan Abdurrahman Vol 2 No 1 (2013): Jurnal Kesehatan Abdurrahman
Publisher : STIKES Abdurrahman. Pusat Informasi dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.358 KB)

Abstract

Family Planning (KB) accroding to WHO (World Health Organitation) expert committee 1970 is an action to help an individual or spouses to get certain object prevent unwanted birth, to gain an expected birth, to manage an interval of birth. The purpose of this research was to find out if there was correlation between education and economy status at KB injection acceptor in BPS Choirul Mala Husin Palembang year 2010. This research used analytic survey with cross sectional approach. The population of this experiment were all acceptor active of KB in BPS Choirul Mala Husin on Juny 2010; the sample of experiment was accidental sampling. Through data analysing with chi-square statistic test by computerizing resulted data that there was meaningful corralation between education about acceptor of KB injection where its P.value = 0,07 lower than α = 0,05 and the correlation between economy status about acceptor of KB injection where its P.Value = 0,007 lower than α = 0,05. In conclusion that there was meaningful correlation between education and economy status with acceptor of KB. Based of axperiment, the health officers of BPS Choirul Mala Husin Palembang suggested to participate much more to contraception canceling toward society so that society have knowladge how to use contraception means and the socisties also know more about the appropriate contraception means. Keluarga berencana (KB) menurut WHO (World Health Organitation) expert committe 1970 adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objek tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pendidikan dan status ekonomi pada akseptor KB suntik di BPS Choirul Mala Husin Palembang Tahun 2010. Metode yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross section pengumpulan data dengan kuesioner sebagai alat ukur dan analisis data dengan uji statistik Chi-Square dengan komputerisasi. Polpulasi penelitian ini seluruh akseptor KB aktif di BPS Choirul Mala Husin Palembang pada bulan Juni 2010 sampel penelitian Accidental Sampling. Melalui analisis data dengan uji statistik Chi-Square dengan komputerisasi menghasilkan data hubungan yang bemakna antara pendidikan dan akseptor KB suntik P. Value = 0,07 lebih kecil dari α = 0,05 dan hubungan antara status ekonomi pada akseptor KB suntik P. Value = 0,07 lebih kecil dari α = 0,05. Kesimpulan penelitian ini, bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dan akseptor KB suntik dan hubungan yang bermakna antara status ekonomi pada akseptor KB suntik. Berdasarkan Penelitian tersebut, disarankan untuk petugas kesehatan terutama di BPS Choirul Mala Husin Palembang agar lebih giat melakukan konseling kontrasepsi terhadap masyarakat sehingga masyarakat mengetahui cara menggunakan alat kontrasepsi dan masyarakat lebih mengetahui alat kontrasepsi yang cocok untuk mereka.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR PRAJABATAN II GOLONGAN I DAN II DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA 2012 Yona sari S.ST
Jurnal Kesehatan Abdurrahman Vol 2 No 2 (2013): Jurnal Kesehatan Abdurrahman
Publisher : STIKES Abdurrahman. Pusat Informasi dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.176 KB)

