Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI KABUPATEN EMPAT LAWANG Vika Tri Zelharsandy
Jurnal Kesehatan Abdurrahman Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan Abdurahman
Publisher : STIKES Abdurrahman. Pusat Informasi dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.281 KB) | DOI: 10.55045/jkab.v11i1.136

Abstract

Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan di bawah usia produktif yaitu < 20 tahun, yang dianggap sebagai usia seorang perempuan belum siap secara fisiologis dan psikologis (mental belum siap dan mengerti tentang hubungan seks sehingga akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit disembuhkan). Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan able secara utuh (tidak semata-semata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan able reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dampak pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi. Metode yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan cara non-probability yaitu secara purposive sampling. Penelitian ini menggunakan informan sebanayak 5 orang yang terdiri 3 informan yang mengalami dampak kesehatan reproduksi, 1 informan ahli kebidanan dan 1 informan ahli gizi. Pengumpulan data indepth interview (Synchronous Interview) dan menggunakan analisis Miles dan Humbermen. Hasil penelitian didapatkan bahwa informan ibu mengalami masalah kesehatan reproduksi. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu secara biologis alat-alat reproduksi masih dalam proses menuju kematangan pada remaja yang berusi < 20 tahun, sehingga belum siap untuk melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya, apalagi jika sampai hamil kemudian melahirkan. Jika dipaksakan justru akan terjadi berbagai masalah kesehatan baik bagi ibu maupun bagi janinnya. Marriage young is a marriage carried out under the productive age of 20 years, which is considered the age of a woman who is not physiologically and psychologically ready (mentally not ready and understanding about sex so that it will cause prolonged psychological trauma in the child's soul which is difficult to heal) . Reproductive health is a state of complete physical, mental and social well-being (not merely free from disease or disability in all matters relating to the reproductive system, as well as its functions and processes). The purpose of this study is to analyze the impact of early marriage on reproductive health. The method used is qualitative research with a phenomenological approach with a non-probability method, namely purposive sampling. This study used 5 informants consisting of 3 informants who experienced reproductive health impacts, 1 obstetrician and 1 nutritionist. Data collection using In-depth interview (Synchronous Interview) and using Miles and Humbermen analysis. The results of the study found that mothers who married young experienced reproductive health problems. The conclusion of this study is that biologically the reproductive organs are still in the process of reaching maturity in adolescents aged < 20 years, so they are not ready to have sex with the opposite sex, especially if they get pregnant and then give birth. If it is forced, it will cause various health problems for both the mother and the fetus.
Hubungan Pendapatan Ekonomi Keluarga dan Tingkat Pendidikan Ibu terhadap Kejadian Stunting Sagita Darma Sari; Vika Tri Zelharsandy
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan
Publisher : LPPM Akademi Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.952 KB) | DOI: 10.37402/jurbidhip.vol9.iss2.200

Abstract

Stunting or short is a condition that describes the nutritional status of undernutrition that has a chronic nature during the growth and development of children from the beginning of life which is presented with a z-score of height for age less than minus two standard deviations based on growth standards according to the World Health Organization. Objective: to determine the relationship between family economic income and maternal education level on the incidence of stunting. This study uses an analytical study method with a cross sectional approach. The data instrument used in this study is a checklist sheet. The sampling technique used was purposive sampling technique. The number of samples in this study were 30 toddlers who met the criteria. Analysis of the data used in the form of univariate and bivariate. The results of this study indicate that of the 30 respondents who have been collected data, the results of the p value of 0.131 are the relationship between family economic income and the incidence of stunting. The relationship between maternal education and the incidence of stunting with a p value of 0.003 based on the results of the chi-square value. Conclusion: There is no significant relationship between family economic income and the incidence of stunting, and there is a significant relationship between maternal education and the incidence of stunting.
Edukasi Terapi Non Konvensional dalam Penggunaan Kompres Daun Kubis untuk Mengatasi Bendungan ASI Titin Apriyani; Vika Tri Zelharsandy
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 4 No 3 (2022): Jurnal Peduli Masyarakat: September 2022
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v4i3.176

