Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kualitas Audit dan Manajemen Laba Berbasis Operasional Muhammad Agung Prabowo; Santoso Tri Hananto; Christiyaningsih Budiwati; Hanung Triatmoko; Anis Widjajanto
Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : Accounting Study Program, Faculty Economics and Business, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.051 KB) | DOI: 10.20961/jab.v20i2.570

Abstract

This paper investigates the effect of audit quality on real earnings management. Audit quality refers to the size of the audit office. Conceptual framework borrows from agency theory positing that earnings management reflects managerial opportunistic behavior to influence the contractual outcome imposed by stakeholders. The size of the auditors’ office represents available resources within the firm that eventually enables the auditor to maintain independence and to invests in auditing techno logy that results in higher technical competence. The hypothesis predicts that auditor size negatively affects real earnings management. The sample consists of firms engaging in manufacturing operations listed in Bursa Efek Indonesia, which meetspecific requirements. In contrast with a hypothesis, the analysis reveals that auditor size is positively related to real earnings management. the results hold after controlling for self-selection bias. The paper conjectures that deep-pocket insurance might dominate audit quality in that relationship. Several caveats are in place that require due care in interpreting the results. Penelitian ini menguji pengaruh kualitas audit, dengan menggunakan ukuran auditor sebagai surogasi, terhadap manajemen laba berbasis operasi riil. Rerangka konseptual mengacu pada teori keagenan yang mengklaim bahwa manajemen laba merupakan tindakan opportunistik manajemen untuk mempengaruhi keputusan pemangku kepentingan. Ukuran auditor berasosiasi dengan ketersediaan sumber daya yang memungkinkan auditor mempertahankan independensi dan meningkatkan kompetensi teknis pengauditan. Hipotesa memprediksi bahwa ukuran kantor auditor berpengaruh secara negatif terhadap manajemen laba. Sampel terdiri dari perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dengan kriteria tertentu. Sumber data adalah laporan tahunan perusahaan. berlawanan dengan prediksi awal, hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran auditor berpengaruh secara postif terhadap manajemen laba. Hasil tersebut robust terhadap isu self-selection bias. Penjelasan yang mungkin dari hasil tersebut adalah deep-pocket insurance lebih mendominasi daripada isu kualitas audit. Penelitian ini mengandung beberapa kelemahan dan oleh karean tiu diperlukan kecermatan dalam mengintepretasikan hasil penelitian
Membangun Integritas Sejak Dini: Pendidikan Antikorupsi untuk Guru SMA melalui Integrasi Ekonomi, Karakter, dan Teknologi: Penelitian Khresna Bayu Sangka; Agung Nur Probohudono; Nurmadi Harsa Sumarta; Anis Widjajanto; Estetika Mutiaranisa Kurniawati; Nur Chayati; Ramadzan Defitri Pratama
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 1 (Juli 2025 -
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i1.1980

Abstract

Pendidikan anti korupsi merupakan pendekatan strategis dalam membangun karakter dan integritas generasi muda sejak jenjang sekolah menengah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru SMA mengenai konsep dan implementasi pendidikan antikorupsi melalui kegiatan sosialisasi interaktif. Metode yang digunakan adalah desain one-group pretest-posttest dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Peserta kegiatan adalah guru SMA di wilayah Surakarta yang mengikuti pelatihan yang melibatkan ceramah interaktif, studi kasus, dan pemanfaatan teknologi seperti chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) sebagai media evaluasi. Hasil pre-test menunjukkan bahwa sebagian besar guru berada pada kategori belum memahami atau kurang memahami. Setelah kegiatan, terjadi peningkatan signifikan: kategori “sangat memahami” naik dari 10% menjadi 53%, sementara kategori “tidak memahami” turun dari 33% menjadi 7%. Temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan edukatif yang disertai teknologi dan diskusi etis dapat mendorong pemahaman yang lebih baik. Kegiatan ini memperkuat urgensi penguatan kapasitas guru sebagai agen pembentukan nilai, sejalan dengan tujuan Indonesia Emas 2045 dan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 16 tentang institusi yang adil dan berintegritas.