Abstract

The word learning achievement comes from the Dutch language that is Prestatie. Kemudiaan in Indonesian becomes "Achievement" which means "result of learning" achievement in question here is none other than ability, skill, and attitude of someone in settling a thing. Prajabatan Training is an absolute requirement for the appointment of civil servants to become civil servants. General Objectives To know Factors Relating to participants learning Outcomes Gol I and II In Jakarta Training Center 2012. The research was conducted in descriptive analytic, with cross scetional approach. The population of this research is all participants of Gol II batch II and II in big hall of training center of jakarta. The sample in this study is the total population, with a population of 68 people. Data obtained, then processed using SPSS. Based on the result of the research, it is known that the result of learning is not good as many as 39 people (57,4%), good as 29 people (42,6%), age> 23 years counted 60 person (88,2%), age ≤ 23 years 8 people (11.8%), education DIII 64 people (94.1%), undergraduate 4 people (5.9%), unmarried 31 people (54.4%), married 37 people (54.4%), sickness 2 people (2.9%), healthy 66 people (97,1%), bad motivation 26 people (38,2%), good motivation 42 people (61,8%), facility utilization not support 16 people ( 23.5%), utilization of supporting facilities 52 people (76.5), incompetent widyaiswara 11 people (16.2%), competent widyaiswara 57 people (83.8%), negative learning environment 44 people (64.7 %), positive learning environment 24 people (35,7%), difficult test of 27 people (39,7%), easy test of 41 people (60,3). Research conclusion: from nine indevendent variables only two variables that have correlation with result of learning that is relation between motivation with result of learning value p = 0,005 and relation of facility utilization with result of learning value p = 0,042. From the results of this study it is suggested to BPPK Jakarta to review the assessment policy and utilize the lab. Computer, lab. Simulated Alkes and libraries in the learning process. Kata prestasi belajar berasal dari bahasa belanda yaitu Prestatie. Kemudiaan dalam bahasa indonesia menjadi “Prestasi” yang berarti “hasil belajar” prestasi yang dimaksud disini tidak lain adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Diklat Prajabatan adalah syarat mutlak untuk pengangkatan CPNS menjadi PNS. Tujuan umum, Untuk mengetahui Faktor –faktor yang Berhubungan dengan Hasil Belajar Peserta Prajabatan Gol II Angkatan I dan II Di Balai Besar Pelatihan Jakarta Tahun 2012. Penelitian dilakukan secara diskriptif analitik, dengan pendekatan cross scetional. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta prajabatan Gol II angkatan I dan II di balai besar pusat pelatihan jakarta. Sampel pada penelitian ini adalah total keseluruhan populasi, dengan jumlah populasi 68 orang. Data yang didapat, kemudian diolah menggunakan SPSS. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil belajar tidak baik sebanyak 39 orang (57,4%), baik sebanyak 29 orang (42,6%), usia > 23 tahun sebanyak 60 orang (88,2%), usia ≤ 23 tahun sebanyak 8 orang (11,8%), pendidikan DIII 64 orang (94,1%), sarjana 4 orang (5,9%), belum menikah 31 orang (54,4%), menikah 37 orang (54,4%), sakit 2 orang (2,9 %), sehat 66 orang (97,1%), motivasi tidak baik 26 orang (38,2%), motivasi baik 42 orang (61,8%), pemanfaatan sarana tidak menunjang 16 orang (23,5%), pemanfaatan sarana yang menunjang 52 orang (76,5), widyaiswara tidak kompeten 11 orang (16,2%),widyaiswara kompeten 57 orang (83,8%), lingkungan belajar negatif 44 orang (64,7%), lingkungan belajar positif 24 orang (35,7%), soal ujian sulit 27 orang (39,7%), soal ujian mudah 41 orang (60,3). Kesimpulan penelitian: dari sembilan variabel indevendent hanya dua variabel yang memiliki hubungan dengan hasil belajar yaitu hubungan antara motivasi dengan hasil belajar nilai p= 0,005 dan hubungan pemanfaatan sarana dengan hasil belajar nilai p= 0,042. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada BPPK Jakarta agar meninjau kembali kebijakan penilaian dan memanfaatkan lab. Komputer, lab. Simulasi Alkes serta perpustakaan dalam proses pembelajaran.
HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR BAYI DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2013 Yona sari; Wasy permatasari
Jurnal Kesehatan Abdurrahman Vol 4 No 2 (2015): Jurnal Kesehatan Abdurrahman
Publisher : STIKES Abdurrahman. Pusat Informasi dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.651 KB)