Abstract

Bendungan ASI merupakan masalah yang sering terjadi pada awal postpartum, yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan sehingga menjadi salah satu hambatan dalam pemberian ASI eksklusif. Bendungan ASI sering kali diasosiasikan dengan terlambatnya, kurang seringnya menyusui, atau pengosongan payudara yang tidak efektif. Oleh karena itu, diperlukan metode yang efektif dalam mengatasi masalah ini. Intervensi untuk meringankan gejala pembengkakan payudara sangat dibutuhkan. Beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi pembengkakan payudara yaitu secara farmakologis maupun non farmakologis. Kompres daun kubis merupakan salah satu penanganan secara non farmakologis yang dapat digunakan sebagai upaya mengurangi bengkak payudara. Strategi untuk mengurangi pembengkakan payudara secara non konvensional dapat dilakukan dengan perawatan payudara tradisional (kompres dapat dikombinasikan dengan pijatan). Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk membantu memberikan edukasi kepada ibu nifas dalam mengatasi bendungan payudara. Kompres dingin daun kubis dapat memberi pengaruh dalam penurunan intensitas dan pembengkakan pada payudara, karena kandungan daun kubis adalah sinigrin (allylisothiocyanate) rapine, mustardoil, magnesium, oxylate, sulfur dan memiliki sifat antibiotik, anti-iritasi, dan anti inflamasi. Kandungan pada daun kubis dapat membantu meningkatkan aliran darah ke daerah pembengkakan,dan memperluas jaringan-jaringan kapiler sehingga memiliki khasiat yang bisa digunakan untuk meminimalisir terjadinya radang dan bengkak pada payudara sehingga mempengaruhi kelancaran air susu. Pengabdian masyarakat ini dilakukan di PMB Nurachmi di bulan September 2022 pada ibu postpartum. Persiapan pada pengabdian masyarakat ini yaitu mendiskusikan atau mempersiapkan materi yang akan disosialisasikan kepada ibu postpartum. kemudian membuat spanduk yang mempermudah proses sosialisasi. Kompres dingin daun kubis terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri payudara. Kandungan daun kubis terdapat sulfur dan sifat antibiotik yang dapat menurunkan nyeri akibat pembengkakan payudara dan mengurangi peradangan pada payudara. Saran sebaiknya Ibu nifas lebih memanfaatkan bahan-bahan alami untuk pecegahan bendungan payudara sehingga dapat diatasi.
Sosialisasi Penggunaan Herbal Steambath dan Massage pada Ibu Postpartum terhadap Kejadian Postpartum Blues Vika Tri Zelharsandy; Titin Apriyani
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 4 No 4 (2022): Jurnal Peduli Masyarakat: Desember 2022
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v4i4.1332

Abstract

Melahirkan adalah momen yang membahagiakan, tetapi ada beberapa kasus dapat menjadi menakutkan, hal ini disebabkan wanita yang melahirkan sering mengalami perasaan sedih dan takut sehingga mempengaruhi emosional dan sensitifitas ibu yang dikenal dengan istilah postpartum blues. Pelayanan kebidanan non konvensional merupakan bagian dari penerapan pengobatan komplementer dan alternatif dalam pelayanan kebidanan. Pelayanan kebidanan non konvensional merupakan pilihan bagi bidan maupun perempuan untuk mengurangi intervensi medis saat hamil dan melahirkan serta masa nifas, dan berdasarkan pengalaman hal tersebut cukup membantu. Pemanfaatan terapi ini dalam bidang kebidanan harus dibuktikan keamanannya dengan penelitian. Meskipun pengobatan tradisional/ komplementer relatif lebih aman namun bukan berarti tidak menimbulkan risiko, untuk itu ibu harus memiliki pengetahuan yang mumpuni tentang pemanfaatan terapi komplementer yang aman selama nifas. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu nifas terkait kasus postpartum blues dan penggunaan terapi herbal steambath dan massage ibu nifas untuk meningkatkan kesehatan terutama psikologi. Kegiatan ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu menjalin hubungan, memberikan proposal dan menentukan jadwal kegiatan, kemudian, akan ada evaluasi proses dari kegiatan pengabdian masyarakat yaitu sesi tanya jawab. Sosialisasi kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan praktik, serta dilengkapi dengan peralatan seperti sauna portable yang digunakan saat melakukan herbal steambath.
The EFFECT OF GIVING FE TABLETS ON THE INCIDENCE OF ANEMIA IN POSTPARTUM MOTHERS AT PMB RUSMINA BANYUASIN Vika Tri Zelharsandy; Marchatus Soleha
Jurnal Kesehatan Abdurrahman Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Abdurahman
Publisher : STIKES Abdurahman. Pusat Informasi dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.857 KB) | DOI: 10.55045/jkab.v12i1.159