Abstract

Postpartum haemorrhage is bleeding that exceeds 500 cc after the baby is born. One of the risk factors of Postpartum Bleeding is, baby birth weight and maternal parity where the greater the infant's birth weight the higher the incidence of postpartum hemorrhage. The purpose of this study was to determine the relationship between birth weight of infant and mother parity on the incidence of postpartum hemorrhage at Muhammadiyah Hospital Palembang in 2013. This research used analytical quantitative research with correlation study approach. The population of this study were all maternal mothers at Muhammadiyah Hospital Palembang in 2013 with 332 samples taken by random sampling with systematic random sampling technique. Data collection is done by documentation study, with insrumen used in the form of check list. The result of univariate analysis showed that there were respondents who experienced postpartum hemorrhage as much as 109 respondents with presentation level (32.8%) with abnormal birth weight as many as 141 respondents with presentation level (42.5%) and maternal parity at risk of 159 respondents with presenatation level (47.9%). While the result of bivariate analysis with chi-square statistic showed that there was a significant correlation between infant birth weight with the incidence of postpartum hemorrhage where p-value 0,038 and there was significant correlation between maternal parity with postpartum bleeding onset where p-value 0,030. Thus the initial hypothesis that there is a significant relationship between infant birth weight and maternal parity to the incidence of postpartum hemorrhage is statistically evident. So it is recommended to midwives and health workers for complete information about postpartum hemorrhage. Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang melebihi 500 cc setelah bayi lahir. Salah satu faktor resiko Perdarahan Postpartum adalah, berat badan lahir bayi dan paritas ibu dimana semakin besar berat badan lahir bayi maka semakin tinggi angka kejadian perdarahan postpartum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Antara Berat Badan Lahir Bayi Dan Paritas Ibu Terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2013. Penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat analitik dengan pendekatan study kolerasi (correlation study). Populasi penelitian ini adalah semua ibu bersalin di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2013 dengan jumlah sampel 332 responden yang diambil secara random sampling dengan tehnik systematis random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan studi dokumentasi, dengan insrumen yang digunakan berupa check list. Hasil analisa univariat didapatkan responden yang mengalami perdarahan postpartum sebanyak 109 responden dengan tingkat presentasi sebanyak (32.8%) dengan berat badan lahir bayi tidak normal sebanyak 141 responden dengan tingkat presentasi sebanyak (42.5%) dan paritas ibu bersalin yang beresiko sebanyak 159 responden dengan tingkat presenatasi sebanyak (47,9%). Sedangkan hasil analisa bivariat dengan statistic chi-square menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara berat badan lahir bayi dengan kejadian perdarahan postpartum dimana p value 0,038 dan ada hubungan yang signifikan antara paritas ibu bersalin dengan kejdian perdarahn postpartum dimana p value 0,030. Dengan demikian hipotesis awal yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan anatara berat badan lahir bayi dan paritas ibu terhadap kejadian perdarahan postpartum terbukti secara statistik. Sehingga disarankan kepada bidan dan tenaga kesehatan agar informasi yang lengkap tentang perdarahan postpartum.
HUBUNGAN UMUR DAN PENDIDIKAN DENGAN PREEKLAMPSIA RINGAN PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2014 Yona sari
Jurnal Kesehatan Abdurrahman Vol 5 No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Abdurrahman
Publisher : STIKES Abdurrahman. Pusat Informasi dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.423 KB)

Abstract

According to the World Health Organization (WHO) in 2010 the incidence of mild preeclampsia ranges from 0,51%38,4% Based on the data obtained from Muhammadiyah hospital Palembang, there were 15,4% in 2014 in the mild preeclampsia affects maternal factors, including age, education, economic factors. Formulation of this problem in the research is that there is a correlation in age and education by the incidence of mild preeclampsia in maternal. This research aims to determine the correlation between age and education by mild preeclampsia. This research is analitic with cross sectional approach. The sample of this research were 110 respondent captured using a cheklist. Data processed by univariate and bivariate analysis. The result of research conducted on the respondent bivariate analysis obtained by using statistics test which chi square test on continuity correction found that p-value 0.001 < α=0.05 its mean there is a significant association between maternal age with the incidence of mild preeclampsia, whereas education for the education of statistical test result which chi square test on continuity correction found that p-value 0.012 < α=0.05 its mean there is significant mother’s education with incidence of mild preeclampsia. Midwife advised that gives counseling and examination antenatal care preeclampsia according to WHO standart in order to detect early disease that often occurs during pregnancy and maternity. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2010 angka kejadian preeklampsia ringan berkisar antara 0,51% 38,4% Berdasarkan data yang di peroleh Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada tahun 2014 15,4% preeklampsia ringan di pengaruhi faktor ibu, meliputi umur, pendidikan, faktor ekonomi.. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan umur dan pendidikan dengan kejadian preekalmpsia ringan pada ibu bersalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur dan pendidikan dengan kejadian preeklampsia ringan pada ibu bersalin. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 110 responden yang di ambil menggunakan cheklist. Data diolah secara analisis univariat dan bivariat. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada responden didapat hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistic yaitu uji Chi Square pada continuity correction ditemukan bahwa p-value 0.001 < α=0.05 berarti ada hubungan yang bermakna umur ibu dengan kejadian preeklampsia ringan. Sedangkan untuk pendidikan dari hasil uji statistic yaitu uji Chi Square pada continuity correction ditemukan bahwa p-value 0.012 < α=0.05 berarti ada hubungan bermakna pendidikan ibu dengan kejadian preeklampsia ringan. Disarankan pada bidan agar memberikan penyuluhan khususnya tentang preeeklampsia dan pemeriksaan ANC sesuai standart WHO agar dapat mendeteksi dini penyakit yang sering terjadi pada saat hamil dan bersalin.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEIKUTSERTAAN PRIA DALAM MENJADI AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAMI PALEMBANG TAHUN 2015 Yona Sari; Rumiyatun Rumiyatun
Jurnal Kesehatan Abdurrahman Vol 7 No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Abdurrahman
Publisher : STIKES Abdurrahman. Pusat Informasi dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.923 KB)

Abstract

According to the BKKBN data in 2011 reported a male participation in national BKKBN comprised only 1.6% of the acceptor taking 0.7% of male condoms, vasectomy acceptors taking 0.6%, 0.2% and hormonal methods of controlling sex 0, 1%. Family planning is an effort that set amount such that the number of births for both mother and baby, and the father and the family or community in question will not result in losses as a direct result of the birth. The research objective is Knowledgeable the factors that affect the participation of men in becoming acceptors in PuskesmasSukarami Palembang in 2015. This research method is quantitative with cross sectional approach. The study was conducted in men who are married with wives of reproductive age (20-49 years) 35 using questionnaires. Data was analyzed by Chi-Square statistical test to the limit of significance α =0.05. The results showed a 6 respondents (17.1%) who participate become family planning acceptors men and as many as 29 respondents (82.9%) who did not participate and become acceptors man, and there was a significant relationship between wives support to the participation of men become acceptors and there was no significant relationship between the number of children, education and knowledge with the participation of men become family planning acceptors. Menurut data BKKBN tahun 2011 melaporkan partisipasi pria dalam BKKBN secara nasional hanya 1,6% terdiri dari akseptor yang memakai kondom pria 0,7%, akseptor yang memakai vasektomi 0,6%, metode hormonal 0,2% dan pengendalian hubungan seks 0,1 %. Program keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut. Tujuan penelitian adalah Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan pria dalam menjadi akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2015. Metode penelitian ini secara kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada pria yang berstatus kawin dengan istri usia reproduktif (20-49 tahun) sebanyak 35 responden dengan menggunakan kuesioner. Analisa data dilakukan dengan uji statistik Chi-Square dengan batas kemaknaan α =0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 6 responden (17,1%) yang ikut serta menjadi akseptor KB Pria dan sebanyak 29 responden (82,9%) yang tidak ikut serta menjadi akseptor KB Pria, serta ada hubungan yang signifikan antara dukungan istri dengan keikutsertaan pria menjadi akseptor KB dan tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah anak, pendidikan dan pengetahuan dengan keikutsertaan pria menjadi akseptor KB.
PENGARUH FREKUENSI PIJAT BAYI TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 1-6 BULAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI LISMARINI PALEMBANG TAHUN 2017 Yona Sari; Shendhy Shendhy
Jurnal Kesehatan Abdurrahman Vol 8 No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Abdurrahman
Publisher : STIKES Abdurrahman. Pusat Informasi dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.756 KB)