Abstract

Anemia adalah masalah yang sering dialami oleh ibu nifas. Pada masa nifas, terjadi kehilangan darah yang menyebabkan jumlah hemoglobin di dalam tubuh menurun, sehingga menyebabkan sel-sel tubuh tidak cukup mendapatkan pasokan oksigen. Hal tersebut meyebabkan penurunan kualitas hidup, penurunan kemampuan kognitif, ketidakstabilan emosi, serta depresi pada ibu nifas Di PMB Rusmina Banyuasin Tahun 2022 didapatkan ibu hamil dengan kadar HB 8,2 gr% sebanyak 50 orang. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pemberian tablet FE pada ibu nifas. Desain penelitian menggunakan matching pretest-post test control group design. Penelitian ini menggunakan data kohort dari ibu hamil di PMB Rusmina yang melahirkan pada bulan Desember 2022. Sampelnya ibu nifas pada bulan Desember – Januari 2023 yang datang di PMB Rusmina. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pada responden perlakuan mempunyai usia reproduksi 30 (83,3%), sebagian berpendidikan (SD dan SMP) 28 (77.8%) dan berpenghasilan sesuai UMK 22 (61.1%) sedangkan pada responden control untuk usia reproduksi25 (69%), berpendidikan (SD dan SMP) 31 (86%) dan berpenghasilan sesuai UMK 15 (41.7%).Pada analisis bivariate dengan uji kolmogorov-smirnov didapatkan p> 0.00 pada perlakuan dan kontrol. Disimpulkan bahwa diberikan dan tidak diberikan tablet FE pada ibu nifas didapatkan hasil sama berpengaruh dalam peningkatan kadar HB.Disarankansetiap ibu nifas meminum tablet FE supaya tidak terjadi anemia dan memberikan ASI pada bayinya dengan maksimal.
Analisis Pengaruh Waktu Pengeluaran Kolostrum Terhadap Kejadian Ikterus Fisiologis Pada Bayi Baru Lahir Marchatus Soleha; Vivi Dwi Putri; Vika Tri Zelharsandy
Lentera Perawat Vol. 4 No. 2 (2023): Lentera Perawat
Publisher : LPPM STIKES Al-Ma'arif Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52235/lp.v4i2.225

Abstract

Dari masalah yang sering timbul pada bayi baru lahir adalah ikterus fisiologis bayi yang tidak menyusu atau tidak diberi ASI akan mengalami dehidrasi. Kolostrum merupakan cairan susu yang pertama kali berwarna keemasan, kental dan lengket yang disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama, hari ketiga atau hari keempat dan dihasilkan dalam 24-36 jam pertama setelah melahirkan oleh karena itu kolostrum sendiri mengandung protein yang tinggi, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur. Banyak sekali ibu-ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayinya karena faktor kurangnya petugas kesehatan didaerah-daerah terpencil, perubahan sosial-budaya, pengetahuan ibu yang kurang tentang pemberian kolostrum, faktor ASI yang belum keluar dan payudara ibu yang kecil sehingga tidak menghasilkan kolostrum yang cukup. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh waktu pengeluaran kolostrum terhadap kejadian ikterus fisiologis pada bayi baru lahir. Dengan menggunakan metode studi literatur maka dilakukan analisis terhadap hasil penelusuran 12 jurnal dan artikel dengan tinjauan teori (e-book). Penelitian ini mengungkapkan bahwa waktu pemberian kolostrum yang paling efektif yaitu 1-24 jam pertama, kejadian ikterus fisiologis yang sering timbul pada 2-3 hari kelahiran, dan waktu pemberian kolostrum yang tepat sangat berpengaruh terhadap bayi baru lahir