Abstract

Baby massage is a gentle touch to the whole baby body where the baby feels comfortable, calm at the massage. Massage mechanisms can raise the baby's weight because the massaged baby has an increase in vagus nerve tone (the 10th brain nerve) which causes an increase in the enzyme absorption rate of gastrin and insulin, which causes the baby's appetite to increase which is why the weight of the massaged baby becomes faster Than not a massage. The research objective was to determine the effect of infant massage frequency to weight gain in infants aged 1-6 months Practice Midwife Lismarini Am.Keb Mandiri Palembang Year 2017. This study Analytical Survey conducted by using cross sectional approach. Samples used as many as 30 babies Sampling technique using Accidental Sampling technique. The statistical test Chi-Square with a limit of significance α = 0,05.Hasil revealed that there were 19 infants (63.3%) who did the massage, and 11 infants (36.7%) were rarely do massage. Sleanjutnya there are 17 infants (56.7%) who gained weight and were 13 infants (43.3%) who did not gain weight, the statistical test Chi-Square p value = 0.027 a smaller value of α = 0 , 05 (p value ≤ α). From the results of the study it can be concluded that the significant relationship between the frequency of infant massage to the baby's weight gain in Midwife Practice Mandiri Lismarini Am.Keb Palembang City Year 2017. Pijat bayi adalah sentuhan lembut ke seluruh tubuh bayi dimana bayi merasa nyaman, tenang pada saat dipijat. Mekanisme pijat dapat menaikkan berat badan bayi karena bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10 ) yang menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin, yang menyebabkan nafsu makan bayi bertambah itulah sebabnya berat badan bayi yang dipijat menjadi lebih cepat naik dari pada yang tidak dipijat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi usia 1-6 bulan di Bidan Praktik Mandiri Lismarini Palembang Tahun 2017. Penelitian ini dilakukan secara Survey Analitik dengan menggunakan pendekatan Cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 30 bayi Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling. Uji statistik Chi-Square dengan batas kemaknaan α = 0,05.Hasil penelitian menunjukkan terdapat 19 bayi (63,3%) yang melakukan pijat, dan 11 bayi (36,7%) yang jarang melakukan pijat. Sleanjutnya terdapat 17 bayi (56,7%) yang mengalami kenaikan berat badan dan sebanyak 13 bayi (43,3%) yang tidak mengalami kenaikan berat badan, hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p value = 0,027 lebih kecil dari α = 0,05 (p value ≤ α ). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ad hubungan yang bermakna antara frekuensi pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi di Bidan Praktik Mandiri Lismarini Am.Keb Kota Palembang Tahun 2017.
PERBEDAAN LAMANYA PELEPASAN TALI PUSAT PADA BAYI YANG MENGKONSUMSI ASI DAN PASI DI BPM RIA TISNAWATI PALEMBANG TAHUN 2020 Yona Sari; Titin Apriyani; Rika Marlena
Jurnal Kesehatan Abdurrahman Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan Abdurahman
Publisher : STIKES Abdurrahman. Pusat Informasi dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.419 KB) | DOI: 10.55045/jkab.v11i1.132

Abstract

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), jumlah kasus kematian bayi turun dari 33.278 di tahun 2015 menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di tahun 2017 sebanyak 10.294 kasus. Salah satu penyebab (AKB) adalah Tetanus Neonaturum (TT) dan perawatan tali pusat yang kuang benar. Pengertian Perawatan tali pusat yang benar adalah berdasarkan prinsip-prinsip aseptik dan kering serta tidak dianjurkan untuk menggunakan alkohol ataupun ramuan-ramuan lainnya, serta tidak ditutup rapat. Berdasarkan data kematian Bayi di Sumatera Selatan sampai dengan bulan Desember 2017 mencapai 637 kasus, menurun jika dibandingkan tahun 2016 sebanyak 643 kasus. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan bayi yang mengkonsumsi ASI dan PASI terhadap lamanya waktu pelepasan tali pusat. Metode analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional. Dengan pengambilan sampel dilakukan secara Accidental Sampling. Dalam uji Independen T-Test adalah apabila p value < α (0,05) maka H0 ditolak. Hasil uji statistik Independent T-test diperoleh p value = 0,011, karena p value (ρ < 0.05). Terdapat perbedaan antara pemberian nutrisi ASI dan PASI terhadap lamanya pelepasan tali pusat. Based on World Health Organization (WHO) data, the number of cases of infant mortality fell from 33,278 in 2015 to 32,007 in 2016, and in 2017 as many as 10,294 cases. One of the causes (IMR) is Tetanus Neonaturum (TT) and improper umbilical cord care. Definition of correct umbilical cord care is based on aseptic and dry principles and is not recommended to use alcohol or other ingredients, and is not tightly closed. Based on data on infant mortality in South Sumatra until December 2017, it reached 637 cases, a decrease compared to 2016 as many as 643 cases. This study aims to determine the relationship between babies who consume breast milk and PASI to the length of time to release the umbilical cord. Comparative analytic method with cross sectional approach. With sampling done by Accidental Sampling. In the Independent T-Test, if the p value <α (0.05) then H0 is rejected. The results of the Independent T-test statistical test obtained p value = 0.011, because the p value(ρ <0.05). There is the difference between breastfeeding and PASI nutrition on the length of the umbilical cord release.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN TERHADAP PRAKTEK PERSONAL HYGIENE KELAS XI DI SMA KARYA IBU PALEMBANG 2017 Aryanti Aryanti; Yona Sari; Titin Apriyani
Jurnal Kesehatan Abdurrahman Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Kesehatan Abdurahman
Publisher : STIKES Abdurrahman. Pusat Informasi dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.458 KB) | DOI: 10.55045/jkab.v11i2.143

Abstract

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa yang di tandai dengan pertumbuhan yang terus menerus dan berlanjut menuju kondisi seksual serta perkembangan masa remaja berpengaruh pada perkembangan fisik dan kematangan reproduksi. Perubahan pada masa remaja merupakan hormon reproduksi yang belum stabil, sehingga menyebabkan remaja putri rentan mengalami keputihan. Hal ini penting sekali bagi para remaja putri sejak dini merawat kebersihan genetalia dengan praktek personal hygiene secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang keputihan terhadap praktek personal hygiene di SMA Karya Ibu Palembang 2017. Metode penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional dan dilakukan secara sistematik total sampling. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas XI Di SMA Karya Ibu Palembang, sampel yang diambil adalah seluruh siswi kelas XI yang berjumlah 79 responden. Data diolah secara univariat dan bivariat. Hasil bivariat terdapat hubungan antara pengetahuan dengan praktek personal hygiene p value 0,030 ≤ 0,05 yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan praktek personal hygiene pada siswi kelas XI di SMA Karya Ibu Palembang tahun 2017. Di harapkan dapat menjadi referensi dan memberikan informasi yang lengkap serta bermanfaat untuk perkembangan dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan kejadian keputihan. Kata Kunci : Remaja Putri, Keputihan, Praktek Personal Hygiene
PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA DI BPM LISMARINI PALEMBANG Yona Sari; Aryanti Aryanti; Winda Afriani
Jurnal Kesehatan Abdurrahman Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Abdurahman
Publisher : STIKES Abdurahman. Pusat Informasi dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.017 KB) | DOI: 10.55045/jkab.v12i1.158

Abstract

Berat badan adalah salah satu tolak ukur yang penting untuk mengetahui kondisi tubuh seseorang. Berat badan adalah hasil dari peningkatan atau penurunan semua jaringan yang terdapat pada tubuh, antara lain : tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dan lain-lain. ASI eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi sejak lahir tampah diberikan makanan lain sampai bayi berusia 6 bulan. Susu formula dapat diberikan pada bayi 0-6 bulan tetapi diberikan jika produksi ASI kurang mencakupi kebutuhan bayi. ASI menjadi pelindung yang baik untuk bayi dari berbagai gangguan penyakit seperti diare, ISPA, pneumonia, asma, obesitas dan diabetes. Susu formula diberikan harus sesuai dengan takaran dan kebutuhan bayi, karena pemberian susu formula yang berlebihan bisa mengakibatkan obesitas pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif dan Susu formula di BPM Lismarini Palembang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, menggunakan metode deskriptip analitik dengan pendekatan Cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dimana jumlah sampel sama dengan populasi, yaitu sebanyak 61 bayi. Hasil penelitian diperoleh dari 32 bayi yang mengkonsumsi susu formula terdapat 13 bayi (54,1%) yang mengalami obesitas hal ini menunjukan bahwa data kelompok obesitas lebih banyak ditemui pada kelompok bayi yang mengkonsumsi susu formula. Pengumpulan data menggunakan Obsevasi dengan ceklist yang dilakukan secara langsung. Nilai p value 0,046 yang berarti < a (0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif dan Susu formula.